Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran
tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu banyak
pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode, padahal berbeda. Dalam
pendekatan dapat dioperasionalkan sejumlah metode. Misalnya, dalam penerapan pendekatan saintifik
dapat dioperasionalkan metode observasi, metode diskusi, metode ceramah, serta metode lainnya.
Artinya, pendekatan itu lebih luas dibandingkan metode pembelajaran(Musfiqon ,2015: 37).
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan kumpulan metode dan cara yang digunakan oleh tenaga
pendidik dalam melakukan pembelajaran. Dalam strategi terdapat sejumlah pendekatan, dalam
pendekatan terdapat sejumlah metode, dalam metode terdapat sejumlah teknik, dalam teknik terdapat
sejumlah taktik pembelajaran. Dari penerapan semua kegiatan pembelajaran akan memunculkan model
pembelajaran( Musfiqon, 2015: 50).
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah pendekatan saintifik, yaitu
pendekatan yang menggunakan langkah-langkan serta kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran.
Langkah ilmiah yang diterapkan meliputi menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan (Daryanto, 2014: 51).
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada peserta didik untuk
mengetahui, memahami, mempraktikkan apa yang sedang dipelajari secara ilmiah. Oleh karena itu,
dalam proses pembelajaran diajarkan agar peserta didik pencari tahu dari berbagai sumber melalui
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua
mata pelajaran).
Instrumen Uraian
Peserta didik diminta untuk mengkonstruk sendiri pengetahuan, pemahaman, serta skill dari proses
belajar yang dilakukan, sedangkan tenaga pendidik mengarahkan serta memberikan penguatan dan
pengayaan tentang apa yang dipelajri bersama peserta didik.Secara konsep pendekatan ini lebih
mengarah pada model pendidikan humanis, yaitu pendidikan yang memberikan ruang pada peserta
didik untuk berkembang sesuai potensi kecerdasan yang dimiliki. Peserta didik menjadi pusat belajar,
tidak menjadi obyek pembelajaran. Dengan demikian karakter, skill, serta kognisi peserta didik dapat
berkembang secara lebih optimal(Musfiqon, 2015: 38).
model pembelajaran dapat diartikan rencana konseptual yang berisi strategi, pendekatan, metode,
teknik serta taktik pembelajaran yang telah disusun oleh tenaga pendidik. Model pembelajaran
merupakan akumulasi proses pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas.Sebagai
seorang tenaga pendidik harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik.
Karena itu dalam memilih model pembelajaran, tenaga pendidik harus memperhatikan keadaan atau
kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model
pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa(Musfiqon,
2015: 132)..
Discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang tidak asing lagi. Discovery learning
merupakan metode memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery learning adalah strategi pembelajaran yang cenderung
meminta siswa untuk melakukan observasi, eksperimen, atau tindakan ilmiah hingga mendapatkan
kesimpulan dari hasil tindakan ilmiah tersebut (Saifuddin, 2014:108).
model ini siswa diajak untuk menemukan sendiriapa yang dipelajari kemudian mengkonstruk
pengetahuan itu dengan memahami maknanya. Dalam model ini guru hanya sebagai fasilitator.
Model discovery learning membiarkan siswa-siswa mengikuti minat mereka sendiri untuk mencapai
kompeten dan kepuasan dari keingintahuan mereka. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk
menyelesaikan masalah-masalah mereka sendiri daripada mengajar mereka dengan jawaban-jawaban
guru(Kristin, 2016: 91).
Dapus:
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.
Wicaksono,dkk. 2015. Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu Catatan Singkat). Yogyakarta: Garudhawaca.