Disusun Oleh :
Kelompok 5
SEMESTER 3-F
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2018
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ahmad Alfan, dkk. Fiqih. (Jakarta: Kementerian Agama, 2014) hal. 55
2
Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri, Ringkasan Fiqih Islam, (Jakarta: Terjemah
Team Indonesia islamhouse.com, 2012) hal. 176.
6
B. Syarat dan Rukun Haji
1. Syarat Haji
Syarat-syarat yang mewajibkan untuk melakukan haji ada tujuh3, yaitu:
a. Islam
b. Baligh (cukup umur)
c. Berakal sehat (tidak gila)
d. Merdeka (bukan budak)
e. Bisa mengerjakannya, yakni; ada bekalnya (ongkos dirinya pulang
pergi dan belanja untuk keluarganya yang ditinggal) dan ada
kendaraannya (kepunyaan sendiri atau menyewa)
f. Aman perjalanannya
g. Memungkinkan dalam perjalanan (tidak sakit-sakitan)
2. Rukun Haji
Rukun haji adalah beberapa amalan yang harus dikerjakan dalam
ibadah haji dan tidak bisa diganti dengan bayar denda (dam) bila
meninggalkannya, berarti hajinya batal dan harus mengulangi dari awal di
tahun berikutnya4, yaitu:
a. Ihram, yaitu berniat memulai mengerjakan ibadah haji ataupun umrah,
merupakan pekerjaan pertama sebagaimana takbiratul ihram dalam
shalat. Ihram wajib dimulai sesuai miqatnya, baik miqat zamani
maupun makani, dengan syarat-syarat tertentu yang akan dijelaskan
kemudian.
b. Wuquf di padang Arafah, yaitu hadir mulai tergelincir matahari (waktu
Dzuhur) tanggal 9 Zulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijjah.
Rasulullah Saw. bersabda:
الحج عرفة فمن أدرك عرفة فقد أدرك الحج ومن فاته عرفة فقد فاته الحج (رواه أحمد
والترمذى
3
Syeikh Abu Syuja' Ahmad, Ringkasan Fikih Islam Terjemah Matan Ghoyah Wal Taqrib,
(Surabaya: Al-Miftah, 2000) hal. 60
4
Ahmad Alfan, dkk. Fiqih...hal.56
7
Artinya: “Haji adalah wukuf di Arafah, barang siapa yang wukuf di
Arafah, maka dia dihukumi haji (yang sah), dan orang yang tidak
wukuf di Arafah, maka hajinya tidak sah.” (HR.Ahmad dan Tirmidzi)
c. Tawaf, rukun ini disebut thawaf ifadah.Yaitu, mengelilingi Ka’bah
tujuh kali putaran, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad, dilakukan
pada hari raya nahr sampai berakhir hari tasyriq. Macam-macam
tawaf adalah :
1) Tawaf qudum, yaitu tawaf yang dilakukan saat sampai di Makkah
sebagaimana shalat tahiyatul masjid.
2) Tawaf ifadah, yaitu tawaf rukun haji.
3) Tawaf wada’ yaitu tawaf yang dilakukan ketika akan
meninggalkan Makkah.
4) Tawaf tahallul yaitu tawaf penghalalan muharramat ihram/ hal-
hal yang haram.
5) Tawaf nadzar (thawaf yang dinadzarkan).
6) Tawaf sunnah.
d. Sa’i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah (7 kali,
dimulai dari bukit Marwah dan diakhiri bukit Shafa.
5
Ibid., hal. 58
8
g. Tawaf wada’
Miqat artinya waktu dan dapat juga berarti tempat. Maksudnya
waktu dan tempat yang ditentukan untuk mengerjakan ibadah haji 6. Miqat
ada dua, yaitu miqat zamani dan miqat makani.
a. Miqat Zamani adalah waktu sahnya diselenggarakan pekerjaan-
pekerjaan haji. Miqat zamani bermula dari awal bulan Syawal sampai
terbit fajar hari raya haji (tanggal 10 Dzulhijjah) yaitu selama dua
bulan sembilan setengah hari7.
b. Miqat Makani adalah tempat memulai ihram bagi orang-orang yang
hendak mengerjakan haji dan umrah. Rasulullah telah menetapkan
miqat makani sebagai berikut8:
1) Rumah masing-masing, bagi orang yang tinggal di Makkah.
2) Dzul Hulaifah (450 km sebelah Utara Makkah), miqat bagi
penduduk Madinah dan negeri-negeri yang sejajar dengan
Madinah.
3) Juhfah (180 km sebelah barat laut Makkah) miqat penduduk
Syiria, setelah tanda-tanda miqat di Juhfah lenyap, maka diganti
dengan Rabigh (240 km barat laut Makkah) dekat Juhfah. Rabigh
juga miqat orang Mesir, Maghribi, dan negeri-negeri sekitarnya.
4) Qarnul Manzil (94 km dari Makkah) sebuah bukit yang menjorok
ke Arafah terletak di sebelah timur Makkah miqat penduduk Nejd
dan negeri sekitarnya.
5) Yalamlam (54 km sebelah selatan Makkah) miqat penduduk
Yaman, India, Indonesia, dan negeri-negeri yang sejajar dengan
negeri-negeri tersebut.
6) Dzatu Irqin (94 km sebelah timur laut Makkah) miqat penduduk
Iraq dan negeri-negeri yang sejajar dengan itu.
7) Negeri masing-masing, miqat penduduk berada di antara kota
Makkah dengan miqat-miqat tersebut di atas.
6
Ibid., hal. 58
7
Ibid.,
8
Ibid., hal.59
9
2. Sunah Haji
Sunnahnya haji ada tujuh9:
a. Ifrad, yaitu mendahulukan ibadah haji sebelum umrah
b. Talbiyah (mengucapkan Labbaikallahumma labbaik, Labbaika
laasyarika laka labbaik, Innalhamda wanni'mata laka walmulka
laa syarika lak)
c. Tawaf qudum (tawaf sebelum wukuf di Arafah)
d. Bermalam di Muzdalifah
e. Salat sunnah 2 rakaat setelah thawaf
f. Bermalam di Mina
g. Tawaf wada' (tawaf ketika hendak keluar dari Makkah).
9
Syeikh Abu Syuja' Ahmad, Ringkasan Fikih Islam Terjemah Matan Ghoyah Wal Taqrib...
hal. 61
10
Syarat-syarat umrah sama dengan syarat-syarat dalam ibadah haji.
Sedangkan rukun umrah agak berbeda dengan rukun haji. Rukun umrah itu
ada lima, yaitu10 :
1. Ihram, yaitu niat memulai mengerjakan ibadah umrah.
2. Tawaf, yaitu mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali.
3. Sa’i
4. Tahalul (mencukur atau menggunting rambut paling sedikit tiga helai
rambut).
5. Tertib (dilakukan secara berurutan)
Miqat zamani umrah itu sepanjang tahun, artinya, tidak ada waktu
tertentu untuk melaksanakan umrah. Jadi boleh dilakukan kapan saja. Adapun
miqat makani umrah, pada dasarnya sama dengan miqat makani haji, tetapi
khusus bagi orang yang berada di Mekah, miqat makani mereka adalah
daerah di luar kota Mekah (di luar Tanah Haram : Tan’im dan Ji’ranah)12.
Demikian juga tentang larangan yang terdapat pada ibadah haji
berlaku juga dalam ibadah umrah.
10
Ahmad Alfan, dkk. Fiqih...hal.67
11
Ibid., hal.68
12
Ibid.,
11
Setelah melakukan hal-hal tersebut di atas barulah memulai dengan
mengucapkan niat talbiyah.
2. Masuk ke Masjidil Haram untuk melakukan tawaf sebanyak tujuh kali
sekali putaran, yang di mulai dari sudut hajar aswad dan berakhir di
sana pula.
3. Selesai tawaf, dilanjutkan dengan sa’i antara bukit Safa dan Marwah,
perjalanan dari bukit safa dan marwah di hitung satu kali, sa’i
dilakukan sebanyak tujuh kali dan berakhir di bukit marwah. Setiap
sampai di dua bukit tersebut, kita berhenti sejenak untuk memanjatkan
do’a sambil menghadap ke ka’bah.
4. Selesai sa’i dilanjutkan tahallul. Dengan demikian bebaslah kita dari
segala larangan ihram. Tahallul juga menandai selesainya pelaksanaan
umrah.
13
Ibid., hal.70
14
Ibid.,
12
Marwah, sumur Zam-zam, kota suci Makkah dan Madinah, padang
Arafah, dan lain-lain.
2. Bagi umat Islam secara keseluruhan15
a. Ibadah haji dan umrah merupakan suatu peristiwa penting yang
dapat digunakan sebagai arena mempererat persaudaraan/ ukhuwah
Islamiyah antara sesama muslim dari berbagai penjuru dunia agar
saling kenalmengenal.
b. Momentum tersebut dapat dimanfaatkan untuk membina persatuan
dan kesatuan umat Islam se-dunia. Tiap-tiap negara dapat
menunjuk wakilwakilnya untuk tukar-menukar informasi dan
pendapat terutama dalam masalah menegakkan agama Allah.
c. Peristiwa yang hanya satu tahun sekali ini dapat pula dijadikan
sarana untuk evaluasi sampai sejauh mana dakwah Islam telah
dijalankan oleh umat Islam sedunia. Selanjutnya melalui
pertemuan antar wakil-wakil umat Islam se-dunia, dapat
diprogramkan rencana dakwah Islam untuk menegakkan agama
Allah di seluruh dunia.
15
Ibid., hal.71
13
Durasi Paling cepat minimal 4 Waktu 2 sampai 3 jam
hari
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu Syuja'. 2000. Ringkasan Fikih Islam Terjemah Matan Ghoyah Wal
Taqrib, (Surabaya: Al-Miftah)
Alfan, Ahmad. 2014. Fiqih. (Jakarta: Kementerian Agama)
Asy'ari Hasyim. 2013. Inti Fiqih Haji dan Umrah Kitab al-Manasik al-Shughra Li
Qashid Umm al-Qura
Muhammad, Syeikh. 2012. Ringkasan Fiqih Islam. (Jakarta: Terjemah Team
Indonesia islamhouse.com)
16