B Indo
B Indo
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang mahasiswa harus peka terhadap perkembanga zaman dan informasi yang ada
disekitarnya.Berbagai cara dapat didakukan untuk mendapatkan informasi,salah
satunya adalah dengan membaca buku.Membaca adalah suatu kegiatan yang sangat
penting bagi seorang mahasiswa dalam proses belajarnya.Tidak hanya membaca
buku,seorang maha siswa juga harus dapat menilai buku yang dibacanya apakah sudah
baik atau belum.Kegiatan penilaian ini dapat kita sebut dengan dengan”critical Book
Review”.Critical Book Review dapat dilakukan mahasisiwa secara sederhana.Sebelum
melakukan penilaian mahasisiwa harus terlebih dahulu memahami isi buku yang
dikritik kemudian dapat membandingkannya dengan buku lain sebagai pembanding
untuk menilai buku yang dikritik.
1
D. Identitas Buku
Identitas buku yang di riview:
Judul Buku :Pendidikan Bahasa Indonesia
Penulis :Drs. Sanggup Barus, MPd.
Kota Terbit :Medan
Tahun Terbit :2019
Jumlah Halaman :118 halaman
Buku pembanding:
Judul Buku :Bahasa Indonesia
Penulis :Tim Dosen Pengampu
Kota Terbit :Medan
Tahun Terbit :2016
Jumlah Halaman :162 halaman
2
BAB II
DESKRIPSI ISI BAB BUKU
BUKU UTAMA
BAB I
A.Kedudukan dan Fungsi Bahasa-bahasa di Indonesia
1. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu dan termasuk kedalam rumpun bahasa
Austronesia. Bahasa melayu pasar sangat mudah di mengerti, ekspresif, memiliki toleransi
kesalahan yang sangat besar, dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang
digunakan penggunanya. Selain bahasa Melayu pasar ada pula bahasa Melayu Tinggi yang
digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar sumatera, melayu, dan jawa. Bentuk bahasa
Melayu Tinggi ini lebih sulit dari pada bahasa Melayu Pasar karna penggunaannya sangat
halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif bahasa melayu pasar.
Penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa mermula dari peristiwa ikrar
Sumpah Pemudah pada 28 Oktober 1928. Butir ketiga ikrar Sumpah Pemudah berbunyi “Kami,
putra dan putrid Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Dan berfungsi
sebagai:
1) Lambang kebanggaan nasional.
2) Lambang identitas nasional.
3) Alat pemersatu berbagai suku bangga yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya,
dan bahasa daerahnya, dan
4) Alat komunikasih antardaerah dan antarbudaya.
2. Bahasa Daerah
Bahasa daerah adalah bahasa-bahasa suku bangsa di Indonesia. Bahasa daerah
berfungsi sebagai:
1) Lambang kebanggaan daerah
2) Lambang identitas daerah
3) Alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah, dan
4) Sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia.
3
3. Bahasa Asing
Bahasa asing diartikan dengan bahasa-bahasa di Indonesia selain bahasa Indonesia dan
bahasa daerah. Bahasa asing mempunyai fungsi sebagai alat perhubungan antarbangsa dan
sarana pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi mpdern untuk pembangunan nasional.
B.Bahasa Indonesia Baku
1. Pengertian Bahasa Baku dan Nonbaku
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat luas. Makna kata baku sendiri
tampaknya tidak dipahami secara benar, apalagi makna bahasa baku hal ini karna orang enggan
mencari mencari makna istilah baku dan bahas abaku didalam kamus umum atau kamus istilah
liguistik. Bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok , yang menjadi bhasa ukuran, atau
yang menjadi standard. Jadi bahasa Indonesia baku adalah ragam bahasa Indonesia yang
menjadi pokok atau dasar ukuran atau yang menjadi standard.
Dengan demikian bahasa non baku adalah bahasa yang tidak menjadi pokok, yang tidak
menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi standard. Jadi bahasa non baku adalah ragam
bahasa Indonesia yang tidak menjadi pokok, yang tidak menjadi dasar ukuran, atau yang tidak
mnejadi standard.
Bahasa baku adaah bentuk bahasa yang yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan,
struktur kalimat, ejaan, dan pengujcapan yang dipakai oleh mereka yang berpendidikan, seperti
pejabat, ahli, dosen, guru dan sebagainya. Sedangkan bahasa non bak adalah bentuk bahasa
yang biasa menggunakan kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat atau ejaan dan pengucapan
yang dipakai oleh mereka yag kurang berpendidikan dan biasa beraktivitas dalam lingkangan
yang tidak resmi
2. Fungsi Bahas Indonesia Baku
Bahasa baku mempunyai empat fungsi sebagai berikut:
1. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu.
2. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kepribadian.
3. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa.
4. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan.
4
resmi. Kedua, dalam wacana teknis, yaitu dalam laporan resmi dan karya ilmiah berupa
makalah, skripsi , tesis dan laporan hasl peneitian. Ketiga, dalam pembicaraan di depan
umum, yaitu cramah, kuliah dan khotbah. Keempat, daam pembicaraan penting dengan
yang dihormati, yaitu atasan dengan bawahan , siswa dengan guru, guru dengan kepala
sekolah, mahasiswa dengan dosen.
4. Ciri Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia baku memiliki tiga ciri yaitu:
1. Memiliki keunggulan wilayah dan waktu penggunaan.
2. Kemantapan dinamis.
3. Cendekia.
5
sedagkan didalama teks akademik penggunaannya dihindakan, untuk non akademik
cenderung menggunakan kalimat verbal, karena itu dalam menulis teks akademik
pemakai bahasa seogianya selalu menggunakan nomina.
Misalnya:
Verba Nomina
Bertujuan Tujuan
Menelaah Telaah
C. Ciri-ciri Teks Akademik
Tabel dibawah ini menunjukkan cirri-ciri teks akademik dan cirri-ciri teks non
akademik:
Teks akademik Teks non akademik
Perbedaan
( teks ilmiah) (teks non ilmiah)
Objek Adanya fakta objek yang Tidak ada objek yang diteliti.
diteliti.
Fakta pengamatan Dibuktikan denga pengamatan Tanpa dukungan atau bukti
(objektif). (subjektif).
Tata urutan Ersiifat metodis dan sistematis. Sesuai dengan alur.
Bahasa Menggunakan bahasa yang Menggunakan bahasa yang
ilmiah (bahasa baku yang baik non ilmiah ( menggunakan
dan benar). bahasa baku yang baik).
Istilah Pemakaian istilah khusus Pemakaian istilah umum
Gaya bahasa Formal . Non formal dan popular.
Isi Biasanya berisi pengamatan Dapat bersifat persuasive,
atau penelitian. deskriptif, maupun kritik
tanpa didukung bukti.
6
subgenre yang lebih kecil terdapat didalamnya dan dipayungi oleh genre makro
tersebut.
Ulasan Buku
Buku refrensi adalah buku yang digunakan sebagai refrensi atau bahan rujukan
pada saat orang menyusun karya ilmiah. Ulasan buku yang sering disebut dengan
timbangan buku adalah tulisan yang berisi tentang kritik terhadap buku yang dimaksud.
Ulasan seperti ini dibutuhkan pada saat menyajikan kajian pustaka dalam proposal
penelitian, laporan penelitian (yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi), ataupun artikel
ilmiah.
Prposal
Proposal merupakan tulisn yang berisis rancangan penelitian . proposal
penelitian memiliki struktur teks pendahuluan ˆlandasan teori dan tinjauan
Pustakaˆmetodelogi penelitian
7
Identitas
kshsuqbiqt((Ops
Orientasi
ional)
kshsuqbiqt((Ops
ional)Tafsiran Isi
kshsuqbiqt((Ops
Sabtsa8r
ional)
Rangkuman
kshsuqbiqt((Ops
ional)
8
BAB IV.PENULISAN TEKS PROPOSAL
Teks proposal secara singkat dpat dimaknai dengan rancangan atau gambaran dari suatu
kegiatan. Dengan lebih jelas dapat pula dikatakan bahwa teks proposal merupakan suatu bentuk
rancangan kegiatan yang dibuat secara formal dan standar serta diajukan kepada pimpinan atau
pemangku kepentingan atau pihak terkait untuk mendapatkan pertimbangan – pertimbangan.
Pada umumnya proposal merupakan tulisan informatif dan persuasif yang mengedukasi dan
menyakinkan pembaca.
Hasnun (2004:84) menyatakan bahwa proposal merupakan rencana yang disusun untuk
kegiatan tertentu atau bisa juga dikatakan sebagai rencana yang ditunagkan dalam bentuk
rancangan kerja. Keberhasilan suatu proposal dapat ditunjang dengan keahlian seseorang
dalam menuliskannya, bukan saja sekedar dasar pemikiran dan tujuan proyek atau kegiatan
yang jelas, namun kepiawaian dalam menjelaskan hal – hal yang berkaitan dengan kegiatan
tersebut.
Penjelasan tersebut di atas menggambarkan bahwa teks proposal merupakan sebuah
usul mengenai rancangan kegiatan yang disusun berdasarkan komponen – komponen
susunannya guna memberikan kejelasan isi dan tujuan teks proposal tersebut adalah agar
mendapat persetujuan atau bahkan mendapat bantuan dana atau sarana dari pihak yang
membaca.
B. Jenis – jenis Proposal
Secara umum proposal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis (Nurjamal dkk,
2011:177). Jenis – jenis proposal yang dimaksud adalah (1) proposal kegiatan, (2) proposal
usaha atau bisni, (3) proposal penelitian. Proposal kegiatan merupakan proposal yang disusun
sebelum melakukan suatu kegiatan. Dalman (2012:80) menyatakan bahwa proposal kegiatan
adalah rencana kegiatan yang disusun oleh panitia untuk mendapatan bantuan dan persetujuan
dari pihak ketiga dan pihak terkait.
Jenis proposal berikutnya adalah proposal usaha atau bisnis. Proposal usaha atau bisnis
adalah sebuah proposal yang dibuat dengan tujuan untuk melakukan suatu usaha untuk
menambah permodalan usaha atau mengajukan kredit, merger, ataupun kerjasama dalam
rangka mengembangkan bisnis (Nurjamal, 2011:179).
9
1. Proposal kegiatan
Teks proposal kegiatan merupakan rencana kegiatan yang disusun oleh penitia untuk
mendapatkan bantuan dan persetujuan dari pihak ketiga dan pihak terkait. Proposal kegiatan
merupakan sebuah usulan rencana kegiatan yang dilaksanakan pda waktu dan momen tertentu.
Ciri proposal kegiatan adalah (1) berisi pedoman kerja atau peta perjalanan lengkap yang akan
dinilai selama melakukan kegiatan, (2) panitia kegiatan telah memiliki gambaran menyeluruh
dan lengkap mengenai ruang lingkup dan urutan kegiatan maupun tenggang waktunya, (3)
dirancang oleh kelompok panitia yang berencana menggelar acara, (4) biasanya memiliki
susunan panitia, bentuk kegiatan, waktu kegiatan, dana nama kegiatan.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa teks proposal kegiatan adalah rancangan
ataupun susunan kerangka kerja dalam suatu kegiatan yang akan dilaksanakan yang berisi
rincian pelaksanaan, susunan panitia, dan waktu serta dana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan.
a. Unsur – unsur Proposal Kegiatan
Penulisan proposal kegiatan memerlukan ketelitian dan kecermatan, terutama dalam
hal memperhatikan bagian – bagian yang akan diungkapkan pada isi proposal. Bagian – bagian
atau unsur – unsur tersebut adalah penunjang kelengkapanproposal. Hal – hal yang harus
terdapat di dalam sebuah proposal kegiatan antara lain adalah (a) latar belakang yang memuat
landasan kegiatan tersebut dilaksanakan, (b) tema atau kerangka pemikiran, (c) maksud /
tujuan, (d) waktu pelaksanaan, (e) tempat, (f) kegiatan yang akan dilaksanakan , (g) biaya yang
dibutuhkan, (h) kepanitian, (i) penutup.
b. Teknik Penulisan Proposal Kegiatan
Bahasa yang digunakan pada proposal harus jelas dan memberikan gambaran tentang
kegiatan yang dilaksanakan. Penulisan proposal harus memperhatikan ; (1) penempatan dan
penggunaan kata yang tepat, (2) pengurangan penggunaan kalimat yang panjang dan
membingungka, sebaiknya menggunakan kalimat pendek dan jelas, (3) penggunaan paragraf
dan ejaan yang sesuai.
Aturan – aturan dalam menyusun proposal adalah (1) menggunakan kata yang sesuai
untuk mengungkapkan maksud dan tujuan proposal dengan jelas, (2) menulis proposal dengan
format penulisan proposal yang dipakai secara umum, (3) menggunakan kalimat padat, jelas,
dan benar, (4) menggunakan bahasa sesuai dengan prinsip Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), (5)
menulis proposal dengan gaya yang menarik, (6) mengaitkan kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain agar seluurh isi proposal tetap memiliki pemahaman yang sama, (7) menyunting
10
kembali proposal yang telah ditulis sesuai dengan mengoreksi kesalahan – kesalahan penulisan
maupun isi proposal terseut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik penulisan proposal yang baik adalah
(1) menentukan judul kegiatan proposal sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, (2)
menulis proposal dengan format penulisan proposal yang dipakai secara umum, (3)
menjabarkan unsur – unsur proposal kegiatan, yakni (a) nama kegiatan, (b) dasar pemikiran,
(c) tujuan dan maanfaat kegiatan, (d) tema kegiatan, (e) ruang lingkup kegiatan, (f) waktu dan
tempat kegiatan, (g) susunan kepanitian, (h) anggaran biaya, (i) penutup, (4) menyusun
proposal dengan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan ejaan yang berlaku,
(5) menyunting kembali penulisan dan isi proposal, (6) menyiapkan cover atau sampul serta
tulisan proposal dengan tampilan yang menarik dan berkesan.
2. Proposal Penelitian
Menyusun teks proposal (rencana) penelitian diibaratan seperti membuat suatu produk
untuk dijual. Artinya, terjual atau tidaknya brang tersebut sangat tergantung dari dan
kepandaian kita dalam menawarkan barang tersebut. Jika barang tersebut merupakan hal baru
bagi masyarakat, sudah barang tentu konsumen akan tertaik untuk membelinya.
Dalam uraian berikut akan disajikan secara garis besar mengenai petunjuk pembuatan
suatu proposal penelitian. Lazimnya sebuah rencana penelitian terdiri dari bab – bab : (1)
pendahuluan, (2) tinjauan pustaka, (3) perumusan hipotesis, (4) metode penelitian.
a. Pendahuluan
Bab ini terdiri dari (a) latar belakang, (b) perumusan permasalahan, (c) tujuan penelitian.
b. Tinjauan Pustaka
Hal yang lebih penting, bab tinjauan pustaka ini harus dapat memberikan ladasan ilmiah
tentang (a) masalah penelitian, (b) metode yang dipilih (bila perlu) dan (c) memberikan
landasan ilmiah, mengapa perlakuan yang satu dihipotesiskan (diduga) lebih baik daripada
perlakuan yang lain atau mengapa suatu variabel diduga berhubungan dengan variabel yang
lain.
c. Hipotesis
Setiap tahap pengembangan pemikiran ilmiah, dibuat dengan memperkirakan kejadian
yaitu dengan mengembangkan hipotesis (yang diusahakan untuk dikembangkan) yang
seringkali dimulai dengan dasar yang tidak kuat. Hipotesis adalah suatu perkiraan atau dugaan
hasil mental peneliti mengenai fakta – fakta yang diperoleh atau jawaban sementara mengenai
suatu gejala atau hubungan antara dua gejala empiris. Fungsi utama hipotesis adalah
sebagai dasar penelitian dan pengamatan baru. Fungsi kedua adalah sebagai alat untuk
11
memperoleh pengetahuan baru, yang pada permulaannya belum dapat dipastikan
kebenarannya.
d. Metode Penelitian
Dalam kegiatan ini peneliti menjelaskan seluruh variabel yang terkait / berperan dalam
penelitian. Tidak hanya variabel bebas dan variabel tergantung saja, tetapi juga variabel –
variabel lain yang menentukan keberlakuan hasil dari penelitian tersebut.
Isi bagian ini adalah sebagai berikut :
a) Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
b) Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian terutama tentang spesifikasi alat dan
bahan tersbut
c) Metode penelitian, mencakup rancangan penelitian dan rencana analisis datanya
d) Pelaksanaan peneltian yang berisi uraian tentang prosedur pelaksanaan penelitian
secara terperinci dan lengkap, tidak termasuk variabel rambang
e) Pengamatan dan pengumpulan data berisi penjelasan tentang prosedur dan cara
pengamatan penelitian serta dapat menunjang apa saja yang dapat dikumpulkan
e. Deskripsi Proposal Penelitian
1. Judul penelitian
2. Pendahuluan
3. Perumusan masalah
4. Tinjauan pustaka
5. Tujuan penelitian
6. Kontribusi hasil penelitian
7. Metode penelitian
8. Jadwal pelaksanaan
9. Daftar pustaka
10. Lampiran
12
C. Struktur Teks dan Hubungan Genre Mikro pada Proposal
Sesuai dengan perihal teks proposal kegiatan yang telah dikemukakan di atas,
seharusnya struktur teks dan genre mikro pada proposal kegiatan adalah sebagai berikut :
13
BUKU II
BAB I.PENDAHULUAN
A. Subtansi
Subtansi mata kuliah adalah sebagai berikut:
1. Matakuliah bahasa Indonesia sebagai mpk menekankan keerampilan menggunkan
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional secara baik dan benar
untuk menguasai , menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi
dan sei sebgai perwujudan kecintaan dan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia.
2. Subtansi kajian matakuliah bahasa Indonesia difokuskan pada menulis akademik.
Secara umum struktur kajian terdiri atas:
a. Kedudukan bahasa Indonesia
1. Sejarah bahasa Indonesia
2. Bahasa negara
3. Bahasa persatuan
4. Bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
5. Fungsi dan peran bahasa Indonesia
b. Menulis
1. Makalah
2. Rangkuman atau ringkasan buku atau bab
3. Resensi buku
c. Membaca untuk menulis
1. Membaca tulisan artikel ilmiah
2. Membaca tulisan popular
3. Mengakses informasi melalui internet
d. Berbicara untuk keperluan akademik
1. Presentasi
2. Berseminar
3. Berpidato dan situasi formal
14
B. Tujuan
Matakuliah bahasa Indonesia ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan
penguasaan keterampilan komunikasi yang tinggi dalam ranah keilmuan.
C. Manfaat
Manfaat dengan mempelajari ini, anda akan memproleh manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatnya pengetahuan atau wawasan baru mengenai ihwal bahasa.
2. Menumbuhkan sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia.
3. Meningkatnya kemampuan menganalisis kesalahan bahasa yang sering di gunakan
di masyarakat.
4. Meningkatnya keterampilan berbahasa lisan atau situasi formal.
D. Strategi
Semangat dan motivasi dalam mempelajari materi dalam buku ini sangat
membantu anda untuk memproleh pengetahuan dan keterampilan yang anda
butuhkan.bacalah buku dengan suasana hati yang tenang dan senang.
E. Hasil yang diharapkan
Diharapkan akan meningkatakan pengetahuan tentang kaidah bahasa Indonesia
dan kemampuan berbahasa Indonesia lisan dan tulis.
15
BAB II .HAKIKAT BAHASA
A.Pengertian bahasa
Pertama, bahasa dikatakan sebagai sistem lambang bunyi, maksudnya bahasa disebu
tsistem bunyi atau sistem lambing bunyi karena bunyi-bunyi bahasa yang kita dengar kita
ucapkan itu sebenarnya bersis tema atau memiliki keteraturan. Jadi, agar sistem bunyi itu
mempunyai makna, didalam pengucapannya kita tidak dapat sembarangan. Kedua, bahasa
arbitrer, maksudnya tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa dengan konsep atau
pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Ketiga, digunakan oleh suatu masyarakat,
maksudnya bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki manusia.Maka, bahasa
bersifat manusiawi, dalam arti bahasa itu hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh
manusia. Keempat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Maksudnya
bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif untuk saling melakukan
hubungan sosial, antara perseorangan dengan perseorangan atau dengan kelompok.
1. Sistem lambing yang bermakna dapat dipahami dengan baik oleh masyarakatnya
2. Berdasarkan kesepakatan masyarakat pemakainya, sisitem bahasa itu bersifat
konvensional.
3. Lambing sebagai huruf bersifat manasuka atau kesepakatan pemakainya
4. Sistem lambang yang terbatas mampu menghasilkan kata, bentukan kata, frasa,klausa, dan
kalimat yang tidak terbatas dan sangat produktif
5. Sistem lambang itu tidak sama dengan sistem lambang bahasa lain seperti sistem lambang
bahasa jepang
6. Sistem lambang bahasa itu dibentuk berdasarkan aturan yang bersifat universal sehingga
dapat sama dengan sistem lambang bahasa lain.
B. Fungsi bahasa
Dalam banyak literature bahasa, para ahli merumuskan fungsi bahasa secara umum ada
empat. Yaitu : 1) untuk menyataka nekspresi diri, 2) sebagai alat komunikasi, 3) sebagai alat
untuk mengadakan interaksi dan adaptasi sosial, dan 4) sebagai alat untuk mengadakan
control sosial (Keraf, 1994: 3-6).
1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat ekspresi, bahasa merupakan sarana untuk mengekspresikan atau
mengungkapkan segala sesuatu bahasa merupakan sarana untuk
mengekspresikan atau mengungkapkan segalas esuatu yang ada di dalam dunia
batin seseorang, baik berupa gagasan, pikiran , perasaan maupun pengalaman
yang dimilikinya.
16
2. Alatkomunikasi
Sebagai alat komunikasi ,bahasa digunakan oleh anggota masyarakat penuturnya
untuk menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lain yang mempunyai
kesamaan bahasa.
3. Alat integrasi dan adaptasi sosial
Fungsipeningkatan (integrasi) dan penyesuaian (adaptasi) diri dalam satu lingkungan
merupakan kekhususan dalam bersosialisasi baik dalam lingkungan sendiri maupun
lingkungan baru.
4. Alat control sosial
Sebagai control social bahasa dapat di gunakan untuk mengatur berbagai aktivitas
sosial ,merencnanakan berbagai kegiatan, dan mengarahkannya kepada suatutujuan
yang di inginkan.
Salah satu manfaat belajar bahasa adalah untuk keperluan berkomunikasi.Salah satu
kemampuan penting berkomunikasi adalah menampakkan pikiran.
D. RagamBahasa
Finoza (2010: 5) menjelaskan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena
pemakaian bahasa oleh penuturnya.
17
BAB III.HAKIKAT BAHASA
18
BAB IV.EJAAN BAHASA INDONESIAA
A. Sejarah perkembangan ejaan di Indonesia.
Bahasa ndonesia yang awalnya berawal dari bahasa melayu sudah memiliki aksara sejak
berates tahun yang lalu, yaitu aksara arab melayu. Akasara itu memiliki nama yaitu:
1. Ejaan yang diresmikan
a. Ejaaan van ophujisen
Aksara arab melayu dipakai secra umum didaerah melayu dan daerah-daerah
yang telah menggunakan bahasa melayu. Van ophujesen, seorang ahli bahasa dari
belanda mendapat perintah untuk merangcang suatu ejaan yang dapat dipakai dalam
bahasa melayu, terutama untu kepentingan pengajaran.
b. Ejaan republik (ejaan soewandi)
Bebrapa tahun sebelum Indonesia merdeka yakni pada masa
pendudukanjepang, pemerintah sudah mulai memikirkan keadaan ejaan kita yang
sangat tidak mampu mengikuti perkembangan ejaan internasioal. Oleh sebab itu,
pemerintah melalui menteri pendidikan dan kebudayaan melakukan pengubahan
ejaan untuk menyempurnakan ejaan yang dirasakan sudah tidak sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
melalui menteri pendidikan dan kebudayaan melakukan pengubahan ejaan
untuk menyempurnakan ejaan yang dirasakan sudah tidak sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Ejaan yang disempurnakan
Pada tanggal 16 agustus 1972, presiden republic Indonesia ( bapak Suharto)
meresmikan pemakaiaian ejaan bahasa yang disempurnakan yang lazim di singkat
dengan EYD.
1. Ejaan yang tidak diresmikan.
a. Ejaan melindo
Pada akhir tahun 1950-an para penuis pula mulai merasakan
kelemahan yang terdapat pada ejaan republik itu. Ada kata-kata yang
sangat menggangu penulisan karna ada satu bunyi bahsa yang
dilambangkan dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj, ng, dan ch.
A. Ejaan yang di sempurnakan
Ejaan yang disempurnakan adalah tata dalam bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dan tuisan, mulai dari emakaian dan penulisan
huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsure serapan.
B. Ejaan bahsa Indonesia
Ejaan bahasa Indonesia seperti:
1. Pemakaian huruf
a. Huruf abjad
b. Huruf vocal
c. Huruf konsonan
d. Huruf dialog
e. Gabungan huruf konsonan.
2. Penulisan kata
a. Kata dasar
19
b. Kata berimbuan
c. Bentuk ulang
d. Pemenggalan kata
e. Kata depan
f. Partikel
g. Singkatan dan akronim
h. Kata ganti ku-, kau-, mu-, dan nya
i. Kata sandang si dan sang
3. Pemakaian tanda baca
1. Tanda koma (,)
2. Tanda titik koma (;)
3. Tanda titik dua (:)
4. Tanda hubung (-)
5. Tanda Tanya (?)
6. Tanda seru (!)
7. Tanda elisis (...)
8. Tanda peik dua (“)
9. Tanda petik tunggal (‘)
10. Tanda kurung ( (..) )
11. Tanda kurung siku ( [...] )
12. Tanda garis miring (/)
20
BAB V.KALIMAT EFEKTIF DAN PENALARAN
A. Kalimat
1. Pengertian kalimat
Kalimat biasanya didefeniskan sebagai susunan kata-kata yang memiliki
pengertian yang lengkap. Artinya, didalam kalimat itu ada unsure subjek (S) yakni
unsure yang di bicarakan.
2. Unsur-unsur kalimat
a. Subjek
b. Predikat
c. Objek
d. Pelengkap
e. Keterangan
f. Konjungsi
g. Modalitas
h. Pola kalimat
3. Analisis kesalahan berbicara
a. Pengertian analisis kesalahan berbicara
Para pakar linguistik dan para guru bahasa Indonesia berpendapat bahwa
kesalahan kesalahan berbahasa itu menggangu pencapaian tujuan pengaaran. Oleh
sebab itu, kesalahan berbicara yang sering di ucapkan harus di kurangi dan di
hapuskan.
b. Bahasa Indonesia yang baik
1. Bahasa Indonesia yang benar
2. Bahasa Indonesia yang baik dan benar
4. Bentuk baku dan tidak baku
Beberapa bentuk kembar disajikan sebagai berikut:
1. Analisa dan analisis
2. Anarkis dan anakkitis
3. Antri dan antre
4. Anutan dan panutan
5. Ahli dan akhli
6. Akta dan akte
7. Cedera dan cidera
8. Darma dan dharma
9. Daya guna dan dayaguna
21
BAB VI.PENULISAN KARYA ILMIAH
22
pada tahap pe-penulisan adalah (1)tahap pemilihan topik ,(2) pembatasan topik ,(3) penentuan
judul ,(4) perumusan tema (5) pengumpulan bahan dan (6) penyusunan kerangka artikel
konseptual.
E. Penulisan Kutipan dan Daftar Rujukan
1. Penulisan Kutipan
Kutipan adalah fakta ,ide ,opini atau pendapat yang dikutip dari sumber tertulis untuk
mendukung atau memperjelas argumen,posisi ,atau opini penulis dalam artikel ilmiah .Ini
berarti bahwa semua kutipan ,baik berupa fakta ,ide ,opini maupun pernyataan ,yang tedapat
dalam artikel ilmiah ,bukan milik penulis itu sendiri.
Semua kutipan yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah ,diberi dengan nama ahir
pengarang ,tahun terbit kutipan ,dan nomor urut halam sumber kutipan itu .Ada beberapa kata
tertentu yang digunakan dalam penulisan kutipan antara lain menyatakan ,menerangkan
,menegmukakan,berpendapat,melaporkan ,menyarankan dan sebagainya .Bila penulis menilai
bahwa kutipan merupakan suatu pernyataan penukis buku sumber ,maka kata ang digunakan
adalah menyatakan
2. Penulisan Daftar Rujukan
Ada dua istilah yang dapat dipakai untuk menamai bagian karya tulis , tempat sejumlah
rujukan didaftarkan ,yaitu daftar fustaka dan daftar rujukan .Kudua istilah itu mempunyai
konsep yang berbeda .Daftar fustaka (bibliograpi) ada sejumlah rujkan menjadi sumber kutipan
dan yang memberi dukungan secara tidak langsung .Sedangkan daftar rujukan adalah daftar
semua sumber kutipan yang digunakan dalam penulisan sebuah karya tulis.
23
Keunggulan buku:
Buku I:
- Buku bahasa Indonesia ini sudah bagus akan tetapi buku Drs. Sanggup Barus, M.pd.
dkk Penerbit Unimed ini lebih lengkap dari pada buku ke dua penerbit Padang Bulan
dimana buku pertama ini lebih banyak mengulas tentang bahasa sedangkan buku
kedua lebih sederhana akan tetapi lebih jelas di banding kan buku pertama. Banyak
perbedaan dua buku ini salah satunya yaitu:
Buku I
Pembahasan dalam buku ini Cuma tentang bahasa Indonesia,bahasa daerah, bahasa
asing. Persub buku ini mencakup penulisan teks akademik, penulisan teks ulasan buku,
penulisan teks proposal, peulisan teks laporan dan penulisan artikel ilmiah.
Buku II
Pembahasan dalam buku ini per subnya mencakup hakikat bahasa, ejaan bahasa,
kalimat efektif dan penalaran, penulisan karya ilmiah.
Pembahasan dalam buku yang dua ini tentunya sangat bebeda dari sub bab nya saja
sudah beda dimana buku pertama lebih mengulas bahasa Indonesia tidak dari dasarnya
sedangkan buku kedua menjeaskan dari dasar tentang bahasa Indonesia.
24