Abstrak
Telah dilakukan penelitian uji aktivitas senyawa antioksidan dari ekstrak metanol kulit pisang raja
(Musa paradisiaca Sapientum). Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut
metanol. Ekstraksi bertingkat dilakukan terhadap ekstrak metanol dengan n-heksana dan etil asetat.
Dari uji fitokimia terhadap fraksi metanol menunjukkan positif flavonoid. Pengujian aktivitas
antioksidan dilakukan dengan reaksi oksidasi asam linoleat dengan metoda feritiosianat (FTC)
0,05%. Sebagai standar antioksidan digunakan butil hidroksianisol (BHA). Hasil penelitian ini
menunjukkan ekstrak metanol, fraksi n-heksana dan etil asetat memiliki aktivitas antioksidan yang
tidak jauh berbeda dengan BHA, sedangkan fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan yang
lebih tinggi daripada BHA.
Abstract
A research has been done to evaluate the antioxidant activity of methanol extract Musa paradisiaca
Sapientum peel’s. Maseration technique was used to get the extract using methanol as solvent. The
methanol extract of the peel was re-extracted by solvents into n-hexan and ethyl acetate fractions.
Phytochemical screening of methanol extract showed positive flavonoid. The antioxidant activities
were tested by using ferric thiocyanate method 0.05% (FTC) on linoleic acid and
buthylhydroxyanisole (BHA) as antioxidant standard. Methanol extract, n-hexan and ethyl acetate
fraction exhibited antioxidative activity that was not significantly different from BHA, on the other
hand, the ethyl acetate fraction exhibited significant antioxidative activity, which is better than
BHA.
kandungannya ternyata lebih banyak terdapat mL larutan 0,05 N amonia dalam kloroform.
dalam kulit daripada buah. Selain itu, aktivitas Campuran dikocok selama 1 menit, kemudian
antioksidan bagian kulit lebih kuat daripada disaring ke dalam tabung reaksi. Kedalam filtrat
buah (Someya S, dkk, 2002). tambahkan 10 mL H2SO4 2 N dan dikocok
Pada penelitian ini dilakukan uji dengan teratur, biarkan sampai terbentuk dua
pendahuluan aktivitas antioksidan terhadap kulit lapisan. Lapisan atas dipisahkan dan diuji
buah pisang mas, pisang raja, dan pisang ambon. dengan pereaksi Mayer, Wagner dan
Hasilnya menunjukkan adanya aktivitas Dragendorff. Adanya senyawa alkaloid
antioksidan pada ketiga jenis kulit buah pisang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan putih
tersebut,, dan kulit buah pisang raja memiliki dengan pereaksi Mayer, endapan kuning
aktivitas antioksidan yang paling kuat. kecoklatan dengan pereaksi Wagner, dan
Berdasarkan hal tersebut di-atas, maka perlu endapan jingga dengan pereaksi Dragendorff.
dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas 2. Identifikasi steroid dan triterpenoid.
antioksidan terhadap kulit buah pisang raja. Pereaksi Lieberman-Burchard terdiri dari
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk larutan asam sulfat pekat dan asam asetat
menentukan aktivitas antioksidan ekstrak anhidrit yang disimpan dalam botol yang
metanol dan hasil fraksinasi kulit buah pisang terpisah. Sampel ditetesi dengan pereaksi
raja (Musa paradisiaca Sapientum). Lieberman - Burchard ditandai dengan warna
merah jingga atau ungu positif triterpenoid
2. METODOLOGI PENELITIAN sedangkan warna biru atau hijau positif steroid.
3. Identifikasi Flavonoid
Alat dan Bahan Identifikasi flavonoid dilakukan dengan
Alat yang digunakan adalah beker gelas, dua cara yaitu :
corong pisah, Erlenmeyer, gelas ukur, kertas a. uji dengan pereaksi Shinoda (serbuk logam
saring, spatula, pipet tetes, aluminium foil, oven, Mg + HCl). Contoh sebanyak 0,5 gram kulit
neraca analitis, spektrometer 20D, rotary pisang yang telah dihaluskan diekstraksi dengan
evaporator R-144 Buchi dengan sistem vakum 5 mL etanol panas selama 5 menit dalam tabung
Buchi B-169, corong burner, vial-vial, reaksi. Selanjutnya hasil ekstraksi disaring dan
mikropipet, alat filtrasi (vacuum system), kepada filtratnya ditambahkan beberapa tetes
blender, plat tetes. HCl pekat. Setelah itu dimasukkan kurang lebih
Bahan yang digunakan adalah kulit pisang 0,2 mg serbuk logam Mg. Bila timbul warna
raja, metanol, aquades, n-heksana, etil asetat, merah tua menandakan adanya flavonoid.
etanol, asam linoleat, buffer fosfat, amonium b. Uji dengan NaOH 10%. Ke-dalam ekstrak
tiosianat, feriklorida dalam 30% asam klorida, etanol yang diperoleh dengan cara di-atas,
BHA, pereaksi-pereaksi Lieberman-Burchard, ditambahkan 2 tetes NaOH 10%. Adanya
Mayer, Dragendorff, Wagner, logam Mg, HCl, flavonoid ditandai dengan perubahan warna
NaOH 10%. kuning-orange-merah.
Sampel pisang raja yang matang dibeli di 4. Identifikasi Saponin (uji busa)
Pasar Cinde, Palembang Sumatera Selatan. Kulit Kulit pisang ditambahkan air suling
pisang diambil sebanyak 300 gram dan sehingga seluruh bagian terendam dan didihkan
dibersihkan dari pengotor. selama 2 menit. Setelah itu didinginkan dan
kocok kuat-kuat. Bila timbul buih/busa yang
Identifikasi Kandungan Fitokimia stabil menunjukkan adanya saponin.
(Farnsworth, N.H, 1996)
Dilakukan empat uji fitokimia, yaitu uji Ekstraksi dan Fraksinasi Senyawa
alkaloid, flavonoid, steroid dan triterpen, dan Antioksidan
saponin. Kulit pisang raja sebanyak 300 gram
1. Identifikasi Alkaloid. dihaluskan dengan blender sehingga terbentuk
Contoh tumbuhan sebanyak 2 - 4 gram bubur. Bubur kulit pisang raja dimasukkan
digerus dalam lumpang, ditambah sedikit dalam wadah dan diekstraksi dengan cara
kloroform dan pasir. Kemudian ditambahkan 10
76
Valensi Vol. 3 No. 2, November 2013 (75-80) ISSN : 1978 - 8193
maserasi. Maserasi dilakukan dengan pelarut yang sama, yaitu mengandung cincin benzena
metanol (3x200 mL) selama 4 hari. yang memiliki gugus hidroksil atau amino
Filtrat yang diperoleh disaring dan (Ketaren, 1986).
dipekatkan dengan rotary evaporator. Ekstrak
metanol ini diuji aktivitas antioksidannya Ekstraksi dan Fraksinasi Komponen
dengan metode FTC dan selanjutnya dipartisi Antioksidan
cair - cair n-heksana (3 x 50 mL) dan etil asetat Ekstraksi 300 gram bubur kulit pisang raja
(3 x 50 mL). Tiap fraksi diuapkan pelarutnya dengan cara maserasi menggunakan pelarut
dan diuji aktivitas antioksidannya dengan metanol menghasilkan ekstrak pekat metanol
metode FTC. sebanyak 0,1881 gram dari 10 mL ekstrak
metanol yang diuapkan. Setelah fraksinasi
Metode FTC: Uji Aktivitas Antioksidan didapatkan fraksi n-heksana pekat sebanyak
Ekstrak Metanol, Fraksi n-heksana dan Etil 0,0888 gram dari 10 mL fraksi n-heksana yang
Asetat (Someya S, dkk) diuapkan. Dan fraksi etil asetat sebanyak 0,021
Preparasi sampel: ekstrak metanol, fraksi gram dari 10 mL fraksi etil asetat yang
n-heksana dan fraksi etil asetat kulit pisang raja diuapkan.
dibuat larutan dengan berat per volume 0,01 Pelarut metanol merupakan pelarut yang
g/ml dilarutkan dalam pelarut etanol 99,5%. banyak digunakan dalam ekstraksi senyawa-
Sebagai pembanding digunakan BHA dengan senyawa organik, karena metanol dapat
berat per volume 0,01 gr/ml dilarutkan dalam mengikat senyawa yang bersifat polar, non polar
pelarut etanol 99,5%. Masing-masing larutan dan semi polar. Oleh karena itu, ekstrak
(sampel dan pembanding) diambil sebanyak 4 metanol merupakan ekstrak yang paling banyak
mL, ditambahkan dengan 4,1 mL asam linoleat di antara ketiganya. Dalam pelarut n-heksana,
2,51% dalam etanol 99,5%, 8 mL bufer fosfat berat ekstrak yang didapatkan adalah 47,2%
0,05M pH 7 dan 3,9 mL air destilasi. Terhadap dibandingkan dengan ekstrak metanol. Hal ini
kontrol, dilakukan prosedur yang sama tetapi menunjukkan bahwa dalam ekstrak kulit pisang
tidak ada penambahan sampel. Campuran raja mengandung senyawa non polar yang cukup
sampel, pembanding dan kontrol tersebut banyak. Pelarut etil asetat merupakan pelarut
disimpan dalam oven pada suhu 40°C selama 10 yang bersifat semi polar, dan diharapkan
menit. senyawa yang bersifat antioksidan terdapat
didalam fraksi ini. Bila dilihat dari jumlah
3. HASIL DAN PEMBAHASAN ekstrak yang didapatkan, maka fraksi etil asetat
memiliki berat yang paling sedikit diantara
Uji Fitokimia ketiganya.
Hasil uji fitokimia terhadap kulit pisang
raja ditunjukkan dalam tabel dibawah ini : Aktivitas Antioksidan Kulit Pisang Raja
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Kulit Pisang Raja Peroksidasi lipid merupakan penyebab
Metabolit Sekunder Hasil utama kerusakan makanan selama pengolahan
Alkaloid - dan penyimpanan, juga dalam sistem biologis
Flavonoid + karena disebabkan oleh terbentuknya radikal
Steroid - bebas pada kondisi teroksidasi. Aktivitas
Triterpenoid - antioksidan pada bahan alam tergantung dari
Saponin + senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman
Keterangan : tersebut. Umumnya, antioksidan alami dapat
(-) : tidak terdeteksi ditemukan di batang, kulit batang, akar, kulit
(+) : terdeteksi akan, buah, kulit buah, daun, biji, dan bunga.
Senyawa-senyawa ini kebanyakan adalah
Tabel 1 di-atas memperlihatkan bahwa senyawa fenol atau polifenol, turunan asam
pada kulit pisang raja terkandung senyawa sinamat dan asam organik lainnya.
flavonoid dan senyawa saponin. Pada umumnya
senyawa antioksidan mempunyai struktur inti
77
Valensi Vol. 3 No. 2, November 2013 (75-80) ISSN : 1978 - 8193
Gambar 2. Absorbansi sampel fraksi n-heksan, Gambar 3. Absorbansi fraksi etil asetat, BHA,
BHA dan kontrol dan kontrol
BHA. Pada hari ketiga, absorbansi sampel lebih Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat
tinggi dibandingkan dengan BHA yang Berdasarkan Gambar 3, absorbansi
mengindikasikan adanya peningkatan jumlah sampel fraksi etil asetat lebih rendah daripada
peroksida yang terbentuk, dan kemampuan BHA BHA dan kontrol. Sampel fraksi etil asetat pada
dalam menghambat pembentukan peroksida hari pertama hingga hari ketujuh absorbansinya
lebih tinggi dari sampel. Pada hari keempat, lebih rendah dari BHA. Hal ini menunjukkan
absorbansi antara BHA dan sampel pun hampir kekuatan fraksi etil asetat dalam menghambat
sama, tetapi pada hari kelima, absorbansi sampel terbentuknya peroksida lebih tinggi dari BHA.
lebih rendah daripada BHA. Penurunan Ternyata, senyawa antioksidan yang terdapat
absorbansi yang cukup signifikan menunjukkan pada sampel fraksi etil asetat mempunyai
peroksida yang terbentuk berikatan dengan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
radikal bebas lainnya membentuk senyawa yang dibandingkan dengan BHA.
baru. Sampel fraksi n-heksana ini juga
mengindikasikan adanya aktivitas antioksidan Perbandingan Absorbansi Ekstrak Metanol,
bila dilihat dari kemampuannya untuk Fraksi N-heksan dan Fraksi Etil Asetat
menghambat terbentuknya peroksida walaupun Ekstrak metanol, fraksi n-heksana, dan
tidak jauh lebih baik dari BHA. fraksi etil asetat ternyata memiliki
Sampel fraksi n-heksana bila kemampuan untuk menghambat
dibandingkan dengan ekstrak metanol, maka pembentukan warna pada pengujian dengan
kemampuan fraksi n-heksana pada hari pertama metode FTC, yang mengindikasikan adanya
proses oksidasi lebih rendah bila dibandingkan
kemampuan dalam menghambat terjadinya
dengan ekstrak metanol. Tetapi pada hari
berikutnya sampai dengan hari keempat, pembentukan peroksida yang berarti
absorbansi fraksi n-heksana lebih rendah. Hal ini memiliki kemampuan sebagai antioksidan.
menunjukkan kemampuan fraksi n-heksana Tetapi, bila dibandingkan ternyata yang
lebih tinggi dari ekstrak metanol. Pada hari memiliki kemampuan paling besar sebagai
kelima, absorbansi fraksi n-heksana lebih tinggi penghambat pembentukan senyawa
dari ekstrak metanol namun tetap lebih rendah peroksida adalah fraksi etil asetat.
dari BHA. Hal ini menunjukkan adanya
kemampuan fraksi n-heksana sebagai senyawa 4. KESIMPULAN
antioksidan.
Kesimpulan
79
Valensi Vol. 3 No. 2, November 2013 (75-80) ISSN : 1978 - 8193
80