Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Sang pencipta alam
semesta beserta isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah suatu bentuk
tanggung jawab penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT. Sehingga sangat wajar jika dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik
dan saran dalam upaya evaluasi diri.
Di samping masih banyaknya ketidak sempurnaan penulisan dan
penyusunan makalah. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan hikmah serta dapat menambah dan memperkaya wawasan ilmu
pengetahuan bagi penulis, dan pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………...,,,,,,,,…………………......1
1.1 Latar Belakang……….…………………………………………….…….…..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………….………………….......1
1.3 Tujuan……………………………………………...…………………….......1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem Saraf……………………………………………...………….2
2.2 Pembagian Sistem Saraf……………………………………………………...2
2.3 Jaringan Saraf……………………………………………………………...…7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui struktur syaraf dan bagian-bagiannya
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Sistem saraf pusat (SSP):
1) Otak
Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada orang dewasa sudah
tidak dapat lagi membesar, sehingga bila terjadi penambahan komponen
rongga kepala akan meningkatkan tekanan intra cranial.
Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar, yakni
belahan kiri dan belahan kanan. Oleh karena terjadi pindah silang pada tali
spinal, belahan otak kiri mengendalikan sistem bagian kanan tubuh,
sebaliknya belahan kanan mengendalikan sistem bagian kiri tubuh. Tali
spinal (sumsum tulang belakang) merupakan tali putih kemilau yang berasal
dari dasar otak hingga tulang belakang.
Korteks serebri atau substansia grisea dari serebrum mempunyai
banyak lipatan yang disebut giri (tunggal girus). Beberapa daerah tertentu
dari korteks serebri telah diketahui memiliki fungsi spesifik. Pada tahun
1909, Korbinian brodmann, seorang ahlu neurologis Jerman membagi
korteks serebri menjadi 47 area. Telah dilakukan banyak upaya untuk
menjelaskan berbagai makna fungsional tertentu dari area-area tersebut,
tetapi dalam banyak keadaan ternyata fungsi spesifik area-area nini saling
tumpang tindih. Kendatipun memiliki keterbatasan, pera Brodmann tetap
merupakan petunjuk umum yang sangat berguna bagi pembahasan fungsi-
fungsi korteks.
Selaput otak :
1. Durameter
2. Arakhnoid
3. Piameter
Bagian-bagian otak :
1. Medulla oblongata
Merupakan pusat refeleks pada jantung, pernafasan, bersin/batuk,
menelan, dan pengeluaran air liur dan muntah
2. Pons
Sebagai penghubung antara hemisfer serebri, serebelum dan
mensensepalon dan penghubung kortikosereberalis, yaitu menghubungkan
antara hemisfer serebri dengan serebelum
3
3. Mensefalon
Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di
dalam otak tengah terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur
gerak bola mata dan kolikulus inferior yang mengatur pendengaran. Otak
tengah berfungsi menyampaikan impuls antara otak depan dan otak
belakang, kemudian antara otak depan dan mata.
Mensefalon merupakan bagian pendek batang otak yang terletak di atas
spons, yang terbagi atas dua bagian,
yaitu :
Bagian anterior
Bagian posterior
Bagian ini bercabang mejadi dua lagi, yaitu : Kolikulus inferior dan
kolikulus superior. Kolikulus superior mengurusi masalah penglihatan
dan koordinasi gerakan penglihatan
4. Serebelum
Sebagai pusat reflek yang berfungsi memepertahankan keseimbangan dan
sikap badan. Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan
otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada
rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang
normal tidak mungkin dilaksanakan.
5. Diensepalon
Terdiri atas 4 bagian, yaitu :
(bagian antara depan-belakang). Pada bagian kepala manusia, lobus
1) Talamus
Merupakan stasiun penerima yang penting dalam otak dan
pengintegrasian
2) Hipotalamus
Merupakan pusat pengatur susunan saraf otonom
3) Subtalamus
Belum diketahui fungsinya secara jelas
4) Epitalamus
Mempunyai peran sebagai :
1. Pendorong emosi dasar seseorang
2. Integrasi informasi olfaktorius
3. Pengaturan sirkadian tubuh
4. Penghambat hormone gonad
6. Sistem limbic
Berfungsi dalam hal yang berkaitan dengan pengalaman, ekspresi kejiawaan
dan emosi serta ingatan
7. Serebrum
Otak depan manusia terbagi atas empat lobus (bagian), meliputi lobus
frontalis (bagian depan), lobus temporalis (bagian samping), lobus
oksipitalis (bagian belakang), dan lobus parietalis frontalis berada pada
4
bagian dahi; lobus temporalis berada pada bagian pelipis; lobus oksipitalis
berada pada bagian belakang kepala; dan lobus parietalis berada pada bagian
ubun-ubun.
Lobus-lobus ini memiliki fungsi yang beragam. Lobus frontalis
berfungsi sebagai pusat berpikir; lobus temporalis sebagai pusat
pendengaran dan berbahasa; lobus oksipitalis sebagai pusat penglihatan; dan
lobus parietalis sebagai pusat sentuhan dan gerakan.
Otak depan juga mencakup bagian-bagian yang lain, seperti
talamus, hipotalamus, kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal.Sebelum
diterima area sensorik serebrum, semua rangsangan akan diproses terlebih
dahulu oleh talamus. Hanya rangsangan penciuman saja yang tidak diterima
oleh talamus tersebut. Sedangkan fungsi talamus yang lain misalnya
mengatur suhu dan kandungan air dalam darah, kemudian juga
mengkoordinasi aktivitas yang terkait emosi.
Hipotalamus merupakan bagian yang berfungsi mengatur suhu
tubuh, selera makan, dan tingkah laku. Selain itu, hipotalamus juga
mengontrol kelenjar pituitari, yakni kelenjar hormon yang berperan dalam
mengontrol kelenjar-kelenjar homon lainya, seperti kelenjar tiroid, kelenjar
adrenalin, dan pankreas.
2) . Medulla Spinalis
Berfungsi sebagai pusat reflek spinal dan sebagai jalan impuls yang berjalan
dari dan ke otak.
5
a. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar
dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan
10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus
vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut.
Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya
sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus
merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.
Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf
leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul,
dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang
disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi
bagian leher, bahu, dan diafragma.
b. Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
b. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam
sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis
yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada
pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung
ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di
sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai
urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan
(antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus"
bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf
sumsum sambung.
6
2.3 Jaringan Saraf
1. Neuron (sel saraf)
Merupakan unit anatomis dan fungsional sistem persarafan
bagian-bagian dari neuron :
- Badan sel (inti sel terdapat didalamnya)
- Dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel
- Akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel
7
- Transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin,
karena adanya loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi
saltatorik)
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ
dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf
manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang
tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf) (Bahrudin, 2013). Alur
informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga tahap. Suatu
stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik akan
menginduksi pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat (SSP)
(impuls afferent), terjadi proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses
pengolahan informasi) dan sebagai hasil pengolahan, SSP membentuk impuls yang
berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan mempengaruhi respons motorik
terhadap stimulus (Bahrudin,2013).
9
DAFTAR PUSTAKA
Evelyn C. Pearce. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Fransisca B. Bateteicaca, 2008. Asuhan keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
persarafan. Jakarta: Salemba medika.
Gibson, John. 2003. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Guyton anda Hall, 2007. Buku aar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Akarta : EGC
10