BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan
hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel (Hidayat, 2009). Oksigen
dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan. Perawat seringkali
menemukan klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigennya.
Fungsi sistem pernapasan dan jantung adalah menyuplai kebutuhan oksigen
tubuh (Potter & Perry, 2008). Oksigen merupakan gas yang sangat vital
dalam kelangsungan hidup sel dari jaringan tubuh karena oksigen diperlukan
untuk proses metabolisme tubuh secara terus menerus. Oksigen diperoleh dari
atmosfer melalui proses bernapas (Tarwoto & Wartonah, 2010).
Oleh karena pentingnya oksigenasi, maka penulis tertarik untuk
mengangkat kasus dengan gangguan kebutuhan oksigenasi yang sangat
mempengaruhi dan berperan penting dalam kebutuhan dasar manusia untuk
dapat hidup dengan layak dan nyaman.
B. Perumusan Masalah
Pasien dengan diagnosa medis PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis) akan
mengalami gangguan kebutuhan dasar manusia yang akan mempengaruhi
proses penyembuhan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka rumusan masalah
pada makalah ini adalah bagaimana mengelola asuhan keperawatan dengan
diagnosa medis PPOK di Ruang Melati RSU SANTA MARIA CILACAP ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum Tujuan umum dari laporan kasus ini adalah untuk
memperoleh pengalaman nyata, mengidentifikasi dan merencanakan
2
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam
pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah kebutuhan dasar oksigenasi.
2. Manfaat Praktis
a. Praktik Pelayanan Keperawatan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan
dan strategi bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan masalah kebutuhan dasar oksigenasi.
3
b. Pendidikan Keperawatan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah kebutuhan dasar oksigenasi yang dapat digunakan
sebagai pedoman bagi praktik mahasiswa keperawatan.
c. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran
dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personal dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan
dasar oksigenasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Definisi Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika).Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan O2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup berbahaya terhadap aktifitas sel (Wahit Iqbal
Mubarak, 2009).
4
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dari
proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup
O2 setiap kali bernapas (Lyndon Saputra, 2013). Oksigenasi adalah
memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan
saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2)
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
a. Hidung
1) Terdiri atas bagian eksternal dan internal
2) Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang
hidung dan kartilago
3) Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang
dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi
vertikal yang sempit, yang disebut septum
4) Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat
banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung
5) Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan
dari paru-paru
6) Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan
melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke
dalam paru-paru
b. Faring
1) Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring
2) Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral
(orofaring), dan laring (laringofaring)
5
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
10
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
A. Riwayat Keperawatan
a. Masalah pernafasan yang pernah dialami
a) Pernah mengalami perubahan pola pernafasan ?
b) Pernah mengalami batuk dengan sputum ?
c) Pernah mengalami nyeri dada ?
d) Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejal-gejala
diatas ?
B. Riwayat penyakit pernafasan
a. Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TB, dll ?
11
g. Hipoksemia
h. Tingkat kedalaman irama pernafasan abnormal
Kemungkinan penyebab :
D.Rencana Keperawatan
Intervensi:
Intervensi:
a. Monitor kecepatan, kedalaman, dan kesulitan bernafas
Rasional : Mengetahui kecepatan, kedalaman dan kesulitan bernafas
b. Bantu klien untuk melakukan batuk efektif & napas dalam
Rasional : Meningkatkan gerakan sekret ke jalan napas, sehingga
mudah untuk dikeluarkan
c. Berikan tambahan oksigen masker/ oksigen nasal sesuai
indikasi
17
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan gangguan sesak nafas di
Ruang Melati RSU Santa Maria Cilacap pada tanggal 10 Juli 2018.
Pengkajian dilakukan oleh penulis pada tanggal 10 Juli 2018 pada Tn. B
dengan sesak nafas di Ruang Melati RSU Santa Maria Cilacap, setelah
dilakukan pengkajian selama 3 hari diperoleh data sebagai berikut :
18
1. Identitas
Pada data didapat bahwa nama klien adalah Tn. B, umur 64 tahun,
jenis kelamin laki-laki, alamat rumah Tegalreja, Cilacap, agama
Katolik, klien sudah menikah. Klien masuk rumah sakit pada tanggal
09 Juli 2018, dan dikaji oleh penulis pada 10 Juli 2018, diagnosa medis
PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis). Sumber informasi diperoleh
dari klien.
2. Riwayat Penyakit
Saat pengkajian dilakukan keluhan utama yang dirasakan klien
yaitu klien mengatakan sesak nafas. Klien mengatakan ada keluhan
tambahan yaitu sesak nafas meningkat ketika setelah pasien batuk..
Riwayat penyakit dahulu klien mengatakan pernah dirawat di RS
sebelumnya, klien mengatakan mempunyai riwayat asma. Riwayat
penyakit keluarga, klien mengatakan tidak mempunyai riwayat
penyakit keluarga.
3. Pola Fungsional Menurut Gordon
Pada pengkajian pola eliminasi didapatkan data bahwa sebelum
sakit BAB lancar 2x sehari, warna kuning, bentuk padat dan BAK
lancar 6x sehari, warna kuning, bau khas, selama sakit klien BAB 5x
sehari sekali berwarna kuning, dan BAK 7x sehari.
Pada pengkajian pola aktivitas didapatkan data bahwa sebelum
sakit semua aktivitas seperti makan / minum, mandi, toileting,
berpakaian, mobilitas ditempat tidur dan berpindah dilakukan secara
mandiri. Tetapi selama sakit sebagian besar aktivitas dibantu orang
lain ( keluarga atau perawat ) dan hanya mobilitas ditempat tidur yang
dapat dilakukan sendiri,
4. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik pada Tn. B didapatkan hasil kesadaran
compos metis, hasil tanda vital sign TD : 180/110 mmHg, Nadi : 88
x/menit, RR : 28 x/menit, Suhu 36oC, Berat badan : 70 kg, Tinggi
Badan : 160 cm.
19
5. Program Terapi
Terapi yang diberikan saat pasien masuk rumah sakit yaitu infus
RL 20 tpm, Injeksi masuk Anbacim 2x1 gram, Syrup Lasal Exp 3x5
mL, Injeksi Methilprednisolon 4x62,5 mg, dan Nebulizer Combiven
4x2,5mg dalam sehari per 6 jam
6. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan penunjang Hematologi darah rutin didapatkan
hasil Hb 15 g/dL, Hematokrit 43%, Trombosit 224 103/µl, Leukosit
16200 mm³
B. Analisis Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
1. Analisis Data
20
RR= 28 x/menit
SpO2= 92%
N= 88x/menit
3. Ds : Pasien mengatakan sulit untuk tidur Gejala Terkait Gangguan Pola Tidur
karena merasakan sesak nafas Penyakit
2, Diagnosa Keperawatan
Frekuensi pernafasan 2 5
Irama Pernafasan 3 5
Kedalaman Inspirasi 2 5
Keterangan:
1. Sangat Terganggu
2. Banyak Terganggu
3. Cukup Terganggu
4. Sedikit Terganggu
5. Tidak Terganggu
Intervensi :
Tujuan :
22
Keterangan :
1.Sangat terganggu
2.Banyak terganggu
3.Cukup terganggu
4.Sedikit terganggu
5.Tidak terganggu
Intervensi :
c. Diagnosa Keperawatan 3
Tujuan :
23
Pola Tidur 3 5
Kualitas Tidur 2 5
Jam Tidur 3 5
Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
Intervensi :
2. Implementasi
Selasa, 10 Juli 2018
a. Diagnosa Keperawatan 1
1. Memonitor TD, Suhu, Nadi. (08:30 WIB)
Ds : -
Do : TD: 180/110 mmHg, N: 88x/mnt, RR: 21x/mnt, SpO2:
93%
24
c. Diagnosa Keperawatan 3
Do : Pasien kooperatif
26
a.Diagnosa Keperawatan 1
3. Evaluasi
Frekuensi pernafasan 2 5 3
Kedalaman Inspirasi 2 5 3
Irama pernafasan 3 5 3
P : lanjutkan intervensi:
b. Diagnosa Keperawatan 2
S : Pasien mengatakan tidak pernah tidur dengan posisi telungkup
O : Pasien tampak sedang melatih otot-otot persendian
A : Masalah intoleran aktifitas belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi :
28
Pola Tidur 3 5 4
Kualitas Tidur 2 5 4
Jam Tidur 3 5 4
P :Lanjutkan intervensi
O : SpO2= 94%,
Frekuensi Pernafasan 2 5 4
Irama Pernafasan 3 5 4
Kedalaman Inspirasi 2 5 4
b. Diagnosa Keperawatan 2
Kemudahan dalam 2 5 4
melakukan aktivitas
harian
Kemampuan berbicara 4 5 5
ketika melakukan
aktivitas
P : lanjutkan intervensi :
c. Diagnosa Keperawatan 3
Pola Tidur 3 5 5
30
Kualitas Tidur 2 5 5
Jam Tidur 3 5 5
P : Hentikan Intervensi
a.Diagnosa Keperawatan 1
O : SpO2= 94%,
Frekuensi Pernafasan 2 5 5
Irama Pernafasan 3 5 5
Kedalaman Inspirasi 2 5 5
P : Hntikan Intervensi
b.Diagnosa Keperawatan 2
P : Hentikan Intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Muttaqin tahun 2009 menjelaskan definisi pengkajian adalah salah satu
dari komponen proses keperawatan yang merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan pasien, meliputi usaha
pengumpulan data dan membuktikan data tentang status kesehatan seorang
pasien. Keahlian dalam melakukan observasi, komunikasi, wawancara, dan
pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses keperawatan.
Penulis dalam mendapatkan data dari pasien menggunakan teknik
pengumpulan data dengan wawancara dan studi pustaka. Dalam
pengumpulan data, penulis menggunakan pengkajian pola fungsional
Gordon. Alasan penulis menggunakan pola pengkajian fungsional menurut
Gordon adalah bahwa pola fungsional Gordon ini mempunyai aplikasi luas
untuk para perawat dengan latar belakang praktek yang beragam. Model pola
fungsional kesehatan terbentuk dari hubungan antara pasien dan lingkungan
dan dapat digunakan untuk perseorangan, keluarga dan komunitas. Setiap
pola merupakan suatu rangkaian perilaku yang membantu perawat
mengumpulkan, mengorganisasikan dan memilah-milah data (NANDA,
2012)
2. Diagnosa keperawatan yang tidak ditemukan pada kasus nyata tetapi ada
di konsep teori
a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk
membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk
mempertahankan bersihan jalan nafas (Nanda Internasional Diagnosis
Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi, 2015).
b) Gangguan pertukaran gas, adalah kelebihan atau kekurangan dalam
oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida di dalam membrane
kapiler alveoli (Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan: Definisi
dan Klasifikasi, 2015).
3. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus nyata tetapi tidak ada
di konsep teori
a) Intoleran aktifitas berhubungan dengan imobilisasi, adalah
ketidakcukupan energy secara fisiologis maupun psikologis untuk
meneruskan atau menyelesaikan aktifitas sehari-hari.(Nanda
Internasional Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi, 2015).
b) Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan gejala terkait penyakit
adalah merasa kurang terpenuhi kebutuhan istirahat sehari-hari (Nanda
Internasional Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi, 2015)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data saat dilakukan pengkajian pada pasien menggunakan pola
fungsional Gordon di peroleh data pasien mengalami sesak nafas dan sesak
nafas meningkat pada pasien meningkat setelah pasien batuk.
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan pada kasus pasien dengan
gangguan oksigenasi, ditemukan ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan hiperventilasi. Intervensi keperawatan yang dirumuskan untuk
diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus diantaranya posisikan untuk
34
B. Saran
1. Mahasiswa
Lebih termotivasi untuk mencari informasi atau menambah pengetahuan
dan wawasan dari buku atau tenaga kesehatan sehingga dapat mencegah
atau menangani gangguan oksigenasi ini.
2. Institusi Pendidikan
Perlu ditingkatkan pembelajaran pada mahasiswa Akper Serulingmas
tentang pembelajaran praktek yang sesuai dengan teori.
3. Rumah Sakit
Perlu adanya kerjasama antara ruangan dengan bagian tenaga kesehatan
yang lain untuk mengatasi masalah yang ada pada pasien.
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2.
Jakarta :SalembaMedika.
Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 3. Jakarta :Salemba Medika.
Asih, Niluh Gede Yasmin. 2008. Keperawatan Medikal Bedah Klien dengan
Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta :EGC Buku Kedokteran.