Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

TERAPI YOGA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8

MAILITA SARI 04021181320019


YOLA LUPITA 04021181320032
UMIARTI MEILINA 04021181320035
MAHARANI 04021281320042
NYAYU TANIA WINDASARI 04021181320052
ELSA DESFANIA 04021281320023
DELA NURAIANI 04021281320026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT atas berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Anak ini yang berjudul Terapi Yoga. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen sebagai
pembimbing dalam pembuatan makalah ini. Tidak lupa terima kasih juga penulis sampaikan
kepada semua teman- teman yang telah bekerja sama meyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, dan masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu diharapkan bantuan dari dosen pembimbing
serta semua teman-teman untuk memberikan saran dan masukan yang berguna bagi penulis.
Lepas dari segala kekurangan yang ada, kami berharap semoga makalah ini membawa
manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
BAB II TUJUAN TERAPI YOGA............................................................................................ 6
2.1 Tujuan Terapi Yoga ......................................................................................................... 6
BAB III TINJAUAN TEORI ..................................................................................................... 8
3.1 Definisi Terapi Yoga ........................................................................................................ 8
3.2 Manfaat Pernafasan Yoga (pranayama) ........................................................................... 8
3.3 Tehnik Pranayama ............................................................................................................ 9
3.4 Pernafasan Dasar (Pernafasan Dada dan Pernafasan Diafragma) .................................... 9
3.5 Latihan Bernafas Bergantian .......................................................................................... 10
3.6 Latihan Pengembangan Dada Pada Saat Ekhalasi ......................................................... 11
3.7 Latihan Nafas Pembersihan (Pursed lip breathing) ........................................................ 11
BAB IV STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SENAM YOGA ....................... 13
4.1 Pengertian ....................................................................................................................... 13
4.2 Manfaat........................................................................................................................... 13
4.3 Prosedur.......................................................................................................................... 13
4.4 Gerakan Senam Yoga ..................................................................................................... 14
BAB V PENELITIAN TERKAIT ........................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 29
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya kesehatan jiwa yang bertujuan untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara
optimal, baik intelektual maupun sosial merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan. Menurut hasil survey WHO di 30 negara pada tahun 2001, secara global saat
ini di dunia dijumpai 450 juta orang dengan gangguan jiwa,yang terdiri dari: 150 juta depresi,
90 juta gangguan penggunaan zat dan alkohol, 38 juta epilepsi, 25 juta skizofrenia serta hampir
1 juta melakukan bunuh diri setiap tahun. Berdasarkan survei Dinas kesehatan RI pada tahun
2007, ada 11% populasi masyarakat Indonesia yang menderita gangguan jiwa (scribd.com,
2013)

Gangguan jiwa dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu gangguan jiwa ringan (neurosis)
dan gangguan jiwa berat (psikosis). Psikosis sebagai salah satu bentuk gangguan jiwa
merupakan ketidakmampuan untuk berkomunikasi atau mengenali realitas yang menimbulkan
kcsukaran dalam kemampuan seseorang untuk berperan sebagaimana mestinya dalam
kehidupan sehari-hari (Maramis, 2004). Gangguan jiwa berat (psikosis) salah satunya adalah
skizoprenia.

Skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan yang memengaruhi fungsiotak manusia,


fungsi normal kognitif, emosional, dan tingkahlaku. Penderita gangguan skizofreni amemiliki
gejala psikotik seperti kehilangan respons emosional, menarik diri dari pergaulan, depresi,
mengalami halusinasi serta delusi dan mengalami gangguan tidur (insomnia). Kebutuhan
fisiologis sebagai kebutuhan utama meliputi: kebutuhan oksigen atau bernafas, makan dan
minum, eliminasi, tidur dan istirahat serta kebutuhan seksualitas (Gaffar, 1999).

Perbaikan dalam pengobatan skizoprenia sangat dibutuhkan, salah satu metode untuk
meningkatkan pengobatan melibatkan pada perkembangan pemahaman gejala-gejala psikotik
dengan menargetkan faktor-faktor penyebab satu per satu. Skizoprenia yang tidak
mendapatkan pengobatan maupun perawatan, lebih lanjut dapat menyebabkan perubahan
perilaku seperti agresi, bunuh diri, menarik diri dari lingkungan dan dapat membahayakan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan (Stuart &Sundeen, 1995).

Secara harafiah kata yoga berarti “bersatu atau bergabung”. Dalam latihan yoga, kita
menggabungkan dan menyatukan pikiran dan tubuh kedalam satu kesatuan yang saling melekat
dan seimbang. Yoga adalah salah satu sistem perawatan kesehatan yang menyeluruh tertua
yang pernah ada, yang berfokus pada pikiran dan tubuh (Cynthia, 2007). Yoga juga merupakan
alat yang kuat, menyeluruh, dan membawa perubahan yang dapat menengakan pikiran dan
membuat lebih terpusat. Selain itu yoga juga mengembangkan kecerdasan bawaan dan alam
sadar. Bersamaan dengan pikiran yang bisa menjadi tenang, tubuh terbuka untuk melepaskan
ketegangan dan emosi yang telah tertahan untuk waktu yang lama. Dapat menyeimbangkan
emosi dan memberikan ketenangan.

Menurut review dari 16 studi menunjukkan bahwa jika melakukan yoga secara efektif
memiliki efek positif bagi orang-orang dengan keluhan depresi dan susah tidur. Begitu juga
dengan orang-orang yang menderita skizofrenia dan ADHD. Dari kajian studi tersebut, praktek
yoga mempengaruhi proses membawa pesan kimia dalam otak, peradangan tubuh dan faktor
biologis lainnya. Dr. P. Murali Doraiswamy, seorang profesor psikiatri dan kedokteran di
Medical Centre Universitas Duke menyatakan bahwa manfaat yoga ternyata sama dengan obat
antidepresan dan psikoterapi. Namun, studi tersebut memiliki keterbatasan yang hanya
mencermati depresi ringan. Sehingga belum jelas apakah hasilnya akan berlaku juga untuk
orang-orang dengan gangguan kejiwaan yang lebih parah. Selain itu jika yoga dilakukan
dengan berkelompok maka akan sulit memisahkan antara efek yoga dan interaksi sosial
(Tempo.Co,2013). Penelitian terhadap 69 orang dewasa dengan depresi ringan, yang
melakukan yoga mingguan dapat mengurangi depresi sebesar 40 persen dalam waktu enam
bulan. Sebagai perbandingan sebuah kelompok yang tidak melakukan yoga tidak menunjukkan
perubahan dalam skor depresi.
BAB II
TUJUAN TERAPI YOGA

2.1 Tujuan Terapi Yoga


Menurut Prawitasari dkk (2002) tujuan yang ingin dicapai dalam terapi yoga dapat
meliputi beberapa aspek dalam kehidupan manusia, yaitu:

1. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar. Tujuan ini biasanya dilakukan
melalui terapi yang sifatnya direktif dan suportif seperti jenis yoga tang dikenal sebagai
karma yoga.
2. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk mengekspresikan perasaan yang
mendalam. Fokus di sini adalah adanya katarsis. Inilah yang disebut mengalami bukan
hanya membicarakan pengalaman emosi yang mendalam. Dengan mengulang pengalaman
ini dan mengekspresikannya dalam gerakan yoga akan menimbulkan pengalaman baru.
3. Membantu klien mengembangkan potensinya. Melalui hubungannya dengan terapis, klien
diharapkan dapat mengembangkan potensinya. Ia akan mampu melepaskan diri dari
fiksasi yang dialaminya. Ataupun ia akan menemukan bahwa dirinya mampu berkembang
ke arah yang lebih positif.
4. Mengubah struktur kognitif individu melalui gerakan yoga jenis jnana yoga. Struktur
kognitif menggambarkan idenya mengenai dirinya sendiri maupun dunia di sekitarnya.
Masalah muncul biasanya karena terjadi kesenjangan antara struktur kognitif individu
dengan kenyataan yang dihadapinya. Untuk itu struktur kognitif perlu diubah untuk
menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
5. Meningkatkan pengetahuan diri, termasuk juga melalui gerakan jnana yoga. Terapi ini
biasanya menuntun individu untuk lebih mengerti akan apa yang dirasakan, dipikirkan,
dan dilakukannya. Ia juga akan mengerti mengapa ia melakukan suatu tindakan tertentu.
Kesadaran dirinya ini penting sehingga ia akan lebih rasional dalam menentukan langkah
selanjutnya. Apa yang dulunya tidak disadarinya menjadi lebih disadarinya sehingga ia
tahu akan konflik-konfliknya dan dapat mengambil keputusan dengan lebih tepat.
6. Mengubah proses somatik supaya mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kesadaran
individu. Latihan senam yoga, maupun menari dapat digunakan untuk mengendalikan
ketegangan tubuh dan mengurangi kecemasan.
7. Mengubah status kesadaran untuk mengembangkan kesadaran, kontrol, dan kreativitas
diri. Mengartikan mimpi, fantasi perlu untuk mengartikan akan apa yang dialaminya.
Demikian juga meditasi pada yoga dapat mempertajam penginderaan individu.
BAB III
TINJAUAN TEORI

3.1 Definisi Terapi Yoga

Yoga merupakan suatu tehnik latihan untuk mengenal diri sehingga dapat menganalisis
lebih lanjut tentang pikiran dan tindakan yang sudah dilakukan. Latihan dilakukan melalui
sikap tubuh (asana), pernafasan (pranayama), dan tehnik relaksasi sehingga dapat
mengembangkan kecerdasan intuisi alamiah dan membantu pikiran agar dapat terpusat, dan
pada akhirnya dapat membuat perubahan berupa ketenangan pikiran dan terpusatnya perhatian
(Worby, 2007).

Pranayama berasal dari kata prana dan ayama. Prana berarti energi kosmik yang
diwujudnyatakan dengan nafas, dan ayama berarti ekspansi atau perluasan. Dengan demikian
prayama berarti perluasan dan kontrol terhadap pernafasan, atau mengontrol pernafasan secara
sadar (Weller, 2001).

3.2 Manfaat Pernafasan Yoga (pranayama)

Teknik pernafasan yoga mengendalikan pernafasan dan pikiran. Latihan inin dapat
menguatkan sistem pernafasan, menenangkan sistem saraf, membantu mengurangi atau
menghilangkan berbagai kecanduan, dan dapat menguatkan sistem kekebalan tubuh.
Pernafasan juga memainkan peranan penting dalam metabolisme tubuh, yaitu proses tubuh
menguraikan nutrisi (Weller, 2001). Manfaat nyata yang dapat dirasakan dari latihan ini adalah
berkurangnya kelelahan, pikiran dan emosi menjadi tenang (Worby, 2007).

Mekanisme latihan pernafasan yoga terhadap perubahan fisik yang terjadi pada tubuh
diawali dengan terciptanya suasana relaksasi alam sadar yang secara sistematis membimbing
pada keadaan relaks yang mendalam. Terciptanya suasana relaksasi akan menghilangkan
suara-suara dalam pikiran sehingga tubuh akan mampu untuk melepaskan ketegangan otot.
Ketika tubuh mulai santai nafas menjadi lambat dan dalam, sehingga sistem pernafasan dapat
beristirahat. Melambatnya ritme pernafasan ini akan membuat detak jantung menjadi lebih
lambat dan memberikan pengaruh positif terhadap keseluruhan sistem sirkulasi jantung untuk
beristirahat dan mengalami proses peremajaan. Sistem saraf simpatik yang selalu siap beraksi
menerima pesan “aman” untuk melakukan relaksasi sedangkan sistem saraf parasimpatik akan
memberikan respon untuk relaksasi. Selain saraf simpatik, pesan untuk relaksasi juga ditrerima
oleh kelenjar endokrin yang bertanggung jawab terhadap sebagian besar keadaan emosi dan
fisik (Worby, 2007).

3.3 Tehnik Pranayama

Pranayama dilakukan dengan mengatur dan mengendalikan pernafasan. Pengendalian


nafas terdiri dari pengaturan panjang dan durasi tarikan nafas (inhalasi), panjang dan durasi
hembusan nafas (ekhalasi), serta perhentian nafas. Frekuensi nafas rata-rata mencapai 16-18
kali permenit pada orang normal, dengan melakukan latihan pernafasan yoga kecepatan nafas
akan menjadi lebih lambat, dan setiap tarikan dan hembusan nafas akan menjadi lebih panjang
dan lebih penuh. Kondisi ini disebut dengan pernafasan yang dalam dan akan memampukan
energi yang ada untuk bergerak mencapai setiap sel (Worby, 2007).

Latihan pernafasan yoga dapat dilakukan sambil duduk maupun berbaring. Karena
disesuaikan dengan kondisi pasien DM, maka latihan pernafasan ini akan dilakukan sambil
berbaring. Bentuk latihan pernafasan yoga sama dengan latihan pernafasan dalam yang sering
dipraktekkan di lingkungan keperawatan, diantaranya yaitu latihan relaksasi nafas dalam, slow
deep breathing, pursed lip breathing. Namun pada latihan pernafasan yoga terdapat latihan
pernafasan lainnya yaitu bernafas bergantian menggunakan salah satu lubang hidung, serta
memasukkan unsur-unsur spiritualitas pada akhir latihan. Berikut ini adalah protokol
pernafasan yoga yang dikeluarkan oleh bagian psikologi universitas Fayetteville (2008).

3.4 Pernafasan Dasar (Pernafasan Dada dan Pernafasan Diafragma)

a. Berbaring dengan nyaman sambil memejamkan mata.

b. Rasakan pernafasan saat menarik nafas dan mengeluarkannya dari hidung.

c. Letakkan satu tangan di atas dada, dan yang satunya di atas perut. Tarik nafas dan rasakan
dengan tangan perut yang membesar. Pada saat menghembuskan nafas rasakan perut tertarik
kearah dalam. Jangan pindahkan tangan dari dada. Dan jangan menekan perut kearah dalam,
biarkan bebas dari ketegangan.
d. Letakkan telapak tangan di sisi dada, tepatnya dibawah tulang dada dengan pergelangan
tangan terletak bebas diatas tubuh sedangkan ujung jari sedikit saja menyentuh dada.
Hembuskan nafas secara perlahan. Kemudian tarik nafas secara perlahan sampai dada
mengembang. Perhatikan/rasakan pengembangan di seluruh sisi dada saat dada maju, mundur,
dan tertarik ke atas. Pada saat ekhalasi, tekan dengan lembut tulang dada ke dalam.

e. Letakkan tangan di sisi tulang dada, pada saat inhalasi rasakan pengembangan tulang dada
ke tangan, dan pada saat ekhalasi rasakan tulang iga berkontraksi menjauhi tangan ke pusat
tubuh.

f. Tarik nafas kemudian hembuskan dengan penuh. Paru-paru yang kosong ini menyiapkan
ruang untuk deep inhalasi.

g. Pada saat inhalasi, relaksasikan perut dan biarkan perut sedikit mengembang ke depan.
Jangan lakukan apapun. Jangan menekan perut kearah dalam. Biarkan perut menggembung
dengan sendirinya. Pada saat itu udara akan masuk tanpa kesukaran atau tahanan.

h. Kemudian buat pernafasan menaikkan dan mengembangkan dada (pernafasan dada). Jangan
naikkan bahu. Pertahankan dan relaks.

i. Pada saat ekhalasi, biarkan tulang dada relaks dan biarkan udara secara perlahan keluar dari
perut.

j. Buat pernafasan pada saat inhalasi dan ekhalasi seperti aliran air yang keluar

masuk.

3.5 Latihan Bernafas Bergantian

a. Dengan posisi berbaring dan kedua tangan disisi tubuh, lakukan pernafasan dasar
(pernafasan dada atau pernafasan diafragma). Latihan dimulai dengan menghembuskan nafas
secara penuh dan menarik nafas melalui kedua hidung.b. Dengan menggunakan tangan kanan
tutup cuping hidung sebelah kanan dengan ibu jari kanan sambil dengan perlahan
menghembuskan nafas melalui hidung sebelah kiri.

c. Pada bagian akhir dari hembusan nafas tutup lubang hidung sebelah kiri dengan
menggunakan jari manis tangan kanan dan tarik nafas dengan lancar serta perlahan melalui
lubang hidung kanan. Ulangi putara ini 2 kali lalu bernafaslah dengan normal sebanyak tiga
kali.

3.6 Latihan Pengembangan Dada Pada Saat Ekhalasi

a. Dengan posisi berbaring lakukan pernafasan dasar (pernafasan dada atau pernafasan
diafragma)

b. Tarik nafas dalam 3 kali hitungan, kemudian hembuskan nafas dengan 3 kali hitungan.
Konsentrasi pada pernafasan perut yang dilanjutkan dengan pernafasan dada. Pada saat
menghembuskan nafas rasakan turunnya punggung yang disertai turunnya bahu.

c. Tarik nafas dalam tiga hitungan, keluarkan nafas dalam 3 kali hitungan

d. Tarik nafas dalam 3 kali hitungan, keluarkan nafas dalam 4 kali hitungan

e. Tarik nafas dalam 3 kali hitungan, keluarkan nafas dalam 5 kali hitngan

f. Tarik nafas dalam 3 kali hitungan, keluarkan nafas dalam 6 kali hitungan.

2.7 Latihan mengembangkan jarak antara 2 pernafasan (Slow deep breathing)

a. Tarik nafas dalam 4 kali hitungan

b. Tahan nafas dalam 2 kali hitungan

c. Hembuskan nafas dalam 4 kali hitungan

d. Tahan nafas dalam 2 kali hitungan

e. Ulangi rangkaian pernafasan namun tahan nafas dalam tiga kali hitungan.

f. Ulangi rangkaian pernafasan namun dalam 4 kali hitungan.

3.7 Latihan Nafas Pembersihan (Pursed lip breathing)

a. Dengan posisi berbaring pejamkan dan lemaskan otot serta lakukan pernafasan dasar dengan
teratur.

b. Tarik nafas melalui hidung dengan perlahan dan sedalam mungkin tanpa dipaksakan.
c. Melalui bibir yang dibulatkan seolah-olah sedang bersiul hembuskan udara keluar dalam
aliran yang mantap. Lakukan latihan pernafasan ini dengan perlahan, lancar dan penuh
kesadaran.

d. Jika penghembusan nafas sudah selesai ulangi langkah ke-2 dan ke-3.

e. Kembali ke pernafasan normal.


BAB 1V
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SENAM YOGA

4.1 Pengertian
Senam yoga adalah kombinasi gerakan teknis bernafas, relaksasi, meditasi dan
peregangan. Yoga mengajarkan individu untuk melakukan sebuah gerakan yang
bertujuan agar dapat merileksasi ketegangan yang terjadi dengan gerakan yang mudah,
sederhana dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain.

4.2 Manfaat
a. Meningkatkan keseimbangan jiwa.
b. Meningkatkan ketenangan batin
c. Meningkatkan kepuasan dalam diri.
d. Meningkatkan konsentrasi.
e. Meningkatkan kecerdasan.
f. Membuat tubuh menjadi rileks.
g. Mengurangi stres.

4.3 Prosedur
a. Persiapan alat
1) Ruangan santai dan tenang
2) Alas seperti matras, karpet, handuk
3) Musik
b. Pelaksanaan
1) Persiapan pasien
a) Sebelum memulai senam yoga pasien harus memakai pakaian yang
tidak terlalu longgar dan tidak terlalu sempit
b) Menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan
c) Menjelaskan manfaat dari senam yoga
d) Menjelaskan prosedur yang akan diberikan instruktur
e) Menganjurkan pasien untuk mengikuti gerakan senam yoga yang
diberikan instruktur
4.4 Gerakan Senam Yoga
a. Pemanasan
1) Duduk dalam Virasana dan bernapas perlahan :
a) Duduk diatas tumit dengan kedua lutut dilipat
b) Kedua jati ibu kaki saling menempel.
c) Kedua lutut diregangkan lebih lebar sedikit daripada panggul.
d) Bernapas perlahan.
e) Putar leher perlahan selama 2 menit

b. Inti
No Nama gerakan Cara melakukan Manfaat
1 Supta Baddha - Tubuh dalam posisi duduk. Posisi ini
Konasana (posisi - Letakkan tangan dibelakang memberikan rasa
kupu-kupu tubuh dan perlahan baringkan damai dan
berbaring) selama 2 punggung ke alas. tenteram,
menit - Kedua tangan disamping tubuh menenangkan
atau kepala saling memeluk siku, fikiran,
relaks dan napas dalam dan tahan melenturkan sendi
selama yang diinginkan. pinggul, melatih
- Tekan kedua siku di samping otot-otot panggul,
tubuh dan perlahan angkat mengalirkan aliran
kembali tubuh kedalam posisi darah ke pinggul
duduk semula dan perut/rahim
2 Adho Mukha - Dalam posisi merangkak, kedua Postur ini
Svanasana (postur pergelangan tangan dibawah bahu menghangatkan
anjing) selama 2 dan lutut sejajar dengan panggul, tubuh,
menit jari-jari kaki menjejak pada alas menguatkan
- Tarik napas, angkat lutut dari alas, lengan, dan
luruskan lutut, arahkan tulang menenangkan
ekor dan pinggul ke langit-langit. jantung.
Jari kaki berjinjit dan jari tangan
terentang.
- Sambil membuang napas,
perlahan turunkan tumit hingga
telapak kaki menempel keatas.
Tarik perut ke arah dalam dan
arahkan pinggul bertumpu pada
telapak tangan dan kaki. Kepala
lurus sejajar dengan tulang
punggung. Bernapas normal dan
tahan selama 15-30 detik.
- Lakukan beberapa kali.
3 Virabhadrasana I - Berdiri tegak Postur ini
(postur pejuang I) - Renggangkan kedua kaki hingga meningkatkan
selama 3 menit lebih lebar daripada bahu, dan energi,
rentangkan kedua lengan sejajar meningkatkan
dengan bahu. Kaki kaan diputar konsentrasi dan
90 derajat ke arah luar dan aki kiri memperhalus
30 derajat ke arah dalam. Kedua keseimbangan.
tumit sejajar.
- Arahkan telapak tangan
menghadap atas, dan sambil
menarik napas, kedua tangan tarik
ke atas kepala sehingga telapak
tangan saling menempel. Tubuh
tegak.
- Hadapkan tubuh ke kanan. Buang
napas, tekuk lutut kanan sehingga
sejajar dengan tumit. Jaga lutut
kiri agar tidak tertekut. Perlahan,
wajah menengadah menatap
ujung jari-jari tangan. Tahan
selama 15-30 detik sambil
bernapas normal.
- Tarik napas, dan kembali berdiri
tegak.
- Ulangi dengan sisi lainnya.

4 Trikonasana (postur - Berdiri tegak Postur ini untuk


segitiga) selama 3 - Renggangkan kedua kaki lebih meregangkan
menit lebar daripada bahu dan tubuh bagian
rentangkan kedua lengan sejajar samping, mengikis
dengan bahu. Kaki kanan diputar lapisan lemak pada
90 derajat arah keluar dan kaki pinggang, memijat
kiri 15 derajat ke arah dalam. saraf pada tulang
Kedua tumit sejajar. punggung dan
- Buang napas, turunkan tangan organ perut bagian
kanan hingga menggapai sejauh dalam.
mungkin pergelangan kaki.
- Rentangkan tangan kiri sejajar
vertikal dengan tangan kanan.
Wajah menengadah. Bernapas
normal. Tahan selama 15-30
detik.
- Kembali berdiri tegak dan ulangi
dengan sisi lainnya.
5 Parsvottanasana - Berdiri tegak Postur ini
- Renggangkan kedua kaki hingga menguatkan perut
lebih lebar daripada bahu. Kaki dan meningkatkan
kanan diputar 90 derajat kearah kelenturan pinggul
luar dan kaki kiri 30 derajat ke dan sendi panggul.
arah dalam. Kedua tumit sejajar.
- Tempelkan kedua tangan
dibelakang punggung
- Hadapkan tubuh ke kanan. Tarik
napas. Buka dada.
- Buang napas, gerakkan tubuh ke
depa dan dekatkan wajah ke kaki.
- Tarik napas, tubuh kembali tegak.
- Ulangi dengan sisi lainnya.
6 Garudasana 2 menit - Tubuh berdiri tegak Postur ini
- Perlahan, tekuk kedua lutut, bermanfaat untuk
bebankan pada kaki kiri dan meningkatkan
tumpangkan paha kanan atas di konsentrasi,
paha kiri, kemudian puntir hingga mengembangkan
punggung kaki kaan mengait pada koordinasi dan
otot betis kiri. keseimbangan
- Silangkan kedua tangan didepan tubuh.
bahu, dengan posisi lengan kiri
lebih bawah. Posisi siku kiri
berada dibawah siku kanan.
Tekuk kedua siku dan tangkupkan
kedua telapak tangan.
- Bernapas normal dan tahan
selama 30-60 detik. Perlahan,
lepaskan tangan dan kaki
- Lakukan disisi lainnya.
7 Virabhadrasana III - Condongkan tubuh, lengan dan Postur ini
tangan ke muka meningkatkan
- Perlahan, angkat kaki kiri hingga energi,
sejajar dengan tubuh dan lengan. meningkatkan
Kaki kanan lurus dan kuat konsentrasi dan
menjejak bumi. Wajah menatap memperhalus
satu titik didepan tubuh. Bernapas keseimbangan.
normal.
- Tarik napas, dan kembali
turunkan kaki kiri pada alas dan
kembali ke postur virabhadrasana
I, perlahan kembali tegak.
- Ulangi dengan sisi lainnya
lakukan selama 15-30 detik.
8 Navasana (postur - Tubuh dalam posisi duduk Postur ini
perahu) selama 2 - Perlahan, condongkan punggung meningkatkan
menit ke belakang sambil menekuk konsentrasi dan
lutut. meningkatkan
- Angkat telapak kaki dari alas keseimbangan
dengan kedua tangan memegang fisik dan mental.
belakang paha. Perlahan, luruskan
lutut dan lepaskan tangan. Jaga
keseimbangan pada sakrum
sambil bernapas normal selama
10-20 detik.
9 Bhujangasana - Berbaring menelungkup dengan Posisi ini dapat
(postur kobra) kaki merapat, kedua telapak menyegarkan
selama 2 menit tangan disamping dada dan jari- fikiran,
jari tangan dibawah bahu. Wajah meningkatkan
menempel pada alas. semangat,
- Tarik nafas, perlahan angkat meredakan
wajah, dada, dan perut dari alas. ketegangan emosi,
- Buka dada dan menengadah. serta mengatasi
Wajah menatap satu titik terjauh rasa takut.
diatas kepala.
- Jaga kaki tetap rapat, lengan
sedikit ditekuk, bahu tidak
terangkat, otot bokong kuat, dan
tubuh bagian bawah tidak
terangkat. Bernapas normal
selama 15-30 detik.
- Buang napas dan turunkan
kembali tubuh ke alas.
10 Janu shirsasana - Posisi tubuh dalam posisi duduk. Postur ini
(postur duduk bermanfaat untuk
dengan satu kaki) - Tekuk lutut kanan dan tempelkan menyegarkan
selama 3 menit telapak kaki kanan ke paha kiri sistem saraf, dan
bagian dalam atas. Jaga agar meningkatkan
punggung kaki tegak lurus konsentrasi
terhadap tulang kering.
- Tarik nafas dan rentangkan kedua
tangan diatas kepala dengan
punggung tegak.
- Buang nafas dan bergerak dari
pinggul ke arah kaki. Pegang
pergelangan kaki, telapak kaki,
atau bawah lutut bila tubuh masih
belum terlalu lentur.
- Dekatkan wajah ke kaki dan
usahakan agar punggung tidak
membungkuk.
- Bernafas normal dan tahan selama
15-30 detik.
- Tarik nafas dan kembali duduk
tegak. Ulangi dengan kaki
lainnya.
11 Viparita karani - Duduk menyamping pada Postur ini
(postur berbaring dinding. bermanfaat dalam
dengan kaki - Berputar dan arah bokong sedekat memberikan
bersandar pada mungkin menempel dengan ketenangan serta
dinding) selama 2 dinding, kedua tangan menahan kedamaian.
menit. tubuh dibelakang.
- Luruskan kaki dan perlahan
turunkan punggung hingga
berbaring dialas. Renggangkan
kaki sejajar dengan pinggul.
- Kedua tangan tergeletak disisi
tubuh atau diatas kepala saling
memeluk siku.
- Relaks dan bernapas dalam.
Lakukan selama yang diinginkan.
- Untuk kembali pertahankan tekuk
lutut ke dada dan berguling ke
samping kanan
12 Savasana (posisi - Membaringkan diri dengan kedua Postur ini
mayat/relaksasi total) kaki sedikit diregangkan. bermanfaat dalam
selama 5-10 menit. - Kedua tangan diletakkan membuat pikiran
disamping tubuh dan posisi menjadi lebih
telapak tangan membuka keatas. tenang, perasaan
- Posisi leher dan tulang punggung jadi tentram,
lurus. menghilangkan
- Diam dan tidak bergerak sama sakit kepala, dan
sekali menstabilkan
- Relaks dan bernapas dalam dan detak jantung.
normal.
BAB V
PENELITIAN TERKAIT

NO JUDUL PENELITI HASIL


1. Pengaruh Terapi Yoga Anak Terhadap Andini, Laila Tri (2017) Perkembangan emosi pada anak usia sekolah
Perubahan Gangguan Emosional Pada Siswa cenderung mengalami peningkatan. Anak belum
Siswi Di SDN 1 Sukodadi Kecamatan Wagir mampu dalam mengelola emosi dengan tepat
Kabupten Malang sehingga anak lebih rentan berperilaku
emosional. Dampak yang terjadi adalah anak
akan berkembang menjadi mudah cemas,
pemurung, impulsif bahkan agresif. Yoga
memiliki beberapa komponen salah satunya
adalah teknik relaksasi, teknik ini dapat
menurunkan ketegangan dan stres dan teknik
meditasi yang memiliki manfaat dalam
meningkatkan konsentrasi serta emosional
positif. Hasil uji paired t-test menunjukan
bahwa terapi yoga memiliki pengaruh terhadap
perubahan gangguan emosional pada siswa
siswi sekolah dasar. Gangguan emosional
mengalami penurunan setelah melakukan
latihan yoga karena dengan melakukan latihan
yoga dapat merangsang hormon endorphin yang
memberikan rasa nyaman, menurunkan stres
dan menimbulkan relaksasi pada anak.

2. Pengaruh Pemberian Hatha Yoga Terhadap Purwaningsih, Made Wahyu, Skripsi sebagai suatu tugas akhir sering kali
Kecemasan Pada Mahasiswa Semester VIII Made Pasek Kardiwinata, menjadi ketakutan tersendiri bagi mahasiswa.
PSIK FK Universitas Udayana SKM.M.Kes, Ns. Ni Wayan Kecemasan ini muncul karena mereka tidak
Suari, S.Kep ingin gagal dalam tugas akhir mereka.
Kecemasan dalam penulisan skripsi ini juga
dapat muncul karena kemampuan berpikir
ilmiah mahasiswa dalam bidang ilmunya diuji
disini. Yoga merupakan suatu metode yang unik
untuk menyeimbangkan sistem saraf otonom
dan memberikan pengaruh pada gangguan fisik
dan gangguan yang berhubungan dengan stress.
Teknik pernafasan yoga menyebabkan
terjadinya peningkatan kerja parasimpatis,
memberikan efek tenang, merangsang pelepasan
oksitosin dan disebutkan juga dengan latihan
pernafasan yoga selama tiga minggu
menyebabkan penurunan produksi hormon
kortisol yang signifikan. Pemberian hatha yoga
dapat meningkatkan kadar oksitosin dalam
darah , sehingga efek ansiolitik yang
dikeluarkan dapat menurunkan kecemasan.
Hatha yoga juga meningkatkan produksi
endorfin yang merupakan hormon ansietas yang
tentunya juga dapat menurunkan kecemasan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
pemberian hatha yoga efektif untuk
menurunkan kecemasan pada mahasiswa
semester VIII PSIK Unud.
3. Pengaruh Latihan Yoga Terhadap Akbar, ED., Santoso, TB., & menjelaskan bahwa penelitian ini
Peningkatan Keseimbangan Dinamis Pada Pudjianto, M. (2016) meenggunakan rancangan quasi eksperiment
Lanjut Usia dengan pre dan post test control groups design.
dengan membandingkan keseimbangan dengan
time up and go test antara kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol yang dilakkan selama 4
minggu dengan besar sampel 24 responden.
Teknik analisa data menggunakan uji Wilcoxon
untuk uji pengaruh dan Mann Whitney untuk uji
beda pengaruh. Hasil penelitian keseimbangan
dinamis pada kelempok perlakuan didapatkan
hasil yang signifikan yaitu p = 0,002 atau p ≤
0,05. Sedangkan hasil penelitian keseimbangan
dinamis kelompok kontrol yaitu p = 0,209 atau
p ≤ 0,05. Hasil beda pengaruh kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol yaitu p = 0,000
atau ≤ 0,05. Ada pengaruh latihan yoga
terhadap keseimbangan dinamis lansia pada
kelompok perlakuan. Serta ada perbedaan yang
signifikan keseimbangan dinamis pada
kelompok perlakuan yang diberi latihan yoga
dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan
perlakuan apapun.

4. Pengaruh Terapi Yoga Terhadap Tingkat Ariyanie, V., & Sarwinanti (2014) menjelaskan bahwa penelitian ini menggunakan
Dismenore Pada Mahasiswi Program Studi rancangan pre-eksperimen dengan one group
Ilmu Keperawatan Stikes 'Aisyiyah pretest posttest. Subyek penelitian ini adalah
Yogyakarta mahasiswi program studi ilmu keperawatan
semester VII Stikes 'Aisiyah Yogyakarta
sebanyak 21 responden dengan purposive
sampling. Tingkat dismenore sebelum dan
sesudah perlakuan dengan uji paired t-test
didapatkan hasil asympt.Sig (2-tailed) sebesar
0,000 dengan a=0,05 artinya hasil tersebut
menunjukkan bahwa Ha diterima yang berarti
pemberian terapi yoga dapat menurunkan
tingkat dismenore pada mahasiswi Program
Studi Ilmu Keperawatan semester VII STIKES
‘Aisyiyah Yogyakarta

5. Pengaruh Yoga Terhadap Perubahan Tingkat Ayu Afriani, 2015 Ada pengaruh yoga terhadap perubahan tingkat
Depresi Pada Pecandu Narkoba Rehabilitasi depresi pada pecandu narkoba rehabilitasi di
Di Wisma Sirih Rumah Sakit Jiwa Daerah Wisma Sirih Rumah Sakit Jiwa Sungai
Sungai Bangkong Provinsi Kalimantan Barat Bangkong Provinsi Kalimantan Barat, yang
terlihat dari penurunan tingkat depresi sebelum
dan sesudah dilakukan yoga. Hal ini dapat
dilihat dari penurunan tingkat depresi dari
prestest dan posttest pada penelitian ini.
Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapatkan hasil
bahwa nilai p 0.008 (<0.05), maka hipotesis
nol ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara tingkat depresi sebelum
dan tingkat depresi sesudah dilakukan yoga
pada pecandu narkoba rehabilitasi di Wisma
Sirih Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong
Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015.

6. Pengaruh Yoga ”PRANAYAMA” Terhadap DW Ayu Manik Ulan Dewi, 2016 Ada pengaruh yang bermakna antara
Tingkat Kecemasan Pada Klien Gangguan pelaksanaan Yoga ”Pranayama” terhadap
Jiwa Di Badan Pelayanan Khusus Rumah tingkat kecemasan pada klien gangguan jiwa.,
Sakit Jiwa Propinsi Bali dimana sebelum pelaksanaan yoga ”Pranayama”
kilen yang mengalami kecemasan ringan
sebanyak 10 orang (32,26%), 19 orang
mengalami cemas sedang yaitu 61,29% dan
cemas berat 2 orang (6,45%), setelah
pelaksanaan yoga ”Pranayama” klien yang
mengalami cemas ringan sebanyak 18 orang
(58,07%), cemas sedang 11 orang (35,48%) dan
cemas berat tetap yaitu 2 orang (6,45).
7. Pengaruh Terapi Yoga Terhadap Stress pada Rina Oktaviana Ada pengaruh pemberian terapi yoga yang
Penderita Kanker Stadium III dan IV di sangat signifikan terhadap stres pada penderita
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang kanker stadium III dan IV di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang
8. Pengaruh Senam Yoga Terhadap Tingkat Miftah Hariyanto Terdapat pengaruh senam yoga terhadap tingkat
Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Praktik kecemasan ibu hamil trimester III di praktik
Bidakn Mandiri Kabupaten Boyolali Bidan Mandiri Kabupaten Boyolali pada
kelompok perlakuan. Tidak terdapat pengaruh
senam yoga terhadap tingkat kecemasan ibu
hamil trimester III di praktik Bidan Mandiri
Kabupaten Boyolali pada kelompok control.
Ada perbedaan tingkat kecemasan pada ibu
hamil dengan umur kehamilan lebih dari 32
minggu sebelum dan sesusah senam yoga.
9. Pengaruh Latihan Hatha Yoga terhadap Titis Puspita Wardani (2015) Berdasarkan uji statistuk didapatkan penurunan
Tingkat Stres pada Wanita di Dusun Karang tingkat stres pada kelompok intervensi dengan
Tengah Sleman Yogyakarta nilai p = 0,02. Hal ini menunjukkan ada
pengaruh latihan hatha yoga terhadap tingkat
stres pada kelompok intervensi.
10. Hubungan Meditasi dalam Yoga dengan Daya Rofiyanti Nur Rokhmah (2008) Dari hasil r =0492 yang diperoleh dan p<0,01,
Tahan terhadap Stres pada Paguyuban maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
Yogiswaran Surakarta hubungan positif yang sangat signifikan antara
meditasi dalam yoga dengan daya tahan
terhadap stres. Dan semakin sering melakukan
meditasi maka semakin tinggi daya tahan
terhadap stresnya.
11. Penurunan Tingkat Stress Kerja pada Anggun Resdasari Prasetyo, Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat
Penerbang Militer Melalui Penerapan Terapi Harlina Nurtjahyanti, Nailul stress kerja pada penerbang militer berkurang
Yoga Tawa Fauziah, Erin Ratna Kustanti signifikan setelah penerapan terapi yoga tawa.
12. Pengaruh Senam Yoga Terhadap Tingkat Faridah Aini, Luh Putu Dietha Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh
Stress Pada Remaja Dalam Persiapan Septi Dyah KD, Dwi Novitasari antara senam yoga dalam mengurangi tingkat
Menghadapi Ujian Nasional stress remaja dalam persiapan dalam
menghadapi ujian nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Maramis, W.F. (2004). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.

Cynthia, 2007. Yoga Untuk Kesehatan. Tangerang: Karisma

Gaffar L. O. J. (1999). Pengantar Perawatan Profesional Edisi 1. Jakarta: EGC

https://m.tempo.co/read/news/2013/01/27/060457193/yoga-membantu-penyembuhan-

gangguan-jiwa (diakses pada tangga 11 Maret 2017)

https://www.scribd.com/doc/187129785/Analisis-Jurnal-Yoga-therapy-as-an-add-on-

treatment-in-the-management-of-patients-with-schizophrenia-a-randomized-controlled-

trial (diakses pada tanggal 11 Maret 2017)

Prawitasari JE, dkk. Psikoterapi: Pendekatan Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta:

Unit Publikasi Fkultas Psikologi UGM, 2002. hal 1-10.

Shindu, Pujiastuti. 2015. Panduan Lengkap Yoga Untuk Hidup Sehat Dan Seimbang. Qanita:

Bandung

Stuart & Sundeen, 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Weller, S. (2001). Yoga Terapi: Ikhtiar Penyembuhan Luka Praktis, Tetap Sehat dan Bugar.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Worby, C. (2007). Memahami Segalanya Tentang Yoga: Tingkatkan Kekuatan, Kelenturan,

dan Kesehatan Anda. Jakarta: Karisma Publishing Group.

Anda mungkin juga menyukai