PENDAHULUAN
1
Dilihat dari total produksi, peringkat pepaya berada diatas buah stroberi dan dibawah
buah anggur. Berdasarkan Gonsalves, FAO memperkirakan terdapat 5,7 juta metric ton buah
pepaya dipanen pada tahun 1995, angka tersebut lebih banyak dibandingkan tahun 1980.
Produsen utama pepaya adalah Brasil, India dan Meksiko. Di Amerika Serikat, Hawaii
merupakan produsen utama pepaya, sekitar 66% dari total produksi segar diekspor, terutama
ke daratan AS dan Jepang.9
Beberapa bahan kimia ditemukan di berbagai bagian pepaya. Jumlah lateks yang
berlebihan ditemukan di daun, batang dan buah-buahan .6 Studi yang dilakukan di Afrika
menyatakan bahwa kandung latex berguna sebagai bakteriostatik terhadap Bacillus spp,
Enterobacter coacae, Escherichia coli, Saimonella typhi, Staphylococcus aureus dan Proteus
vulgaris.5
Menurut Vogt, bakteri Escherichia coli merupakan bateri gram negative yang umum
ditemukan pada usus hewan berdarah panas. Sebagian besar dari galurnya tidak berbahaya,
namun beberapa seperti stereotype 0157:H7 dapat menyebabkan keracunan makanan.
Bankley menjelaskan bawa galur yang tidak berbahaya merupakan bagian dari usus, dan
dapat menguntungkan untuk hospes karena memproduksi vitamin K2.7 Bakteri ini bersifat
fakultatif anaerob yang dan sangat banyak ditemukan sebagai mikroflora pada usus manusia.
E.coli sering bersifat nonpatogenik, namun galur yang berbeda dapat menyebabkan penyakit
pada saluran gastrointestinal, kemih atau sistem saraf pusat.10
2
Banyak dari galur dari spesies ini yang menjadi patogen untuk penyakit diare. Escherichia
coli 0157 , merupakan galur dari kelompok E.coli enterohemoragik, diakui sebagai suatu
organism yang kehadirannya dalam setiap bahan makanan dapat menyebabkan wabah
penyakit serius. 11
Harrison Abia meneliti pengobatan dengan pepaya tergantung pada jumlah zat kimia
yang berbeda. Kuantitas zat kimia bervariasi dalam buah, lateks daun dan akar dan bervariasi
dengan metode ekstraksi dan usia bagian tanaman. Kemampuan antibakteri dan antijamur
daun segar dan kering dari pepaya terhadap bakteri dan jamur dilakukan. Ekstrak air, etanol
dan aseton dari kedua daun diuji pada konsentrasi 25, 50 dan 100 mg/ml pada bakteri dan
jamur yang diisolasi menggunakan metode difusi disk. Hasil penelitian menunjukkan
aktivitas antimikroba spektrum luas yang sangat signifikan terhadap bakteri Gram-negatif dan
Gram-positif dan jamur.4
Metode difusi agar juga dilakukan untuk menilai aktivitas antibakteri ekstrak daun
pepaya terhadap patogen luka. Ekstrak minyak mentah yang diencerkan pada konsentrasi
mulai 25mg / ml, 50mg/ml, 75mg/ml, dan 100mg/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
daun pepaya mengandung senyawa antimikroba aktif yang menghambat pertumbuhan
patogen luka penyebab infeksi dalam kondisi in vitro.12
Hingga saat ini ekstrak air buah pepaya (Carica papaya L.) yang digunakan adalah
pepaya muda yang sudah dikupas dan di Indonesia belum ada laporan penggunaan papaya
sebagai antibakteri .Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk mengetahui efek antibakteri
dari ekstrak air buah papaya (Carica papaya L.) muda yang belum dikupas pada bakteri
Eschericia coli secara in vitro dan mengetahui dosis optimal penggunaannya.
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diuraikan adalah
sebagai berikut :
3
1. Apakah terdapat efek antibakteri dari ekstrak air buah papaya (carica papaya
L) muda pada bakteri Eschericia coli?
2. Berapakah dosis optimal efek antibakteri dari ekstrak air buah papaya (carica
papaya L) muda pada bakteri Eschericia coli?
Untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak air buah papaya (carica papaya L)
muda.
4
1. Menemukan dosis optimal efek antibakteri yang berpotensi membunuh flora
normal pada sistem pencernaan dari penggunaan ekstrak air buah papaya
(carica papaya L) muda sehingga dapat diketahui dosis aman penggunaannya
bagi masyarakat.
2. Memperkirakan risiko penggunaan ekstrak air buah papaya (carica papaya L)
muda bagi masyarakat