Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN

KELOMPOK 5

1. MUSABBIHAN (E1M018050)
2. RIANA RAMDANI (E1M018062)
3. RIZKAN GILANG AHMAD (E1M018064)
4. SITI NURLAELA WASTHI (E1M018074)
5. SUSILAWATI (E1M018078)
6. ULFA ROHIMAH (E1M018080)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………… ...................................... 3

A. Pengertian strategi pembelajaran ...................................................................... 3


B. Tujuan strategi pembelajaran………………………………………………...5
C. Fungsi strategi pembelajaran………………………………………………...6
D. Macam-macam strategi pembelajaran……………………………………….6
E. Teori yang melandasi strategi pembelajaran…. ……………………………9
F. Pengertian pendekatan pembelajaran………………………………………12
G. Macam-macam pendekatan pembelajaran…………………………………13
H. Pengertian model pembelajaran…………………………………………….19
I. Macam-macam model pembelajaran ………………………………………19

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 25

A. Kesimpulan ......................................................................................... 25
B. Saran ......................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu aspek yang wajib dipenuhi oleh setiap orang
disetiap Negara. Apalagi, di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut
untuk terus maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan sumber daya manusia
juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak
dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai
dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat merima pendidikan
dengan baik.
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan
murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari
guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru
dan murid. Proses interaksi inilah yang disebut dengan pembelajaran. Dalam interaksi
ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan
dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target
dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar
mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Sehingga dalam mengajar diperlukan pendekatan, strategi, model dan metode
dalam pembelajaran yang tepat, pendidik harus pandai menggunakan hal tersebut
secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap
dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama
dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan dan strategi
mana yang pendidik ambil dalam pembelajaran.
Persoalan berikut ini adalah bagaimana melaksanakannya di dalam proses belajar
mengajar atau proses pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan
tercapai. Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana
memilih dan menentukan strategi pembelajaran atau strategi belajar mengajar (SBM),
karena SBM menentukan jenis interaksi di dalam proses pembelajaran.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran ?
2. Apa saja tujuan strategi pembelajaran?
1
3. Apa saja fungsi strategi pembelajaran?
4. Apa saja macam-macam strategi pembelajaran
5. Teori apa saja yang melandasi strategi pembelajaran
6. Apa pengertian pendekatan pembelajaran
7. Apa saja macam-macam pendekatan pembelajaran
8. Apa pengertian model pembelajaran
9. Apa saja macam-macam model pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan
belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegitan guru anak
didik dalam perwujudan kegitan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. Atau bisa dikatakan strategi belajar mengajar merupakan suatu
serangkaian rencana kegiatan yang termasuk dalamnya penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran.
Adapun beberapa pengertian strategi belajar mengajar menurut para ahli adalah
sebagai berikut :
a) Hamzah B. Uno ( 2008:45)
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran.
b) Dick dan Carey (2005:7)
Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk
aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan
prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.
c) Suparman (1997:157)
Strategi pembelajaran adalah perpaduan dari urutan kegiatan, cara
mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan,dan waktu
yang digunakan dalam proses pembelajran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan.
d) Gerlach dan Ely (1990)
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
e) Kemp (1995)
Stategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
f) Hilda Taba
Strategi pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk
menampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.

3
g) Moedjiono (1993)
Strategi Pembelajaran adalah kegiatan guru untuk memikirkan dan
mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk
sistem pembelajaran, dimana untuk itu guru menggunakan siasat tertentu
h) J.R David (1976)
Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
Menurut pengertian diatas strategi belajar-mengajar tidak hanya terbatas pada
prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket
pengajarannya (Dick dan Carey). Strategi belajar-mengajar terdiri atas semua
komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu
siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan kata lain strategi belajar-mengajar
juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan
dicapai (Gropper). Tiap tingkah laku yang harus dipelajari perlu dipraktekkan. Karena
setiap materi dan tujuan pengajaran berbeda satu sama lain, makajenis kegiatan yang
harus dipraktekkan oleh siswa memerlukan persyaratan yang berbeda pula.
Kesimpulan dari semua pengertian yang telah disebutkan adalah strategi
pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk
didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan,
model,metode dan teknik pembelajaran secara spesifik.
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut :

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan


tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasidan pandangan
hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru
dalam menunaikan kegiatan mengajar.
4. Menetapkan dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan

4
evaluasi hasil kegitan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan
balik buat penyempurnaan yang bersangkutan secara keseluruhan.
B. Tujuan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran sering digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Hal
ini dilakukan agar tercapainya tujuan pembelajaran. Trianto (2009: 142) tujuan utama
pengajaran strategi adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas kemauan dan
kemampuan diri sendiri (pelajar mandiri). Nur (dalam Trianto,2009: 141) berpendapat
bahwa pengajaran strategi belajar berdasarkan pada dalil bahwa keberhasilan siswa
sebagian besar bergantung pada kemahiran untuk belajar mandiri dan memonitor
belajar mereka sendiri.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan tujuan strategi
pembelajaran adalah membimbing siswa agar memiliki kesadaran untuk belajar dan
memiliki kemauan untuk belajar mandiri. Belajar mandiri dapat terlaksana apabila
siswa memiliki kesadaran akan pentingnya belajar.
C. Fungsi Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan
termasuk dalam merencanakan pembelajaran hingga pada pelaksanaan pembelajaran.
Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan pembelajaran.
Gulo (2008: 21) menyatakan bahwa fungsi strategi pembelajaran diantaranya
meningkatkan kualitas belajar, memudahkan siswa dalam menerima ilmu,
meningkatkan kualitas guru, dan memahamkan tentang tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan fungsi strategi
pembelajaran adalah meningkatatkan kualitas pembelajaran yang nantinya akan
meningkatkan hasil pembelajaran dan meningkatkan kualitas guru. Perlu adanya
kerjasama yang baik antara guru dan siswa agar fungsi strategi pembelajaran dapat
tercapai
D. Macam-macam Strategi Pembelajaran
1. Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara
optimal.Karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka
sering juga dinamakan strategi "chalk and talk". Melalui strategi ini guru
menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi
5
pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama
strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa.
Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di antaranya:

1) Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran


secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam
melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan
ceramah.
2) Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah
jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
3) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi
yang telah diuraikan.

2. Strategi pembelajaran deduktif dan Induktif


Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan
mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-
ilustrasi atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian
secara perlahan-lahan menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut strategi pembelajaran dari
umum ke khusus.
Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap :

1. Guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (conceot rule) atau pernyataan yang
mana dalam pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya
2. Guru memberikan contoh-contoh yang menunjukkan pembuktian dari konsep
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan
bukan esensi konsep konsep
4. Siswa memberikan beberapa katagori dari contoh yang diberikan oleh guru
Sedangkan strategi pembelajaran induktif berkebalikan dengan deduktif, strategi
ini mencari masalah terlebih dahulu untuk kemudian dicari penjabarannya.
3. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan
strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir
6
siswa melalui telaah fakta – fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk
memecahkan masalah yang diajukan. Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan
begitu saja kepada peserta didik. Akan tetapi, peserta didik dibimbing untuk
menemukan sendiri melalui proses dialog dengan memanfaatkan pengalaman peserta
didik.
SPPKB pada dasarnya memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses kekuatan mental
siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang membiarkan
siswa untuk pasip atau sekedar mendengar dan mencatat apa yang disampaikan
oleh guru, tetapi menginginkan agar siswa aktif dalam aktivitas proses berpikir.
2) SPPKB dilaksanakan dalam situasi dialogis dan proses tanya jawab secara terus-
menerus.
3) SPPKB menyandarkan akan dua masalah pokok, yaitu sisi proses dan hasil belajar.
Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi
hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi
pembelajaran baru.
4. Strategi pembelajaran Konstektual (CTL)
Contextual teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka. Terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran
yang menggunakan pendekatan CTL.

1. Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada


(activating knowledge)
2. Pembelajaran ntuk memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring
knowledge)
3. Pemahaman pengetahuan (understandingknowledge)
4. Mempraktikan pengetrahuan dan pengalaman tersebut(applying knomledge)
5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge)

7
5. Strategi pembelajaran heuristic
Berdasarkan definisi heuristik yang sudah diberikan, maka pemberian heuristik
dalam pembelajaran adalah suatu strategi (taktik) yang digunakan dalam
membelajarkan pemecahan masalah matematika sehingga pemecah masalah (dalam
hal ini siswa) dapat menyelesaikan masalah dengan baik sesuai dengan langkah-
langkah pemecahan masalah dengan strategi heuristik. Dengan kata lain pemecahan
dengan strategi heuristik adalah suatu prosedur khusus untuk membelajarkan
menyelesaikan masalah , dengan memberikan penuntun/petunjuk dalam bentuk
pertanyaan atau perintah pada setiap langkah-langkah pemecahan masalah.

E. Teori yang melandasi strategi pembelajaran


Crowl, Kaminsky & Podell (1997) mengemukakan tiga pendekatan yang
mendasari pengembangan strategi pembelajaran. Pertama, Advance Organizers dari
Ausubel, yang merupakan pernyataan pengantar yang membantu siswa
mempersiapkan kegiatan belajar baru dan menunjukkan hubungan antara apa yang
akan dipelajari dengan konsep atau ide yang lebih luas. Kedua, Discovery learning
dari Bruner, yang menyarankan pembelajaran dimulai dari penyajian masalah dari
guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelidiki dan menentukan
pemecahannya. Ketiga, peristiwa-peristiwa belajar dari Gagne.

1. Belajar Bermakna dari Ausubel


Ausubel (1977) menyarankan penggunaan interaksi aktif antara guru dengan
siswa yang disebut belajar verbal yang bermakna (meaningful verbal learning)
atau disingkat belajar bermakna pembelajaran ini menekankan pada ekspositori
dengan cara, guru menyajikan materi secara eksplisit dan terorganisasi. Dalam
pembelajaran ini, siswa menerima serangkaian ide yang disajikan guru dengan
cara yang efisien. Model Ausubel ini mengedepankan penalaran deduktif, yang
mengharuskan siswa pertama-tama mempelajari prinsip-prinsip, kemudian belajar
mengenal hal-hal khusus dari prinsip-prinsip tersebut. Pendekatan ini
mengasumsikan bahwa seseorang belajar dengan baik apabila memahami konsep-
konsep umum, maju secara deduktif dari aturan-aturan atau prinsipprinsip sampai
pada contoh-contoh. Pembelajaran bermakna dari Ausubel menitikberatkan
interaksi verbal yang dinamis antara guru dengan siswa. Guru memulai dengan
suatu advance organizer (pemandu awal), kemudian ke bagian-bagian
8
pembelajaran, selanjutnya mengembangkan serangkaian langkah yang digunakan
guru untuk mengajar dengan ekspositori.

2. Advance Organizer
Guru menggunakan advance organizer untuk mengaktifkan skemata siswa
(eksistensi pemahaman siswa), untuk mengetahui apa yang telah dikenal siswa,
dan untuk membantunya mengenal relevansi pengetahuan yang telah dimiliki.
Advance organizer memperkenalkan pengetahuan baru secara umum yang dapat
digunakan siswa sebagai kerangka untuk memahami isi informasi baru secara
terperinci Anda dapat menggunakan advance organizer untuk mengajar bidang
studi apa pun.

3. Discovery Learning dari Bruner


Teori belajar penemuan (discovery) dari Bruner mengasumsikan bahwa
belajar paling baik apabila siswa menemukan sendiri informasi dan konsep-
konsep. Dalam belajar penemuan, siswa menggunakan penalaran induktif untuk
mendapatkan prinsip-prinsip, contoh-contoh. Misalnya, guru menjelaskan kepada
siswa tentang penemuan sinar lampu pijar, kamera, dan CD, serta perbandingan
antara invention dengan discovery (misalnya, listrik, nuklir, dan gravitasi). Siswa,
kemudian menjabarkan sendiri apakah yang dimaksud dengan invention dan
bagaimana perbedaannya dengan discovery.
Dalam belajar penemuan, siswa “menemukan” konsep dasar atau prinsip-
prinsip dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang mendemonstrasikan konsep
tersebut. Bruner yakin bahwa siswa “memiliki” pengetahuan apabila menemukan
sendiri dan bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya sendiri, yang
memotivasinya untuk belajar.
4. Peristiwa-peristiwa Belajar menurut Gagne
Gagne (dalam Gagne & Driscoll, 1988) mengembangkan suatu model
berdasarkan teori pemrosesan informasi yang memandang pembelajaran dari segi
9 urutan peristiwa sebagai berikut.
a. Menarik perhatian siswa.
b. Mengemukakan tujuan pembelajaran.
c. Memunculkan pengetahuan awal.
d. Menyajikan bahan stimulasi.
9
e. Membimbing belajar.
f. Menerima respons siswa.
g. Memberikan balikan.
h. Menilai unjuk kerja.
i. Meningkatkan retensi dan transfer.
F. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan (approach) pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam
pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Sebenarnya, tujuan dilakukan pendekatan adalah untuk membangun interaksi
antara guru dan siswanya. Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru
dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa
yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya.
Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan
fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan
memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai
fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-
pendekatan yang dilakukan.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru
melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini
guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.

10
G. Macam-macam pendekatan pembelajaran
1. Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap
anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Persoalan kesulitan
belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual,
walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang melayani perbedaan-
perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan
individual memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara
optimal. Dasar pemikiran dari pendekatan individual ini ialah adanya pengakuan
terhadap perbedaan individual masing-masing siswa. Sebagai individu anak
mempunyai kebutuhan dasar baik fisik maupun kebutuan anak untuk diakui sebagai
pribadi, kebutuhan untuk dihargai dan menghargai orang lain, kebutuhan rasa aman,
dan juga sebgai makhluk sosial, anak mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan
dengan lingkungan baik dengan temannya ataupun dengan guru dan orang tuanya.
Pendekatan individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan
siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga
terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa dalam belajar. Untuk
mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut ini;
a. mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak
didik dan membuat hubungan saling percaya.
b. membantu anak didik dengan pendekatn verbal dan non-verbal.
c. membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
d. menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima
perbedaannya dengan penuh perhatian.
e. menanggani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian,
bantuan, dan mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan.
Ciri-ciri pendekatan individual :
a. Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan
memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk akatif,
kreatif, dan mandiri dalam belajar.
b. Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik secara
individual.

11
c. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para peserta
didik dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa yang mereka
pelajari.
d. Guru harus mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas.
Menarik dalam pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami
serta tidak membosankan siswa. Pengajaran individual dilakukan untuk
membantu siswa dalam menuntaskan belajar mereka.
2. Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan
pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu
waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap
sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo
secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.Dengan
pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang
tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois
yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan
sosial dikelas.
Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah
mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar
pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberikan
kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu,
pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus
mempertimbangkan hah-hal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
Dalam pengolahan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan anak
didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan . Perbedaan individual anak didik,
pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam
melakukan pendekatan kelompok.
3. Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka
guru akan berhadapan dengan permasalahan yang bervariasi. Setiap masalah yang
dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar
menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Akibatnya,
jalannya pelajaran menjadi kurang efektif, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan
12
pun jadi terganggu. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi,
maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi
pula.Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi
oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul
dalam penagajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasiteknik
pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi inisebagai alat
yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.
4. Pendekatan Edukatif
Pada dasarnya tugas guru adalah untuk mendidik siswanya, sehingga secara
otomatis apa yang dilakukan guru akan menjadi contoh untuk para siswanya.
Pengertian mendidik tidak hanya terpacu pada suatu kondisi duduk dikelas dan
menyimak pelajaran saja, tetapi juga memberikan penanaman moral bagi anak didik
itu termasuk mendidik. Berawal dari hal sederhana seperti tepat waktu ketika datang
mengajar, membiasakan mereka berdiskusi ketika memiliki masalah itu juga termasuk
mendidik.
Kasus yang terjadi di sekolah biasanya tidak hanya satu, tetapi bermacam-macam
jenis dan tigkat kesukarannya. Hal ini menghendaki pendekatan yang tepat. Berbagai
kasus yang terjadi selain dapat didekati dengan pendekatan individual, pendekatan
kelompok, dan juga pendekatan bervariasi. Namun yang penting untuk di ingat adalah
bahwa pendekatan individual harus bedampingan dengan pendekatan edukatif.
Pendekatan kelompok harus berdampingan dengan pendekatan edukatif, dan
pendekatan bervariasi harus berdampingan dengan pendekatan edukatif. Dengan
demikian, semua pendekatan yang dilakukan oleh guru harus bernilai edukatif, dengan
tujuan mendidik.
5. Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua
macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam prateknya
tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan
sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata
pelajaran. Khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan
keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak sekuler, tetapi menyatu
dengan nilai agama. Tentu sajaguru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai
dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan
13
terpisah dari masalah agama,tetapi ada hubunganya. Persoalan nya sekarng terletak
mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.
Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa
agama didalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak dicemoohkan dan
dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,dihayati dan diamalkan secara hayat siswa
dikandung badan.
6. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran,
pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk
mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata).
Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur
terpenting yaitu pada bahasa dan makna. Misalnya pendekatan dalam rangka
penguasaan bahasa Inggris.
Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang pertama di indonesia yang dianggap
penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kegagalan
penguasaan bahasa inggris oleh siswa salah satu sebabnya kurang tepatnya
pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah,
fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Karenanya perlu
dipecahkan. Salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah
pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan.
H. Pengertian model pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model
pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. Joyce and Weil berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di
kelas.
I. Macam- macam model pembelajaran

Adapun contoh model pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) examples non examples

14
Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut example and
non-example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai
media pembelajaran. Metode Example non Example adalah metode yang
menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan
mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang
disajikan.
Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis
gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada
didalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih
menekankan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di
kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek
psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti :

a. kemampuan berbahasa tulis dan lisan,


b. kemampuan analisis ringan, dan
c. kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya

Model Pembelajaran Example Non Example menggunakan gambar dapat


melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang
kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada
di belakang dapat juga melihat dengan jelas.

2) picture an picture

Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model
Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan
interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and
Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan /
diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model

15
apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses
pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru,
berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya
harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau
dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara
yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses
pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran.
Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan
ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.

3) Numbered heads together

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, Pembelajaran kooperatif merupakan


strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam
kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang
telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan
kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan
dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran
berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk
memecahkan masalah.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran


kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28)
dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
4) cooperative script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan
secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-langkah:

16
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-
ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi
menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat /
menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan
materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya,
serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
5) kepala bernomor struktur
Langkah – langkah Kepala bernomor struktur
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap
tugas yang berangkai Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal.
Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil
pekerjaan dan seterusnya
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh
keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang
sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
6) STAD
Model pembelajaran STAD termasuk model pembelajaran kooperatif. Semua
model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan
dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif siswa didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka
harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Tujuan model pembelajaran kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa
meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan keterampilan sosial.
17
7). Jigsaw
Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajaran dimana
siswa belajar dalam kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar
yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota
kelompok lain. Dalam Teknik ini, guru memperhatikan schemata atau latar belakang
pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata ini agar bahan
pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama
siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai kesempatan untuk mengolah
informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap


pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Pada model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan
kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.Kelompok asal
merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang
terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari
dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan
dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

8) Role playing

Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang
didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield,
1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas,
meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering
kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan
dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain .

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran


melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi
dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau

18
benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
bergantung kepada apa yang diperankan.
Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan
emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata
dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan
praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada
situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri murid
(Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Lebih lanjut prinsip pembelajaran
memahami kebebasan berorganisasi, dan menghargai keputusan bersama, murid akan
lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan memainkan peran dalam
bermusyawarah, melakukan pemungutan suara terbanyak dan bersikap mau menerima
kekalahan sehingga dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif
berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari
(Boediono, 2001). Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya
aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.
9) . Mind mapping
Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak
dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah
jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa
membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area
yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah rute yang
tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.
Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan,
membuat kita bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja
otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan
lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.
Mind mapping, disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah salah satu
cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa belajar. Mind mapping bisa
juga dikategorikan sebagai teknik mencatat kreatif. Dikategorikan ke dalam teknik
kreatif karena pembuatan mind mapping ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari
si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat mind mapping ini.
Begitu pula, dengan semakin seringnya siswa membuat mind mapping, dia akan
semakin kreatif.
10) . Make a match
19
Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa
kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan
siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya
tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi
dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri.
Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas
dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas
permasalahan atau konsep yang dipelajari. Ternyata suatu penelitian telah
membuktikan setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siwa tenyata dengan
pendekatan seperti itu hasil belajar siswa dirasa belum maksimal. Hal ini tampak pada
pencapaian nilai akhir siswa .

Rendahnya pencapaian nilai akhir siswa ini, menjadi indikasi bahwa pembelajaran
yang dilakukan belum efektif. Nilai akhir dari evaluasi belajar belum mencakup penampilan
dan partisipasi siswa dalam pembelajaran, hingga sulit untuk mengukur keterampilan siswa
.Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
lebih komprehensip dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di
lingkungan sekitarnya .Atas dasar itulah mencoba dikembangkan pendekatan kooperatif
dalam pembelajaran dengan metode make a match.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sekilas, antara strategi, pendekatan, metode, dan model pembelajaran memiliki
makna yang sama. Tapi sebenarnya terdapat perbedaan diantara kata tersebut. Strategi
pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu,. Dari kalimat ini dapat
disimpulkan bahwa yang lebih ditekankan pada strategi pembelajaran adalah
perencanaannya. Sedangkan pendekatan pembelajaran adalah cara memandang
terhadap pembelajaran , serta cara kerja untuk memudahkan pelaksanaan proses
pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, sehingga yang lebih ditekankan dalam pendekatan sudah bukan
merupakan perencanaan, tetapi bagaimana seorang pendidik dapat memandang suatu
masalah dalam pembelajaran, unuk kemudian ditemukan solusinya dalam metode
pembelajaran. Jadi dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan tindak
lanjut dari pendekatan pembelajaran. Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah model
pembelajaran, diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentukkurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas. Meskipun pengertiannya hamper sama dengan strategi
pembelajaran, model pembelajaran mempunyai ruang lingkup yang lebih sempit. Hal
tersebut disebabkan oleh model pembelajaran merupakan bagian dari strategi
pembelajaran. Begitupun dengan metode dan pendekatan pembelajaran, ketiga aspek
tersebut merupakan pengembangan dari strategi pembelajaran.Dengan kata lain,
gabungan dari ketiga aspek tersebutlah yang dikatakan strategi pembelajaran.

B. Saran
Dalam pelakasanaan pembelajaran yang paling penting adalah bagaimana tujuan dari
pendidikan dapat tersampaikan. Mengingat bahwa ada banyak permasalahan yang ada
dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak terkecuali masalah perbedaan kemampuan
siswa untuk menerima materi yang ada. Berdasarkan permasalah tersebut, harus
ditentukan strategi pembelajaran yang tepat berikut dengan metode, model, dan
pendekatannya.
21

Anda mungkin juga menyukai