Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ilmu kimia sangat bermanfaat dan berhubungan dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari.
Litell (2007: 7) menyatakan bahwa hampir semua fenomena yang terjadi di dunia ini melibatkan
perubahan kimia. Oleh sebab itu, setiap siswa harus mampu memahami semua konsep yang
terkandung dalam ilmu kimia. Akan tetapi, mayoritas topik yang dikaji dalam ilmu kimia
cenderung bersifat abstrak dan kompleks, seperti proses terjadinya reaksi kimia dan arah
pergerakan partikel. Taber (dalam Sirhan, 2007: 3) menyatakan bahwa untuk memahami konsep
abstrak dalam ilmu kimia diperlukan tingkat kemampuan berpikir yang tinggi. Siswa harus
mampu menggunakan daya imaginasi dan kreatifitasnya untuk memahami konsep kimia secara
utuh.Antar konsep kimia memiliki keterkaitan satu sama lain. Jika satu konsep tidak dapat
dipahami dengan baik dan benar, maka akan menghambat pemahaman konsep berikutnya. Hal ini
membuat siswa beranggapan bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang sulit dipelajari dan dipahami.
Carter & Brickhouse (dalam Nahum, dkk,2004: 301) menyatakan bahwa banyak siswa yang
mendapat kesulitan dalam mempelajari konsep kimia. Nakhleh (1992: 7) menyatakan bahwa
kebanyakan siswa tidak berhasil mempelajari kimia karena mereka tidak mampu mengkonstruk
pemahaman yang mendasari konsep tersebut. Siswa hanya cenderung mengamati dan memahami
sebuah sistem serta menghafal simbolsimbol yang terlibat tanpa mengetahui bagaimana prinsip
kerja sistem tersebut.Johnstone (dalam Rahayu, 2011: 669) menyatakan bahwa pemahaman
konsep dalam ilmu kimia melibatkan kemampuan merepresentasikan konsep tersebut
menggunakan tiga tingkat IIrepresentasi, yaitu representasi makroskopik, submikroskopik, dan
simbolik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari representasi?
2. Apakah pengertian dari representasi makroskopik, simbolik dan submikroskopik?
3. Bagaimanakah penerapan representasi makroskopik, simbolik dan submikroskopik pada
larutan elektrolit dan non elektrolit?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan representasi.
2. Untuk mengetahui pengertian dari representasi makroskopik, simbolik dan submikroskopik.
3. Untuk mengetahui contoh penerapan representasi makroskopik, simbolik dan submikroskopik
pada larutan elektrolit dan non elektrolit.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Representasi
Berdasarkan kamus Australian Concise Oxford Dictionary (Hughes et al., 1995), definisi dari kata
‘representation’ berarti sesuatu yang merepresentasikan yang lain (‘means something that represents
another’). Kata menyajikan (represents) memiliki sejumlah makna termasuk : mensimbolisasikan (to
symbolize); memanggil kembali pikiran melalui gambaran atau imajinasi (to call up in the mind by
description or portrayal or imagination) ; memberikan suatu penggambaran ( to depict as). Makna istilah-
istilah tersebut memperkuat pentingnya suatu representasi untuk membantu mendeskripsikan dan
mensimbolisasikan dalam suatu eksplanasi.
Representasi dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu representasi internal dan
eksternal. Representasi internal didefinisikan sebagai konfigurasi individu yang diduga berasal dari
perilaku manusia yang menggambarkan beberapa aspek dari proses fisik dan pemecahan masalah. Pada
sisi lain, representasi eksternal dapat digambarkan sebagai situasi fisik yang terstruktur yang dapat dilihat
dengan mewujudkan ide-ide fisik (Haveleun and Zou dalam Sunyono, 2013). Pada konteks multipel
representasi, bentuk representasi verbal dan visual menjadi penting dalam pembelajaran dalam
mengkonstruksi representasi mental siswa. Representasi mental adalah kode atas informasi yang harus
diingat. Menurut teori pemrosesan informasi bahwa informasi yang diterima melalui panca indera
kemudian dikodekan sesuai dengan cara alami individu tersebut berpikir. Kode inilah yang kemudian
disimpan dalam bentuk memori. Ketika individu yang bersangkutan membutuhkan informasi tersebut
dalam proses mengingat, maka ia perlu memanggil kembali kode tersebut dan melakukan proses
pengkodean ulang (Putra, 2008). Berdasarkan hal tersebut, pengingatan dan pemahaman terhadap suatu
objek membutuhkan representasi mental. Representasi mental merupakan sebuah model yang digunakan
oleh seseorang untuk memahami lingkungan sekitarnya. Lingkungan sekitar adalah realita eksternal, dan
representasi mental adalah realita internal yang ada pada pikiran manusia. Realita eksternal tidak pernah
sama dengan realita internal dikarenakan realita internal merupakan penyederhanaan yang dilakukan oleh
pikiran seseorang (baik sadar maupun tidak) terhadap realita eksternal (Putra, 2008). Oleh karena itu,
dalam mencapai pemahaman yang lebih luas, maka menggabungkan berbagai mode representasi eksternal
akan memperkecil kesalahan dalam penyederhanaan realita eksternal. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Devetak (2009) yang melaporkan bahwa siswa yang telah dilatih dengan representasi
eksternal submikro akan lebih mudah dalam menginterpretasikan struktur submikro darisuatu molekul,
sehingga pemahaman akan fenomena reaksi kimia akan meningkat.
3
B. Pengertian sub makroskopik,simbolik dan mikroskopik
Baik Sains, maupun Ilmu Kimia termasuk mata pelajaran yang sukar dipahami, karena banyaknya
konsep-konsep abstrak yang tidak akrab dengan prior knowledge ataupun model mental yang telah
dimiliki pebelajar. Seringkali model mental pebelajar itu bertentangan dengan eksplanasi ilmiah. Belajar
hafalan tentang rumus-rumus kimia dan fakta-fakta memang penting untuk memori jangka
panjang,namun hanya dengan cara itu tidak dapat menjamin pebelajar memahami konsep. Diperlukan
belajar bermakna agar pebelajar dapat mengkonstruksi konsep-konsep sains/kimia.
Jhonstone (dalam Chandrasegaran, Treagust & Mocerino, 2007) membedakan representasi kimia
menjadi tiga level, yaitu level representasi makroskopik, representasi submikroskopik dan representasi
simbolik.
Representasi makroskopik
Representasi makroskopik merupakan representasi kimia yang diperoleh melalui pengamatan
nyata (tangible) terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat (visible) dan dipersepsi oleh panca
indra (sensory level), baik secara langsung maupun tak langsung. Perolehan pengamatan itu
dapat melalui pengalaman sehari-hari, penyelidikan di laboratorium secara aktual, studi di
lapangan ataupun melalui simulasi. representasi makroskopik memungkinkan fenomena kimia
diobservasi dengan indra sehingga menjadi pengalaman sehari-hari seperti perubahan warna,
timbulnya nyala lampu, pengendapan, pembentukan gas, dan lain sebagainya.
Seorang pebelajar dapat merepresentasikan hasil pengamatan atau kegiatan labnya dalam
berbagai mode representasi, misalnya dalam bentuk laporan tertulis, diskusi, presentasi oral,
diagram vee, grafik dan sebagainya. Representasi level makroskopik bersifat deskriptif, namun
demikian pengembangan kemampuan pebelajar merepresentasikan level makroskopik
memerlukan bimbingan agar mereka dapat fokus terhadap aspek-aspek apa saja yang paling
penting untuk diamati dan direpresentasikan berdasarkan fenomena yang diamatinya.
Representasi submikroskopik
4
sesuatu yang benar dan nyata, itu tergantung pada teori atom materi. Level submikroskopik
digambarkan oleh teori atom materi, dalam istilah partikel seperti elektron, atom dan molekul
yang secara umum berkenaan dengan level molekuler. Representasi ini seringkali menimbulkan
miskonsepsi pada siswa. Hal ini diakibatkan keterbatasan pandangan mereka untuk menjadikan
suatu tiruan dari sesuatu yang nyata menjadi alat kuat pada pengembangan model mental dari
gejala kimia.
Representasi simbolik
Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif dan kuantitatif,
yaitu rumus kimia, diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri dan
perhitungan matematik. Taber (2009) menyatakan bahwa representasi simbolik
bertindak sebagai bahasa persamaan kimia (the language of chemical equation),
sehingga terdapat aturan-aturan (grammatical rules) yang harus diikuti. Level
simbolik, yaitu suatu representasi dari fenomena kimia yang bervariasi termasuk
di dalamnya model-model, gambar-gambar, aljabar, dan bentuk komputasi. Selain
itu level simbolik merupakan level yang merepresentasikan bentuk materi kimia
dalam bentuk formula atau persamaan reaksi.
C. Contoh pener apan representasi makroskopik, simbolik dan submikroskopik pada larutan
elektrolit dan non elektrolit
1) HCL
Level makroskopik
Berbentuk larutan
5
Bewarna bening
Korosif
Level simbolik
HCl(aq) H+(aq)+Cl-(aq)
Representasi di atas dapat dipahami bahwa HCl terurai sempurna menghasilkan
ion H+ dan Cl- dalam larutan dan tanda panah satu arah ke kanan merepresentasikan
bahwa reaksi tersebut berlangsung sempurna. Bagaimanapun, representasi tersebut dapat
menimbulkan salah interpretasi karena HCl masih muncul dalam representasi
simboliknya. Sesungguhnya HCl sudah tidak ada lagi dalam larutan karena 100%
terionisasi sempurna.
Level submikroskopik
Representasi submikroskopik dalam media interaktif yang dikembangkan dalam
penelitian ini memberikan perubahan yang terjadi pada tingkat atom atau molekul yang
terlibat dalam reaksi kimia, khususnya pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
Pada tingkatan molekuler dalam sel elektrokimia dimana ion H+ bergerak menuju
elektroda negatif dan Cl- bergerak menuju elektroda positif. H+ pada elektroda anoda
direduksi dengan menerima elektron dari elektroda dan menghasilkan gas H2. Sehingga
representasi makrokopis timbul gas pada kedua elektroda. Sebaliknya Cl- pada elektroda
katoda akan dioksidasi dengan melepaskan elektron pada elektroda sehingga
menghasilkan gas Cl2.
2) Larutan Garam
Level makroskopik
Berbentuk larutan
Rasanya asin
Tidak berbau
Berwarna putih
Level simbolik
6
Level submikroskopik
Level simbolik
Level submikroskopik
7
4) Larutan asam fluorida
Level makroskopik
Tidak berwarna
Berbentuk cairan
Bersifat asam lemah
Korosif
Level simbolik
HF H+ + F-
Level submikroskopik
8
Korosif
Beracun
Level simbolik
HNO3 H+ + N03-
Level submikroskopik
1) Alkohol
Level makroskopik
Bersifat polar
Berbau menyengat
Berbentuk cair
Dapat menguap
9
Level simbolik
C2H5OH
Level submikroskopik
2) Larutan gula
Level makroskopik
Tidak berwarna
Rasanya manis
Bersifat homogeny
Level simbolik
Level submikroskopik
10
3) Air
Level makroskopik
Tidak berwarna
Tidak berbau
Tidak berasa
Level simbolik
2H2O + O2 → 2H2O
Level submikroskopik
4) Urea
Level makroskopik
Berwarna putih
Mengandung nitrogen
Berbentuk butir-butir kristal
Level simbolik
11
Level submikroskopik
5) Kloroform
Level makroskopik
Tidak berwarna
Berbentuk cairan
Tidak mudah terbakar
Aroma menyengat dank has
Mudah menguap
Mudah larut dalam pelarut organik
Level simbolik
CHCL3
Level submikroskopik
12
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Terdapat tiga representasi yang digunakan dalam pembelajaran kimia yaitu representasi
makroskopik memungkinkan fenomena kimia diobservasi dengan indra sehingga menjadi
pengalaman sehari-hari seperti perubahan warna, timbulnya nyala lampu, pengendapan,
pembentukan gas, dan lain sebagainya. Representasi simbolik untuk mengidentifikasi entitas
(seperti zat yang terlibat dalam reaksi kimia) dengan simbolik kualitatif dan kuantitatif, seperti
rumus kimia, persamaan reaksi, stoikiometri, dan perhitungan matematis. Bagaimanapun, kedua
representasi tidak memberikan representasi perubahan apa yang sebenarnya terjadi pada tingkatan
atom/molekul. Oleh karena itu representasi submikroskopik diperlukan untuk visualisasi
perubahan kimia pada tingkatan partikulat tersebut. Representasi ini berkaitan dengan model
teoritis yang mendasari penjelasan dinamika tingkat partikel (atom, molekul, dan ion).
a. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin..
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyusun makalah ini. Makalah iniberjudulMultilevel Representasi Kimia yang disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Kami sudahberusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin, akan tetapi kami
menyadari kesalahan dan kehilafan, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Namun berkat
13
arahan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan arahan dan bimbingan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya, dan bagi pembaca umumnya. Amin….
14
DAFTAR ISI
15
ii