Daftar Isi
Daftar Isi ................................................................................................................................................ 1
BAB I ...................................................................................................................................................... 2
1.2 Tujuan.......................................................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................................................... 3
BAB IV.................................................................................................................................................... 8
BAB V ................................................................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah citical review ini adalah
Untuk menentukan potensi lahan berdasarkan beberapa parameter untuk
pengembangan kawasan permukiman.
Untuk mengetahui hubungan atau implikasi teori pemilihan lokasi tentang menentukan
potensi lahan untuk pengembangan kawasan permukiman.
Critical Review | Mata Kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan 2
1.3 Alasan Pemilihan Lokasi
Kabupaten Boyolali adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah.
Pusat administrasi berada di Kecamatan Boyolali, terletak sekitar 25 km sebelah barat Kota
Surakarta. Pada baguan utara Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten
Semarang dan Kabupaten Grobogan. Pada bagian timur berbatasan dengan Kabupaten
Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta (Solo. Pada
bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta di
selatan. Serta pada bagian barat Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.
Pemilihan lokasi yaitu Kabupaten Boyolali didasari pada letak dari Kabupaten Boyolali
yang berada pada jalur strategis Semarang – Surakarta. Pada jalur strategis tersebut terjadi
banyak perpindahan barang dan manusia, serta pergerakan tersebut memicu perubahan
nilai lahan yang selanjutnya mempengaruhi tata guna lahan. Hal tersbut selanjutnya memicu
konversi lahan non-mukim menjadi permukiman. Penggunaan lahan yang tidak terencana
tersebut akan menimbulkan kerusakan lahan dan lingkungan. Penentuan pemilihan lokasi
didasari oelh beberapa parameter untuk menentukan lokasi potensial dalam
mengembangkan perumahan dan permukiman.
BAB II
KONSEP DASAR TEORI LOKASI
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu menjawab satu tujuan (dalam hal ini
tujuannya adalah pemilihan lokasi) maka masing-masing kriteria harus diketahui bobotnya.
Tujuan dari pembobotan kriteria adalah untuk menjelaskan tingkat kepentingan masing-
masing kriteria relatif terhadap kriteria lainnya.
Aplikasi empiris menyarankan bahwa metode perbandingan berpasangan adalah
salah satu teknik yang paling efektif untuk pengambilan keputusan spasial yang memakai
pendekatan berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis). Metode AHP dibangun berdasarkan
tiga prinsip yaitu dekomposisi, penilaian komperatif dan sintesis prioritas. Selanjutnya
metode AHP dapat dibagi menjadi penyusunan hirarki AHP, dengan menguraikan
permasalahan menjadi sebuah hirarki merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam
prosedur AHP. Struktur hirarki tersebut terdiri dari tujuan, saran, atribut, dan alternatif.
Biasanya sebuah alternative direpresentasikan dalam GIS database yang dimana masing-
masing layer mengandung nilai atribut.
Selanjutnya adalah perbandingan atas elemen pengambilan keputusan, dimana
dirumuskan dalam tiga langkah. Langkah pertama yaitu mengembangkan matriks
perbandingan berpasangan dengan memasukkan nilai dalam skala 1 sampai 9. Langkah
kedua, melakukan bobot kriteria dengan cara dikomputasikan, dan langkah ketiga, yaitu
menentukan konsistensi perbandingan dengan mengestimasikan perbandingan rasio.
Bagian metode AHP yang terakhir adalah pembentukan peringkat prioritas , adalah dengan
menggabungkan bobot relative masing-masing tingkatan.
Pada Penelitian jurnal ini mempertimbangkan tujuh parameter untuk menentukan
lokasi potensial pengembangan perumahan dan permukiman, yaitu parameter kemiringan
lereng, ketersedian air tanah dan pdam, kerawanan bencana, Aksesbilitas, jarak terhadap
pusat perdagangan dan fasilitas pelayanan umum, kemampuan tanah dan perubahan lahan.
Dapat diperhatikan bobot yang paling besar adalah parameter Kerawanan Bencana
(27,5%) selanjutnya, tingkat kemiringan lereng (19,4%), Perubahan lahan (17,0%),
Aksesbilitas (15,0 %), Ketersediaan air (7,2%), Daya dukung tanah (7,0%) dan pelayanan
umum (6,9%). Dari persentase perbandingan tersebut parameter kerawanan bencana dapat
diartikan sebagai dalam pencarian lokasi untuk perumahan dan permukiman hal yang
paling diutamakan atau di prioritaskan adalah tingkat kerawanan terhadap bencana. Dengan
adanya pembobotan tersebut dapat dijabarkan penentuan prioritas pertama sampai ketujuh
yaitu dari parameter kerawanan bencana sampai tingkat pelayanan umum.
Analisis parameter yang dilakukan dilakukan untuk menentukan bobot serta skor dari
masing masing parameter, hasil analisis parameter yang disajikan dalam bentuk tabel, dan
selanjutnya dilakukan proses skoring untuk menentukan lokasi potensial dalam
pengembangan kawasan. Skoring ini memberikan nilai pada parameter berdasarkan skor
dan bobot ang dimiliki setiap parameter.
Selanjutnya hasil skoring dalam bentuk peta kabupaten Boyolali ini di overlay dengan
RTRW Kabupaten Boyolali tahun 2010-2030. Mengingat bahwa RTRW memberikan
rekomendasi pengarahan pemanfaatan ruang termasuk pula untuk kawasan permukiman,
maka perlu dilakukan analisis keselarasan antara hasil skoring dengan kesesuaian kawasan
untuk permukiman pada RTRW Kabupaten Boyolali yang bertujuan untuk mengetahui
penyebaran lokasi permukiman eksisting, antara RTRW dan kawasan yang berpotensi untuk
permukiman dan perumahan dari hasil skoring. Berikut adalah hasil dari overlay potensi
lahan dengan RTRW Kabupaten Boyolali 2010-2030.
Berdasarkan evaluasi terhadap hasil penelitian tersebut dengan cara overlay potensi
lahan dengan RTRW 2010-2030 pada setiap kecamatan di Kabupaten Boyolali, menunjukan
dominasi kesesuaian antara lahan sangat berpotensi dan RTRW terjadi pada semua
Kecamatan. Dapat dilihat pada peta sebagian besar wilayah yang berpotensi tersebar
cukup merata pada Kabupaten Boyolali terkecuali pada bagian bawah (berwarna merah,
dekatdengan gunung berapi). Kecamatan yang memiliki kawasan sangat berpotensi dan
menjadi prioritas daerah pengembangan kawasan perumahan dan permukiman sesuai
RTRW paling luas berada di Kecamatan Andong dengan luas 1645,82 ha, Kemudian
Kecamatan Nogosari dengan luas 1578,40 ha, dan Kecamatan Boyolali seluas 1259,23 ha.
BAB IV
CRITICAL REVIEW
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan critical review pada jurnal yang berjudul
“Pemanfaatan SIG untuk Menentukan Lokasi Potensial Pengembangan Kawasan
Perumahan dan Permukiman” adalah :
a. Penentuan bobot serta prioritas pengaruh parameter dalam penentuan lokasi yang
berpotensi dalam pembangunan perumahan dan permukiman adalah sebersar 27,5
% untuk kerawanan bencana; 19,4 % kemiringan lereng; 17,0 % Perubahan Lahan;
15,0 % Aksesbilitas; 7,2 % Ketersediaan Air; 7,0 % Daya Dukung Tanah; 6,9 %
Pelayanan Umum.
b. Tingkat potensi lahan di Kabupaten Boyolali untuk dikembangkan kawasan
perumahan dan permukiman, terbagi menjadi 4 Kelas, yaitu :
Sangat Berpotensi dengan luas 19944,92 Ha atau 18,20%
Cukup Berpotensi dengan luas 63127,89 Ha atau 57,60%
Daftar Pustaka
Direktorat Jendral Cipta Karya. 2007. Buku Panduan Pengembangan Wilayah
Pengembangan Permukiman.
Hartadi, Arief. 2009. Kajian Kesesuaian Lahan Perumahan Berdasarkan Karakteristik Fisik
Dasar Di Kota Fak Fak.Tesis. Semarang : Program Studi Magister Teknik
Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro
Kusumaningrum, Retno. 2006. Perancangan Model Pendukung Keputusan Untuk
Penentuan Lokasi Industri Berdasarkan Proses Hierarki Analitik. Tugas Akhir.
Semarang : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, Bandung :
Rosdakarya Offset.
Asro. 2008. AHP (ditulis ulang). Tersedia : https://asro.wordpress.com/2008/06/26/ahp-
ditulis-ulang/. 17 Maret 2015.