Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKUNTANSI 2

BAB 7
EKUITAS PEMEGANG SAHAM
LABA DITAHAN

KELAS AKUNTANSI 1

NAMA KELOMPOK 10 :
1. Zen Omar Dhaffa Maryono Putra (1707312005)
2. Nurlailah (1707312007)
3. Juwita Indralista (1707312017)
4. Dewa Ngakan Agus Wahyu Indrata (1707312034)

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
10.1. PENGERTIAN LABA DITAHAN
Laba ditahan adalah suatu laba yang diperoleh dari perusahaan baik sebagian ataupun
keseluruhan, laba tersebut ditahan atau tidak diberikan kepada pemegang saham dalam
bentuk deviden.

Uang dari laba tersebut biasanya akan diinvestasikan kembali kepada perusahaan agar
menjadi tombak utama dalam kelangsungan pertumbuhan bisnis perusahaan tersebut
sekaligus untuk membayar utang-utang perusahaan.

Laba ditahan dalam laporan neraca akan berada pada posisi Pasiva. Keputusan untuk
membagi atau tidaknya laba ditahan tersebut diatur dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS).

Laba ditahan biasanya ada pada perusahaan perseroan terbatas (PT), kegunaan dalam
mengetahui besarnya laba ditahan dalam suatu perusahaan adalah untuk mengetahui
kinerja pertumbuhan perusahaan tersebut dari tahun ke tahun.

Tujuan dari laba ditahan adalah untuk melunasi hutang perusahaan dan reinvestasi
dalam kegiatan bisnis perusahaan.

Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Laba Ditahan


Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya laba ditahan dalam
suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

 Perubahan dalam pajak perusahaan


 Perubahan dalam strategi bisnis dalam perusahaan tersebut
 Perubahan dalam harga pokok penjualan (HPP)
 Perubahan dari penerimaan bersih
 Perubahan dari besarnya jumlah uang yang dibayar kepada para pemegang
saham/investor yang berbentuk sebagai deviden
 Perubahan dalam biaya-biaya administrasi perusahaan

Manfaat Laba Ditahan


Dibawah ini merupakan manfaat dari laba ditahan dalam suatu perusahaan adalah
sebagai berikut :

 Untuk melunasi hutang-hutang perusahaan


 Sebagai salah satu sumber biaya dalam membiayai operasional perusahaan
dalam mencapai laba yang lebih maksimal
 Sebagai cadangan biaya untuk melakukan investasi kepada para investor
 Dapat digunakan dalam pekembangan perusahaan dimasa yang akan datang

Cara Menghitung Laba Ditahan Perusahaan


Dibawah ini merupakan cara menghitung laba ditahan dalam suatu perusahaan adalah
sebagai berikut :

 Kumpulkan semua data yang dibutuhkan dari laporan keuangan perusahaan


Setiap perusahaan diharuskan melakukan dokumentasi atas keuangan perusahaan
secara resmi. Cara ini bisa digunakan agar lebih mudah menghitung laba ditahan
perusahaan selama periode berjalan dengan menggunakan angka-angka dari laporan
keuangan perusahaan untuk mengetahui laba bersih, laba ditahan pada waktu tertentu,
serta deviden yang sudah dibayar, dibandingkan jika sobat menghitungnya secara
manual. Laba ditahan suatu perusahaan akan ditampilkan dalam laporan neraca selama
periode pencatatan yang terakhir sedangkan laba bersih akan ditampilkan dalam
laporan laba rugi periode berjalan.

Sobat bisa menghitung laba ditahan dalam suatu perusahaan dengan menggunakan
rumus dibawah ini :

Rumus Laba Ditahan

Laba ditahan = laba bersih – dividen yang dibayarkan


Untuk menghitung laba bersih kumulatif, tambahkan angka laba ditahan yang baru saja
sobat hitung dengan saldo laba ditahan yang sudah ada pada saat ini.

Contoh Kasus :

Misalnya pada akhir tahun 2015, bisnis sobat mempunya laba ditahan kumulatif sebesar
Rp 615 juta. Selama tahun 2016 bisnis sobat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 20,1
juta dan membayar deviden dengan jumlah sebesar Rp 5,5 juta. Maka saldo akhir laba
ditahan dari bisnis sobat adalah :

Rp 20,1 juta – Rp 5,5 juta = Rp 14,6 juta

Rp 615 juta + Rp Rp 14,6 juta = Rp 629,6 juta

Jadi, sobat memiliki laba ditahan dari bisnis sobat sebesar Rp 629,6 juta
 Jika tidak mempunyai informasi laba bersih, cobalah dengan menghitung laba
kotor terlebih dahulu
Jika sobat tidak bisa menghitung laba bersih dari bisnis sobat, maka sobat dapat
menghitung laba bersih dari bisnis tersebut dengan cara yang manual. Mulailah dengan
menghitung laba kotor perusahaan.

Laba kotor perusahaan adalah sebuah angka yang dihitung dengan cara mengurangi
uang dari penjualan dengan harga pokok penjualan (HPP) dan sebuah angka yang
dihasilkan dari laporan laba rugi.

Contoh Kasus :

Sebuah perusahaan mencapai penjualan dengan besar Rp 170.000 dalam suatu kuartal,
tetapi harus membayar sebesar Rp 90.000 untuk barang-barang yang dibutuhkan dalam
menghasilkan angka penjualan sebesar Rp 170.000 tersebut. laba kotor dalam satu
kuartal tersebut adalah sebesar :

Rp 170.000 – Rp 90.000 = Rp 80.000

 Hitung laba operasi


Contohnya, dalam suatu bisnis menghasilkan laba kotor sebesar Rp 80.000, dan ada
pembayaran biaya-biaya administrasi dan upah sebesar Rp 15.000. Dengan demikina
besar laba operasi perusahaan tersebut adalah :

Rp 80.000 – Rp 15.000 = Rp 65.000

 Hitung laba bersih sebelum pajak

Contohnya, besarnya laba operasi suatu perusahaan Rp 65.000. lalu perusahaan


membayar biaya depresiasi sebesar Rp 5.000 dan biaya bunga sebesar Rp 1.500 maka
besarnya laba bersih sebelum pajak perusahaan tersebut adalah :

Rp 65.000 – Rp 1.500 – Rp 5.000 = Rp 58.500

 Hitung laba bersih setelah pajak

Dalam contoh diatas, kita asumsikan bahwa tarif pajak 35%. Maka biaya pajak yang
harus dibayar sebesar :

35% (0,35) x Rp 58.500 = Rp 20.475

Selanjutnya kita kurangkan dengan jumlah laba bersih sebelum pajak sebagai berikut :

Rp 58.500 – Rp 20.475 = Rp 38.025

 Kurangi dengan jumlah dividen yang sudah dibayarkan

Misalnya kita asumsikan perusahaan membayar dividen kepada para investor sebesar
Rp 16.000 dalam kuartal ini. Laba ditahan dalam periode berjalan ialah :

Rp 38.025 – Rp 16.000 = Rp 22.025

 Hitunglah saldo akhir dari laba ditahan

Misalnya diasumsikan suatu perusahaan telah menahan laba sebesar Rp 30.000,


sehingga sampai saat ini saldo pada akun laba ditahan menjadi :

Rp 30.000 + Rp 22.025 = Rp 52.025

10.2. KEBIJAKAN DAN LEGALITAS DEVIDEN

1. KEBIJAKAN DEVIDEN

Penentuan jumlah deviden yang tepat yang harus dibayarkan merupakan keputusan
manajemen yang sulit. Perusahaan yang membayar deviden secara ekstrim enggan untuk
mengurangi devidennya karena tindakan ini akan dipandang negatif oleh pasar sekuritas.
Adapula alasan utama yang menyebabkan sangat sedikit perusahaan yang
membayar deviden dalam jumlah yang sama dengan laba ditahan yang tersedia secara
legal antara lain :
· Persetujuan atau kontrak obligasi dengan kreditor tertentu untuk menahan semua atas
bagian laba, dalam bentuk aktiva guna membentuk proteksi tambahan terhadap
kemungkinan kerugian.
· Beberapa hukum perseroan negara bagian masyarakat bahwa laba yang ekivalen
dengan biaya saham treasuri yang dibeli dilarang untuk diumumkan sebagai deviden.
· Keinginanuntuk m,enahan aktiva yang tidak dibayarkan sebagai deviden guna
membiayai pertumbuhan atau ekspansi.
· Keinginan untuk memperlancar pembayaran deviden dari tahun ke tahun dengan
mengakumulasi laba dalam tahun-tahun yang menghasilkan laba dan menggunakan
akumulasi itu untuk membayar deviden dalam tahun-tahun yang buruk.
· Keinginan untuk membentuk pelindung terhadap kemungkinan kerugian/kesalahan
dalam kalkulasi laba.

2. LEGALITAS DEVIDEN

Legalitaigas dividen hanya dapat ditentukan dengan melihat hukum negara bagian yang
berlaku. Ada tiga klasifikasi untuk tujuan perbandingan pembagian deviden kepada
pemiliknya:
1. Kelompok terbesar mengijinkan pembagian deviden kepada pemegang saham
selama perusahaan berada dalam keadaan tidak insolven.
2. Kelompok kedua mengikuti baik “Revised Model Business Corporation
ct”tahun 1984 maupun pelarangan pembagian yang mirip dengannya yaitu perusahaan
harus solven dan pembagian tidak boleh melebihi nilai wajar aktiva besih.
3. Negara bagian lainnya menggunakan berbagai larangan campuran yang terdiri
dari pengujian solvensi dan neraca atas likuiditas dan risiko.

Untuk menghindari pembagian yang ilegal atas aktiva perusahan kepada pemegang sahm
hukum perseroan negara bagian yang relevan harus dipelajari dan meminta nasehat hukum.

Kondisi keuangan dan Pembagian Deviden

NERACA
AKTIVA PABRIK $ 500.000 MODAL SAHAM $ 400.000
$ 500.000 LABA DITAHAN $ 100.000
$ 500.000
KETERANGAN : neraca yang menunjukan likuiditas

NERACA
KAS $ 100.000 KEWAJIBAN $ 60.000
LANCAR
AKTIVA $ 460.000 MODAL SAHAM $ 400.000
PABRIK
$ 560.000 LABA DITAHAN $ 100.000
$ 500.000
$ 560.000
KETERANGAN : neraca yang menunjukan kas tetapi modal kerja minimal
10.3. BENTUK-BENTUK DEVIDEN
Permbagian deviden umumnya didasarkan atas akumulasi laba yaitu laba ditahan,atau
atas beberapa pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor.Deviden memiliki
jenis sebagai berikut :
1. Deviden Tunai
2. Deviden Property
3. Deviden Skrip
4. Deviden Liquidasi
5. Deviden Saham
1. Deviden Tunai
Dewan direksi melakukan pemungutan suara untuk mengumumkan deviden tunai,dan jika
hasilnya disetujui maka deviden segera diumumkan.Pembayaran biasanya dilakukan dengan
segera,sehingga disebut sebagai kewajiban lancar.Contoh;Pt X pada tanggal 10 Juni
mengumumkan deviden sebesar 50 sen per saham atas 1,8juta lembar saham yang dibayarkan
tanggal 16 Juli kepada semua pemegang saham yang tercatat per 24 Juni.

Penjurnalan:
Pada tanggal pengumuman
Laba ditahan 900000
Hutang deviden 900000
Pada tanggal pencatatan tidak ada jurnal
Pada tanggal pembayaran
Hutang Deviden 900000
Kas 900000

NB:Deviden tunai tidak diumumkan dan dibayarkan atas saham Treasuri.

2. Deviden Property
Hutang deviden dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas disebut sebagai deviden
property.Deviden ini dapat berupa barang dagang,real estate,atau investasi.Nilai wajar aktiva
non moneter yang dibagikan diukur dengan jumlah yang dapat direalisasikan dalam suatu
penjualan langsung atau mendekati saat pembagian.Ketika deviden property diumumkan
perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajar property yang akan dibagikan dengan
mengakui setiap keuntungan atau kerugian sebagai perbedaan antara nilai wajar dan nilai buku
property pada tanggal pengumuman.Deviden yang diumumkan dapat dicatat sebagai debet ke
laba ditahan dan kredit ke hutang deviden property pada jumlah yang sama dengan jumlah
wajar property yang akan dibagikan.contoh:
PT X mentransfer sebagian investasinya kedalam sekuritas yang mudah dipasarkan senilai
$1.250.000 kepada pemegang saham dengan mengumumkan deviden property pada tanggal 28
Desember,dan membagikannya pada tanggal 30 januari.Pada tanggal pengumuman,sekuritas
itu memiliki nilai pasar sebesar $2000000
Ayat Jurnalnya adalah:
Pada tanggal pengumuman
-Investasi dalam sekuritas 750.000
Keuntungan atas apresiasi sekuritas 750.000

-Laba ditahan (deviden property yang diumumkan) 2.000.000


Hutang deviden property 2.000.000

Pada tanggal pembagian(30 January)


-Hutang Deviden Property 2.000.000
Investasi dalam sekuritas 2.000.000

3. Deviden Skrip
Deviden skrip berarti bahwa perusahaan tidak membayar deviden sekarang tetapi memilih
membayarnya pada suatu tanggal di masa depan.Skrip yang diterbitkan sebagai deviden hanya
merupakan bentuk khusus dari weselbayar.Deviden skrip dapat diumumkan apabila
perusahaan memiliki saldo laba ditahan yang mencukupi tetapi mengalami kekurangan
kas.Jurnal saat deviden skrip diumumkan:
Laba ditahan (Deviden skrip yang diumumkan sebesar xxx
Wesel bayar atau hutang deviden skrip xxx
Pada tanggal pembayaran jurnalnya:
Wesel/hutang deviden skrip xxx
Beban bunga xxx
Kas xxx

4. Deviden Likuidasi
Adalah deviden yang tidak didasarkan pada laba ditahan/setiap deviden yang tidak didasarkan
pada laba merupakan pengurangan modal disetor perusahaan dan sejauh itu merupakan deviden
likuidasi.Contoh:PT X menerbitkan deviden pada para pemegang saham biasanya sebesar
$1,2jt pengumuman deviden itu menyatakan bahwa $900000 harus dipertimbangkan sebagai
laba dan sisanya merupakan pengembalian modal.
Jurnalnya:
Pada tanggal pengumuman
Laba di tahan 900000
Tambahan modal disetor 300000
Hutang Deviden 1200000
Pada tanggal pembayaran
Hutang deviden 1200000
kas 1200000

5. Deviden Saham
Deviden saham dapat diterbitkan jika menejemen ingin mengkapitalisasi sebagian dari laba
(misalnya reklasifikasi jumlah yang dihasilkan ke modal kontribusi),dan dengan demikian
menahan laba perusahaan atas dasar permanen.Dalam kasus ini tidak ada aktiva yang dibagikan
dan setiap pemegang saham memoiliki bagian kepemilikan yang sama atas perusahaan dan
total nilai buku yang sama setelah deviden saham yang diterbitkan,sama seperti deviden itu
diumumkan.
Contoh:Suatu perusahaan memiliki seribu lembar saham yang beredar dengan nilai pari $100
dan laba ditahan %50. jika perusahaan deviden mengumumkan saham sebesar 10% maka
persuhaan itu harus menerbitkan 100 lembar saham tambahan kepada pemengang sahamnya
yang sekarang. Jika di asumsikan bahwa nilai wajar saham pada saat di deviden saham di
umumkan adalah $130 perusahaan.
Pada tanggal pengumuman
laba di tahan 13000
Deviden saham biasa yg bisa di bagikan 10000
Agio saham 3000
Pada tanggal pembagian
Deviden saham biasa yang dapat dibagikan 10000
Saham biasa 10000

· 10.4. PEMECAHAN SAHAM


Pemecahan saham menghasilkan peningkatan atau penjurunan jumlah lembar saham yang
beredar,dan bersamaan dengan itu terjadi penurunan atau peningkatan nilai pari atau nilai
ditetapkan persaham.Serupa dengan deviden saham,total jumlah dollar dari semua akun ekuitas
pemegang saham yang tersisa tidak berubah.Pemecahan saham biasanya ditujukan untuk
meningkatkan marketabilitas saham dengan mengurangi harga pasar saham yang telah dipecah.

Ekuitas pemegang saham sebelumnya


pemecahan 1 menjadi 2 :
Saham biasa, 1000 lembar
Pada nilai pari $100 $100.000
Laba ditahan 50.000
$150.000

Ekuitas pemegang Saham setelah


pemecahan 1 menjadi 2 :
Saham biasa, 2000 lembar
Pada nilai pari $50 $100.000
Laba di tahan 50.000
$150.000

· Perbedaan Antara Pemecah Saham Dengan Deviden Saham


Dari sudut pandang legalitas, pemecahan saham menghasilkan kenaikan jumlah saham yang
beredar dan penurunan nilai pari atau nilai ditetapkkan saham sedangkan deviden saham,
meskipun menghasilkan kenaikan jumlah saham yang beredar, namun tidsak mengurangi nilai
pari, jadio deviden itu menambah total nilai pari saham yang beredar.

4. APROPRIASI LABA DITAHAN


Apropriasi laba ditahan dianggap tidak lebih sebagai reklasifikasi laba ditahan untuk
tujuan spesifik apropriasi tidak menyisihkan kas: apropriasi hanya mengungkapkan bahwa
manajemen tidak bermaksud membagikan aktiva sebagai deviden dalam jumlah apropriasi
karena aktiva itu diperlukan oleh perusahaan untuk tujuan khusus. Menurut FASB biaya atau
kerugian tidak boleh dibebankan kepada apropriasi laba ditahan, dan tidak ada bagian
apropriasi yang akan ditransfer ke laba. Berbagai alasan telah diajukan untuk apropriasi laba
ditahan yang meliputi batasan hukum, batasan kontraktual, adanya kemungkinan atau
perkiraan kerugian dan perlindungan posisi modal kerja.
Berikut contoh pencatatan Apropriasi Laba Ditahan :
Apabila suatu perusahan mencatat apropriasi dalam akunnya, maka laba ditahan yang tidak
diapropriasikan harus dikurangi oleh jumlah apropriasi dan sebuah akun baru harus dibuka
untuk mencatat jumlah yang ditransfer.
Contoh:
a. Suatu apropriasi untuk ekspansi pabrik diciptakan oleh transfer laba ditahan
sebesar 400000 per tahun selama 5tahun. Jurnal tiap tahun.
Laba ditahan 400000
laba ditahan yang diapropriasi untuk ekspansi pabrik 400000

b. Pada tahun akhir ke 5 apropriasi itu akan memiliki saldo sebesar 2000000. jika kita asumsikan
bahwa rencana ekspansi telah dipenuhi maka apropriasi tidak lagi dibutuhkan dan dapat
dikembalikan ke laba ditahan.
laba ditahan yang diapropriasikan untuk ekspansi pabrik 200000
laba ditahan 200000
· Pengungkapan Pembatasan Atas Laba Ditahan
1. Dalam banyak perusahaan terdapat pembatasan atas laba ditahan atau deviden tetapi tidak
ada ayat jurnal formal yang dibuat.
2. Pembatasan itu dapat didasarkan atas penahanan saldo laba ditahan tertentu, kemampuan
perusahaan untuk mengamati kebutuhan modal kerja tertentu, pinjaman tambahan dan lain-
lain.
·
10.5. PENYAJIAN DAN ANALISIS LABA DITAHAN

 Penyajian

 Neraca
FROST CORPORATION

EKUITAS PEMEGANG SAHAM

31 Desember 2007

Modal saham

Saham preferen, nilai pari $100, kumulatif 7%, diotorisasi

100.000 lembar, diterbitkan dan beredar 30.000 lembar $ 3.000.000

Saham biasa, tanpa nilai pari, nilai ditetapkan $10 per lembar

500.000 lembar diotorisasi, 400.000 lembar diterbitkan. 4.000.000

Dividen saham biasa yang dapat dibagikan, 20.000 lembar. 200.000

Total modal saham 7.200.000


Tambahan modal disetor21

Kelebihan dari nilai pari—preferen $150.000

Kelebihan dari nilai ditetapkan—biasa 840.000 990.000

Total modal disetor 8.190.000

Laba ditahan 4.360.000

Total modal disetor dan laba ditahan 12.550.000

Dikurangi: biaya saham treasuri (2.000 lemar, saham biasa) (190.000)

Akumulasi kerugian komprehensif lainnya22 (360.000)

Total ekuitas pemegang saham $12.000.000

Frost harus mengungkapkan hak-hak dan keistimewaan


yang berkaitan dengan berbagai sekuritas yang beredar. Misalnya
perusahaan harus mengungkapkan semua dividen yang dikeluarkan
setelahnya dan preferensi likuidasi, hak partisipasi, harga dan tanggal
penarikan, persayaratan modal tertanamm, hak suara khusus, dan
syarat-syarat kontrak lain yang penting dalam menerbitkan saham
tambahan. Preferensi likuidasi harus diungkapkan dalam bagian ekuitas
pada neraca, dan bukan dalam catatan pada laporan keuangan, untuk
menekankan kemungkinan akibat pembatasan ini pada arus kas dimasa
depan.

 Laporan Ekuitas Pemegang Saham (statements of stockholder’ equity)


Biasanya disajikan dalam bentuk format sebagai berikut:
1) Saldo pada awal periode
2) Penambahan
3) Pengurangan
4) Saldo pada akhir periode
Pengungkapan perubahan pada akun terpisah dari ekuitas
pemegang saham disyaratkan untuk membuat laporan keuangan yang
cukup informatif. Pengungkapan perubahan seperti itu dapat mengambil
bentuk laporan terpisah atau dibuat dalam laporan keuangan dasar atau
catatan yang menyertainya.

Format kolom (columnar format) untuk penyajian perubahan pos-pos


ekuitas pemegang saham pada laporan tahunan yang dipublikasikan telah
menjadi semakin popular.

 Analisis

Analis menggunakan rasio ekuitas pemegang saham untuk mengefaluasi


profitabilitas dan solvensi jangka panjang perusahaan. Ada tida rasio
sebagai berikut:

 Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa (rate of return on


commen stock equity)

Rasio ini menunjukkan seberapa banyak dollar laba bersih yang


diperoleh dari setiap dollar yang diinvestasikan oleh pemiliknya.
Pengembalian atas ekuitas (ROE) juga menolong para investor
dalam menilai kelayakan saham ketika pasar pada umumnya dalam
kondisi baik.

Contoh perhitungan tingkat pengembalian atas ekuitas saham


biasa:

Tingkat pengembalian = laba berish-dividen saham preferen


atas ekuitas saham biasa Rata-rata ekuiatas pemegang saham

= $360.000-$54.000

$2.550.000

= 12%

 Rasio pembayaran (payout ratio)

Merupakan rasio dividen tunai terhadap laba bersih. Jika saham


preferen sedang beredar, maka rasio ini dihitung unguk pemegang
saham biasa dengan membagi dividen tunai yang dibayarkan kepada
pemegang saham biasa dengan laba bersih yang tersedia untuk
pemegang saham biasa. Sebagai contoh perhitungan ratio
pembayaran:
Rasio pembayaran = dividen tunai
Laba bersih-dividen preferen
= $100.000
$500.000
= 20%

 Nilai buku persaham (book value per share)

Nilai buku per saham merupakan jumlah setiap saham yang akan
diterima jika perusahaan dilikuidasi atas dasar jumlah yang
dilaporkan dalam neraca. Akan tetapi angka tersebut akan
kehilangan banyak relevansinya jika penilaian atas neraca tidak
memperkirakan nilai pasar wajar aktiva. Nilai buku per saham
dihitung dengan membagi ekuitas pemegang saham biasa dengan
saham biasa yang beredar. Sebagai contoh:

Nilai buku persaham = ekuitas pemegang saham biasa


Saham yang beredar
= $1.000.000

100.000

= $10 per saham

Anda mungkin juga menyukai