Anda di halaman 1dari 2

Museum Geologi Gelar Day & Night at the Museum

Agus Warsidi
Minggu 12 Agustus 2018 - 00:05 WIB
SINDONEWS.com

Museum Geologi Bandung menggelar event Day & Night at the Museum pada Sabtu (11/8/2018) malam mulai
pukul 19.00-22.00 WIB. Foto: SINDOnews/Agus Warsudi

BANDUNG - Untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-73, Museum Geologi Bandung


menggelar event menarik 'Day & Night at the Museum' pada Sabtu (11/8/2018) malam mulai
pukul 19.00-22.00 WIB.

Kepala Museum Geologi Bandung Iwan Kurniawan mengatakan, museum memiliki kaitan
erat dengan dunia pendidikan. Museum merupakan lembaga yang turut berperan dalam
upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Informasi yang disuguhkan di museum
dapat membantu meningkatkan wawasan siswa dan guru tentang suatu bidang ilmu.

Begitu pula dengan tugas dan fungsi Museum Geologi Bandung, Badan Geologi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Materi utama yang disebarluaskan
oleh Museum Geologi Bandung, yaitu informasi tentang geologi.

“Dengan demikian, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya museum dapat menjadi suatu
lembaga pendidikan informal, sebagai upaya untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan
bangsa,” ujar Iwan di Museum Geologi Bandung, Jalan Diponegoro, Kota Bandung,

Dengan berorientasi menggaet pengunjung atau visitor oriented, Museum Geologi Bandung
dituntut untuk berinovasi dalam hal penyelenggaraan pelayanan publik yang bersifat
simbiosis mutualisme. Inovasi Museum Geologi diwujudkan dalam special event yang
dikemas berbeda, yaitu Night at The Museum (NTM).

“NTM sebagai bentuk wujud nyata Badan Geologi melalui Museum Geologi memperingati
Hari Kemerdekaan RI dengan tema nasional 73 Tahun Kerja Kita Prestasi Bangsa,” kata
Iwan.

Adapun Day & Night at The Museum bertema “Fauna Endemik Sulawesi, Jejak Terpendam
dari Lembah Walanae”. Tema ini dipilih karena telah selesai direkontruksi.
Selain itu, Museum Geologi juga memperkenalkan koleksi terbaru, Celebochoerus
heekereeni fosil vertebrata khas (endemik) dari Lembah Wallanaea, Sulawesi Selatan. “Fosil
babi purba ini berusia sekitar 2-3 juta tahun,” tutur dia.

Iwan mengungkapkan, Celebochoerus heekereeni merupakan hasil penelitian yang


dilakukan oleh Pusat Survei Geologi (dulu Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
atau PPPG). Sejak 1986 hingga 1992 di lembah Wallanae, para pakar mengumpulkan
ribuan fosil fauna. Fosil Celebochoerus heekereni yang paling dominan, mencapai lebih dari
85% dari populasi fosil yang dikumpulkan.

Selain Day & Night at The Museum, Museum Geologi juga menggelar seminar dengan
tema, “Fauna Endemik Sulawesi dengan referensi khusus Celebochoerus heekereeni dari
lembah Wallanae, Sulawesi Selatan”. Seminar ini menghadirkan pembicara Prof Fachroel
Aziz dan GD Van den Bergh.

“Kami juga menggelar pameran Fauna Endemik Sulawesi, menjelahi Museum dengan foto
3D (Geomuseum Store), Culinary Night (Jajanan Malam), dan games untuk anak-anak.
“Night at The Museum memberikan nuansa wisata kuliner yang diharapkan jadi unsur utama
perekat rangkaian berwisata sebagai pintu gerbang citra pariwisata Bandung,” pungkas
Iwan.

(thm)

Anda mungkin juga menyukai