Anda di halaman 1dari 4

1.

Ringan

Pada tingkat stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan
umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa, ketiduran, dikritik, dan kemacetan. Stres ringan
sering terjadi pada kehidupan sehari-hari dan kondisi dapat membantu individu menjadi waspada.
Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.

2. Sedang

Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Respon dari tingkat stres ini
didapat gangguan pada lambung dan usus misalnya maag, buang air besar tidak teratur, ketegangan
pada otot, gangguan pola tidur, perubahan siklus menstruasi, daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
Contoh dari stresor yang menimbulkan stres sedang adalah kesepakatan yang belum selesai, beban
kerja yang berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru, dan anggota keluarga yang pergi dalam waktu
yang lama.

3. Berat

Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun. Respon dari
tingkat stres ini didapat gangguan pencernaan berat, debar jantung semakin meningkat, sesak napas,
tremor, persaan cemas dan takut meningkat, mudah bingung dan panik. Contoh dari stresor yang dapat
menimbulkan stres berat adalah hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan
penyakit fisik yang lama.
1. Berdoa

Kedengaran klise? Sebagai orang Kristen, kita tahu bahwa doa adalah sarana kita berkomunikasi dengan Tuhan.
Ketika masalah datang dan stres menyerang, kita sering diingatkan untuk berdoa dan meminta pertolongan
Tuhan. Namun, apakah kita sungguh-sungguh melakukannya? Bukankah seringkali kita tidak mencari Tuhan
terlebih dulu, melainkan berusaha mencari jalan keluar sendiri atau mencari orang lain yang mungkin bisa
membantu kita?

Ada pengalaman di tahun 2012 yang selalu saya ingat. Saat itu saya menghadapi situasi dalam bisnis yang
membuat saya sangat stres. Perusahaan saya harus membayar denda sekitar 100 juta rupiah karena ada
kesalahan dalam menghitung nilai pajak ketika kami mengimpor barang. Padahal waktu itu perusahaan saya
baru berusia dua tahun dan masih sangat membutuhkan banyak modal untuk bisa berjalan.

Logisnya, makin besar masalah yang kita hadapi, makin cepat kita akan datang kepada Tuhan, bukan? Namun,
selama berhari-hari saya berusaha mencari jalan keluar sendiri. Saya berpikir keras bagaimana caranya untuk
tidak membayar denda sebesar itu. Dan, usaha saya berakhir tanpa hasil.

Alkitab sudah memberitahu kita untuk menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan, Pribadi yang sanggup
memelihara kita (Mazmur 55:22). Alkitab juga mengajar kita untuk tidak kuatir, tetapi menyatakan segala
keinginan kita dalam doa kepada Allah (Filipi 4:6). Tetapi mungkin, kita tidak terlalu yakin Allah akan
mempedulikan kita. Ada begitu banyak masalah di dunia ini dan ada begitu banyak orang yang membawa
permohonan mereka kepada Tuhan. Akankah Tuhan mendengarkan doa saya? Seandainya pun Dia sungguh
mendengarkan, jalan keluar apa yang bisa Dia berikan? Daripada berdoa, lebih baik kita melakukan sesuatu
yang lain.

Tuhan mengizinkan saya mengalami masalah yang sangat besar supaya saya bisa belajar berdoa. Saya datang
kepada Tuhan dalam keputusasaan saya, mengakui betapa saya sangat terbatas dan memohon Tuhan membuka
pikiran saya untuk bisa menemukan jalan keluar. Setelah berdoa, saya merasa beban saya diangkat, saya
menjadi jauh lebih tenang dan damai. Benar bahwa ketika kita berserah kepada Tuhan, Dia akan menggantikan
rasa frustrasi kita dengan damai sejahtera-Nya yang melampaui segala akal (Filipi 4:7). Masalah saya masih ada,
tetapi saya tidak lagi dilumpuhkan oleh stres karena saya tahu, saya tidak sendirian menghadapi masalah itu.

2. Mencari komunitas yang membangun

Lingkungan di sekitar kita akan sangat mempengaruhi cara kita menghadapi masalah. Jika kita dikelilingi
teman-teman yang optimis, kita akan menjadi lebih positif dalam menyikapi suatu masalah. Namun, jika kita
lebih sering berkumpul dengan teman-teman yang melihat berbagai hal secara negatif, cepat atau lambat kita
pun akan mudah kecewa dan kehilangan semangat.

Saya bersyukur memiliki teman-teman seiman yang memiliki sikap positif dalam hidup, orang-orang yang bisa
saya ajak bicara saat menghadapi hari-hari yang penuh masalah. Meskipun mereka bukan orang-orang yang ahli
dan bisa memberi solusi soal pajak, mereka memberi banyak dorongan semangat dan mendukung saya dalam
doa-doa mereka. Dengan membagikan masalah yang sedang saya hadapi kepada mereka, saya sendiri mulai
melihat situasi saya dari perspektif yang berbeda. Tingkat stres saya berkurang drastis.

Untuk mengatasi stres, carilah komunitas yang punya komitmen untuk saling membangun. Beradalah di tengah
orang-orang yang mengasihi Tuhan dan punya kerinduan untuk bertumbuh serupa Kristus. Dalam komunitas
yang demikian, kita dapat saling menolong dan menopang satu sama lain (Pengkhotbah 4:9-10; Amsal 18:24).

3. Mengucap syukur

Ada sebuah kalimat bijak yang mungkin sering kita dengar: “Do not tell God how big your problem is, but tell
your problem how big your God is”. Jangan hanya mengeluh kepada Tuhan tentang betapa besarnya
masalahmu, hadapilah masalahmu dengan mengingat betapa besarnya Tuhanmu. Saat kita hanya berfokus
kepada masalah-masalah kita, kemungkinan besar kita akan merasa stres dan kewalahan.

Namun, saat saya datang kepada Tuhan dalam doa dan berada di sekeliling teman-teman yang mengasihi Tuhan,
saya jadi menyadari betapa saya memiliki begitu banyak alasan untuk mengucap syukur. Pelajaran penting
dalam bisnis ini diizinkan Tuhan saya alami ketika perusahaan saya masih kecil. Saya tidak bisa membayangkan
bagaimana jadinya bila masalah tersebut baru saya alami saat perusahaan saya sudah besar. Bukan saja saya
harus membayar denda dalam jumlah yang jauh lebih fantastis, para karyawan saya (beserta keluarga mereka)
juga pasti akan terkena imbasnya .

William James, seorang filsuf dan psikolog Amerika pernah berkata, “Senjata terbesar melawan stres adalah
kemampuan kita memilih apa yang akan kita pikirkan.” Saya memilih untuk mengubah fokus pikiran saya dari
“apa” (masalah-masalah saya) kepada “Siapa” (Tuhan). Hasilnya? Ternyata di tengah situasi yang berat
sekalipun kita dapat menghitung berkat. Tuhan menghendaki kita untuk mengucap syukur dalam segala hal,
tidak hanya pada saat semua berjalan lancar, tetapi juga pada saat kita mengalami banyak tekanan hidup (1
Tesalonika 5:18).

4. Melihat masalah dari perspektif Tuhan

Sebagai manusia yang pengertiannya terbatas, seringkali kita membuat kesimpulan-kesimpulan yang keliru atas
situasi yang kita hadapi. Catatan Alkitab tentang 12 pengintai selalu mengingatkan aku betapa pentingnya
melihat berbagai hal dalam hidup ini dari perspektif Tuhan. Ketika kesepuluh pengintai melaporkan tentang
kota-kota berkubu, orang-orang raksasa, dan berbagai halangan besar untuk memasuki tanah Kanaan, bangsa
Israel pun menyimpulkan bahwa Tuhan hendak membiarkan mereka celaka dan tidak ada lagi harapan bagi
mereka (Bilangan 14:2-4). Namun, kedua pengintai lainnya, Yosua dan Kaleb, melihat situasi yang ada dari
perspektif yang sangat berbeda. Mereka melihat kebaikan Tuhan yang memberikan mereka negeri yang luar
biasa baiknya, dan mereka memiliki keyakinan penuh bahwa Tuhan berkuasa melindungi mereka (Bilangan
14:7-9).

Daripada membiarkan diri dikuasai oleh stres dan rasa putus asa, saya belajar untuk bertanya, “Apa yang Tuhan
ingin lakukan di dalam dan melalui saya dengan mengizinkan masalah ini terjadi?” Saya sendiri mengalami
bagaimana masalah membentuk saya menjadi pribadi yang memiliki karakter lebih baik, lebih tegar, lebih bijak,
juga lebih teliti dalam bekerja. Saya belajar bagaimana menjadi seorang pengusaha yang baik, yang
menjalankan bisnis menurut kebenaran-Nya.

5. Belajar dari proses yang dijalani

Menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan tidak berarti kita menjadi orang yang pasif dan ceroboh. Jika
kita tidak belajar dari proses yang kita alami, dengan mudah kita akan kembali stres (mungkin dalam kadar yang
lebih tinggi) saat kita menghadapi masalah yang serupa.

Kembali pada cerita tadi, saya akhirnya memutuskan untuk belajar lebih banyak tentang aturan penghitungan
pajak. Tanpa disangka, saya menemukan sebuah artikel di internet yang menjelaskan tentang pajak barang
impor. Melalui artikel itu saya menemukan peraturan pemerintah yang menyatakan bahwa cara saya
menghitung pajak sudah benar. Keesokan harinya saya langsung menunjukkan artikel tersebut kepada konsultan
pajak saya. Beliau kemudian mengatakan bahwa artikel itu benar dan atas dasar peraturan yang ada, saya tidak
perlu membayar denda sepeser pun. Puji Tuhan!

Ketika Tuhan mengizinkan anak-anak-Nya menghadapi masalah, Dia berjanji bahwa masalah-masalah itu tidak
akan melampaui kekuatan kita, dan Dia sendiri akan menyediakan jalan keluar sehingga kita dapat
menanggungnya (1 Korintus 10:13). Bila kita memenuhi pikiran kita dengan janji-janji Tuhan, stres tidak akan
lagi mendapat tempat di sana. Kita akan dapat menerima situasi yang ada dengan ucapan syukur dan terbuka
untuk belajar, karena kita tahu bahwa Tuhan dapat memakai segala sesuatu untuk membentuk anak-anak-Nya
makin serupa dengan-Nya. Dia bahkan akan mempersiapkan kita untuk hal-hal yang lebih besar! Ingatlah
bagaimana Yusuf ditempa selama 13 tahun penuh kesulitan, sebelum ia diangkat sebagai orang nomor dua yang
paling berkuasa di seluruh Mesir. Ingatlah bagaimana iman Daniel diuji habis-habisan saat bekerja di bawah
pemerintahan raja-raja yang tidak mengenal Tuhan, sebelum akhirnya ia diberi kedudukan tinggi melebihi para
pejabat lainnya di dalam kerajaan.

6. Jangan mengabaikan humor

jangan abaikan manfaat dari perasaan humor. Pengkhotbah 3:4 mengatakan bahwa ada ”waktu untuk menangis
dan waktu untuk tertawa”. Tertawa itu menyegarkan dan menyehatkan karena, seperti dijelaskan oleh seorang
doktor, ”tubuh kita menghasilkan endorfin dan menekan produksi adrenalin pada waktu kita tertawa”. Seorang
istri berkomentar, ”Pada situasi-situasi yang sangat menegangkan, suami saya akan mengatakan atau melakukan
sesuatu yang lucu, dan hal itu benar-benar membantu.”

7. Tetapkan prioritas yang tepat.—Filipi 1:10, 11. Secara teratur, sisihkan waktu untuk santai.—Matius 14:23.

Upayakan relaksasi dan tidur yang cukup.—Pengkhotbah 4:6.

1. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Dalam sejahtera Allah,
yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi
4:6, 7). Tuhan mengundak Anda untuk datang kepada-Nya dengan segala persoalan dan kebutuhan Anda; Dia
rindu menolong Anda menemukan jawaban positif pada masalahmu.

2. “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang
Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
(Yohanes 14:27). Bukanlah kedamaian biasa yang Yesus tawarkan kepada Anda, tetapi kekuatan damai yang
bekerja untuk memudarkan rasa takut dan kecemasan Anda.

3. “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu
sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu maka Ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:5, 6).Jika Anda
cemas dalam pilihan yang Anda buat, letakan dengan iman seluruh kehidupanmu dalam Tuhan dan Dia akan
memimpin engkau dalam arahan yang benar.

4. “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-
lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” (Mazmur 55:23). Tuhan ingin Anda bersandar pada-Nya
sebagai tumpuan; Dia akan mengambil seluruh beban Anda dan menjaga Anda supaya tidak tergelincir.

5. “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah
dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.” (Kolose 3:15). Tuhan akan mengusir kecemasan dalam
pikiran Anda dan memenuhi hati dan pikiran Anda dengan kedamaian saat Anda memandang kepada-Nya.

6. “Dengan tentram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan
yang membiarkan aku diam dengan aman.” (Mazmur 4:8). Kurangnya istirahat hanya akan meningkatkan
kecemasan; percaya masalah Anda kepada Tuhan dan segeralah tidur ketahuilah Dia mengawasi Anda.

7. “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku
akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-
Ku yang membawa kemenangan.” (Isaiah 41:10). Sangatlah aman untuk melepaskan seluruh ketakutan dan
kekuatiranmu kepada Tangan Tuhan yang mampu, mengetahui bahwa Dia sungguh berada di dekat Anda,
memegang engkau dan menyediakan pertolongan dan kekuatan yang engkau butuhkan setiap hari.

8. “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus
Yesus.” (Filipi 4:19). Kuatir akan kebutuhan materi hanyalah membuang energi saja; semua kekuatan kita
Tuhan alam semesta miliki dan yang akan menjaga Anda- anaknya yang berharga!

Anda mungkin juga menyukai