Anda di halaman 1dari 15

9.

1 Pendahuluan
Penggunaan balok baja untuk menopang suatu pelat beton telah ditemukan sejak lama.
Namun pada saat itu pelat beton dan balok baja tidak dihubungkan dengan suaru
penahubung geser sehingga vang dihasilkan adalah suaru penampang non komposit. Pada
penarnpang non komposit, pelat beton akan mengalami lendutan yang cukup besar yang
disebabkan oleh besarnya beban yang harus dipikul oleh pelat beton tersebut. Seiring
berkembangnya metode pengelasan yang baik serta ditemukannya alat-alat penghubung
geser yang menahan gaya geser horizontal, maka lekatan anrara pelat beton dan balo. baja
dapat ditingkatkan. Pada akhirnya kedua material ini (baja dan beton) akan menjac satu
kesatuan komponen struktur yang disebut dengan komponen struktur komposi: Komponen
struktur komposit ini dapat menahan beban sekitar 33 hingga 50% lebih besar daripada
beban yang dapat dipikul oleh balok baja saja ranpa adanya perilaku komposisi
Struktur komposit (Composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua material atau
lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga
menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik. Umumnya srtuktur komposit berupa :
1. Kolom baja terbungkus beton / balok baja terbungkus beton (Gambar 1.a/d).
2. Kolom baja berisi beton/tiang pancang (Gambar 1.b/c).
3. Balok baja yang menahan slab beton (Gambar 1.e).

(a) (b) (c)

(d) (e)
Gambar 1. Macam-macam Struktur Komposit

Perencanaan komposit mengasumsi bahwa baja dan beton bekerja sama dalam
memikul beban yang bekerja, sehingga akan menghasilkan desain profil/elemen yang lebih
ekonomis. Dismping itu struktur komposit juga mempunyai beberapa kelebihan,
diantaranya adalah lebih kuat (stronger) dan lebih kaku (stiffer) dari pada struktur non-
komposit.
Dengan menggunakan kontruksi komposit dalam desain suatu komponen srru..-.
ternyata dapat diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut:
a. dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai
b. tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi
c. meningkatkan kekakuan lantai
d. dapat menambah panjang bentang layan
Kekakuan dari pelat lantai komposit pada dasarnya lebih besar daripada kekakuan
pelat beton dan balok bala yang beraksi non komposit. Secara normal pelat betorr
berperilaku sebagai pelat satu arah yang membentang di antara balok-balok penopang
Dalam desain komposit, momen inersia balok akan bertambah sehingga kekakuan penopang
meningkat. Meningkatnya kekakuan ini akan memberikan beberapa keuntungan dalam
pelaksanaan konstruksi, antara lain bahwa lendutan akibat beban hidup akan berkurang dan
penggunaan perancah selama proses konstruksi struktur komposit akan mampu mengurangi
lendutan akibat beban mati. Di samping itu dengan menggunakan asumsi desain komposit,
maka kapasitas penampang dalam menahan beban akan jauh lebih besar dari pada kapasitas
pelat beton atau profil baja yang bekerja sendiri-sendiri. Namun daerah - daerah momen
negatif kekakuan dari sistem komposit harus dihitung kembali karena dalam daerah ini
beton (yang mengalami tarik) harus diabaikan. Dalam daerah momen negatif biasanya harus
disediakan tulangan tekan pada pelat beton.
 Tegangan Elastis dalam Balok Komposit
Kuat rencana dari balok komposit didasarkan dari pada kondisi keruntuhannya, perlu
dipahami dan diperhitungkan secara teliti terhadap lendutan yang timbul akibat beban
layan. Tegangan lentur dan geser pada balok homogen dapat dihitung dengan rumus :
Pada balok komposit bukan merupakan balok homogen, sehingga rumus tersebut
tidak dapat digunakan. Tegangan dapat dihitung dengan melakukan transformasi
penampang, umumnya penampang ditransformasikan menjadi baja namun, masih

memiliki efek yang sama dengan beton.


Hubungan tegangan dan regangan baja dan beton dapat dinyatakan dengan

Keterangan :
Ec = modulus elastisitas beton
𝐸𝑠
= n = ratio modulus
𝐸𝑐

w = berat jenis beton (2400kg/m3)


fc’ = kuat tekan beton pada umur 28 hari (Mpa)
besarnya tegangan lentur bagian atas dan bawah baja dapat di hitung dengan
rumus :

dengan :
M = momen lentur yang harus dipikul
Itr = momen inersia terhadap garis netral
yt = jarak sumbu netral ke serat atas profil baja
yb = jarak sumbu netral ke serat bawah profil baja
tegangan pada serat atas dapat dihitung dengan rumus :

 Kuat Lentur
Pada banyak kasus, kuat lentur normal dapat tercapai letika bagian baja dan beton
mengalami tekanan (untuk momen positif). Distibusi tegangan pada bagian
komposit dikenal dengan tegangan plastis. Spesifikasi kuat lentur sebagai berikut.
a. Profil baja dengan karakteristik kompak , nilai Mn berada
pada distribusi tegangan plasitis
b. Profil baja dengan karakteristik , nilai Mn berada pada
distribusi tegangan elastis
c. Pada LRFD. Nilai koefisien desain dengan

9.2 Konstruksi Tumpuan dan Konstruksi Perancah


Sifat komposit baru dapat timbul setelah beton melewati proses curing dan mencapai
kuat tekan 28 hari, sebelum mencapai kuat tekan 28 hari beban masih ditopang oleh material
baja atau perancah sementara yang dipasang. Setelah mencapai kuat tekan beton maka
perancah sementara dapat dilepas.
 Perancah Sebelum Perawatan Beton
Profil baja berlaku sebagai penumpu dari bekisting pelat beton dan beban layan
lainnya.
 Perancah Setelah Perawatan Beton
Beban layan sepenuhnya ditumpukan pada balok komposit
 Konstruksi Tumpuan
Balok komposit perlu pertimbangkan terhadap profil baja apakah beban layan
mampu ditumpukan terhadap balok komposit
 Kuat Geser

9.3 Lebar Efektif Sayap


Bagian dari slab lantai menggunakan material komposit baja dan beton. Penggunaan
material baja dan beton mempertimbangkan jarak balok dan panjang bentang. Lebar efektif
dari pelat lantai diambil nilai yang terkecil dari
1. Seperdelapan dari panjang bentang
2. Setengah dari titik pusat balok ke titik pusat
3. Jarak antara pusat balok ke tepi pelat

9.4 Penghubung Geser


Gaya geser yang terjadi antara pelat beton dan profil baja harus dipikul oleh sejumlah
penghubung geser, sehingga tidak terjadi slip pada saat masa layan. Pada komposit, dimana
beton mengalami gaya tekan akibat lentur, gaya geser horizontal total bekerja pada daerah
yang dibatasi titik – titik momen positif maksimal dan momen nol yang berdekatan, harus
mengambil nilai terkecil dari As.fy ; 0,85.fcAc . Gaya geser horizontal dapat dinotasikn dengan
Vh. Besarnya nilai Vh ditentukan oleh As.fy atau 0,85.fcAc , sehingga yang
terjadi adalah komposit penuh dan jumlah penghubung geser yang
diperlukan adalah momen nol dan momen maksimum.
Dengan Qn adalah kuat geser nominal satu buah penghubung geser dengan jenis
penghubung geser yang diisyarakan dengan kepala (stud) dengan panjang dalam kondisi
terpasang tidak kurang dari 4 kali diameternya atau berupa profil baja kanal hasil gilas panas.
Kuat nominal penghubung geser jenis paku yang ditanam didalam pelat beton ditentukan
sesuai dengan
Asc = luas penampang penghubung geser jenis paku (mm2)
fu = tegangan putus penghubung geser jenis paku (MPa)
Qn = kuat geser nominal untuk penghubung geser (N)
Kuat nominal penghubung geser jenis kanal yang ditanam dalam pelat beton

Lc = panjang penghubung geser jenis kanal (mm)


tf = tebal pelat sayap (mm)
tw = tebal pelat badan (mm)

9.5 Desain
Dalam mendesain sistem lantai dengan perencah menggunakan langkah – langkah :
1. Hitung momen sebelum dan sesudah beton mengalami curing
2. Pilih profil baja yang akan dicoba
3. Bandingkan degan kekuatan ijin profil baja. Jika tidak mencapai maka coba
kembali dengan profil baja yang lain
4. Hitung kekuatan ijin dari bagian komposit yang bandingkan dengan total momen
yang ada
5. Cek kuat geser dari profil baja
6. Desain baja dengan menghitung Vn dan Qn , untuk mendapat N1
7. Cek defleksi
Kuat nominal dapat dirumuskan dengan

9.6 Defleksi
Komponen struktur komposit memiliki momen inersia yang lebih besar dari pada
komponen struktural non komposit, sehingga memiliki nilai lendutan lebih kecil. Momen
inersia dari komponen struktur komposit hanya dapat tercapai ketika beton sudah mengeras,
memon inersia komposit sebelum beton mengeras dihitung hanya dari profil bajanya saja. Pada
daerah momen positif, beton akan mengalami tekan secara berkesinambungan yang akan
mengakibatkan beton mengalami gejala rangkak (creep). Rangkak adalah salah satu bentuk
deformasi struktur yang terjadi akibat beban tekan yang bekerja terus menerus. setelah
deformasi awal tercapai, deformasi tambahan yang diakibatkan rangkak akan terjadi secara
perlahan dalam jangka waktu lama. Lendutan jangka panjang yang terjadi pada komponen
komposit dapat diperkirakan dengan cara mengurangi luas pelat beton sehingga momen inersia
akan mengecil.

9.7 Balok Komposit dengan


Perkembangan struktur komposit dimulai dengan digunakan dek baja gelombang yang
selain berfungsi sebagai bekisting saat pelat betin dicetak juga berfungsi sebagai tulangan
positif bagi pelat beton. Penggunaan dek baja dapat dipertimbangkan sebagai dukungan dalam
arah lateral dari balok sebelum beton mulai mengeras. Persyaratan dek baja gelombang dan
penghubung gesernyauntuk digunakan dalam komponen struktur komposit . dalam SNI 03 –
1729 – 2002 pasal 12.4.5.1 dengan diisyaratkan:
1. Tinggi maksimum dek baja br ≤ 75 mm
2. Lebar rata – rata minimum dari gelombang dek wr > 50 mm, lebar ini tidak boleh
lebih besar dari lebar bersih minimum pada tepi atas dek baja
3. Tebal pelat minimum diukur dari tepi atas dek baja = 50 mm
4. Diameter maksimum stud yang dipakai = 20 mm , dan dilas langsung pada flens
balok baja

5. Tinggi minimum stud diukur dari sisi dek baja paling atas = 40 mm

Jika gelombang pada dek baja dipasang tegak lurus terhadap balok penopangnya,
maka kuat nominal penghubung geser jenis paku harus direduksi dengan faktor rs yang
besarnya ditetapkan sebagai berikut :

Dengan :
rs = faktor reduksi
Ns = jumlah penghubung geser jenis paku pada setiap gelombang pada potongan melintang
balok baja
Hs = tinggi penghubung geser jenis paku ≤ (hr + 75 mm)
hr = tinggi nominal gelombang dek baja
wr = lebar efektif gelombang dek baja
jarak antar penghubung geser tersebut dalam arah longitudinal tidak boleh lebih dari 900 mm.
Kuat geser satu kepala baut berdasarkan nilai Rp dan Rg

Jika kepala baut dilas langsung ke bagian atas sayap tanpa dek niali Rp = 1 dan Rg = 0,75.
Dengan dek baja bentuk lain, konstanta mengalami perubahan nilai.
Rg = 1 untuk satu kepala pertulangan
= 0,85 untuk dua kepala pertulangan
= 0,7 untuk tiga atau lebih kepala pertulangan
Rs = 0,75 untuk emid-ht ≥ 2 in
= 0,6 untuk emid-ht < 2 in
emid-ht = jarak dari tengah ketinggian tulangan ke kepala
persyaratan lain berdasarkan aisn sebagai berikut :
1. Ketinggian maksimum tulangan hr = 3 in
2. Rata – rata lebar minimum dari tulangan wr = 2 in
3. Diameter kepala = 3⁄4 in, untuk dek baja lain dapat menggunakan diameter 2,5tf
4. Ketinggian minimum kepala dibawah bagian atas dek = 11⁄2 in
5. Penutup minimum dibawah kepala = 1⁄2 in
6. Ketebalan minimum pelat dibawah bagian atas dek = 2 in
7. Dek harus terpasang ke sayap balok dengan interval tidak lebih dari 18 in baik
dari baut maupun las.

9.8 Balok Menerus


Pada balok sederhana, Jumlah jangkar baja yang diperlukan antara setiap balok dan
titik momen positif maksimum akan menjadi setengah dari jumlah total yang diperlukan. Di
zona momen negatif, pelat beton akan tegang dan karenanya tidak efektif. Di wilayah ini
tidak akan ada perilaku gabungan dalam arti yang telah kita pertimbangkan sejauh ini. Satu-
satunya jenis perilaku komposit yang mungkin adalah antara balok baja struktural dan baja
tulangan longitudinal dalam pelat. Jika konsep ini digunakan, sejumlah jangkar baja yang
memadai harus disediakan untuk mencapai tingkat kontinuitas antara bentuk baja dan
tulangan.

Pada momen negatif terdapat dua alternatif penyelesaiaan yaitu :


1. Memanfaatkan kekuatan baja saja
2. Menggunakan bagian komposit yang terdiri dari profil baja dan tulangan
Dengan mengikuti kondisi :
a. Profil baja harus kompak dengan support lateral
b. Jangkar baja harus berada dalam wilayah momen negatif
c. Tulangan yang sejajar dengan balok dalam lebar efektif pelat harus
dikembangkan secara memadai
Kekuatan bagian komposit ini harus didasarkan pada distribusi tegangan
plastik, di mana gaya horizontal yang akan ditransfer antara bentuk baja dan
baja tulangan harus diambil sebagai yang lebih kecil dari AsrFysr dan ∑ 𝑄 n
dimana
Asr = luas baja tulangan dengan lebar efektif pelat
Fysr = tegangan leleh baja tulangan

9.9 Kolom Komposit


Kolom komposit dapat dibentuk dari pipa baja yang diisi dengan beton polos atau
dapat pula dari profil baja hasil gilas panas yang di bungkus dengan beton biasa. Analisis dari
kolom komposit hampir sama dengan analisis komponen struktur tekan, namun dengan nilai
fy, E dan r yang telah dimodifikasi.
Persyaratan bagi suatu kolom komposit ditentukan dalam SNI 03 – 1729 – 2002 pasal
12.3.1. batasan – batasan berikut harus dipenuhi oleh suatu kolom komposit:
1. Luas penampang profil baja minimal sebesar 4% dari luas total penampang
melintang kolom komposit, jika kurang maka komponen struktur tekan ini akan
beraksi sebagai beton biasa
2. Untuk profil baja yang diselubungi beton, persyaratan berikut harus dipenuhi :
a. Tulangan longitudinal dan lateral harus digunakan, jarak antar pengikat lateral
tidak boleh lebih besar dari 2/3 dimesi terkecil penampang kolom komposit.
Luas penampang melintang dari tulangan longitudinal dan transversal
minimpum 0,18mm2 per mm jarak antar tulangan longitudinal/transversal
b. Selimut beton harus diberikan minimal 40 mm dari tepi terluar tulangan
longitudinal dan transversal
c. Tulangan longitudinal harus dibuat menerus pada lantai tingkat kecuali
tulangan longitudinal yang hanya berfungsi sebagai kekangan beton.
3. Kuat tekan beton fc’ berkisar antara 21 hingga 55 Mpa untuk beton normal, dan
minimal 28 MPa untuk beton ringan.
4. Tegangan leleh profil baja dan tulangan longitudinal tidak boleh melebihi 380
MPa.
5. Untuk mencegah tekuk lokal pada pipa baja atau penampang baja berongga, maka
ketebalan dinding minimal disyaratkan sebagai berikut
a. Utnuk penampang persegi dengan sisi b, maka t ≥ b√𝑓𝑦/𝐸

b. Untuk penampang lingkaran dengan diameter D, maka t ≥ D√𝑓𝑦/8𝐸

9.10 Kasus Perhitungan Pada Struktur Baja Komposit


a) Balok komposit terdiri dari baja A162 W16 × 36 dengan tebal 5 inci
Pelat beton bertulang selebar 87 inci di bagian atas. Kekuatan beton
fc ′ = 4 ksi. Tentukan tegangan maksimum pada baja dan beton yang dihasilkan dari
momen lentur positif 160 kaki-kips.
Solusi
- Ec = Wc1.5√𝐹𝑐′ = (145)1,5 √4 = 3492 𝑘𝑠𝑖
𝐸 29,000
- 𝑛 = 𝐸𝑠 = = 8.3 #gunakan n = 8
𝑐 3492

-
𝑏 87
- = = 10.88 𝑖𝑛
𝑛 8
∑𝐴𝑦 273.3
- 𝑦= = 65.00 = 4.205 (y rata – rata)
𝐴

- 𝐼𝑡𝑟 = 1530 𝑖𝑛4


- 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑗𝑢 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑗𝑎
yt = 𝑦 − 𝑡 = 4.205 − 5000 = −0,795 𝑖𝑛
𝑀𝑦𝑡 (160𝑥12)(0.795)
- 𝑓𝑠𝑡 = = = 0.988 𝑘𝑠𝑖
𝐼𝑖𝑟 1530

- Tegangan dibawah baja


yb = 𝑡 + 𝑑 − 𝑦 = 5 + 15.9 − 4.025 = 16.70 𝑖𝑛
𝑀𝑦𝑏 (160𝑥12)(16.70)
- 𝑓𝑠𝑏 = = = 21.0 𝑘𝑠𝑖
𝐼𝑖𝑟 1530

- Tegangan di atas beton


𝑀𝑦 (160𝑥12)(4.025)
𝑓𝑐 = = = 0.660 𝑘𝑠𝑖
𝑛𝐼𝑖𝑟 8(1530)
∑𝐴𝑦 5.44𝑦 +137.3
- 𝑦= = =0
𝐴 10.88𝑦+10.6

𝑦 = 4.143 𝑖𝑛
- Momen inersia
1
𝐼𝑖𝑟 = (10.88)(4.143)3 + 448 + 10.6(12.95 − 4.143)2 = 1528 𝑖𝑛4
3
- Tengannya adalah
(160𝑥12)(5−4.143)
1. 𝑓𝑠𝑡 = = 1.08 𝑘𝑠𝑖
1528
(160𝑥12)(5+15.9−4.143)
2. 𝑓𝑠𝑏 = = 21.1 𝑘𝑠𝑖
1528
(160𝑥12)(4.143)
3. 𝑓𝑐 = = 0.651 𝑘𝑠𝑖
8(1528)

b) Tentukan gaya tekan C dalam beton (gaya geser horizontal pada


antarmuka antara beton dan baja). Karena akan ada komposit lengkap
aksi, gaya ini akan menjadi lebih kecil dari AsFy dan 0.85fc′Ac:
Solusi
- AsFy = 10.6(50) = 530 kips
- 0.85fc’Ac = 0.85(4)(5x87) = 1479

- Steel control C = 530 kips


- Diperoleh
𝐶 530
𝑎= = = 1.792
0.85fc’b 0.85(4)(7)
Gaya C akan ditempatkan di pusat massa bidang tekan pada kedalaman dari a2
dari atas pelat. Gaya tarik T yang dihasilkan (sama dengan C) akan menjadi
terletak di pusat massa bidang baja. Lengan saat pasangan dibentuk oleh C dan T
adalah
𝑑 𝑎 15.9 1.792
- 𝑦 = 2+𝑡−2 = +5− = 12.05 𝑖𝑛
2 2

- Mn = Cy = Ty = 530(12.05) = 6387 in – kips = 532.2 ft-kips


- LRFD
ΦbMn = 0.90(532.2) = 479 ft-kips

c) Sebuah desain telah menghasilkan balok komposit dengan ketebalan total pelat 4
1⁄2 inci dan W16 × 31 dari baja A992. Gaya tekan pada beton adalah C = 335 kips,
dan kedalaman blok tegangan adalah = 1,0 inci. Hitung momen batas bawah inersia
Solusi
- Luas beton yang ditransformasikan untuk digunakan adalah
𝐶 335
𝐴𝑐 = = = 6.7 𝑖𝑛2
fy 50
- Ketebalan bagian pelat ini akan sama dengan, kedalaman beton blok stres. Kami
menentukan jarak dari bagian atas bentuk baja ke pusat massa beton seperti Y2,
di mana
𝑎 1.0
𝑌2 = 𝑡 − = 4.5 − = 4.0 𝑖𝑛
2 2
- Bagian transformasi yang sesuai ditunjukkan pada Gambar dan perhitungannya
dirangkum dalam Tabel. Untuk menemukan pusat massa, luangkan waktu sejenak
tentang sebuahsumbu di bagian bawah bentuk baja.

- Jawabanya ILB = 927 in4

d) Tentukan kekuatan geser dari 1 ⁄2-in. × 21⁄2-in. stud, di mana ada dua stud pertulang
rusuk. Kekuatan tekan beton selama 28 hari adalah fc ′ = 4 ksi (Ec = 3492 ksi).
Solusi
π(0.5)2
- 𝐴𝑠𝑎 = = 0.1963 𝑖𝑛2
4

- 𝑄𝑛 = 0.5𝐴𝑠𝑎 √𝐹𝑐 ′ 𝐸𝑐 ≤ 𝑅𝑔 𝑅𝑝 𝐴𝑠𝑎 𝐹𝑢

= 0.5(0.1963) √4(3492) = 11.60 𝑘𝑖𝑝𝑠


- Batas atas :
𝑅𝑔 𝑅𝑝 𝐴𝑠𝑎 𝐹𝑢 = 0.85(0.6)(0.1963)(65) = 6.51 𝑘𝑖𝑝𝑠
11.60 > 6.51 kips, kontrol batas atas.
Qn = 6.51 kips

e) Kolom kompresi komposit terdiri dari W12 × 136 terbungkus dalam 20-in. × 22-in.
kolom beton seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.27. Empat bar # 10 digunakan
untuk tulangan longitudinal, dan tulangan # 3 dengan jarak 13 inci dari pusat ke pusat
menyediakan tulangan lateral. Asumsikan penutup beton 2,5 inci ke tengah penguatan
longitudinal. Tegangan leleh baja adalah Fy = 50 ksi, dan Grade 60
Solusi

- Tulangan digunakan. Kekuatan betonnya adalah f ′c = 5 ksi. Hitung yang


tersedia kekuatan untuk panjang efektif 16 kaki sehubungan dengan kedua
sumbu.
- Nilai yang dibutuhkan untuk persamaan kekuatan AISC adalah sebagai
berikut. Untuk W12 × 136, As = 39.9 in.2 dan Is = Iy = 398 in.4 Untuk
penguatan longitudinal,
Asr = 4(1.27) = 5.08 in2
20−2×2.5 2
Isr = ∑𝑎𝑑 2 = 4 × 1.27 ( ) = 285.8 𝑖𝑛2
2

- Untuk beton :
Ac = 20(22) – As – Asr = 440 – 39.9 – 5.08 = 395.0 in2
Ec = w1,5√𝐹𝑐 ′ = (145)1,5 √5 = 3904 ksi
20(20)3
Ic = = 14,970 𝑖𝑛4
12

- Dari rumus AISC 12-4


Pno = FyAs + FysrAsr + 0,85fc’Ac = 50(39,9) + 60(5.08) + 0.85(5)(395)
= 3979 kips
- Dari rumus AISC 12-7
39.9
C1 = 0.1 + 2(395+39.9) = 0.2835 < 0.3

- Dari rumus AISC 12-6


(EI)eff = EsIs + 0.5EsIsr + C1EcIc
= 29,000(398) + 0.5(29,000)(285.8) + 0.2835(3904)(14,670)
= 3.192 x 107 in kip in2
- Dari rumus AISC 12.5
π2 (EI)eff π2 (3.192 x 107)
Pe = (KL)2
= (16 x 12)2
= 8546 𝑘𝑖𝑝𝑠

- Kemudian
𝑃𝑛0 3979
= = 0.4656 < 2.25
Pe 8546
𝑃𝑛0
- 𝑃𝑛 = 𝑃𝑛0 (0.658 Pe ) = 3979(0.658)0.4656 = 3274 𝑘𝑖𝑝𝑠

- 𝐿𝑅𝐹𝐷 = 𝜙𝑐 𝑃𝑛 = 0.75(3274) = 2456 𝑘𝑖𝑝𝑠

Anda mungkin juga menyukai