Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu seperti
halnya struktur, susunan, sifat dan perubahan pada materi serta energy yang
menyertainya. Ilmu kimia ini cukup sulit untuk di pelajari. Hal tersebut dikarenakan
pada ilmu kimia ada beberapa cakupan materi ajar berupa konsep-konsep yang
bersifat abstrak dan kompleks. Sehingga siswa sulit untuk memahami representtasi
pada hal-hal yang bersifat abstrak dan tidak dapat diamati secara langsung oleh siswa
(Ristiani dan Bahria, 2016).
Materi ajar kimia sendiri memiliki karakteristik yang diperlihatkan dengan
adanya representasi kimia yang terdiri dari tiga level yaitu level makroskopik, sub
mikroskopik, dan simbolik. Ketiga level tersebut saling berhubungan satu sama lain
dan berkontribusi pada pemahaman siswa dan kemampuan siswa untuk mengerti
materi kimia ynag bersifat abstrak. Hal ini didukung oleh pernyataan Tasker dan
Dalton (2006), bahwa kimia melibatkan proses-proses perubahan yang dapat diamati
(misalnya perubahan warna, baud an adanya gelembung) pada dimensi makroskopik
atau laboratorium, namun pada perubahan yang tidak dapat diamati dengan indra
mata, sseperti perubahan struktur di tingkat submikroskopiknya bisa diamati siswa
melalui pemodelan.
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan diperoleh bahwa pembelajaran
kimia yang berlangsung selama ini belum mampu memfasilitasi siswa/mahasiswa
dalam belajar untuk mencapai kemampuan dalam mempresentasikan ketiga level
kimia tersebut. Siswa cenderung lebih banyak menggunakan representasi
makroskopoik ke simbolik atau sebaliknya, namun tidak mampu dalam
merepresentasikan level makroskopik dan simbolik ke level submikroskopik.
Kesulita-kesulitan siswa dalam merepresentasikan ketiga level fenomena kimia
terebut disebabkan belum dilatihnya mereka dalam belajar dengan representasi level
submikroskopik dan pembelajaran kimia yang berlangsung cenderung memisahkan
ketiga level fenomena kimia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang dimaksud dengan mmultilevel representasi kimia ?
2. Apa yang dimaksud dengan representasi Makrskopik, simbolik dn mikroskopik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengentahui apa yang dimaksud dengan representaasi multilevel kimia
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan representasi Makroskopik,
simbollik,, dan mikroskopik.
3. Mengetahui contoh larutan elektrolit dan non elektrolit pada materi tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
Data empiris di atas, didukung oleh hasil studi pada peserta didik calon guru
menggunakan tiga level representasi yang dilakukan oleh Mujakir dkk (2014)
menunjukkan bahwa (a) pendidik menjelaskan konsep kimia menggunakan level
makroskopik dan level simbolik, tetapi sulit menggunakan submikroskopik selama
pembelajaran, (b) tidak memanfaatkan bahan ajar yang memuat fenomena kimia pada
tiga level representasi (Mujakir, Sri Poedjiastoeti, RudianaAgustini, 2014). Hal serupa
ditemukan Farida bahwa peserta didik mengalami kesulitan untuk menjelaskan fenomena
kimia yang berkaitan dengan level representasi submikroskopik. Kesulitan tersebut
diduga akibat kegiatan pembelajaran cenderung memisahkan tiga level representasi
sehingga dapat mempengaruhi kompetensi representasi dan hasil belajar peserta didik,
sebagian besar yang menjadi indikator keberhasilan belajar selama ini adalah kemampuan
peserta didik menyelesaikan masalah secara matematis tanpa memaknai maksudnya.
Berdasarkan uraian di atas teridentifikasi masalah sebagai berikut: (1) peserta didik
memiliki kecenderungan menyelesaikan masalah dengan dua level representasi yaitu
level representasi makroskopik dan level representasi simbolik, (2) Peserta didik belum
mampu menjelaskan konsep larutan yang dalam level representasi submikroskopik, (3)
pendidik cenderung menggunakan bahan ajar yang tidak mengaitkan antara level
representasi makroskopik dengan level representasi submikroskopik atau simbolik, (4)
pendidik kurang mengembangkan bahan ajar untuk memberikan informasi yang
merupakan substansi larutan elektorlit dan nonelektrolit. Masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada topik yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit, konsentrasi larutan dalam
satuan fraksimol, molalitas, dan molaritas, asam dan basa.
B. Contoh Larutan elektrolit dan non elektrolit pada representasi Makroskopik, Simbolik
dan Mikroskopik
Pembelajaran kimia di sekolah menengah menekankan pada level makroskopik
dan simbolik. Sebagai contoh mengamati nyala lampu dan pembentukan gas serta
persamaan reaksi dan perhitungan kimia. Sebagai konsekuensinya pemahaman siswa
pada submikroskopik menjadi relatif terbatas. Representasi submikroskopik yang
diberikan pada buku teks merupakan gambar statis sehingga tidak bisa
merepresentasikan adanya kesetimbangan pada reaksi asam/atau basa lemah. Hal yang
sama diungkapkan oleh Devetak dkk. (2007) pada hasil penelitiannya siswa memperoleh
nilai yang rendah pada soal yang berkaitan dengan menggambar representasi
submikroskopik dalam larutan ionik.
1. Representasi makroskopik
Media interaktif yang dikembangkan mengandung beberapa level representasi,
yaitu makroskopik, simbolik dan dibagian akhir diberikan representasi submikroskopik.
Pengaturan susunan media dimaksudkan supaya siswa mendapatkan pengalaman indrawi
dengan menggunakan panca indra dalam mengamati gejala atau perubahan kimia yang
terjadi. Larutan elektrolit kuat memberikan nyala lampu yang terang dapat diamati
dengan indra penglihatan. Perubahan konsentrasi larutan dapat juga diobservasi dengan
perubahan kekuatan nyala lampu. Dengan demikian, melalui animasi ini siswa akan dapat
menghubungkan kekuatan nyala lampu dengan konsentrasi larutan zat yang dipilih. Dari
45 siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran
lebih dari 90% siswa dapat menarik kesimpulan bahwa peningkatan konsentrasi
zat akan memberikan nyala lampu yang lebih terang.Disamping membandingkan nyala
lampu dengan konsentrasi zat yang berbeda, siswa juga bisa membandingkan dua zat atau
lebih yang berbeda dengan konsentrasi yang sama seperti sama-sama asam atau sama-
sama basa, atau asam dan basa. Melalui percobaan ini siswa akan menghubungkan
kekuatan nyala lampu dengan kekuatan asam atau basa yang digunakan. Lebih dari 75%
siswa dapat membedakan antara asam lemah dan asam kuat berdasarkan dari observasi
nyala lampu. Nyala lampu yang diberikan oleh asam kuat lebih terang dibandingkan
asam lemah. Apabila diteruskan dengan pertanyaan mengapa ada perbedaan kekuatan
nyala lampu kedua zat tersebut pada konsentrasi yang sama, hanya 60% dari siswa yang
bisa memberikan jawaban bahwa asam kuat terionisasi sempurna dan asam lemah
terionisasi sebagian, hanya sebagian kecil siswa yang dapat menjelaskan konsenkuensi
dari ionisasi sebagian pada asam lemah dengan jumlah ion yang dihasilkannya dalam
larutan. Hal ini mengindikasikan bahwa representasi submikroskopik diperlukan untuk
menunjang representasi makroskopik.
Dari nyala lampu larutan non elektrolit maka secara simbolik dapat di
representasikan sebagai berikut yang merupakan contoh larutan elektrolit dan non
elektrolit pada represetnasi simbolik. Untuk larutan Asam kuat HCl, maka HCl dapa
terdiosiasi semperuna Menhasilkan ion H+ dan Cl- dan direpresentasikan secara simbolik
ion H+ dan Cl-dalam larutan dan tanda panah satu arah ke kanan merepresentasikan
batang yang naik menjadi 100% untuk H+ dan Cl- dan grafik turun menjadi 0 % untuk
HCl.
3. Representasi mikroskopik
Pada tingkatan molekuler dalam sel elektrokimia dimana ion H+ bergerak menuju
elektroda negatif dan Cl-bergerak menuju elektroda positif. H+ pada elektroda anoda
direduksi dengan menerima elektron dari elektroda dan menghasilkan gas H2. Sehingga
representasi makrokopis timbul gas pada kedua elektroda. Sebaliknya Cl - pada elektroda
katoda akan dioksidasi dengan melepaskan elektron pada elektroda sehingga menghasilkan
gas Cl2.
pada H dalam molekul H2O berinteraksi dengan Cl dalam molekul NaCl, sebaliknya
muatan parsial negatif pada O dalam molekul H2O berinteraksi dengan Na dari NaCl.
Melalui interaksi elektrostatis ini garam NaCl dapat larut dengan mudah dalam air.
Melalui representasi submikroskopik ini siswa dapat mengetahui bagaimana proses
pelarutan NaCl dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
Devetak I., Vogrinc, J., & Glazar, S.A., 2007.Assessing 16-Year-Old Student’s Understanding