Aspek Hukum Bisnis
Aspek Hukum Bisnis
Abstrak
Legalitas Perusahaan (Badan Usaha) dalam Kegiatan Bisnis adalah jati diri yang
melegalkan atau menegaskan suatu badan usaha sehingga diakui masyarakat.
Dengan kata lain, legalitas perusahaan harus sah menurut undang-undang dan
peraturan, di mana perusahaan tersebut dilindungi atau dipayungi dengan berbagai
dokumen hingga sah di mata hukum. Dengan memiliki izin maka kegiatan usaha
yang dijalankan tidak disibukkan dengan isu-isu penertiban atau pembongkaran.
Cara Memperoleh Legalitas Perusahaan dalam kegiatan bisnis pertama: Nama
Perusahaan, Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan
untuk menjalankan usahanya yang melekat pada bentuk usaha atau perusahaan
tersebut, dikenal oleh masyarakat, Kedua: Surat Izin Usaha Perdagangan(SIUP),
SIUP adalah jati diri yang dipakai oleh perusahaan atau badan usahanya secara
sah. Sarana perlindungan hukum Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai
bentuk legalitas perusahaan, maka akan diperoleh beberapa manfaat sebagai
Sarana Promosi, Bukti kepatuhan terhadap hukum, Mempermudah mendapatkan
suatu proyek, dan Mempermudah pengembangan usaha. Ketiga: Wajib daftar
perusahaan, setiap perusahaan wajib mendapftarkan perusahaanya agar
perusahaanya terdaftar di daftar perusahaan.
1
I. PENDAHULUAN
2
II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Legalitas Perusahaan
Legalitas suatu perusahaan atau badan usaha adalah merupakan unsur yang
terpenting, karena legalitas merupakan jati diri yang melegalkan atau
mengesahkan suatu badan usaha sehingga diakui oleh masyarakat. Dengan
kata lain, legalitas perusahaan harus sah menurut undang-undang dan
peraturan, di mana perusahaan tersebut dilindungi atau dipayungi dengan
berbagai dokumen hingga sah di mata hukum pada pemerintahan yang
berkuasa saat itu.
Keberlangsungan suatu usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah keberadaan unsur legalitas dari usaha tersebut. Dalam suatu
usaha, faktor legalitas ini berwujud pada kepemilikan izin usaha yang
dimiliki. Dengan memiliki izin maka kegiatan usaha yang dijalankan tidak
disibukkan dengan isu-isu penertiban atau pembongkaran.1
1
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis, Rmajawali Pers, Jakarta, 2014, hlm. 81.
2
Samjeefphotography, https://samjeefphotography.wordpress.com/2014/01/03/aspek-
legalitas-perusahaan/ pada tanggal 20 November 2015 pukul 17.04 WIB.
3
Nama perusahaan dapat diberi dengan cara sebagai berikut:
a. Berdasarkan nama pribadi pengusaha.
b. Berdasarkan jenis usaha yang dilakukannya.
c. Berdasarakan tujuan didirikannya.3
3
Samjeefphotography, Op. Cit.
4
Zaeni Asyhadie, Op.Cit. hlm. 83
4
Untuk memperoleh SIUP, perusahaan wajib mengajukan Surat Permohonan Izin
(SPI), yaitu daftar isian yang memuat perincian data perusahaan pengusaha dan
kegiatan usaha, dan pengusaha juga wajib membayar sejumlah uang sebagai
biaya administrasi.
SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili pemilik atau penanggung jawab
perusahaan. Bagi pemilik perusahaan yang berdomisili di luar tempat kedudukan
perusahaan maka ia harus menunjuk penanggung jawab/ kuasa berdasarkan
domisili yang dikuatkan dengan KTP di tempat SIUP diterbitkan.5
1) Tata Cara dan Prosedur Mengajukan SIUP
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) harus diajukan oleh pendiri badan
usaha atau penanggung jawab ke pihak yang berwenang dengan tata cara prosedur
sebagai beriikut :
a. Pemilik/penanggung jawab perusahaan harus mengisi dan menanda tangani
Surat Permohonan Izin (SPI) dan melampirinya dengan dokumen-dokumen
sebagai berikut:
1. Salinan/copy Surat Pendirian Perusahaan / Akte Notaris dan pengesahan
dari Departemen Kehakiman atau instansi yang berwenang bagi
perusahaan berbadan hukum.
2. Salinan/copy Surat Pendirian Perusahaan / Akte Notaris yang terdaftar
pada Pengadilan Negeri bagi perusahaan yang berbentuk persekutuan.
3. Salinan/copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemerintah Daerah
bila diwajibkan oleh UU Gangguan/Hinder Ordonnantie (HO) dan bagi
yang tidak disyaratkan cukup dengan Surat Keterangan Tempat Usaha
dari pejabat setempat.
4. Copy KTP pemilik pemilik/penanggung jawab perusahaan.
5. Pas foto dua lembar ukuran 3 x4 dari pemilik/pengurus perusahaan.
6. Copy bukti pembayaran Uang Jaminan dan Biaya Administrasi.
5
Ibid, hlm 85
5
b. Permohonan dan dokumen yang dilampirkan akan diteliti kebenaran
pengisianya dan kelengkapan syarat-syarat oleh pejabat yang berwenang di
bidang perizinan atau perjabat yang ditunjukkan oleh department yang
bersangkutan.
c. Apabila pengsian surat permohonan izin sudah benar dan memenuhi syarat-
syarat, maka untuk selanjutnya akan dikeluarkan surat perintah untuk
membayar uang jaminan perusahaan dan biaya administrasi perusahaan untuk
disetorkan pada bank yang ditunjukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Berkas permohonan izin usaha perdagangan untuk perusahaan besar yang
telah memenuhi syarat-syarat yang akan diteruskan kepada Departemen
Perdagangan dengan surat pengantar dari Kepala Kantor Perdagangan dan
Perindustrian Provinsi untuk diterbitkan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP).
e. Apabila Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sudah di tanda tangani oleh
Kepala Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi atas nama
Mentri Perdagangan, dan diberi nomor, kemudian akan segera dikirim kepada
pemilik/penanggung jawab perusahaan yang mengajukan permohonan.
f. Proses penerbitan Surat Izin Usaha Perdangan (SIUP) dalam waktu tujuh hari
terhitng sejak pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Izin Usaha
Perdangan (SIUP) membumbuhkan tanggal persetujuannya pada surat
permohonan izin.6
6
Ibid, hlm 86
6
1. Tidak melaporkan mengenai penghentian kegiatan usahanya / penutupan
perusahaannya, termasuk kantor cabang / perwakilan perusahaan.
2. Tidak melaporkan pembukaan kantor cabang / perwakilan perusahaan.
3. Tidak memberikan data / informasi mengenai kegiatan usahanya sesuai
ketentuan yang berlaku.
4. Tidak memenuhi kewajiban pajak kepada pemerintah sesuai ketentuan
yang berlaku yang didasarkan permintaan tertulis dar Kantor Pelayanan
Pajak setempat.
5. Jangka waktu pembekuan SIUP paling lama satu tahun, kecuali masih
dalam proses pemeriksaan badan peradilan. Pembekuan ini dilakukan oleh
Kepala Kanwil DepDag atau Kepala Kantor DepDag yang menerbitkan
SIUP, atau yang mewakili dengan menerbitkan SK.7
7
Abdul Kadir, Hukum Perusahaan Indonesia,Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1999, hlm,91.
7
menerbitkan SK. Perusahaan yang telah dicabut SIUP-nya dapat
mengajukan permohonan untuk memperoleh SIUP baru setelah satu tahun
sejak tanggal pencabutan dan apabila disetujui permohonannya tersebut,
diperlakukan sebagai perusahaan baru.8
8
Ibid, hlm 93
9
Zaeni Asyhadie, Op.Cit. hlm. 89
8
2) Setiap perusahaan kecil perorangan yang dijalankan secara pribadi
pengusahanya sendiri atau dengan memperkerjakan hanya anggota
keluarganya sendiri serta tidak memerlukan izin usaha dan tidak
merupakan suatu badan hukum atau suatu persekutuan.10
10
Abdul Kadir, Op.Cit. hlm 99
11
Ibid hml. 101
9
3. Manfaat Legalitas Perusahaan
Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai bentuk legalitas perusahaan,
maka akan diperoleh beberapa manfaat diantaranya:
1) Sarana perlindungan hukum
Seorang pengusaha yang telah melegalkan perusahaannya akan terhidar
dari tindakan pembokaran atau penertiban dari pihak berwajib, sehingga
memberikan rasa amandan nyaman akan keberlangsungan usahanya
2) Sarana Promosi
Dengan mengurus dokumen-dokumen legalitas tersebut, secara tidak
langsung pengusaha telah melakukan serangkaian promosi.
3) Bukti kepatuhan terhadap hukum
Dengan memiliki unsur legalitas tersebut menandakan bahwa pengusaha
telah mematuhi aturan hukum yang berlaku, secara tidak langsung ia telah
menegakkan budaya disiplin pada diriny
4) Mempermudah mendapatkan suatu proyek
Dalam suatu tender, selalu mensyaratkan bahwa perusahaan harus
memiliki dokumen-dokumen hukum yang menyatakan pelegalan
perusahaan tersebut. Sehingga hal ini sangat penting nantinya untuk sarana
pengembangan usaha.
5) Mempermudah pengembangan usaha
Untuk pengembangan usaha pasti diperlukan dana yang cukup besar untuk
merealisasikannya. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh dengan proses
peminjaman kepada pihak bank, dan dokumen-dokumen legalitas ini akan
menjadi salah satu persyaratan yang diajukan pihak bank.12
12
Fuady, Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktik, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994, hlm. 76.
10