Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rinda Lestiani

Kelas : Xll MIPA 1

ASAL USUL DESA SENURO

Napisah Putri nan cantik jelita bergelar Putri Pinang Masak. Kecantikannya yang tak tergambarkan
dengan kata-kata. Bahkan tak ada bandingan yang bisa menggambarkan kecantikannya. Kecantikan
Napisah Putri tak ada tandingannya di seluruh Kerajaan Palembang.

Sampailah kabar kecantikan dan kemolekan Putri Pinang Masak ketelinga Sunan. Sunan tak henti-
hentinya membayangkan Putri Pinang Masak. Sejak kabar tentang Putri Pinang Masak ia terima dari
pengawalnya. Sunan berkeinginan untuk menjadikan Putri Pinang Masak sebagai gundiknya yang
kesepuluh.

“Prajurit! Sejak kabar tentang Putri Pinang Masak yang kau sampaikan padaku, aku jadi tidak tenang
dalam keseharian. Semua pikiranku tertuju pada kecantikan dan kemolekan Putri Pinang Masak. Aku
sudah tidak tahan lagi menerima siksaan ini. Kuperintahkan kepada kalian untuk membawa Putri
Pinang Masak ke kerajaan ini.”

“Siap baginda yang mulia,” serentak prajurit menjawab.

Sebelum Sunan memerintahkan prajurit untuk membawa hadiah sebanyak-banyaknya agar


dipersembahkan kepada Putri Pinang Masak. Gundik pertama Sunan sudah lebih dulu menyelinap
pergi untuk menemui Putri Pinang Masak dan menceritakan maksud Sunan.

Rupanya Putri mempunyai tipu muslihat untuk mengelabui Sunan. Setelah jantung pisang
dikumpulkan oleh para pengawal setianya. Bersama-sama pembantunya putri memasak jantung
pisang tersebut. Kemudian airnya dimandikan ke tubuh Putri Pinang Masak. Tubuh molek berkuning
langsat dan paras cantik Putri Pinan Masak seketika berubah menjadi hitam pekat karena air rebusan
jantung pisang. Badan putri terlihat sangat kotor dan menjijikan.

“Biarkan mereka membawaku juru tepak, ini sudah takdirku.” Perintah Putri Pinang Masak kepada
pembantu-pembantunya.

“Tetapi Putri. Kami rela mengorbankan nyawa kami untuk tuan putri.” Sergah juru pedang.

“Sudahlah. Aku tidak mau musibah ini mengorbankann lebih banyak orang lain, apalagi kalian sudah
kuanggap seperti saudaraku. Kalian tunggulah di rumah, bantulah aku dengan doa.”

Rombongan prajurit Sunan membawa putri ke kerajaan. Betapa terkejutnya Sunan melihat wajah
Putri Pinang Masak yang dikabarkan pengawalnya sangat cantik. Berbeda jauh dalam angan dan
khayalan Sunan. Melihat kenyataan ini, Sunan menjadi muurka. “Wahai kau putri yang buruk rupa,
tak pantas kau menjadi gundikku, sekarang juga kau tinggalkan kerajaan ini. Jijik aku melihat muka
dan tubuhmu yang kotor ini,” Sunan mencaji maki putri.

Namun, tipu daya Putri Pinang Masak di ketahui Sunan setelah beberapa hari putri diusir dari
kerajaan.
Tiimbul hasrat, dia sendiri yang akan turun tangan menyelidiki kecantikan Putri Pinang Masak yang
sebenarnya. Sunan murka dan memerintahkan hulubalang dan beberapa pengawal agar dengan
paksa menangkap Putri Pinang Masak dan membawanya ke kerajaan.

Adapun berita kemurkaan Sunan, sampai juga ke telinga Putri Pinang Masak. Betapa sedihnya putri
mendengar kemurkaan Sunan. Putri mendekati para pembantu setianya untuk berunding bagaimana
siasat selanjutnya untuk bebas dari belenggu Sunan. “Putri. Jangan sampai terlambat, ayo kita
jangan menunggu lagi. Kita tinggalkan tepat ini.” Sambil memegng tangan putri untuk bergegas.

Rombongan tuan putri mulai menyiapkan perbekalan untuk bekal dalam pelarian. Ketika malam hari,
mulailah rombongan meninggalkan desa. Melewati jalur sungai dengan menggunakan perahu.
Berhari-hari rombongan menyusuri sungai untuk menjauh dari cengkraman Sunan, hingga
terdampar di Lebak Meranjat. Mereka terus mengikuti arus sungai yang semakinn deras. Pada
sebuah teluk, perahu rombongan tuan putri merapat dan singgah.

Kedatangan Putri Pinang Masak mulai diketahui penduduk di sekitar teluk, semakin hari, semakin
ramai tempat yang didiami. Putri berbaur dengan penduduk disekitar teluk. Penduduk mengenal
Pputri Pinang Masak dengan nama “Senuro” karena Putri Pinang Masak menyamarkan namanya
agar keberadaannya tidak diketahui penduduk seberang terutama Sunan.

Senuro hidup bersosialisasi dengan para penduduk dan gadis-gadis desa. Menjadi sosok gadis yang
terkenal ramah dan suka membantu. Senuro dan para pembantunya yang setia mengajarkan
kerajinan tangan,anyam-anyaman dan membuat pekakas dapur. Dan yang paling terkenal
kepintaran Senuro adalah membuat anyaman berbentuk bakul yang tak tembus dengan air.

Dari kediaman senuro, tinggallah seorang pemuda dari Palembang. Pemuda ini bernama Abdul
Hamid, dengan gelar Sang sungging. Sejak pertemuan itu keduanya semakin akrab dan intim. Senuro
merasakan perasaan yang berbeda. Dia sangat bahagia dan senang apabila dekat dengan Sang
Sungging. Kebahagiaan itu tergambar diraut wajah sang putri. Pemuda yang gagah dan tampan ini
pun tak segan memberikan perlindungan terhadap Senuro. Mereka saling mengisi suka dan duka
bersama. Mulailah tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya.

Sudah sebulan Senuro terbaring di tempat tidur. Sejak kepergian Sang Sungging ke Palembang untuk
mencari obat. Sakitnya semakin parah, semakin mendera. Senuro mengidap penyakit langka. Di duga
penyakitnya di guna-guna oleh pemuda-pemuda yang tak mampu mendapatkan cintanya.

“Aku ingin bermunajat kepada Tuhan agar anak cucuku di kemudian hari jangan di anugerahkan
kecantikan yang tiada banding sepertiku. Karena kecantikan itu akan mendatangkan penderitaan
tiada berkesudahan sepertiku.” Setelaj mengucapkan itu Putri Pinang Masak menghembuskan napas
terakhir

Asal usul senuro

Napisah Putri nan cantik jelita bergelar Putri Pinang Masak. Kecantikannya yang tak tergambarkan
dengan kata-kata. Bahkan tak ada bandingan yang bisa menggambarkan kecantikannya. Kecantikan
Napisah Putri tak ada tandingannya di seluruh Kerajaan Palembang.
Sampailah kabar kecantikan dan kemolekan Putri Pinang Masak ketelinga Sunan. Sunan tak henti-
hentinya membayangkan Putri Pinang Masak. Sejak kabar tentang Putri Pinang Masak ia terima dari
pengawalnya. Sunan berkeinginan untuk menjadikan Putri Pinang Masak sebagai gundiknya yang
kesepuluh.

“Prajurit! Sejak kabar tentang Putri Pinang Masak yang kau sampaikan padaku, aku jadi tidak tenang
dalam keseharian. Semua pikiranku tertuju pada kecantikan dan kemolekan Putri Pinang Masak. Aku
sudah tidak tahan lagi menerima siksaan ini. Kuperintahkan kepada kalian untuk membawa Putri
Pinang Masak ke kerajaan ini.”

“Siap baginda yang mulia,” serentak prajurit menjawab.

Sebelum Sunan memerintahkan prajurit untuk membawa hadiah sebanyak-banyaknya agar


dipersembahkan kepada Putri Pinang Masak. Gundik pertama Sunan sudah lebih dulu menyelinap
pergi untuk menemui Putri Pinang Masak dan menceritakan maksud Sunan.

Rupanya Putri mempunyai tipu muslihat untuk mengelabui Sunan. Setelah jantung pisang
dikumpulkan oleh para pengawal setianya. Bersama-sama pembantunya putri memasak jantung
pisang tersebut. Kemudian airnya dimandikan ke tubuh Putri Pinang Masak. Tubuh molek berkuning
langsat dan paras cantik Putri Pinan Masak seketika berubah menjadi hitam pekat karena air rebusan
jantung pisang. Badan putri terlihat sangat kotor dan menjijikan.

“Biarkan mereka membawaku juru tepak, ini sudah takdirku.” Perintah Putri Pinang Masak kepada
pembantu-pembantunya.

“Tetapi Putri. Kami rela mengorbankan nyawa kami untuk tuan putri.” Sergah juru pedang.

“Sudahlah. Aku tidak mau musibah ini mengorbankann lebih banyak orang lain, apalagi kalian sudah
kuanggap seperti saudaraku. Kalian tunggulah di rumah, bantulah aku dengan doa.”

Rombongan prajurit Sunan membawa putri ke kerajaan. Betapa terkejutnya Sunan melihat wajah
Putri Pinang Masak yang dikabarkan pengawalnya sangat cantik. Berbeda jauh dalam angan dan
khayalan Sunan. Melihat kenyataan ini, Sunan menjadi muurka. “Wahai kau putri yang buruk rupa,
tak pantas kau menjadi gundikku, sekarang juga kau tinggalkan kerajaan ini. Jijik aku melihat muka
dan tubuhmu yang kotor ini,” Sunan mencaji maki putri.

Namun, tipu daya Putri Pinang Masak di ketahui Sunan setelah beberapa hari putri diusir dari
kerajaan.

Tiimbul hasrat, dia sendiri yang akan turun tangan menyelidiki kecantikan Putri Pinang Masak yang
sebenarnya. Sunan murka dan memerintahkan hulubalang dan beberapa pengawal agar dengan
paksa menangkap Putri Pinang Masak dan membawanya ke kerajaan.

Adapun berita kemurkaan Sunan, sampai juga ke telinga Putri Pinang Masak. Betapa sedihnya putri
mendengar kemurkaan Sunan. Putri mendekati para pembantu setianya untuk berunding bagaimana
siasat selanjutnya untuk bebas dari belenggu Sunan. “Putri. Jangan sampai terlambat, ayo kita
jangan menunggu lagi. Kita tinggalkan tepat ini.” Sambil memegng tangan putri untuk bergegas.

Rombongan tuan putri mulai menyiapkan perbekalan untuk bekal dalam pelarian. Ketika malam hari,
mulailah rombongan meninggalkan desa. Melewati jalur sungai dengan menggunakan perahu.
Berhari-hari rombongan menyusuri sungai untuk menjauh dari cengkraman Sunan, hingga
terdampar di Lebak Meranjat. Mereka terus mengikuti arus sungai yang semakinn deras. Pada
sebuah teluk, perahu rombongan tuan putri merapat dan singgah.
Kedatangan Putri Pinang Masak mulai diketahui penduduk di sekitar teluk, semakin hari, semakin
ramai tempat yang didiami. Putri berbaur dengan penduduk disekitar teluk. Penduduk mengenal
Pputri Pinang Masak dengan nama “Senuro” karena Putri Pinang Masak menyamarkan namanya
agar keberadaannya tidak diketahui penduduk seberang terutama Sunan.

Senuro hidup bersosialisasi dengan para penduduk dan gadis-gadis desa. Menjadi sosok gadis yang
terkenal ramah dan suka membantu. Senuro dan para pembantunya yang setia mengajarkan
kerajinan tangan,anyam-anyaman dan membuat pekakas dapur. Dan yang paling terkenal
kepintaran Senuro adalah membuat anyaman berbentuk bakul yang tak tembus dengan air.

Dari kediaman senuro, tinggallah seorang pemuda dari Palembang. Pemuda ini bernama Abdul
Hamid, dengan gelar Sang sungging. Sejak pertemuan itu keduanya semakin akrab dan intim. Senuro
merasakan perasaan yang berbeda. Dia sangat bahagia dan senang apabila dekat dengan Sang
Sungging. Kebahagiaan itu tergambar diraut wajah sang putri. Pemuda yang gagah dan tampan ini
pun tak segan memberikan perlindungan terhadap Senuro. Mereka saling mengisi suka dan duka
bersama. Mulailah tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya.

Sudah sebulan Senuro terbaring di tempat tidur. Sejak kepergian Sang Sungging ke Palembang untuk
mencari obat. Sakitnya semakin parah, semakin mendera. Senuro mengidap penyakit langka. Di duga
penyakitnya di guna-guna oleh pemuda-pemuda yang tak mampu mendapatkan cintanya.

“Aku ingin bermunajat kepada Tuhan agar anak cucuku di kemudian hari jangan di anugerahkan
kecantikan yang tiada banding sepertiku. Karena kecantikan itu akan mendatangkan penderitaan
tiada berkesudahan sepertiku.” Setelaj mengucapkan itu Putri Pinang Masak menghembuskan napas
terakhir

Anda mungkin juga menyukai