Konflik Sampit merupakan konflik yang terjadi antara Etnis Dayak dan
Etnis Madura. Konflik ini bermula terjadi di Kota Sampit, Kalimantan
Tengah namun menjadi meluas ke seluruh provinsi. Konflik antar etnis
ini dipicu oleh terjadinya persaingan antar ekonomi. Saat konflik terjadi
komnas HAM telah membentuk Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM
Sampit untuk menangani konflik tersebut, namun sayang KPP HAM yang
telah dibentuk tidak terlalu membesarkan masalah tersebut dan
mengatakan bahwa konflik yang terjadi bukanlah pelanggaran HAM yang
berat. Pemerintah juga terlihat tidak terlalu memperdulikan konflik ini .
Karena kurangnya kepedulian pemerintah dan KPP HAM terhadap
konflik ini dan terlalu menganggap ringan masalah ini membuat jatuhnya
banyak korban pada konflik ini.
Analisis 2
Terjadinya penyerangan terhadap kegiatan ibadah di Gereja St. Lidwina
oleh kelompok intoleran ini diduga karena semakin percaya diri nya kaum
tersebut. Atas dasar perbedaan keyakinan keagamaan, mereka semakin
terbuka dalam melakukan penolakan kegiatan keagamaan, pengusiran
tokoh yang berbeda agama, bahkan penyerangan secara langsung dan
membabi buta. Keterbukaan kaum intoleran dalam melakukan aksinya
didukung juga oleh lemahnya penegakan hukum. Lagi-lagi kurangnya
penegakan hukum membuat konflik terjadi, terlihat sangat jelas bahwa
hukum di negara kita ini sangat lemah. Menurut saya tidak ada lagi solusi
yang bisa membuat hukum di negara ini bisa tegak, karena sudah
bertahun-tahun hukum kita tetap seperti itu, contohnya saja kita lihat
konflik yang terjadi di artikel sebelumnya yang terjadi di tahun 2001,
masih sama saja bukan? Dibutuhkan kesadaran diri dari masing-masing
pribadi setiap masyarakat Indonesia.
Analisis 3
Analisis 4