Islam adalah agama yang kaya. Khazanahnya mencakup segenap aspek kehidupan
manusia, termasuk di antaranya masalah kesehatan dan pengobatan.
Ilmu pengobatan islam sebenarnya tidak kalah dengan ilmu pengobatan barat.
Contohnya, Ibnu sina seorang muslim yang menjadi pionir ilmu kedokteran modern. Ilmu
pengobatan islam bertumpu pada cara-cara alami dan metode ilahiah. Yang sebenarnya
sangat bermanfaat bagi seorang muslim dalam menjaga kesehatan dan mengobati
penyakitnya.
Sebagai khalifah di muka bumi, manusia dibekali akal oleh Allah SWT, disamping sebagai
instink yang mendorong manusia untuk mencari segala sesuatu yang di butuhkan untuk
melestarikan hidupnya seperti makan, minum dan tempat berlindung. Dalam mencari hal-
hal tersebut, manusia akan mendapat pengalaman yang baik dan yang kurang baik maupun
yang membahayakan. Maka akal lah yang mengolah, meningkatkan serta mengembangkan
pengalaman tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Karena itu, manusia selalu
dalam proses mencari dan menyempurnakan hingga selalu progresif. Berbeda dengan
binatang yang hanya dibekali dengan instink saja, hingga hidup mereka sudah terarah dan
dan bersifat statis. Akal lah yang membentuk serta membina kebudayaan manusia dalam
bebragai aspek kehidupannya termasuk dalam bidang pengobatan.
Latar belakang
Di dalam AlQur’an kesehatan merupakan hal yang sangat prinsipil, karena terkait
dengan kebutuhan lainnya.
Makna kesehatan dalam dimensi yang lebih dalam dan luas, yakni kesehatan dalam
arti lahir dan batin atau jasmani dan rohani. Seseorang yang beriman, harus mampu
menjaga kesehatan jasmani dan rohaninya. Islam memandang kesehatan lebih dari sekedar
terhindarnya seseorang dari penyakit. Bukan sekedar tubuh sehat, tetapi yang tak kalah
pentingnya adalah kebersihan batin atau kebersihan rohani.
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh berkembangnya praktek-praktek pengobatan di
kalangan umat Islam, di mana praktek pengobatan tersebut dilakukan dengan metode yang
berbeda dengan ilmu kedokteran modern dan senantiasa mengatasnamakan pengobatan
Islam.
Fokus masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami mengemukakan permasalahan
sebagai berikut:
1.Bagaimana pengobatan menurut pandangan Islam?
2.Bagaimana metode pengobatan pada masa nabi?
3.Bagaimana prinsip-prinsip pengobatan menurut islam?
PEMBAHASAN
Pengertian
Pengobatan adalah suatu kebudayaan untuk menyelamatkan diri dari dari penyakit
yang mengganggu hidup. Kebudayaan tidak saja dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi juga
oleh kepercayaan dan keyakinan, karena manusia telah merasa di alam ini ada sesuatu yang
lebih kuat dari dia, baik yang dapat dirasakan oleh pancaindera maupun yang tidak dapat
dirasakan dan bersifat ghaib. Pengobatan ini pun tidak lepas dari pengaruh kepercayaan
atau agama yang di anut manusia.
Oleh karena itu, persoalan kesehatan dan menjaga kesehatan adalah hal yang
penting di dalam ajaran Islam. Terganggunya persoalan kesehatan membuat seseorang
tidak dapat berbuat maksimal dalam menjalankan kewajiban dan tugas-tugas
kemanusiaannya. Penyakit yang terkandung dalam tubuh seseorang dapat mempengaruhi
organ syarat, pikiran dan perasaan. Maka dari itu penguatan tubuh sangat diperlukan dalam
menunjang aktivitas keseharian seseorang. Sehingga mempelajari ilmu dan metode yang
berkaitan dengan kesehatan dirasakan sangat perlu untuk membahasnya menurut
pandangan Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad saw. serta mencontoh apa yang telah
dipraktekkan pada masa Rasulullah saw. hal ini sesuai dengan hadis Nabi saw : “Setiap
penyakit ada obatnya, jika obat dari suatu penyakit itu tepat, ia akansembuh dengan izin
Allah sw.” (HR. Muslim)
2. Wafaq
Wafaq ialah ayat Al-Qur’an, Asma Allah, Zikir, atau doa yang ditulis diatas benda
seperti kertas, kain yang dijadikan sebagai media pengobatan atau lainnya oleh para Ahli
Hikmah. Salah satu contoh : wafaq untuk orang yang sakit hati (liver) ditulis pada gelas putih
kemudian diisi air lalu di minumkan. Insya Allah sembuh. (tulis huruf Ha besar 2 kali dan
huruf ‘ain 6 kali).
“Setiap penyakit itu ada obatnya, jika tepat obatnya maka penyakit akan sembuh
dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla”.(HR.Muslim). “Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit
melainkan Allah juga menurunkan obatnya”.(HR.Abu Hurairah).
Keberadaan berbagai penyakit termasuk sunnah kauniyah yang diciptakan oleh
Allah SWT. Penyakit-penyakit itu merupakan musibah dan ujian yang di tetapkan Allah SWT
atas hamba-hamba-Nya. Dan sesungguhnya pada musibah itu terdapat kemanfaatan bagi
kaum mukminin. Shuhaib Ar-Rumi RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : ”Sungguh
mengagumkan perkara seorang muslim, sehingga seluruh perkaranya adalah kebaikan.
Yang demikian itu tidaklah dimiliki oleh seorangpun kecuali seorang mukmin. Jika ia
mendapat kelapangan, ia bersyukur maka yang demikian itu baik baginya, dan jika ia
ditimpa kesusahan, ia bersabar. Maka yang demikian itu baik baginya”. (HR.Muslim
no.2999). Termasuk keutamaan Allah SWT yang diberikan kepada kaum mukminin. Dia
menjadikan sakit yang menimpa seorang mukmin sebagai penghapus dosa dan kesalahan
mereka. Sebagaimana tersebut dalam hadist : Abdullah bin Masud RA berkata : Rasulullah
SAW bersabda : “Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya,
melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon
menggugurkan daun-daunnya”.(HR.Bukhari no.5661 dan Muslim no.5678). Ketika
memungkinkan mengkonsumsi obat yang sederhana maka jangan beralih memakai obat
yang kompleks. Setiap penyakit yang bisa ditolak dengan makanan-makanan tertentu dan
pencegahan, janganlah mencoba menolaknya dengan obat-obatan. Ibnul Qayyim berkata : “
berpalingnya manusia dari pengobatan nubuwwah seperti halnya berpalingnya mereka dari
pengobatan dengan Al-Qur’an, yang merupakan obat bermanfaat.(Ath-thibbun Nabawi
hal.6, 29).
Dengan demikian, sudah sepantasnya seorang muslim menjadikan pengobatan
nabawiyyah bukan hanya sekedar sebagai pengobatan alternatif. Namun menjadikannya
sebagai cara pengobatan yang utama, karena kepastiannya datang dari Allah SWT. Namun
tentunya berkaitan dengan kesembuhan suatu penyakit, seorang hambatidak boleh
bersandar semata dengan pengobatan tertentu, dan tidak boleh meyakini bahwa obatlah
yang menyembuhkan penyakitnya. Namun seharusnya ia bersandar dan berantung kepada
Dzat yang memberikan penyakit dan yang menurunkan obatnya sekaligus yaitu Allah SWT.
Sungguh tidak ada yang dapat memberikan kesembuhan kecuali Allah SWT semata. Karna
itulah Nabi Ibrahim memuji Rabbnya : “Dan apabila aku sakit, Dia lah yang meyembuhkan
ku”.( QS Asy-Syu’ara’: 80).
PENGOBATAN TRADISIONAL DALAM PANDANGAN ISLAM
Prinsip-prinsip Pengobatan
Di dalam penyembuhan penyakit ala Rasulullah saw., diterapkan tertentu sebagai
pedoman yang perlu diketahui dan dilaksanakan.
1. Meyakini bahwa Allah swt. yang Maha Menyembuhkan segala penyakit
Rasulullah saw. menyajarkan bahwa Allah swt. adalah dzat yang Maha Penyembuh.
Allah swt. berfirman “Dan apabila aku sakit, maka Dia-lah yang menyembuhkan aku.” (QS.
asy-Syu’ara (26): 80).
Jika memperhatikan pengobatan masa sekarang yang serba modern ternyata
kebalikan dengan pengobatan jaman Rasulullah. Banyak orang yang menggantungkan
penyembuhan dengan obat. Padahal, keyakinan semacam itu mendekati perbuatan syirik.
Yang memberikan kesembuhan bukanlah obat itu, tapi Allah swt.
Jika kita merasa yakin, insya Allah akan diberi kesembuhan dengan cepat.
Rasulullah saw. mengajarkan agar orang yang sakit senantiasa berdoa kepada Allah swt.
Salah satunya doa nabi Yunus: “Laa illaha illa anta subhanaka inni kuntu minal dhalimiin.”
2. Menggunakan obat yang halal dan baik
Rasulullah mangajarkan supaya obat yang dikonsumsi penderita harus halal dan
baik. Allah swt. yang menurunkan penyakit kepada seseorang, maka Dia-lah yang
menyembuhkannya. Jika kita menginginkan kesembuhan dari Allah, maka obat yang
digunakan juga harus baik dan diridhai Allah swt. karena Allah melarang memasukan barang
yang haram dan merusak ke dalam tubuh kita.Allah berfirman:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah direzekikan
kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS. al-Maidah
(5): 88)
Rasulullah saw. bersabda, “Setiap daging (jaringan tubuh) yang tumbuh dari
makanan haram, maka api nerakalah baginya.” (HR. at-Tirmidzi)
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya, dan menjadikan setiap
penyakit pasti ada obatnya. Maka berobatlah kalian, tapi jangan dengan yang haram.” (HR.
Abu Dawud)
Menggunakan obat yang halal, selain mendatangkan ridha Allah juga akan menjaga
supaya badan tetap sehat.
3. Tidak menimbulkan madharat
Dalam menyembuhkan penyakit, harus diperhatikan mengenai dengan
kemudharatan obat. Seorang dokter muslim akan selalu mempertimbangkan penggunaan
obat sesuai dengan penyakitnya.
4. Pengobatan tidak bersifat TBC (tahayul, bid’ah, churafat)
Pengobatan yang disyariatkan dalam Islam adalah pengobatan yang bisa diteliti
secara ilmiah. Pengobatan dalam Islam tidak boleh berbau syirik (pergi ke dukun, kuburan,
dsb.).
5. Selalu ikhtiar dan tawakal
Islam mengajarkan bahwa dalam berobat hendaklan mencari obat atau dokter yang
lebih baik. Dalam kedokteran Islam diajarkan bila ada dua obat yang kualitasnya sama maka
pertimbangan kedua yang harus diambil adalah yang lebih efektif dan tidak memiliki efek
rusak bagi pasien. Itulah sebabnya Rasulullah menganjurkan kita untuk berobat pada
ahlinya. Sabda beliau,
Abu Dawud, An Nasai, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari hadis ‘Amr Ibnu Syu’aib,
dari ayahnya, dari kakeknya; katanya, “Telah berkata Rasulullah saw., ‘Barangsiapa yang
melakukan pengobatan, sedang pengobatannya tidak diikenal sebelum itu, maka dia
bertanggung jawab (atas perbuatannya).”
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.thibbun-nabawi.com/kesehatan/pengobatan-dengan-madu-
2.html
2.