Anda di halaman 1dari 7

Patogenitas Bakteri Gram-Negatif Enterik (Enterobacteriaceae)

Enterobactericeae adalah bakteri batang gram negatif pendek, tidak menghasilkan spora,
bersifat motil dengan flagel peritrika atau nonmotil, dan tumbuh secara fakultatif aerob atau
anaerob. Morfologi yang khas terlihat pada pertumbuhan di medium padat in vitro,tetapi
morfologinya sangat bervariasi pada spesimen klinis (Brooks et al, 2008). Memiliki pathogenesis
seperti banyak spesies yang memproduksi polisakarida kapsular ekstraselular (contoh: klebsiella
spp, escherichia coli), salmonella typhi memiliki kapsul / antigen vi (virulensi) sehingga vaksin
yang mengandung antigen vi bersifat melawan tifoid dan memiliki inti lipid a menstimulasi
makrofag hospes untuk memproduksi sitokin seperti interleukin 1 dan tumour necrosis factor
(tnf).

Vibrio cholerae

Vibrio cholera merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil(batang) dan bersifat
motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik
O, gammaproteobacteria, mesofilikdan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik
dan umumnya berasosiasi dengan eukariot (Depkes RI, 1991 ). Faktor virulensi utama: tcp (toxin
coregulated pili). Mampu berpindah tempat karena memproduksi protein hap (substansi anti
perlekatan). Menghasilkan eksotoksin a-b yang mengikat reseptor di gmi gangliosida pada sel
mukosa inang. Menghambat regulasi sintesis protein dgn cara mengontrol jumlah campuran.
Jika camp meningkat, pompa ion rusak, sehingga menyebabkan diare. Menghasilkan toksin zot
(merusak ikatan antar sel mukosa) dan toksin ace (penyebab diare ringan).

Campylobacter spp.

Campylobacter menyebabkan enterokolitis akut tanpa ada gejala dan sulit dibedakan
dengan penyakit yang disebabkan oleh patogen yang lain. Masa inkubasi 1-11 hari, paling sering
3-5 hari dengan gejala utama malaise, demam, nyeri abdominal dan diare. Seperti patogen yang
lain dosis infeksi bergantung pada beberapa faktor termasuk virulensi dari strain, bahan yang
tertelan dan kerentanan individu (Adams dan Moss 2008). Campylobacter jejuni menginvasi dan
berkoloni di mukosa usus halus, dan antibodi terhadap gangliosida gm 1 berhubungan dengan
sindrom guiilain-barre.
Helicobacter pylori

Gram negatif, berbentuk spiral ( huruf S atau C dengan kurva pendek ), dengan lebar 0,5
– 1,0 mikrometer dan panjang 3 mikrometer, dan mempunyai 4 – 6 flagella. Kadang – kadang
berbentuk batang kecil atau cocoid berkelompok. Menghasilkan beberapa macam enzym yang
bersifat sitotoksin seperti; urease dalam jumlah yang berlebihan, Protease yang diperkirakan
merusak lapisan mukus, Esterase, Pospolipase A dan C, phospatase (Correa, 2010).
Mengeluarkan urease yg meningkatkan ph di daerah sekitarnya (melindungi bakteri dari efek
asam lambung). Vaca: protein tersekresi yg merusak sel (berhubungan dengan penyakit yg
berat).

Pseudomonas aeruginosa

Bakteri P. Aeruginosa berbentuk batang, motil dan berukuran sekita 06x2mm. Bakteri
gram negatif dan dapat muncul dalam bentuk tunggal, berpasangan atau kadang-kadang dalam
bentık rantai pendek. P. Aeruginosa menjadi patogenik ketika berada pada tempat dengan daya
tahan tidak normal atau imunitas tubuh rendah (Arini 1995). Dapat memproduksi sitotoksin dan
protease (eksotoksin a dan s, hemolisin, dan elastase). Alginat polisakarida memungkinkan
terbentuknya mikrokoloni yang terlindung dari opsonisasi, fagositosis, dan antibiotic. Produksi
alginat berhubungan dengan kerentanan yang berlebihan terhadap antibiotik, difisiensi lps, non-
motilitas, dan penurunan produksi eksotoksin.

Legionella spp.

Legionella adalah bakterl tipis, pleomorfik, berflagel dan merupakan bakteri gram
negative. Bakteri yang berasal dari genus legionella ini merupakan bakteri yang menyebabkan
penyakit legionellosis. Legionellosis adałah suatu penyakt infeksi bakteri akut yang bersifat new
emerging disease (Lay dan Hastowo, 1992). Mencakup protein membran luar utama yang
menghambat pengasaman fagolisosom dan potensiator infektivitas yang diperlukan untuk
internalisasi optimal. Legionella pneumophila mengeluarkan eksoprotease yang poten.

Chlamydia pneumonia

Chlamydia merupakan bakteri obligat intraselular, hanya dapat berkembang biak di


dalam sel eukariot hidup dengan membentuk semacam koloni atau mikrokoloni yang disebut
Badan Inklusi (BI). Chlamydia membelah secara benary fision dalam badan intrasitoplasma
(Gracia, et al, 2006). Mencakup protein membran luar utama yang dapat berpartisipasi dalam
perlekatan pada sel mukosa. Protein yang kaya sistein 60-kda dapat berhubungan dengan
virulensi.

Mycoplasma pneumonia

Mycoplasma pneumoniae merupakan salah satu penyebab infeksi saluran nafas akut
(ISNA) pada anak-anak dan dewasa muda. Mycoplasma dapat tumbuh atau berkembang biak
dalam perbenihan tanpa sel, dan pertumbuhannya dihambat oleh antibodi spesifik (Lay dan
Hastowo, 1992). Menempel ke sel hospes melalui protein p1 (antigen 169-kda) dan menginduksi
siliostasis. Hidrogen peroksida yang disekresikan dapat merusak membran sel hospes dan
bekerja sama dengan superoksida dismutase dan katalase. Jika teropsonisasi maka dihancurkan
oleh makrofag dan aktivitas sistem komplemen.

Leptospira

Leptospira adalah bakteri gram negatif, berbentuk pegas, langsing, lentur, tumbuh lambat
pada kondisi aerob. Dia memiliki flagella internal yang khas, sehingga dapat menembus masuk
ke dalam jaringan. Leptospira memiliki struktur dua membran yang terdiri dari membran
sitoplasma dan dinding sel peptidoglycan yang menempel satu sama-lain, dan dilapisi oleh
lapisan bagian luar. Lipopolisakarida Leptospira mempunyai komposisi yang sama dengan
bakteri gram negatif yang lain, tetapi mempunyai aktivitas endotoksik yang lebih rendah
(Setiawan, 2008). Menyerang sistem saraf pusat, hati dan ginjal pada manusia. Leptospira yang
virulen memiliki kemampuan motilitas yang tinggi. Menghasilkan endotoksin (lps:
lipopolisakarida) : menstimulasi perlekatan neutrofil pada sel endotel dan trombosit sehingga
terjadi agregasi trombosit. Memiliki fosfolipase yaitu hemolisis ( lisisnya eritrosit dan membran
sel lain yg mengandung fosfolipid).

Borrelia

Borrelia recurrentis adalah organisme spiral ( spiroketa ) yang tidak teratur. Memiliki
panjang 10 – 30 µm dan lebar 0,3 µm. Jarak antar putaran spiral berkisar antara 2 - 4 µm.
Organisme ini sangat lemas dan bergerak dengan rotasi membelit. Merupakan organisme yang
sangat unik , karena pada selubung luar , mempunyai 15 sampai 22 filamen aksial , kompleks
selaput sitoplasma dan mempunyai dindimg sel dan tabung protoplasma (Bonang., dkk, 1982).
Menginvansi darah hingga menyebabkan demam. Antibodi pada tubuh menghilangkannya dari
darah, tetapi variasi antigenik memungkinkan terjadinya relaps (kekambuhan).

Treponema pallidum

Merupakan bakteri gram negatif, berbentuk spiral yang ramping dengan lebar kira-kira
0,2 μm dan panjang 5-15 μm. Lengkung spiralnya/gelombang secara teratur terpisah satu
dengan lainnya dengan jarak 1μm, dan rata - rata setiap kuman terdiri dari 8-14 gelombang.
Organisme ini aktif bergerak, berotasi hingga 90° dengan cepat di sekitar endoflagelnya bahkan
setelah menempel pada sel melalui ujungnya yang lancip (Jawetz, 2004). Perlekatan dengan sel
hospes melalui spesifik ligan yaitu molekul fibronektin. Sifat invasif nya snagat membantu
memperpanjang daya tahan hidupnya di dalam tubuh manusia dan menyebabkan penyakit
sifilis.

Salmonella typhi

Salmonella adalah jenis bakteri gram negatif berbentuk batang fakultatif, tidak
membentuk spora, bergerak dengan flagel peritrik (motil) dan mempunyai kehebatan
metabolisme yang bersifat fakultatif anaerob. Jada bakteri ini ada yang dapat bertahan hidup
pada kondisi hampa udara (Yunita, 2015). Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas yang berkepanjangan, di
topang dengan bakteremia tanpa terlibat struktur endotelial atau endokardial dan invasi bakteri
sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan
Peyer’s patch.

Escherichia coli

Escherichia coli mempunyai bentuk batang pendek, gram negatif, tidak berspora, ukuran
0,4-0,7 mikron, sebagian besar gerak positif dengan flagel peritrich, dan mempunyai kapsul
(Jawetz, 1996). Escherichia coli merupakan bakteri yang anaerob fakultatif dan merupakan
anggota golongan coliform yang termostabil. Escherichia coli juga dianggap sebagai kuman
yang tidak patogen di dalam saluran pencernaan dan baru patogen apabila berada di luar saluran
pencernaan (Jawetz, 1986). Adapun jenis dari bakteri ini adalah ETEC, EPEC, EIEC, EHEC, EAEC,
DAEC.

Klebsiella pneumoniae

Klebsiella pneumoniae merupakan suatu bakteri gram negative yang tidak bergerak (non
motil), tidak berselubung, melakukan fermentasi laktosa, fakultatif anaerob, ditemukan sebagai
flora normal di mulut, kulit dan usus. Selain itu Klebsiela koloninya besar, sangat mukoid dan
cenderung bersatu apabila dieramkan. Anggota dari genus Klebsiella memiliki struktur antigen
yang kompleks (Carpenter, 1990). Penyakit yang ditimbulkan adalah penyakit infeksi seperti
saluran kencing, septicemias dan infeksi jaringan bronkopneumoniae dan pneumonia bakteri
gram negatif.

Serratia marcescens

Serratia marcescens adalah suatu jenis bakteri gram negatif dari famili
Enterobacteriaceae. Bakteri ini berbentuk basil (bulat lonjong) dan beberapa galur membentuk
kapsul, termasuk organisme yang bergerak dengan cepat (motil) karena mempunyai flagela
peritrik, dapat tumbuh dalam kisaran suhu 5 o-40 oC dan dalam kisaran pH antara 5-9 (Collier,
dkk., 1998). Serratia marcescens adalah salah satu spesies bakteri patogen oportunistik.
Dapus

Adams MR, Moss MO. 2008. Food Microbiology, 3rd Edition. Cambridge: RSC Pub.

Arini, S. 1995. Farmakologi dan Terapi edisi IV. Kedokteran UI: Jakarta

Bonang, G., dkk, 1982, Mikrobiologi Kedokteran Untuk Laboratorium dan Klinik, 2-3,
Gramedia, Jakarta

Brooks., et al. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Ed. 23. Jakarta : EGC.

Carpenter, J.L., 1990, Klebsiella pulmonary infections: occurrence at one medical center and
review, Rev Infect Dis.

Collier, Leslie, Albert Balows, 1998, Microbiology and Microbial Infections, 9th Edition volume
2 Systematic Bakteriology, 919, Oxford University Press, New York USA.

Correaa, M.F., Quintana, A., Duquea., C, Suareza,C Rodrigueza, M.X., Barea, J.M. (2010).
Evaluation of actinomycete strains for key traits related with plant growth
promotion and mycorrhiza helping activities. Applied Soil Ecology 45 (2010)
209–217

Departemen Kesehatan RI, 1991. Evaluasi Terhadap Strategi Kesehatan Bagi Semua Tahun
2000 Untuk Indonesia. Jakarta : Depkes RI.

Gracia L.S., Bruckner DA. 2006. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 138-154.

Jawetz, E., L.J. Melnick, dan A.E. Adelberg. 1986. Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan ed 16,
terjemahan Tonang, H. EGC Penerbit Buku kedokteran. Jakarta. hal. 31, 34, 145-
147, 150-152.

Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A., 1996, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi ke-20, 213,
EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Jawetz, Melnick, Adelberg. 2004. Spiroketa & mikroorganisme spiral lainnya. Dalam:
Mikrobiologi Kedokteran, 23th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. hlm. 338-42.

Lay. Bibiana. W, dan Hastowo Sugoyo. 1992. MIKROBIOLOGI. Jakarta: CV Rajawalil.

Setiawan. 2008. Klasifikasi dan Teknik Klasifikasi Bakteri Leptospira. Jakarta: Media Litbang
Kesehatan. Volume XVII.I Nomor 2.

Yunita, A. 2015. Bakteri Salmonella. Semarang: Univrsitas Muhammadyah Semarang.

Anda mungkin juga menyukai