Anda di halaman 1dari 9

Assesmen sepsis pneumonia

Menurut guideline yang dikeluarkan oleh SCCM dan ESICM yaitu “Surviving Sepsis
Guidelines” menjelaskan bahwa komponen dasar penanganan sepsis dan syok sepsis adalah
resusitasi awal, vasopressor/inotropic, dukungan hemodinamik, pemberian antibiotik awal, dan
kontrol sumber infeksi. Pada tanggal 2 Maret 2019, pasien diberikan norepinephrine dengan dosis
0,05mcg. Dan kemudian diberikan dobutamin 5 mg sebagai vasopressor lainnya karena syok tidak
teratasi dengan cepat, atau untuk mempercepat penanganan syok. Penggunaan dobutamin dan
norepinephrine hanya digunakan pada 2 maret saja karena keadaan pasien telah menunjukkan
adanya perbaikan.

Gambar 3.1. Mitchel M. Levy.et.al. The Surviving Sepsis Campaign Bundle : 2018

M. Basetti et al (2006) dalam International journal of antimicrobial agents melakukan


penelitian tentang terapi antibiotic untuk pasien dengan syok sepsis dengan hasil tingkat efikasi
79% dari pasien VAP (Ventilatory Acuired Pneumonia) dan 80% untuk pasien dengan HAP
(Hospital Acuired Pneumonia). Dalam jurnal tersebut disarankan menggunakan kombinasi 2 jenis
antibiotic atau lebih. Dalam kasus ini digunakan kombinasi antibiotik yaitu levofloxacin 1x750
mg dan ceftazidime 3x1g. Penggunaan kedua antibiotik tersebut digunakan mulai dari tanggal 2
maret 2019 hingga tanggal 8 maret 2019. Kemudian pasien ini mendapatkan obat primperan dan
ranitide untuk mengatasi efek samping mual dan muntah akibat dari peningkatan asam lambung
yang disebabkan dari obat lain seperti levofloxacin dan ceftazidime.

Gambar 3.2. Efficacy of the combination of levofloxacin plus ceftazidime in the treatment of hospital-acquired
pneumonia in the Intensive Care Unit M. Bassettia,∗, E. Righia, R. Rossoa, S. Mannellia, A. Di Biagioa, R. Fascea,
F. Bobbio Pallavicinia, F. Marchettib, C. Viscolia a Infectious Diseases Department and Intensive Care Unit
Department, S. Martino Hospital and University of Genoa, Genoa, Italy b Medical Department, GlaxoSmithKline
S.p.A, Verona, Italy. Received 4 June 2006; accepted 14 June 2006.
Assessment gagal nafas tipe 2 dan PPOK akserbasi akut
Untuk penanganan respiratory distress syndrome yang dialami pasien, pasien diberikan
obat methylprednisolone sebagai kortikosteroid dengan dosis yang dianjurkan 1-120 mg/kg berat
badan dalam kasus ini pasien diberikan obat methylprednisolone sampai tanggal 8 maret 2019
dengan dosis 2x125 mg, kemudian pasien diberikan nitrokaf sebagai vasodilator dan fluimucyl
sebagai mukolitik untuk mengencerkan dahak. Pemberian spironolakton juga membantu dalam
meningkatkan rasio PO2/FiO2 darah.

Gambar 3.3. The efficacy of spironolactone in the treatment of acute respiratory distress syndrome-induced
rats Atalay C, Dogan N, Aykan S, Gundogdu C, Keles M S
Singapore Med J 2010; 51(6): 501-505
Gambar 3.4.Acute Respiratory Distress Syndrome: Diagnosis and Management AARON SAGUIL , MD, MPH,Fort
Belvoir Community Hospital Family Medicine Residency, FortBelvoir, Virginia MATTHEWFARO, MD, MPH,
Dwight D.Eisenhower Army Medical Center Family Medicine Residency, Fort Gordon,Georgia Volume 85,
Number 4 ◆February 15, 2012 American Family Physician

Assessment AKI (acute kidney injury)


Berdasarkan Acute Kidney Injury Networks (AKIN), AKI didefinisikan sebagai penurunan
fungsi ginjal secara mendadak dalam 48 jam. Penurunan fungsi ginjal tersebut dapat dilihat dari
peningkatan kadar kreatinin serum (peningkatan absolut > 0,3 mg/dL, peningkatan persentase
kreatinin serum > 50% atau 1,5 kali normal) atau oliguria (jumlah produksi urin <
0,5mL/kgBB/jam selama lebih dari 6 jam). Dalam kasus ini penyebab pasien mengalami AKI
akibat sepsis yang diderita.
Pasien dengan AKI merupakan gejala yang ditimbulkan dari sepsis, dimana fungsi dari ginjal
itu sendiri mengalami penurunan. Pada pasien ini terlihat adanya edema dimana adanya
ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh. Untuk menangani hal tersebut, pasien diberikan terapi
Lasix (furosemide tablet), furosemide injeksi, dan spironolaktone.

Gambar 3.7. Furosemide in Acute Kidney Injury – A Vexed Issue


Ahmed US, Iqbal HI and Akbar SR* Department of Nephrology, West Virginia University, USA (2014)

Untuk sementara, belum ada studi lebih lanjut untuk penanganan volume cairan tubuh berlebih,
meskipun dalam teori penggunaan loop deuretik lebih aman dan dapat meningkatkan ekskresi urin,
namun belum ada studi lebih lanjut pada pasien AKI dengan sepsis. Pasien diberikan dobutamin
untuk menangani atau memperbaiki fungsi ginjal dan norepinephrine sebagai terapi untuk menjaga
nilai MAP (Mean Arterial Pressure) yaitu sekitar 65 – 90 mmHg. Pada pasien syok sepsis yang
disertai AKI, penggunaan vasopressor dapat memperbaiki fungsi ginjal dan mengurangi angka
mortalitas pada pasien (Hardian Gunardi, 2013).

Assesment Lainnya

Pasien sempat mengalami peningkatan tekanan darah pada tanggal 3 dan 4 maret 2019,
untuk menangani hal tersebut, dokter meresepkan Ramipril dan concor. Kedua obat tersebut baru
diberikan pada tanggal 6 hingga tanggal 8 Maret 2019.

Gambar 3.6. Effects of Ramipril on Glycosylated Hemoglobin and Liver Function Tests in Hypertensive Patients
(2009)

Menurut hasil laboratorium yang ditunjukkan pada tanggal 4 maret 2019, pasien juga
sempat mengalami peningkatan kadar gula dalam darah. Untuk menangani hal tersebut, dokter
meresepkan apidra sebagai penanganan untuk kontrol gula darah pasien.
Gambar 3.7. Dailey, George., et.al., Insuline Gluisine Provides Improved Glycemic Control in Patien With
Type 2 Diabetes. Volume 27 (2004).
Analisa DRP (Drug Related Problem)
Drug related problem Hasil

Ada indikasi tapi tidak diterapi Tidak ada

Obat tanpa indikasi Tidak ada

Obat tidak tepat Tidak ada

Dosis berlebih Tidak ada

Dosis kurang Tidak ada

Tidak menggunakan obat (Kepatuhan, Tidak ada


ekonomi)

Polifarmasi Lasix >< furosemide

Ada efek samping dan alergi Tidak ada

Interaksi obat Major :

1. Levofloxacin >< apidra : dapat


mempengaruhi kadar gula darah
baik hipoglikemik (jarang)
maupun hiperglikemik.
2. Spironolakton >< Ramipril : dapat
menyebabkan hyperkalemia
terutama pada pasien dengan
penyakit ginjal, diabetes, dan
gagal jantung

Moderate :

1. Ramipril >< apidra : dapat


meningkatkan resiko hipoglikemi
2. Concor >< apidra : meningkatkan
resiko hipoglikemi
3. Spironolakton >< concor : dapat
menurunkan tekanan darah dan
memperlambt detak jantung
4. Lasix >< concor : dapat
menurunkan tekanan darah dan
memperlambat detak jantung
5. Spironolakton >< spironolakton :
menurunkan tekanan darah
6. Furosemide >< apidra :
furosemide dapat mengganggu
control glukosa darah dan
mengurangi efektivitas insulin
gluisin (apidra)
7. Ceftazidime >< furosemide :
meningkatkan resiko gangguan
ginjal

Anda mungkin juga menyukai