Anda di halaman 1dari 6

ETIOLOGI TANDA GEJALA

P
A 1. Penyakit glomerulus yang kronis 1. Frekuensi buang air kecil meningkat
S (glomerulonephritis) 2. Sering buang air kecil dimalam hari
I 2. Infeksi kronis (seperti 3. Membengkaknya pergelangan kaki &
E pielonefritis kronis dan tangan
N tuberculosis) 4. Merasa seperti buang air kecil tetapi
3. Anomali kongenital (penyakit tidak ada urin yang keluar
M polikistik ginjal) 5. Merasakan lelah yang berlebihan
A 4. Penyakit vascular hipertensi, 6. Erupsi dan gatal pada kulit
S nefrosklerosis) 7. Nafsu makan berkurang
U 5. Obstruksi renal (batu ginjal) 8. Napas buruk/sesak nafas
K 6. Penykit kolagen (lupus 9. Mual dan muntah
eritematosus) 10. Sakit kepala
7. Prepara nefrotoksik (terapi 11. Otot sering kram
aminoglikosid yang lama) 12. Warna kulit dan kuku pucat
8. Penyakit endokrin (nefropati 13. Munculnya darah dalam urine
diabetic)

RPS IGD
TRIAGE
TRIAGE

P P P P
1 2 3 4

EMERGENCY URGENT NON URGENT NON EMERGENCY


1. Penurunan kesadaran Darah dalam urine Mual dan muntah Meninggal
2. Sesak napas Anemia Nafsu makan
menurun
Sakit kepala
PRIMARY SURVEY

AIRWAY BREATHING CIRCULATION

Memeriksa adanya obstruksi jalan nafas Memeriksa breathing (B) dengan Memeriksa circulation dengan
(partial/total) dengan look,listen,feel (A) menghitung frekuensi nafas : mengenali tanda syok :
1. Look : lihat gerakan dinding dada - Bayi : 25-50 x/menit -Nadi terasa lemah dan cepat
Ex: terdapat pergerakan dinding dada - Anak: 15-30x/menit -Akral dingin dan kulit pucat
2. Listen : dengarkan suara nafas - Dewasa: 12-20x/menit -Tanda-tanda sianosis (CRT >2
Ex: terdapat suara nafas tambahan Ex: RR dewasa 32 x/menit detik)
3. Feel : rasakan hembusan nafas -Kesadaran menurun
Ex: terdapat hembusan nafas -Nafas cepat
-Terdapat piting edema
Melakukan pemeriksaan fisik -Tidak ada indikasi perdarahan
- Inspeksi : terdapat retraksi dinding -Tekanan darah meningkat
Membuka jalan nafas (manual dan dengan dada
alat) - Auskultasi : bunyi nafas vesikuler
1. Manual dengan head tilt chin lift kanan-kiri
2. Manual Jaw thrust Ex: Ronchi Memperbaiki sirkulasi dengan :
3. Alat: -Majo Perkusi: sonor kanan-kiri -Pasang IV line dengan catheter
- Nasofaringeal besar
- Orofaringeal Mengecek pulseoximetry (n=>95%) -Cairan RL 1-2 liter loading
- Krikotiroidotomi Ex: n=> 80% Ex: R: jml cairan (cc) x faktor
tetesan: 24 x 60
= 1500cc x 20 : 24x60=
20.8 / 21 tpm
Memberikan oksigen : Menilai status breathing, bila breathing
-Udara bebas :21% tidak adekuat, lakukan bantuan napas
-Nasal kanul: 28-44% buatan :
-Face mask: 90% - Mouth to pocket mask
Ex: R: RR x TV (500) x 20% - Mouth to BVM (Big Valve &
30 x 500 x 20%=3000 ml=3 Mask)
l/menit Ex: menggunakanBig Mask
Menggunakan nasal
Ex: menggunakanBig Mask
EXPOSURE DISABILITY

Memeriksa mulai dari kepala, Menilai disability dengan GCS


cervical, thorax, abdomen, atau AVPU
ekstremitas, log roll Alert : pasien kesadarannya
samnolen
Verbal: Pasien berespon terhadap
suara
Ventilasi : Pain: Pasien berespon terhadap
1. Bunyi napas
stimulasi nyeri
Ronki basah atau mengi dapat terdengar pada banyak masalah pernapasan. Hilangnya atau
berkurangnya bunyi napas merupakan temuan yang signifikan dan mungkin mengindikasikan
Unresponsive : Pasien sama sekali
pneumotoraks atau beberapa bentuk konsolidasi alveolar. Bunyi napas dapat saja hilang atau berkurang tidak berespon
sebagai akibat penumpukan sekret. Ex. GCS 456
2. Pernapasan
Tentukan karakter pernapasan. Frekuensi pernapasan > 50 pernapsan/menit pada bayi atau >40
pernapsan/menit pada anak-anak usia <3 tahun merupakan kondisi sensitive dan spesifik adanya
infeksi saluran pernapasan bawah. Melihat tanda laserasi:
3. Lajua aliran ekspirasi pupil isokor
Jika apsien PPOK atau asma, periksa laju aliran ekspirasi puncak dengan menggunakan peak
flowmeter. Jika nilainya kurang dari 200 l/menit, triase segera ke ruang tindakan
4. Saturasi oksigen
Tentukan tingkat SpO2 dengan oksimetri nadi kontinu. Jika tingkat SpO2 91 % atau kurang,
diperkirakan pasien harus dirawat di rumah sakit.
5. Sputum
Jelaskan produksi sputum. Sputum merah muda yang berbusa merupakan tanda edema alveoliparu
kardiogenik.
6. Dispnea
Kaji dispnea dengan menggunakan skala yang sudah distandarisasi.
Perfusi
1. Bunyi jantung
2. Bunyi jantung ketiga sering kali terdengar pada kasus-kasus gagal jantung.
3. Titik impuls maksimal
4. Palpasi titik impuls maksimal. Bagian apeks jantung biasanya sampai pada dinding anterior dada
atau dekat dengan ruang interkosta lima kiri di garis midklavikula.
5. Distensi vena jugularis
6. Tentukan ada tidaknya distensi vena jugularis. Ubah posisi pasien menjadi semifowler dengan
kepala miring kanan atau kiri..
Kondisi Pernafasan
a. Dapat menjawab, lengkap tidak terputus-putus , tidak tersendat-sendat , tidak menggeh-
menggeh -> Fungsi pernafasan baik
b. Bila menjawab terputus-putus , tersendat-sendat , menggeh-menggeh -> Fungsi
pernafasan terganggu
ANAMNESA

RPD Tanda Dan Gejala: Pemeriksaan Penunjang


1. Hipertensi 1. Nampak sulit bernafas 1.Urine
2. Hiperkolesterol 2. Auskultasi paru ronkhi 2.Darah
3. Gagal ginjal akut 3. Nafas spontan RR 32 x permenit 3.Pielograil intravena
4. Infeksi saluran kemih 4. Terdapat retraksi dinding dada (Menunjukan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter)
5. Payah jantung 5. Terdapat otot bantu pernafasan saat Sistouretrogram berkemih
6. Penggunaan obat-obat bernafas (Menunjukkan ukuran kandung kemih, refluks kedalaman,
nefrotoksik 6. Perkembangan dada cepat ureter, retensi)
7. Prostektomi 7. CRT> 2 detik 4.Ultrasono ginjal
8. Kaji adanya riwayat 8. Terpasang kanul O2 3 lpm (Menunjukan ukuran kandung kemih dan adanya massa, kista,
penyakit batu saluran 9. Nadi 120x per menit obstruksi pada saluran kemih bagian atas)
kemih 10. TD 180/120 mm hg 5.Biopsi ginjal
9. Infeksi system 11. Akral dingin pucat Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menemukan sel
perkemihan yang 12. Pitting edema 2mm jaringan untuk diagnosis histology
berulang 13. Nadi cepat 6.Endoskopi ginjal nefroskopi
10. Penyakit diabetes 14. Creatinin 122, 9 Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal : keluar batu,
mellitus hematuria dan pengangkatan tumor efektif
7. EKG
Mungkin abnormal menunjukan ketidakseimbangan elektrolit
dan asam basa, aritmia, hipertropi ventrikel dan tanda-tanda
perikarditis

Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan bersihan


Kelebihan volume cairan
jalan nafas
NOC Hasil NOC:
1. Keseimbangan elektrolit dan asam basa; keseimbangan elektrolit dan non elektrolit didalam 1. Respiratory status :
kompertemen intrasel serta ekstrasel tubuh ventilation
2. Keseimbangan cairan; keseimbangan cairan dalam kompartemen intrasel dan ekstrasel tubuh 2. Respiratory status :
3. Keparahan overload cairan; keparahan kelebihan cairan didalam kompartemen intrasel dan ekstrasel airway patency
tubuh 3. Aspiration control
4. Fungsi ginjal; filtrasi darah dan eliminasi produk sisa metabolism melalui bentukan urin
Intervensi NIC :
Intervensi NIC Airway Management
1. Tentukan lokasi dan derajat edema perifer, sacral, dan periorbital pada skala 1+ sampai 4+ 1. Pantau Ku pasien
2. Kaji komplikasi pulmonal atau kardiovaskuler yang diindikasikan dengan peningkatan tanda gawat 2. Buka jalan nafas, look,
napas, nadi, TD, bunyi jantung yang abnormal, dan suara napas tidak normal listen n feel
3. Kaji ekstremitas atau bagian tubuh yang edema terhadap gangguan sirkulasi dan integritas kulit 3. Kelola oksigenasi sesuai
4. Kaji efek pengobatan advice dokter
5. Pantau secara teratur lingkar abdomen atau ekstremitas Airway Suctioning
Manajemen cairan (NIC): 1. Pastikan kebutuhan
1. Timbang berat badan setiap hari dan pantau kecenderungannya suction
2. Pertahankan catatan asupan dan haluaran yang akurat 2. Monitor status oksgenasi
3. Pantau hasil laboratorium yang relevan terhadap retensi cairan 3. Bradikardi hentikan dulu
4. Pantau indikasi kelebihan atau retensi cairan, sesuai dengan keperluan jangan di suction

Anda mungkin juga menyukai