1 Pendahuluan
Penggunaan balok baja untuk menopang suatu pelat beton telah ditemukan sejak lama.
Namun pada saat itu pelat beton dan balok baja tidak dihubungkan dengan suaru
penahubung geser sehingga vang dihasilkan adalah suaru penampang non komposit. Pada
penarnpang non komposit, pelat beton akan mengalami lendutan yang cukup besar yang
disebabkan oleh besarnya beban yang harus dipikul oleh pelat beton tersebut. Seiring
berkembangnya metode pengelasan yang baik serta ditemukannya alat-alat penghubung
geser yang menahan gaya geser horizontal, maka lekatan anrara pelat beton dan balo. baja
dapat ditingkatkan. Pada akhirnya kedua material ini (baja dan beton) akan menjac satu
kesatuan komponen struktur yang disebut dengan komponen struktur komposi: Komponen
struktur komposit ini dapat menahan beban sekitar 33 hingga 50% lebih besar daripada
beban yang dapat dipikul oleh balok baja saja ranpa adanya perilaku komposisi
Struktur komposit (Composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua material atau
lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga
menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik. Umumnya srtuktur komposit berupa :
1. Kolom baja terbungkus beton / balok baja terbungkus beton (Gambar 1.a/d).
2. Kolom baja berisi beton/tiang pancang (Gambar 1.b/c).
3. Balok baja yang menahan slab beton (Gambar 1.e).
(d) (e)
Gambar 1. Macam-macam Struktur Komposit
Perencanaan komposit mengasumsi bahwa baja dan beton bekerja sama dalam
memikul beban yang bekerja, sehingga akan menghasilkan desain profil/elemen yang lebih
ekonomis. Dismping itu struktur komposit juga mempunyai beberapa kelebihan,
diantaranya adalah lebih kuat (stronger) dan lebih kaku (stiffer) dari pada struktur non-
komposit.
Dengan menggunakan kontruksi komposit dalam desain suatu komponen srru..-.
ternyata dapat diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut:
a. dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai
b. tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi
c. meningkatkan kekakuan lantai
d. dapat menambah panjang bentang layan
Kekakuan dari pelat lantai komposit pada dasarnya lebih besar daripada kekakuan
pelat beton dan balok bala yang beraksi non komposit. Secara normal pelat betorr
berperilaku sebagai pelat satu arah yang membentang di antara balok-balok penopang
Dalam desain komposit, momen inersia balok akan bertambah sehingga kekakuan penopang
meningkat. Meningkatnya kekakuan ini akan memberikan beberapa keuntungan dalam
pelaksanaan konstruksi, antara lain bahwa lendutan akibat beban hidup akan berkurang dan
penggunaan perancah selama proses konstruksi struktur komposit akan mampu mengurangi
lendutan akibat beban mati. Di samping itu dengan menggunakan asumsi desain komposit,
maka kapasitas penampang dalam menahan beban akan jauh lebih besar dari pada kapasitas
pelat beton atau profil baja yang bekerja sendiri-sendiri. Namun daerah - daerah momen
negatif kekakuan dari sistem komposit harus dihitung kembali karena dalam daerah ini
beton (yang mengalami tarik) harus diabaikan. Dalam daerah momen negatif biasanya harus
disediakan tulangan tekan pada pelat beton.
Tegangan Elastis dalam Balok Komposit
Kuat rencana dari balok komposit didasarkan dari pada kondisi keruntuhannya, perlu
dipahami dan diperhitungkan secara teliti terhadap lendutan yang timbul akibat beban
layan. Tegangan lentur dan geser pada balok homogen dapat dihitung dengan rumus :
Pada balok komposit bukan merupakan balok homogen, sehingga rumus tersebut
tidak dapat digunakan. Tegangan dapat dihitung dengan melakukan transformasi
penampang, umumnya penampang ditransformasikan menjadi baja namun, masih
Keterangan :
Ec = modulus elastisitas beton
𝐸𝑠
= n = ratio modulus
𝐸𝑐
dengan :
M = momen lentur yang harus dipikul
Itr = momen inersia terhadap garis netral
yt = jarak sumbu netral ke serat atas profil baja
yb = jarak sumbu netral ke serat bawah profil baja
tegangan pada serat atas dapat dihitung dengan rumus :
Kuat Lentur
Pada banyak kasus, kuat lentur normal dapat tercapai letika bagian baja dan beton
mengalami tekanan (untuk momen positif). Distibusi tegangan pada bagian
komposit dikenal dengan tegangan plastis. Spesifikasi kuat lentur sebagai berikut.
a. Profil baja dengan karakteristik kompak , nilai Mn berada
pada distribusi tegangan plasitis
b. Profil baja dengan karakteristik , nilai Mn berada pada
distribusi tegangan elastis
c. Pada LRFD. Nilai koefisien desain dengan
9.5 Desain
Dalam mendesain sistem lantai dengan perencah menggunakan langkah – langkah :
1. Hitung momen sebelum dan sesudah beton mengalami curing
2. Pilih profil baja yang akan dicoba
3. Bandingkan degan kekuatan ijin profil baja. Jika tidak mencapai maka coba
kembali dengan profil baja yang lain
4. Hitung kekuatan ijin dari bagian komposit yang bandingkan dengan total momen
yang ada
5. Cek kuat geser dari profil baja
6. Desain baja dengan menghitung Vn dan Qn , untuk mendapat N1
7. Cek defleksi
Kuat nominal dapat dirumuskan dengan
9.6 Defleksi
Komponen struktur komposit memiliki momen inersia yang lebih besar dari pada
komponen struktural non komposit, sehingga memiliki nilai lendutan lebih kecil. Momen
inersia dari komponen struktur komposit hanya dapat tercapai ketika beton sudah mengeras,
memon inersia komposit sebelum beton mengeras dihitung hanya dari profil bajanya saja. Pada
daerah momen positif, beton akan mengalami tekan secara berkesinambungan yang akan
mengakibatkan beton mengalami gejala rangkak (creep). Rangkak adalah salah satu bentuk
deformasi struktur yang terjadi akibat beban tekan yang bekerja terus menerus. setelah
deformasi awal tercapai, deformasi tambahan yang diakibatkan rangkak akan terjadi secara
perlahan dalam jangka waktu lama. Lendutan jangka panjang yang terjadi pada komponen
komposit dapat diperkirakan dengan cara mengurangi luas pelat beton sehingga momen inersia
akan mengecil.
5. Tinggi minimum stud diukur dari sisi dek baja paling atas = 40 mm
Jika gelombang pada dek baja dipasang tegak lurus terhadap balok penopangnya,
maka kuat nominal penghubung geser jenis paku harus direduksi dengan faktor rs yang
besarnya ditetapkan sebagai berikut :
Dengan :
rs = faktor reduksi
Ns = jumlah penghubung geser jenis paku pada setiap gelombang pada potongan melintang
balok baja
Hs = tinggi penghubung geser jenis paku ≤ (hr + 75 mm)
hr = tinggi nominal gelombang dek baja
wr = lebar efektif gelombang dek baja
jarak antar penghubung geser tersebut dalam arah longitudinal tidak boleh lebih dari 900 mm.
Kuat geser satu kepala baut berdasarkan nilai Rp dan Rg
Jika kepala baut dilas langsung ke bagian atas sayap tanpa dek niali Rp = 1 dan Rg = 0,75.
Dengan dek baja bentuk lain, konstanta mengalami perubahan nilai.
Rg = 1 untuk satu kepala pertulangan
= 0,85 untuk dua kepala pertulangan
= 0,7 untuk tiga atau lebih kepala pertulangan
Rs = 0,75 untuk emid-ht ≥ 2 in
= 0,6 untuk emid-ht < 2 in
emid-ht = jarak dari tengah ketinggian tulangan ke kepala
persyaratan lain berdasarkan aisn sebagai berikut :
1. Ketinggian maksimum tulangan hr = 3 in
2. Rata – rata lebar minimum dari tulangan wr = 2 in
3. Diameter kepala = 3⁄4 in, untuk dek baja lain dapat menggunakan diameter 2,5tf
4. Ketinggian minimum kepala dibawah bagian atas dek = 11⁄2 in
5. Penutup minimum dibawah kepala = 1⁄2 in
6. Ketebalan minimum pelat dibawah bagian atas dek = 2 in
7. Dek harus terpasang ke sayap balok dengan interval tidak lebih dari 18 in baik
dari baut maupun las.
-
𝑏 87
- = = 10.88 𝑖𝑛
𝑛 8
∑𝐴𝑦 273.3
- 𝑦= = 65.00 = 4.205 (y rata – rata)
𝐴
𝑦 = 4.143 𝑖𝑛
- Momen inersia
1
𝐼𝑖𝑟 = (10.88)(4.143)3 + 448 + 10.6(12.95 − 4.143)2 = 1528 𝑖𝑛4
3
- Tengannya adalah
(160𝑥12)(5−4.143)
1. 𝑓𝑠𝑡 = = 1.08 𝑘𝑠𝑖
1528
(160𝑥12)(5+15.9−4.143)
2. 𝑓𝑠𝑏 = = 21.1 𝑘𝑠𝑖
1528
(160𝑥12)(4.143)
3. 𝑓𝑐 = = 0.651 𝑘𝑠𝑖
8(1528)
c) Sebuah desain telah menghasilkan balok komposit dengan ketebalan total pelat 4
1⁄2 inci dan W16 × 31 dari baja A992. Gaya tekan pada beton adalah C = 335 kips,
dan kedalaman blok tegangan adalah = 1,0 inci. Hitung momen batas bawah inersia
Solusi
- Luas beton yang ditransformasikan untuk digunakan adalah
𝐶 335
𝐴𝑐 = = = 6.7 𝑖𝑛2
fy 50
- Ketebalan bagian pelat ini akan sama dengan, kedalaman beton blok stres. Kami
menentukan jarak dari bagian atas bentuk baja ke pusat massa beton seperti Y2,
di mana
𝑎 1.0
𝑌2 = 𝑡 − = 4.5 − = 4.0 𝑖𝑛
2 2
- Bagian transformasi yang sesuai ditunjukkan pada Gambar dan perhitungannya
dirangkum dalam Tabel. Untuk menemukan pusat massa, luangkan waktu sejenak
tentang sebuahsumbu di bagian bawah bentuk baja.
d) Tentukan kekuatan geser dari 1 ⁄2-in. × 21⁄2-in. stud, di mana ada dua stud pertulang
rusuk. Kekuatan tekan beton selama 28 hari adalah fc ′ = 4 ksi (Ec = 3492 ksi).
Solusi
π(0.5)2
- 𝐴𝑠𝑎 = = 0.1963 𝑖𝑛2
4
e) Kolom kompresi komposit terdiri dari W12 × 136 terbungkus dalam 20-in. × 22-in.
kolom beton seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.27. Empat bar # 10 digunakan
untuk tulangan longitudinal, dan tulangan # 3 dengan jarak 13 inci dari pusat ke pusat
menyediakan tulangan lateral. Asumsikan penutup beton 2,5 inci ke tengah penguatan
longitudinal. Tegangan leleh baja adalah Fy = 50 ksi, dan Grade 60
Solusi
- Untuk beton :
Ac = 20(22) – As – Asr = 440 – 39.9 – 5.08 = 395.0 in2
Ec = w1,5√𝐹𝑐 ′ = (145)1,5 √5 = 3904 ksi
20(20)3
Ic = = 14,970 𝑖𝑛4
12
- Kemudian
𝑃𝑛0 3979
= = 0.4656 < 2.25
Pe 8546
𝑃𝑛0
- 𝑃𝑛 = 𝑃𝑛0 (0.658 Pe ) = 3979(0.658)0.4656 = 3274 𝑘𝑖𝑝𝑠