Disusun oleh:
Ganny Ermawati Kurnia Putri P27902114014
Ghina Nurdiyana P27902114015
Kegiatan Waktu
No Tahap
Penyuluh Sasaran
1. PEMBUKAAN - Memberi salam dan - Menjawab salam
perkenalan 2 menit
- Menjelaskan tujuan - Menyimak
- Apersepsi - Menyimak
2. INTI - Menjelaskan Materi - Mendengarkan dengan
1. Pengertian imunisasi penuh perhatian
DPT
2. Manfaat imunisasi
DPT
3. Penyakit yang dapat
dicegah dengan
imunisasi DPT 12 menit
4. Jadwal pemberian
imunisasi DPT
5. Efek samping
imunisasi DPT
6. Cara penanganan
setelah imunisasi DPT
VI. MEDIA
1. Leaflet
2. Poster
VII. SUMBER
1. Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Pelaksanaan Imunisasi Modul Latihan Petugas
Imunisasi, Jakarta, (1985
2. Departemen Kesehatan, Bercakap Dengan Ibu-Ibu-Petunjuk Bagi Kader Dalam
Rangka Promosi Posyandu, Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, 1988
3. Dinkes, 2002, Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta.
4. Hidayat, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Penerbit Salemba Medika,
Jakarta.
VIII. EVALUASI
Imunisasi DPT
I.Pengertian Imunisasi DPT
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit
dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau
dimatikan kedalam tubuh. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut
diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang ada pada saatnya nanti diberdayakan
tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh.
Imunisasi DPT adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Diferi,
Pertusis, Tetanus dengan cara memasukkan kuman difteri, pertusis, tetanus yang telah
dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti
yang pada saatnya nanti diberdayakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit ketiga
penyakit tersebut.
b. Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh lebih ringan dibanding terkena penyakit
secara alami.
Difteri merupakan penyakit menular, teutama menyerang anak kecil. Ditandai dengan :
Demam tinggi
Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu dikerongkongan dan hidung sehingga
menyumbat jalan napas.
Anak gelisah karena sesak napas yang makin berat.
Anak tekak dan amandel membengkak dan merah.
2. Penyakit Batuk Rejan (Pertusis)
Batuk Rejan adalah penyakit menular yang menyerang anak-anak. Ditandai dengan :
Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7 – 14 hari. Kemudian diikuti
batuk hebat yaitu lebih keras dan menyambung terus 10 – 30 kali disertai tarikan
napas dan berbunyi, kemudian muntah, muka merah sampai biru dan mata berair.
Batuk batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang. Penyakit ini dapat
menyebabkan radang paru-paru dan terjadi kerusakan otak sehingga dapat
menyebabkan kejang, pingsan sampai terjadi kematian.
3. Penyakit Tetanus
Penyakit Tetanus menyerang semua umur, yang menyebabkan masalah yang cukup besar
di Indonesia karena banayk bai yang baru lahir mati akibat penyakit tersebut. Ditandai
dengan :
Demam ringan
Bengkak pada bagian suntikan
Kulit pada bagian suntikan menjadi merah dan sakit
Anak terlihat lelah
Anak menjadi rewel
1. Memberikan ASI sesering mungkin. Kandungan ASI memiliki zat yang dapat
menggurangi peningkatan suhu badan.
2. Mendekap bayi, dengan memberikan dekapan dari anda dapaet meningkatkan zat
antinyeri sehingga menurunkan rasa sakitnya.
3. Jangan menggunakan bedong atau selimut tebal, gunakan baju yang mudah menyerap
keringat.
4. Kompres menggunakn air hangat sehingga menurunkan resiko kejang-kejang
ketimbang mengguanakan air dingin.
5. memberikan kompresan air hangat untuk mengurangi pembengkakan pasca suntikan.
Kebanyakan bayi merasa nyeri ketika bekas suntikan tersentuh sehingga membuat
tidak nyaman.
6. Gunakan selalu alat pengukur panas( termometer) untuk melihat perkembangan
peningkatan atau penurunan suhu tubuhnya.
7. Pada umumnya kenaikan suhu badan bayi anda akan meningkat berkisar 38-40 ̊ C,
panas badan akan menurun dengan sendirinya dalam waktu 1-2 hari. Ketika bayi
mengalami panas melebihi 38̊C dapat diberikan obat penurun panas yang sesuai
dengan anjuran dokter. Bila tidak kunjung turun dan mempunyai riwayat kejang maka
dapat berkonsultasi dengan dokter untuk diberikan penanganannya