Anda di halaman 1dari 18

Gangguan pencernaan

Pengaruh Faktor Stress terhadap Gangguan Pencernaan

Berdasarkan pengamatan subyektif di produksi pestisida, industri pesitida ini belum menerapkan sistem

Reward untuk pekerja yang telah melaksanakan lembur demi mencapai target perusahaan. Pekerjaan di
bagian

produksi pestisida merupakan pekerjaan yang konstan, minimnya sistem otomasi sehingga pekerjaan

menggunakan tenaga manusia, dalam kasus ini pekerja akan melakukan pekerjaan yang repetitif (seperti
contohnya

membungkus bahan yang telah diolah ke dalam bungkus produk) selama jam kerja berlangsung, pekerja
hanya

duduk dalam periode lama dan tidak diperbolehkan keluar untuk melakukan kegiatan yang tidak
berhubungan

dengan pekerjaan yang telah ditugaskan (meliputi kegiatan istirahat sesaat). Akibat lain dari minimnya
sistem

otomasi, pekerja produksi sering kali harus membawa beban berat (karena tidak semua memiliki SIO
untuk forklift

dan keterbatasan forklift yang dimiliki) Selain itu terdapat juga ruang kebugaran untuk pekerja, namun
pekerja
sangat jarang memakai ruang olahraga tersebut. Menurut Kahn (1987) mengelompokkan 8 kategori
pekerjaan

yang berhubungan dengan stress. Salah satunya ialah pekerjaan yang dilakukan dengan duduk untuk
periode yang

lama, bersifat repetitif dan pekerjaan yang kurang memiliki sistem otomasi. Dibuktikan dari penelitian
Konturek

pada tahun 2011 yang menyimpulkan bahwa pekerja yang terpapar stress merupakan salah satu faktor
utama dalam

patogenesis atau berkembangnya beberapa penyakit yang terjadi sekitar organ pencernaan.

Pengaruh Faktor Depresi terhadap Gangguan Pencernaan

Berdasarkan pengamatan subyektif yang telah dilakukan di produksi, pekerja mengalami beberapa gejala

seperti tidak semangat hidup, putus asa, selalu berada dalam keadaan gelisah, dan kecenderungan untuk
tidak

melakukan apapun.

Dijelaskan dalam artikel yang direview oleh Huerta-Franco, bahwa tukak lambung teridentifikasi sebagai

penyakit kronis yang sering dialami oleh manusia yang memasuki era pekerjaan. Pekerja memiliki
kombinasi atau
pola kepribadian contohnya depresi, cemas dan stress. Pola kepribadian tersebut merupakan emosi yang
negatif,

tetapi sangat berhubungan dengan perubahan pada saluran pencernaan secara signifikan. Penyakit yang
terkait

dengan perubahan suasana hati (cemas dan depresi) adalah dispepsia dan iritasi usus besar (Malley,
2011).

Pengaruh Faktor Cemas terhadap Gangguan Pencernaan

Berdasarkan pengamatan subyektif di produksi, adanya status pekerja yang belum sejahtera meski
memiliki

masa kerja yang cukup panjang, dan munculnya gejala gejala cemas seperti mudah lelah, mudah panik
dan mudah

merasa takut. Belum berlakunya sistem reward dan terdapatnya sistem kejar target oleh perusahaan,
pekerja

menjadi terstimulasi memunculkan gejala gejala cemas.

Dijelaskan dalam artikel yang direview oleh Huerta-Franco pada tahun 2012, bahwa tukak lambung

teridentifikasi sebagai penyakit kronis yang sering dialami oleh manusia yang memasuki era pekerjaan.
Pekerja

memiliki kombinasi atau pola kepribadian contohnya depresi, cemas dan stress. Pola kepribadian
tersebut
merupakan emosi yang negatif, tetapi sangat berhubungan dengan perubahan pada saluran pencernaan
secara

signifikan.

Pengaruh Faktor Pola Makan terhadap Gangguan Pencernaan

Setiap shift terdapat 1 jam istirahat. Dan tidak menyediakan fasilitas khusus untuk konsumsi para
pekerja,

sehingga pekerja bisa bebas beraktivitas pada saat jam istirahat. Gambaran yang terjadi saat jam
istirahat, pekerja

tidak membawa bekal makanan sendiri, ada juga yang tidak makan pada saat istirahat dan ada juga yang
keluar

pabrik untuk membeli makanan diluar. Hal ini menjadikan perusahaan tidak dapat memperhatikan pola
makan

pekerja. Ditemukan juga beberapa pekerja yang merupakan perokok aktif dan gemar mengkonsumsi
minuman

berkarbonasi, kafein serta makanan atau minuman yang berlemak tinggi.

Didalam penelitian lain, Elta et al (1990) melaporkan bahwa kopi adalah prevalensi pemicu mulas dengan
bukti

jumlah penderita dispepsia 53% dari populasi (P = 0.003). Penelitian serupa telah dilakukan di Brazil,
penderita
gejala dispepsia (ulu hati terbakar dan rasa kenyang sebelum makan) berjumlah 44% dari populasi akibat

mengkonsumsi susu (minuman berlemak). Penjelasan mengenai susu bisa menjadi sebab dispepsia
adalah tidak

terjadi penyerapan laktosa secara sempurna pada penderita.

Pengaruh Faktor Kolinesterase Terhadap Gangguan Pencernaan

Kurang kesadarannya pekerja dalam menggunakan APD pada saat di perusahaan pestisida dapat
meningkatkan

risiko pajanan saat berhadapan dengan zat kimia yang dihasilkan oleh industri pestisida. Pekerja tidak

diperbolehkan keluar untuk melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan yang telah
ditugaskan

sehingga tingkat pajanan pekerja meningkat. Pada penelitian ini kelelahan tidak berpengaruh terhadap
gangguan

pencernaan.

Pengaruh Faktor Kelelahan Terhadap Gangguan Pencernaan

Terdapat 3 shift jadwal kerja, shift 1 yang dijadwalkan pada jam 7.30 – 15.30, shift 2 yang dijadwalkan
pada
15.30 – 23.30 dan shift 3 yang dijadwalkan pada jam 23.30 – 07.30. Disamping shift kerja yang tetap
berjalan

terdapat sistem kejar target yang mengakibatkan para pekerja harus lembur pada waktu tertentu hingga
target

tercapai. Selain itu, dapat ditemukan pekerja yang secara kontinyu bekerja dari shift 3 lanjut menuju shift
1.

Menurut Schultz (1982) shift kerja malam lebih berpengaruh negatif terhadap kondisi pekerja dibanding
shift

pagi, karena pola siklus hidup manusia pada malam hari umumnya digunakan untuk istirahat. Namun
karena

bekerja pada shift malam maka tubuh dipaksa untuk mengikutinya. Hal ini relatif cenderung
mengakibatkan

terjadinya kesalahan kerja, kecelakaan dan absentism.

Pengaruh Faktor Penggunaan APD Terhadap Gangguan Pencernaan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, APD disediakan oleh perusahaan, tetapi pekerja tidak
selalu

memakai APD sesuai dengan SOP yang telah diterapkan, kurangnya pengawas untuk mengingatkan
pekerja yang
tidak memakai APD juga tidak ada. Dalam kasus ini kesadaran pekerja dalam memakai APD sangat
kurang.

Penyakit dan gangguan sistem pencernaan yang paling umum

1. Diare

cara mengatasi diare

Diare adalah penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh keracunan makanan (kontaminasi bakteri),
alergi makanan tertentu, atau makan sesuatu di saat yang tidak tepat (misalnya, makan pedas saat perut
kosong).

Diare merupakan gangguan sistem pencernaan yang paling sering terjadi pada banyak orang. Mulai dari
anak-anak sampai lansia pasti pernah diare minimal sekali seumur hidup.

Anda dikatakan mengalami diare saat frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali per hari dengan
tekstur feses yang encer. Gejala diare juga dapat disertai dengan:

Rasa ingin segera BAB

Muntah

Mual

Sakit perut melilit, atau perut terasa tidak nyaman

Diare merupakan penyakit umum yang mudah dibati. Namun, kondisi Anda bisa makin parah bila diare
tidak ditangani dengan baik.

Diare yang parah dapat mengakibatkan demam, turunnya berat badan, dan feses berdarah. Diare parah
juga dapat menyebabkan Anda mengalami dehidrasi dan kehilangan nutrisi.

2. Sembelit
minum obat pencahar saat sembelit

Frekuensi buang air besar setiap orang berbeda-beda. Ada yang bisa satu kali sehari atau hanya satu kali
dalam seminggu. Ini cemderung masih normal.

Anda bisa dikatakan sembelit (konstipasi) apabila frekuensi BAB tiba-tiba lebih jarang atau lebih sulit dari
biasanya. Orang awam mungkin lebih kenal dengan sebutan susah buang air besar atau susah BAB.

Sembelit dapat disebabkan oleh perubahan pola atau asupan nutrisi yang Anda makan. Beberapa faktor
penyebab sembelit kemungkinan adalah beberapa hal berikut:

Kebanyakan minum susu

Kurang makan serat

Tidak aktif bergerak

Kurang minum air

Sedang menggunakan obat antasida yang mengandung kalsium atau aluminium

Sedang stres

Sembelit bukan termasuk gangguan sistem pencernaan yang serius, tetapi Anda pasti merasa tidak
nyaman.

Sembelit dapat dicegah dan diobati dengan makan makanan berserat seperti pepaya atau sayuran hijau,
minum air mineral yang banyak, dan berolahraga.

3. Ambeien

penyebab wasir
Ambeien atau wasir, alias hemoroid dalam istilah medis, adalah peradangan dan pembengkakan pada
pembuluh darah di lubang anus Anda.

Beberapa penyebab dari wasir adalah sembelit atau diare yang sangat parah karena harus mengejan
terlalu keras dan lama, serta kurang makan berserat.

Adanya darah yang keluar saat Anda buang air besar dapat menjadi tanda bahwa Anda punya ambeien.

Ambeien bisa menyebabkan rasa sakit saat buang air besar sehingga Anda takut untuk buang air besar.
Namun, menahan BAB justru bisa membuat wasir Anda tambah parah.

Hal yang dapat Anda lakukan untuk menangani gangguan sistem pencernaan ini adalah dengan makan
banyak serat, minum air yang banyak, dan berolahraga.

Beberapa obat wasir nonresep di apotek juga dapat membantu Anda mengempiskan bengkak wasir, tapi
tetap harus diimbangi dengan makan banyak serat.

4. Gastritis

spasminal obat apa

Gastritis adalah kondisi peradangan dan iritasi yang menyebabkan pengikisan lapisan dinding lambung
akibat kelebihan asam lambung.

Muntah kronis, stres, atau penggunaan obat antiradang jangka panjang dapat memicu penyakit
pencernaan ini. Infeksi bakteri H. Pylori dan virus juga dapat menyebabkan gastritis.

Gejala dari gastritis pada umumnya adalah mual, muntah, perut kembung, sakit perut, kurang nafsu
makan, dan perut terasa terbakar di antara waktu makan atau pada malam hari.
Untuk mengobati gangguan sistem pencernaan ini, dokter dapat meresepkan Anda obat yang
mengurangi produksi asam lambung. Antara lain:

Obat antasida.

Obat Antihistamine-2 (H2): famotidine, cimetidine, ranitidine, dan nizatidine.

Obat Pompa penghambat proton (PPI): omeprazole, esomeprazole, Iansoprazole, rabeprazole, dan
pantoprazole.

Jika gastritis spesifik disebabkan oleh infeksi H. pylori, dokter dapat meresepkan antibiotik untuk
membunuh bakteri dan agar gastritis tidak menyebabkan komplikasi.

5. Radang usus buntu

Rebamipide adalah obat

Radang usus buntu atau apendisitis adalah penyakit pencernaan yang ditandai dengan peradangan pada
appendix atau usus buntu. Hal ini bisa disebabkan karena usus buntu tersumbat oleh tinja, benda asing,
kanker, atau karena infeksi.

Gejala dari gangguan sistem pencernaan ini meliputi:

Nyeri di dekat pusar

Mual

Muntah

Demam

Susah kentut

Nyeri saat kencing

Perut kram

Tidak nafsu makan


Untuk mengobati apendisitis diperlukan operasi untuk mengangkat usus buntu. Tanpa usus buntu, Anda
tidak akan mengalami masalah berarti.

Apendisitis yang dibiarkan justru berbahaya karena dapat pecah dan menyebabkan peritonitis, yaitu
infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum).

6. Divertikulitis

feminax adalah

Divertikula adalah kantong-kantong kecil yang dapat terbentuk di sepanjang saluran pencernaan.
Kantong-kantong ini paling sering ditemukan di usus besar. Ketika kantong meradang atau terinfeksi,
maka kondisi ini disebut sebagai divertikulitis.

Divertikulitis sering ditemukan terutama pada orang di atas usia 40 tahun dan jarang menimbulkan
keluhan.

Gejala dari penyakit pada pencernaan di usus besar ini adalah:

Perdarahan pada rektum

Demam

Sakit perut

Perut kembung

Diare atau sembelit

Muntah dan mual

Obesitas dan kurang makan serat dapat menjadi faktor risiko divertikulitis. Maka untuk mengatasi
gangguan sistem pencernaan divertukulosis Anda bisa mengonsumsi makanan berserat, obat-obatan
dokter seperti antibiotik, dan sumber probiotik.
Jika divertikulitis Anda menyebabkan komplikasi, Anda mungkin perlu perawatan tambahan.

7. Batu empedu

cara mengobati sakit perut setelah makan pedas

Batu empedu adalah penyakit pencernaan yang ditandai dengan pembentukan endapan keras seperti
batu di kandung empedu. Batu ini terbentuk dari kelebihan kolesterol atau zat sisa yang mengkristal saat
kantung empedu tidak kosong dengan baik.

Batu empedu mungkin memunculkan gejala nyeri di perut bagian kanan atas. Nyeri ini muncul saat batu
empedu menghalangi saluran yang menyambungkan kandung empedu dengan usus.

Batu empedu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti genetik, berat badan, masalah pada kandung
empedu, dan pola makan buruk.

Jika Anda obesitas, punya diabetes, mengonsumsi obat penurun kolesterol, atau terlalu cepat
menurunkan berat badan, Anda juga akan lebih berisiko mengalami batu empedu.

8. Jaundice

Jaundice atau biasa dikenal sebagai penyakit kuning adalah gangguan yang menyerang sistem
pencernaan di hati.

Gangguan proses pencernaan di hati (liver) dapat menyebabkan tubuh mengalami kelebihan zat
bilirubin. Bilirubin adalah sisa pecahan sel darah merah yang diproses oleh hati untuk disalurkan ke
sistem pencernaan dan dibuang bersama feses.
Apabila liver atau organ hati rusak, bilirubin bisa bocor masuk ke jaringan tubuh yang lain. Inilah yang
kadang menyebabkan kulit dan bagian putih mata penderita jaundice berwarna kekuningan.

Beberapa gejala lain jaundice selain kulit dan mata berwarna kuning adalah:

Feses berwarna kuning atau putih pucat

Urin berwarna gelap

Rasa gatal di seluruh badan

9. Irritable bowel syndrome (IBS)

irritable bowel syndrome

Irritable bowel syndrome atau biasa disingkat sebagai IBS adalah gangguan sistem pencernaan yang
menyerang usus besar. Tanda dan gejala dari penyakit pencernaan ini termasuk:

Kram

Sakit perut

Kembung

Diare

Sembelit

Penyebab IBS belum diketahui pasti. Kemungkinan gangguan sistem pencernaan ini disebabkan oleh
usus besar yang terlalu sensitif, atau masalah pada sistem kekebalan tubuh.

IBS umum dipicu oleh beberapa faktor berikut:

Kontraksi otot usus yang terlalu kuat dan lama sehingga menyebabkan gas, perut kembung, dan diare.

Kontraksi otot usus lemah sehingga memperlambat jalannya makanan di dalam usus dan menyebabkan
feses kering dan mengeras.
Peradangan di usus

Kelainan sistem saraf di sistem pencernaan dapat disebabkan karena koordinasi penyampaian sinyal yang
buruk antara otak dan usus. Alhasil, sistem pencernaan jadi bereaksi berlebihan dan mengakibatkan
beberapa gejala IBS seperti perut kembung atau sembelit.

Untung mengatasi IBS, Anda harus dapat mengendalikan gejalanya. Caranya dengan mengatur pola
makan, gaya hidup, dan menghindari stres. IBS adalah kondisi kronis yang harus Anda kelola untuk
jangka panjang.

10. Intoleransi laktosa

minum susu setelah minum obat

Intoleransi laktosa adalah gangguan sistem pencernaan yang terjadi ketika tubuh tidak mampu memecah
gula alami yang disebut sebagai laktosa. Laktosa dapat ditemukan di makanan dan minuman yang
mengandung susu, seperti yogurt dan susu.

Seseorang tidak toleran terhadap laktosa ketika usus kecilnya tidak mampu membuat enzim laktase yang
cukup untuk mencerna dan memecah laktosa.

Ketika penyakit pencernaan ini terjadi, laktosa yang tidak bisa dicerna akan masuk ke usus besar. Bakteri
di usus besar akan berinteraksi dengan laktosa sehingga menyebabkan gejala seperti kembung dan diare.

11. Dispepsia (maag)

sakit perut saat flu

Dispepsia adalah gangguan sistem pencernaan yang gejala umumnya berupa nyeri pada lambung dan
sakit ulu hati. Orang awam lebih akrab menyebut kondisi ini dengan istilah maag.

Maag atau dispepsia itu sendiri bukan penyakit, melainkan sekumpulan gejala gangguan pencernaan.
Gaya hidup dan pola makan yang buruk, obat-obatan, hingga masalah kesehatan tertentu dapat
menyebabkan kondisi ini.
Gejala maag atau dispepsia antara lain:

Kembung

Mual

Bersendawa

Dada bawah atau perut bagian atas rasanya tidak nyaman

Gejala ini umumnya terjadi setelah makan atau minum sesuatu. Dispepsia dapat menyebabkan perut
terasa penuh dan kembung atau tidak nyaman walaupun Anda tidak baru saja makan banyak. Anda juga
dapat mengalami beberapa gejala yang bersamaan.

Untuk mengatasi maag, dokter dapat memberikan beberapa resep obat, anjuran makanan yang sesuai
dengan kondisi pencernaan Anda, dan juga terapi psikologis.

12. Penyakit hati

penyakit hati (liver) hepatitis sirosis

Organ liver atau hati berfungsi penting untuk mencerna makanan dan membersihkan tubuh Anda dari
zat beracun.

Penyakit yang menyerang sistem pencernaan hati dapat disebabkan karena keturunan atau genetik.
Selain itu, virus dan konsumsi alkohol berlebih juga dapat menjadi faktor penyebabnya.

Tanda dan gejala penyakit hati antara lain:

Kulit dan mata yang tampak kekuningan (akibat jaundice)

Perut terasa nyeri dan bengkak


Bengkak di kaki dan pergelangan kaki

Kulit gatal

Warna urin gelap

Warna tinja pucat, menghitam, atau terkontaminasi darah

Mengalami kelelahan kronis

Mual atau muntah

Kehilangan selera makan

Cenderung mudah memar

Seiring berjalannya waktu, gangguan pada sistem pencernaan liver dapat menyebabkan luka dan
jaringan parut (sirosis hati).

Sakit liver merupakan kondisi yang dapat mengancam jiwa. Kondisi ini dapat menyebabkan gagal fungsi
hati jika tidak ditangani.

13. Pankreatitis

penyakit dismenore

Pankreatitis adalah penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh peradangan pada pankreas.

Pankreatitis dapat muncul tiba-tiba dan sembuh dalam jangka pendek (pankreatitis akut) atau
berlangsung lama yang dapat makin memburuk (pankreatitis kronis). Pankreatitis kronis dapat
menyebabkan kerusakan parah pada pankreas.

Penyebab pankreatitis bisa karena adanya batu empedu, sering minum minuman beralkohol,
mengonsumsi obat yang merusak pankreas dan kelainan genetik.

Gejala pankreatitis dapat meliputi:


Rasa sakit di perut bagian atas yang dapat menyebar ke punggung

Mual dan muntah

Demam

Denyut nadi cepat

Berat badan menurun drastis

Untuk mengobati pankreatitis, umumnya Anda harus ke dokter. Nantinya dokter akan melakukan
perawatan melalui cairan infus atau intravena (IV), obat penghilang rasa sakit, dan obat-obatan lainnya.
Operasi pankreas juga diperlukan apabila terjadi komplikasi.

Jika Anda menderita penyakit pencernaan ini, dokter umumnya akan menyarankan Anda untuk tidak
mengonsumsi makanan berlemak dan alkohol yang dapat memperburuk kondisi pankreas.

14. Penyakit tukak lambung (ulkus peptikum)

maag saat puasa obat Omeprazole

Ulkus peptikum atau penyakit tukak lambung merupakan gangguan sistem pencernaan yang disebabkan
luka pada lapisan perut atau usus halus (duodenum).

Orang yang menggunakan obat pereda nyeri NSAID jangka panjang seperti aspirin dan ibuprofen, atau
terinfeksi bakteri H. pylori kemungkinan besar bisa berisiko terkena tukak lambung.

Gejala penyakit pencernaan ini dapat berupa:

Nyeri di bagian perut

Perut terasa panas

Mual
Muntah

Sendawa terus

Untuk mengatasi sakit tukak lambung, dokter dapat meresepkan obat antasida yang mudah ditebus di
apotek. Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat antibiotik apabila penyebabnya adalah infeksi
bakteri H. Pylori atau obat golongan Proton Pump Inhibitors (PPIs).

15. Kolitis ulserativa

tips mencegah maag kambuh obat maag sucralfate

Kolitis ulserativa adalah penyakit pencernaan yang terjadi dalam waktu lama (kronis)

Gangguan sistem pencernaan ini ditandai dengan adanya peradangan pada usus besar. Peradangan di
usus besar dapar menyebabkan iritasi, pembengkakan, dan luka yang disebut bisul pada lapisan dalam
usus besar.

Gejala kolitis ulserativa bisa ringan hingga berat. Berikut adalah gejala umumnya:

Sakit perut

Perut kram

Diare

Kembung

Nafsu makan berkurang

Lelah terus menerus

Kebanyakan orang mengalami gejala yang hilang-timbul, berminggu-minggu atau bahkan tahunan.

Namun, kolitis ulseratif yang tidak diatasi dengan baik dapat segera memburuk. Untuk mengatasi
penyakit pencernaan ini, dokter bisa memberikan obat-obatan seperti aminosalisilat, kortikosteroid,
imunomodulator. Operasi juga dibutuhkan bila radang usus besar ini menimbulkan komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai