Anda di halaman 1dari 14

1

KONTRIBUSI PERADABAN ISLAM TERHADAP PERADABAN


BARAT; SUATU TINJAUAN HISTORIS
M. Dahlan M
Dahlanmuhammad1954@gmail.com

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan mengungkapkan kontribusi peradaban Islam terhadap


peradaban barat dengan pembahasan meliputi: (1) proses peradaban Islam masuk ke
dunia Barat (2) pengaruh peradaban Islam terhadap dunia Barat.
Hasil kajian ini terungkap bahwa peradaban Islam masuk di Eropa dengan
empat cara yaitu saluran peradaban Islam yang mempengaruhi Eropa melalui
Spanyol, Sisilia, perang Salib maupun pertukaran perniagaan, akan tetapi saluran
yang terpenting dalam hal ini adalah Spanyol Islam. Spanyol merupakan tempat yang
paling utama bagi Barat menyerap peradaban Islam, baik dalam hubungan politik,
sosial, ekonomi maupun peradaban antar negara. Bahwa suatu kenyataan sejarah
Spanyol selama tujuh abad lebih berada dalam kekuasaan Islam.
Peradaban Barat dibangun dari rahim fase sejarah Islam menduduki Spanyol.
Secara sosial politik, Islam dalam posisi yang sangat kuat untuk melakukan ekspansi
dan secara peradaban dalam Puncak keemasaannya. Proses ekspansi ini diikuti
dengan transfer of sciense dari kaum muslimin ke penduduk Spanyol saat itu.
Kebudayaan terbuka dan dermawan ilmu yang dibangun oleh kaum Muslimin saat
itu, menjadikan setiap kelompok, daerah, atau suku bangsa sangat terbuka lebar
menimba ilmu pengetahuan dari kaum Muslimin di Spanyol, termasuk banyak orang-
orang Eropa yang menimba ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang dari
Muslim Spanyol, baik ilmu-ilmu ‘aqli maupun ilmu naqli. Ketika mereka
sudah kembali ke daerah masing-masing banyak yang mengembangkan ilmu
pengetahuan tersebut di daratan Eropa.

Keyword: kontribusi, peradaban Islam, peradaban barat.

Jurnal Rihlah Vol. 06 No. 01/2018


2

I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu hal lumrah jika kebudayaan yang mundur akan belajar dari kebudayaan
yang maju. Alami jika suatu kebudayaan yang terbelakang mengadopsi konsep-
konsep kebudayaan yang lebih maju. Tidak ada kebudayaan di dunia ini yang
berkembang tanpa proses interaksi dengan kebudayaan asing. Ketika peradaban Islam
unggul dibanding peradaban Eropa, misalnya, mereka telah meminjam konsep-
konsep penting dalam Islam, akan tetapi, tidak berarti bahwa semua kebudayaan
dapat mengambil semua konsep dari kebudayaan lain. Setiap kebudayaan memiliki
identitas, nilai, konsep dan ideologinya sendiri-sendiri yang disebut dengan
worldview (pandangan hidup).
Suatu kebudayaan dapat meminjam konsep-konsep kebudayaan lain karena
memiliki pandangan hidup. Namun suatu kebudayaan tidak dapat meminjam
sepenuhnya (mengadopsi) konsep-konsep kebudayaan lain, sebab dengan begitu ia
akan kehilangan identitasnya. Peminjaman konsep dari suatu kebudayaan
mengharuskan adanya proses integrasi dan internalisasi konseptual. Namun dalam
proses itu, unsur-unsur pokoknya berperan sebagai filter yang menentukan diterima
tidaknya suatu konsep. Hal ini berlaku dalam sejarah pemikiran dan peradaban Islam,
yaitu ketika Islam meminjam khazanah pemikiran Yunani, India, Persia, dan lain-
lain. Pelajaran yang penting dicatat dalam hal ini bahwa ketika para ulama meminjam
konsep-konsep asing, mereka berusaha mengintegrasikan konsep-konsep asing ke
dalam pandangan hidup Islam dengan asas pandangan hidup Islam. Memang, proses
ini tidak bias berlangsung sekali jadi. Perlu proses koreksi-mengoreksi dan itu
berlangsung dari generasi ke generasi.
Di era modern dan post-modern sekarang ini, pemikiran dan kebudayaan
Barat mengungguli kebudayaan-kebudayaan lain, termasuk peradaban Islam. Namun
tradisi pinjam-meminjam yang terjadi telah bergeser menjadi proses adopsi, yakni
mengambil penuh konsep-konsep asing, khusus di Barat, tanpa proses adaptasi atau
integrasi. Apa yang dimaksud dengan konsep di sini berkaitan dengan konsep
keilmuan, kebudayaan, sosial, dan bahkan keagamaan.
Dalam konteks pembangunan peradaban Islam sekarang ini, proses adaptasi
pemikiran merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Namun sebelum
melakukan hal itu diperlukan suatu kemampuan untuk menguasai pandangan hidup
Islam dan sekaligus Barat, esensi peradaban Islam dan kebudayaan Barat. Dengan
demikian, seorang cendekiawan dapat berlaku adil terhadap keduanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dibuat
beberapa poin masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses peradaban Islam masuk ke dunia Barat?
2. Apa saja pengaruh peradaban Islam terhadap dunia Barat?

Jurnal Rihlah Vol. 06 No. 01/2018


3

II
PEMBAHASAN
A. Islam dan Barat
Sejarah perjalanan umat Islam mengalami pasang surut, baik dalam bidang
politik maupun dalam bidang ilmu pengetahuan maupun peradaban Islam. Hal ini
menyebabkan umat Islam mengalami masa kemundururan. Kebesaran yang dialami
pada masa lalu menyebabkan umat Islam mengalami kemunduran dan kehancuran,
sementara dunia Barat mengalami kemajuan, setelah mereka pernah terlelap tidur
akibat daripada dogmatis dari pemuka gereja selama berabad-abad lamanya.
Melihat pasang surutnya umat Islam tersebut, Harun Nasution membagi
perjalanan sejarah umat Islam ke dalam tiga priode, yaitu; periode klasik (650-1250
M), periode pertengahan merupakan periode kemunduran umat Islam (1250-1800 M),
dan periode kebagkitan kembali atau biasa disebut priode modern (1800-sekarang).1
Kalau berpatokan kepada periodesasi yang dikemukakan oleh Harun Nasution,
tampaknya umat Islam hanya mengalami kemajuan kurang lebih enam abad lamanya,
malah kurang dari itu, kalau dilihat dari pembagian periodesasi dari daulah-daulah
Islam, seperti daulah Bani Abbasiyah di Bagdad dan daulah Bani Umayyah di
Spanyol. Apabila dilihat dari sisi politik dan pemerintahan, maka kemunduran umat
Islam malah lebih cepat lagi mungkin hanya kurang lebih empat abad lamanya
dengan terpecah belahnya kekuasaan Islam dalam beberapa daulah pada saat itu. Hal
ini menunjukkan bahwa masa kemundurun lebih lama daripada masa kemajuan.
Abad 13 M. merupakan akhir dari pengembangan ilmu pengetahuan dalam
Islam, setelah itu kekacauan demi kekacauan terjadi dalam Islam, antara lain
penjajahan bangsa Mongolia terhadap Islam pada tahun 1218-1268 dan meletusnya
perang salib Konstatinopel Bizantium pada tahun 1204. Disusul Imprelialisme
Perancis atas Timur tengah pada tanggal 19 Mei 1798 yang dipimpin oleh Napoleon
Bonaparte dengan membawa 38.000 perajurit dan 400 kapal. Napoleon mendaratkan
4300 perajurit di Alexandria untuk merebut kota tersebut. Napoleon membangun
kerajaan di Mesir kemudian ia membawa kaum intelektual dan bersamanya sebuah
perpustakaan yang penuh dengan literature Eropa modern, Sebuah laboratrium ilmiah
dan sebuah mesin cetak berhuruf Arab.2
Pada masa kejayaan ummat Islam mencapai puncaknya, bangsa Barat
terutama Eropa, masih dalam kegelapan dan kemunduran. Hal ini disebabkan karena
ajaran dogmatis gereja yang begitu kuat dan sangat berpengaruh. Pemimpin gereja
pada saat itu banyak terlibat langsung dalam menangani urusan-urusan dan unsur-
unsur kenegaraan, bahkan para pemuka agama kristen pada masa itu bersifat otoriter
dalam memaksakan kehendak dan pendapatnya. Salah satu contoh kekuasaan gereja
adalah apabila berpendapat akan menanggung akibatnya seperti yang dialami oleh
Ilma Necolaus Copernicus (1473-1543) yang mengatakan bahwa matahari adalah

1
Lihat Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Cet.
IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 14.
2
Karen Armstrong, Berperang demi Tuhan; Fundamentalisme dalam Islam, Kristen dan
Yahudi (Cet. III; Jakarta: Mizan, 2002 M), h. 92-93.

Jurnal Rihlah Vol. 06 No. 01/2018


4

pusat raya dan bumi mempunyai dua macam gerak. Galileo Galilei yang menemukan
pentingnya akseselrasi dalam dinamika. Penemuan mereka ini menggoncangkan
gereja, sehingga ia harus dihukum mati karena tidak sesuai dengan pendapat gereja
pada saat itu.3 Akibat kekuasaan gereja yang begitu dominan dalam berbagai aspek
kehidupan pada masa itu, menyebabkan bangsa Barat khususnya Eropa mengalami
keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan, utamanya dalam hal
perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban.
B. Proses Peradaban Islam Masuk di Barat
Kesadaran dunia Barat akan adanya peradaban Islam sebenarnya telah
dibangun oleh Rasulullah sejak masa-masa awal dakwah Islam. Pada tahun ke 6
Hijrah, Nabi mengirimkan utusan-utusannya kepada raja dan ratu dari negara
tetangga. Utusan-utusan itu dikirim ke Kaisar Byzantium (Heraclius). Raja Cyprus
atau Makaokas, raja Abbyssinia (Najashi) dan ke raja Persia (Kisra). 4 Sehingga dari
ajakan inilah Islam mulai dikenal di belahan dunia lainnya.
Kontak antara dunia barat dan Islam semakin menemui puncak ketika masa
kepemimpinan Umar bin Khattab. Khalifah kedua ini mengutus Khalid bin Walid dan
Amr bin Ash untuk melancarkan peperangan ke berbagai wilayah sekitar jazirah Arab
dengan motivasi meluaskan wilayah kaum muslimin. Bahkan peperangan ini
termasuk di antara perang yang menyamai prestasi Napoleon, Hanibal dan Alexander
dalam sejarah.5 Peperangan ini mengguncangkan Romawi dengan diambilnya
wilayah kekuasaan mereka yakni Syam dan Mesir. Seperti yang diketahui, pada tahun
XXX SM Mesir telah dikuasai oleh Romawi dan dijadikan sebagai sumber gandum
yang penting untuk mencukupi kebutuhan bangsa bangsa Romawi.6
Ekspansi demi ekspansi telah dilakukan oleh ummat muslim, sekalipun
ekspansi wilayah agak terhenti pada masa Utsman bin Affan serta Ali bin Abi Thalib
akibat persoalan politik di kalangan ummat muslim sendiri akan tetapi itu tidak
menyurutkan semangat mempertahankan wilayah kaum muslimin yang telah di ambil
alih ke tangan mereka. Penaklukan selanjutnya dilakukan pada masa pemerintahan
Bani Umayyah, tepatnya pada masa walid bin Abdul Malik.
1. Andalusia (Spanyol)
Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M. melalui jalur Afrika
Utara. Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal dengan nama Iberia/Asbania,

3
Lihat: Harun Hadiwyono, Sari Sejarah Filsafat Barat II (Cet. VI; Yogyakarta: Kanisius,
1990), h.16.
4
Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Cet I; Yogyakarta: Kota Kembang,
1989), h. 27.
5Philip K. Hitti, Histrory of the Arabs (Cet. I; Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2010), h.
178.
6
Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, h. 48.

Jurnal Rihlah Vol. 06 No.01/2018


5

kemudian disebut Andalusia, ketika negeri subur itu dikuasai bangsa Vandal. Dari
perkataan Vandal inilah orang Arab menyebutnya Andalusia.7
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat
dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah
Tarif bin Malik, Tariq bin Ziyad, dan Musa bin Nusair. Tarif dapat disebut sebagai
perintis dan penyelidik, sedangkan Musa sebagai pengirim pasukan, sementara Tariq
bin Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih
besar dan hasilnya lebih nyata, yaitu sebanyak 12.000 pasukan dan berhasil
menaklukan Spanyol pada tahun 92 H. atau 711 M.8
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Tariq bin Ziyad membuka jalan
untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Gelombang perluasan wilayah
berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah ‘Umar bin ‘Abd al-Aziz tahun
99 H/717 M., dengan sasarannya menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan
Prancis Selatan. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang
geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh
Spanyol dan melebar jauh ke Prancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia.9
2. Sisilia
Dunia Kristen latin ini merasakan pengaruh muslim melalui Sisilia. Serangan
pertama ke Sisilia tahun 652 M., ketika kota Siracusa dimasuki dan kekuasaannya
tenggelam saat itu juga. Pada tahun 831 M., kota Palermo dapat dikuasai umat Islam.
Penaklukan daerah Italia terus berlangsung hingga mencapai anti klimaks pada abad
ke-9 yaitu pada tahun 871 M., saat kota Bari direbut kembali oleh pasukan Kristen
dan menjadi pertanda berakhirnya kekuasaan muslim atas Italia dan Eropa tengah.10
Munculnya bangsa Norman yang dipimpin oleh Roger pada tahun 1060 M.,
hingga tahun 1091 M., telah berhasil menaklukan seluruh kekuatan Islam dan
Bizantium di Sisilia dan mengadopsi peradaban Islam dalam kekuasaan mereka, baik
dalam bidang sastra, seni, industri dan bidang-bidang yang lain.11
Dengan demikian, kehadiran orang-orang Arab di Spanyol dan Sisilia secara
perlahan menjadi jalur masuk ke Eropa Barat, meskipun Eropa Barat telat menjalin
hubungan dengan Imperium Bizantium, akan tetapi penduduknya lebih banyak
mengambil alih kebudayaan orang-orang Arab ketimbang orang-orang Bizantium.12
3. Kedatangan orang-orang salib di Timur Islam

7
Lihat Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan
Kebudayaan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996), h. 10.
8
Lihat Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir al-Tabariy, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Juz. IV
(Cet. I; Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1407 H.), h. 11.
9
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT. Gravindo Persada, 2003), h. 93.
10
Philip K. Hitti, Histrory of the Arabs (Cet. I; Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 1429
H./2008 M.), h. 768-773.
11
Philip K. Hitti, Histrory of the Arabs, h. 772-783.
12
W. Montgemary Watt, Islam dan Peradaban Dunia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1997),
h. 42.

Jurnal Rihlah Vol. 06 No.01/2018


6

Invasi atas Spanyol dan Sisilia memberi arti bahwa suatu waktu Islam hadir di
daerah pinggiran Kristen Latin. Namun demikian, invasi tersebut memunculkan
reaksi gerakan perang salib pada abad ke-11. Selama perang salib ini telah
mengakibatkan terjadi tukar menukar pengaruh budaya di antara mereka, atau lebih
tepatnya penerimaan orang-orang Eropa atas corak-corak kebudayaan Islam.
Selanjutnya orang-orang salib menetap di Timur Islam dalam waktu yang
cukup lama sejak abad 5 H. sampai 7 H. (Abad 12 sampai 17 M.). Karenanya terjadi
hubungan yang intensif dengan seluruh peradaban Islam yang mengagumkan mereka.
Walaupun peperangan terus terjadi antara mereka dan kaum muslimin, akan tetapi
para cendekiawan mereka tidak menutup diri untuk mengambil seluruh peradaban
Islam yang disaksikannya.13
4. Pertukaran perniagaan antara Timur dan Barat
Peristiwa ini terjadi sejak kedatangan bangsa Fatimiah di Mesir dan
menjadikan Mesir sebagai pusat politik, perdagangan dan kebudayaan. Karena itu
penyerangan Mongol di Irak menjadikan Mesir sebagai Ka’bah peradaban Islam di
era dinasti Mamalik sebagaimana dikatakan Ibnu Khaldun.
Mesir telah membantu kemajuan peradaban di Eropa, adapun kota-kota di
Eropa seperti: Pisa, Genova, Venezis, Napoli, Firenze memiliki hubungan dagang
dengan Mesir. Kota-kota inilah yang kemudian menjadi bangkitnya Eropa atau yang
dikenal dengan renaissance serta menjadi cikal bakal peradaban modern di Eropa.
C. Pengaruh Peradaban Islam di Dunia Barat
Dengan kedatangan Islam ke Spanyol merubah tatanan baru dan pencerahan
terhadap bangsa Eropa dengan sebuah peradaban baru yakni peradaban Islam yang
dibawa oleh bangsa Arab dan masuk melalui Spanyol. Karenanya, sulit dipungkiri
kemajuan Eropa tidak bisa dilepaskan dari pemerintah Islam di Spanyol.
Montgemary Watt menyebutkan bahwa pengaruh kebudayaan Islam atas barat
dengan tiga hal; Pertama, sumbangan orang Arab ke Barat tidak diragukan lagi
terutama dalam hal-hal yang menyokong perbaikan tingkat kehidupan dan
memperkokoh basis materialnya. Kedua, sebagian besar orang Eropa kurang
menyadari pengaruh orang Arab dan karakter Islam yang mereka ambil dan ketiga,
kesastraan orang-orang Arab dan yang menyertainya telah merangsang tumbuhnya
imajinasi Eropa dan kejeniusan politik orang Romawi.14
Keterpengaruhan Eropa pada peradaban Islam, bukan saja pada bidang ilmu
pengetahuan akan tetapi juga semangat untuk hidup, sehingga keterpengaruhan itu
bersifat menyeluruh. Reformasi gereja, pembangkangan terhadap kaum fiodal yang
zalim, sistem pendidikan sastra, arsitektur adalah akibat terpengaruhnya pada
peradaban Islam. Menurut M. Qutub, Toga dalam wisuda itu adalah meniru dari
kopiah yang digunakan oleh pelajar Islam yang telah lulus dari universitas Islam.15

13
W. Montgemary Watt, Islam dan Peradaban Dunia, h. 18-22.
14
W. Montgemary Watt, Islam dan Peradaban Dunia, h. 42.
15
Nurkidam, Pengaruh Peradaban Islam di Dunia Barat, http://annur01.wordpress.com (21
Maret 2016).

Jurnal Rihlah Vol. 06 No.01/2018


7

Di antara bukti-bukti pengaruh Islam di dunia Barat dapat diklasifikasi dalam


beberapa bidang sebagai berikut:
a. Intelektual
Penerjemahan-penerjemahan yang dilakukan oleh umat Islam dari berbagai
bahasa terkait dengan filsafat dan ilmu-ilmu yang lain mengantarkan umat Islam
mencapai puncak kejayaannya. Dari produk terjemahan yang kemudian
diintegrasikan dengan teks-teks al-Qur’an dan hadis serta logika, pencapaian di
bidang keilmuan sampai pada puncaknya. Di antara yang cukup terkenal dengan
produk terjemahannya itu adalah Yahya ibn al-Bitriq (wafat 200 H/ 815 M) yang
banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran pemikir Yunani, seperti Kitab al-
Hayawan (buku tentang makhluk hidup) dan Timaeus karya Plato. Al-Hajjaj Ibn
Matar yang hidup pada masa pemerintahan al-Ma’mun dan telah menerjemahkan
buku Euklids ke dalam bahasa Arab serta menafsirkan buku al-Majisti karya
Ptolemaeus. Abd al-Masih ibn Na‘imah al-Himsi (w. 220 H./835 M.) yang
menerjemahkan buku Sophistica karya Aristoteles. Yuhana ibn Masawaih seorang
dokter pandai dari Jundisapur (w. 242 H/ 857 M.) yang kemudian diangkat oleh
khalifah al-Ma’mun sebagai kepala perpustakaan bait al-hikmah, banyak
menerjemahkan buku-buku kedokteran klasik. Seorang penerjemah yang sangat
terkenal karena banyak terjemahan yang dilahirkannya adalah H{unain bin Ish{a>q
al-Abadi yang merupakan seorang Kristen Nestorian (194-260 H./ 810-873 M.).16
1) Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian
dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang
dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. minat terhadap
filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama
pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd al-Rahman
(832-886 M). Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu
Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Tokoh utama
yang kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asa, sebuah dusun
kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. Bagian
akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang
terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Rusyd dari Cordova.17 Pada abad
ke-12 diterjemahkan buku al-Qanun karya Ibnu Sina (Avicenne) mengenai
kedokteran. Pada akhir abad ke-13 diterjemahkan pula buku al-Hawi karya Razi yang
lebih luas dan lebih tebal dari al-Qanun.18
2) Sains
‘Abbas bin Fama termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia orang yang
pertama kali menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim bin Yahya al-Naqqas

16
Lihat Sunaryo, Transmisi Kebudayaan Yunani Dalam Peradaban Islam, Jurnal Pemikiran
Islam Vol.1, No.3, September 2003, International Institute of Islamic Thought Indonesia.
17
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT. Gravindo Persada, 2003), h. 93.
18
Lihat Mustafa al-Siba‘i, Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok (Jakarta: Gema Insani Press,
1993), h. 49.

Jurnal Rihlah Vol. 06 No.01/2018


8

terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana


matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong
modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Dalam
bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir
terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M.) menulis tentang negeri-negeri
muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batutah dari Tangier (1304-1377 M.)
mencapai Samudra Pasai dan Cina. Ibn Khaldun (1317-1374 M) menyusun riwayat
Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tum adalah perumus filsafat sejarah. Semua
sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol yang kemudian pindah ke Afrika.

3) Musik dan Kesenian


Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan
dengan tokohnya al-Hasan bin Nafi‘ yang dijuluki Ziryab. Setiap kali diadakan
pertemuan dan jamuan, Ziryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga
terkenal sebagai pengubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-
anaknya, baik pria maupun perempuan, dan juga kepada budak-budak, sehingga
kemasyhurannya tersebar luas.19
4) Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di
Spanyol. Di antara para ahli yang mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan
berbicara maupun tata bahasa yaitu Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Alfiyah, Ibn
Haruf, Ibn al-Hajj, Abu ‘Ali al-Isybili, Abu> al-Hasan bin ‘Usfur, dan Abu Hayyan
al-Garnati.
5) Bidang Kesehatan
Pada akhir abad ke-7 M. Khalid bin Yazid (cucu pertama dari khalifah Bani
Umayyah) merupakan yang pertama dalam sejarah kekhalifahan umat Islam yang
belajar ilmu kesehatan kepada John (seorang ahli bahasa dari Alexandria) dan beliau
juga belajar kimia kepada Marrinos dari Yunani.20 Ahad ibn Ibas dari Cordova adalah
ahli dalam bidang obat-obatan. Umi al-Hasan bint Abi Ja‘far dan saudara perempuan
al-Hafidzh adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Cordoba sebagai salah satu pusat aktivitas medis telah melahirkan beberapa
Ilmuwan terkemuka. Di antara ilmuwan yang telah banyak jasanya terhadap
perkembanga ilmu medis Islam ialah Ibnu Rusyd yang telah menghasilkan karya
besar kitab al- Kulliyyat fi al-Tibb (tentang filsafat ilmu kedokteran), suatu kitab
referensi yang di pakai selama berabad-abad di Eropa, di bidang obat-obatan di
kenal nama-nama sebagai Abu Ja'far Ahmad bin Muhammad al-Gafiqi (w. 1165)
dengan karyanya al-‘Adawiah al-Mufradat (uraian tentang berbagai macam obat).
Salah satu bukti pengaruh ilmu kesehatan dapat dilihat dari ketergantungan
Eropa yang terus menerus kepada kedokteran Arab hingga abad ke-15 dan ke-16

19
Philip K. Hitti, Histrory of the Arabs, h. 654.
20
Rifqi Fauzi, Renaissance Eropa dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Pemikiran
Islam, 07 September 2012, http://fauzidex.multiply.com (21 Maret 2016).

Jurnal Rihlah Vol. 06 No.01/2018


9

ditunjukkan dengan daftar buku yang dicetak. Dari semua daftar itu, buku pertama
adalah komentar Ferrari da Grado, seorang guru besar di Pavia, atas bagian dari
Continens, ensiklopedi besar karangan al-Razi. Karangan Ibnu Sina, Canon dicetak
pada tahun 1473, lalu pada tahun 1475. dan sudah pada cetakannya yang ketiga
bahkan sebelum karya Galen dicetak. Dalam karya Ferrari de Gardo, misalnya; Ibnu
Sina dikutip lebih dari 3000 kali, al-Razi dan Galen masing-masing seribu kali,
sedang hippocrates hanya seratus kali. Dengan demikian, kedokteran Eropa abad ke-
15 dan ke-16 masih merupakan kedokteran yang sedikit lebih luas dari sekedar
kepanjangan kedokteran arab.
Hingga tahun 1500, buku ini sudah dipublikasikan dalam cetakan yang
keenam belas. Karena masih terus digunakan hingga tahun 1650, buku itu dipandang
sebagai karya dalam bidang kedokteran yang paling banyak dipelajari sepanjang
sejarah. Buku ini diikuti oleh karya-karya terjemahan dari bahasa Arab lainnya,
termasuk beberapa karangan al-Razi, Ibnu Rusyd, Hunain bin Ishaq dan Haly
‘Abbas.21
b. Kemegahan Fisik
Sudah menjadi konsekuensi logis dari sebuah kemajuan keilmuan adalah
pesatnya pembangunan fisik yang disertai dengan nuansa-nuansa arsitektur yang
megah, baik di bidang laboratorium, istana, tempat ibadah, perpustakaan maupun
terkait dengan pertanian. Orang-orang memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk
tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air waduk dibuat untuk
konservasi. Pengaturan hydrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air asal
Persia yang dinamakan na’urah (Spanyol Noria).
Namun pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan
gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman, taman-taman.
Di antara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova yang di bangun pada
masa ‘Abd al-Rahman al-Dakhili, kota al-Zahra, kota termegah yang dibangun oleh
‘Abd al-Rahman III dan kota Granada yang cantik dan megah dengan istana al-
Hamra’ yang sangat terkenal di dunia, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo,
istana al-Makmun dan mesjid Seville. Cordoba juga terkenal dengan universitasnya,
yaitu Universitas megah Cordoba yang di bangun oleh al-Haqam II ‘Abd al-Rahman
III (961- 976).
Bait al-Hikmah yang didirikan oleh khalifah al-Ma’mun berisi para
penerjemah yang terdiri dari orang Yahudi, Kristen dan para penyembah Bintang.22
Selain Bait al-Hikmah, pada Awal 750 M. Harun al-Rasyid mendirikan
Observatorium di Damaskus yang di dalamnya banyak ahli astronom Islam yang
mengadakan penelitian di bidang astronomi sehingga lahirlah para astronom Islam
seperti al-Fargani (850 M.), Ibnu Yunis (1009 M.) dari Kairo, al-Zarkali (1029-1087
M.) dari Kordoba.

21
Lihat Abd al-Mun‘im Majid, Tarikh al-Hadarah al-Islamiyah fi al-‘Usur al-Wusta (Cairo:
Maktabah Misriyah,1978), h. 156.

Jurnal Rihlah Vol. 06 No.01/2018


10

Pembangunan irigasi yang baik memacu produksi yang baik pula sehingga
mereka dapat membangun kebun tebu, kapas, padi , jeruk , anggur, dan sebagainya.
Karena kemajuaan ekonomi, Spanyol mampu membangun beberapa kota yang megah
dan mempunyai banyak bangunan menumental.
Walaupun akhirnya Islam terusir dari wilayah Barat dengan cara yang sangat
kejam, tetapi Islam telah membidangi gerakan kebangkitan di Eropa, gerakan
kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik padan abad 14 M. yang bermula di
Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M. dan
pencerahan (aufklarung) pada abad ke 18 M.

Jurnal Rihlah Vol. 06 No.01/2018


11

III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang
budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik.
Dengan demikian, pengaruh peradaban Islam sangat besar terhadap dunia Barat.
1. Peradaban Islam masuk di Eropa dengan empat cara yaitu saluran peradaban
Islam yang mempengaruhi Eropa melalui Spanyol, Sisilia, perang Salib maupun
pertukaran perniagaan, akan tetapi saluran yang terpenting dalam hal ini adalah
Spanyol Islam. Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Barat
menyerap peradaban Islam, baik dalam hubungan politik, sosial, ekonomi
maupun peradaban antar negara. Bahwa suatu kenyataan sejarah Spanyol selama
tujuh abad lebih berada dalam kekuasaan Islam.
2. Pelacakan historis menjadi sangat logis bahwa peradaban Barat dibangun dari
rahim fase sejarah Islam menduduki Spanyol. Secara sosial politik, Islam dalam
posisi yang sangat kuat untuk melakukan ekspansi dan secara peradaban dalam
Puncak keemasaannya. Proses ekspansi ini diikuti dengan transfer of sciense dari
kaum muslimin ke penduduk Spanyol saat itu. Kebudayaan terbuka dan
dermawan ilmu yang dibangun oleh kaum Muslimin saat itu, menjadikan setiap
kelompok, daerah, atau suku bangsa sangat terbuka lebar menimba ilmu
pengetahuan dari kaum Muslimin di Spanyol, termasuk banyak orang-orang
Eropa yang menimba ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang dari Muslim
Spanyol, baik ilmu-ilmu ‘aqli maupun ilmu naqli. Ketika mereka sudah
kembali ke daerah masing-masing banyak yang mengembangkan ilmu
pengetahuan tersebut di daratan Eropa.
B. Implikasi
Kemajuan peradaban itu dipengaruhi oleh kemajuan intelektual yang di
dalamnya terdapat ilmu filsafat, sains, fikih, musik dan kesenian, begitu juga dengan
bahasa dan sastra, dan kemegahan pembangunan fisik. Islam telah membuktikan pada
masa lalu bahwa dengan kemajuan intelektual, khususnya ilmu filsafat, kejayaan dan
keemasan akan diraih dan dirasakan.
Hal tersebut dapat dilihat dari pengaruh peradaban Islam dalam dunia
pendidikan. Pemikiran ibnu Sina, al-Razi dan Ibnu Rusyd merupakan pemikiran yang
paling banyak dipelajari. Banyaknya para pemuda Eropa yang belajar ke univesitas-
universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Sevile, Granada, Malaga
dan Salamanca yang aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan
muslim di Toledo dibawa pulang ke negerinya kemudian mendirikan sekolah dan
universitas di sana.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan universitas pertama di Eropa adalah
universitas Paris yang didirikan tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya
Ibnu Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 universitas. Ilmu
yang mereka peroleh dari universitas adalah ilmu kedokteran, ilmu pasti dan
filsafat.Pengaruh ilmu pengetahuan dan peradaban Islam di Eropa yang berlangsung
abad 12 M. itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka
Yunani di Eropa abad ke 14 M. berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa ini

Jurnal Rihlah Vol. 06 No. 01/2018


12

melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan diterjemahkan kembali ke


dalam bahasa latin.
Namun umat Islam tidak boleh hanya sekedar mengingat masa kejayaan Islam
dan pengaruhnya terhadap dunia barat, akan tetapi umat Islam harus bangkit dan
merebut kembali kejayaan-kejayaan masa lalu melalui renaissance Islam dengan
banyak mengirimkan anak-anak terbaik Islam belajar ke dunia barat agar dapat
pulang dengan membawa keilmuan mereka dan mengembangkannya untuk Islam
sebagaimana yang dilakukan pada masa Bani ‘Abbasiyah yang kemudian dilakukan
juga oleh orang-orang Barat terhadap keilmuan Islam.
Akhirnya, sejarah akan berulang meskipun dalam suasana, subyek dan obyek
yang berbeda akan tetapi subtansinya sama. Mudah-mudahan kebangkitan dan
kemajuan Islam kembali di raih setelah hilang sejak abad ke-14 hingga sekarang.

Jurnal Rihlah Vol. 06 No.01/2018


13

DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi (ed.), Historiografi Islam Kontemporer: Wacana Aktualitas dan Aktor


Sejarah. Jakarta: Gramedia, 2002.
Abd al-Mun‘im Majid, Tarikh al-Hadarah al-Islamiyah fi al-‘Usur al-Wusta. Cairo:
Maktabah Misriyah,1978.
Abu Ja‘far Muhammad bin Jarir al-Tabariy, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Juz. IV.
Cet. I; Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1407 H.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Gravindo Persada, 2003.
Harun Hadiwyono, Sari Sejarah Filsafat Barat II. Cet. VI; Yogyakarta: Kanisius,
1990.
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Cet.
IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1992.
Karen Armstrong, Berperang demi Tuhan; Fundamentalisme dalam Islam, Kristen
dan Yahudi. Cet. III; Jakarta: Mizan, 2002 M.
Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam. Cet I; Yogyakarta: Kota
Kembang, 1989.
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah
dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996.
Mustafa al-Siba‘i, Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok. Jakarta: Gema Insani Press,
1993.
Nurkidam Pengaruh Peradaban Islam di Dunia Barat, http://annur01.wordpress.com
(21 Maret 2016).
Philip K. Hitti, Histrory of the Arabs. Cet. I; Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,
1429 H./2008 M.
Philip K. Hitti, Histrory of the Arabs. Cet. I; Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,
2010.
Rifqi Fauzi, Renaissance Eropa dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan
Pemikiran Islam, 07 September 2012, http://fauzidex.multiply.com (21 Maret
2018).
Sunaryo, Transmisi Kebudayaan Yunani Dalam Peradaban Islam, Jurnal Pemikiran
Islam Vol.1, No.3, September 2003, International Institute of Islamic Thought
Indonesia.

Jurnal Rihlah Vol. 06 No. 01/2018


14

Tim Penyusun.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi,


dan Laporan Penelitian. Makassar: UIN Alauddin Press, 2013.
W. Montgemary Watt, Islam dan Peradaban Dunia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,
1997.

Jurnal Rihlah Vol. 06 No.01/2018

Anda mungkin juga menyukai