Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI PEMBELAJARAN

OLEH :

INGGA JAYA SAMPURNA (E1M018040)

MARDINA YULIANI (E1M018046)

NOVA PUTRI AMELIA (E1M018054)

NUNUK HARTATI (E1M018056)

SANGRILA MASTAH (E1M018068)

SIRRI UZATUL HIKMAH (E1M018072)

PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah evaluasi pembelajaran ini. makalah ini
dibuat sebagai media untuk menambah wawasan pengetahuan demi tercapainya tujuan
pembelajaran.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar kedepannya memudahkan kita dalam


melakukan perkuliahan mata kuliah Belajar dan Pembelajaran ini. Oleh karena itu, kami
berharap dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui apa itu yang dimaksud
dengan evaluasi pembelajaran yang meliputi 3 ranah tujuan pembelajaran (kognitif, afektif,
dan psikomotor), kata kerja operasional dan pengelompokkannya, dan kemampuan berfikir.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi penyempurnaan makalah ini kami
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.

Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing
dan mengarahkan kami, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Mataram, 10 Juni 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1

C. Tujuan............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian evaluasi pendidikan .....................................................................................3

B. Tiga ranah tujuan pembelajaran......................................................................................3

C. Kata kerja operasional dan pengelompokkannya...........................................................4

D. Lower order thinking cognitif dan higher tinking cognitif............................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................................7

B. Saran................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan
keberhasilan sebuah proses adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang akan
mengetahui sampai sejauh mana penyampaian pembelajaran atau tujuan
pendidikan atau sebuah program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan
dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Melalui Evaluasi, kita akan
mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat,
hubungan social, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik serta
keberhasilan sebuah program.
Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran ada beberapa istilah yang sering
digunakan, baik secara bersamaan maupun secara terpisah. Istilah tersebut
adalah pengukuran. Penilaian, dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut memiliki
perbedaan.
Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas
beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan hasil; maka terdapat tiga jenis
evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan,
proses dan hasil pembelajaran.
1
Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran tersebut, dalam praktek
pembelajaran secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan
pada evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Hal ini didasarkan
pada pemikiran bahwa pelaksanaan kedua jenis evaluasi tersebut merupakan
komponen system pembelajaran yang sangat penting. Evaluasi kedua jenis
komponen yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Selanjutnya masukan tersebut
pada gilirannya dipergunakan sebagai bahan dan dasar memperbaiki kualitas
proses pembelajaran menuju keperbaikan kualitas hasil pembelajaran.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian evaluasi pembelajaran?
2. Bagaimana pembagian 3 ranah tujuan pembelajaran?
3. Apa saja kata kerja operasiaonal?
4. Bagaimana pengelompokkan kata kerja operasional berdasarkan 3 ranah tujuan
pembelajaran?
5. Apa pengertian kemampuan berfikir tingkat tinggi dan rendah serta bagaimana
penerapannya?
C. Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Pengertian evaluasi pembelajaran
2. 3 ranah tujuan pembelajaran
3. Apa saja kata kerja operasiaonal
4. pengelompokkan kata kerja operasional berdasarkan 3 ranah tujuan pembelajaran
5. pengertian kemampuan berfikir tingkat tinggi dan rendah serta penerapannya
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EVALUASI PEMBELAJARAN


Evaluasi dapat didefinisikan sebagai proses memahami,memberi arti, mendapatkan,
dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan. Dalam
evaluasi selalu mengandung proses. Proses evaluasi harus tepat terhadap tipe tujuan
yang biasanya dinyatakan dalam bahasa prilaku. Evaluasi harus dilakukan secara
sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan siswa yang dievaluasi.
Kesalahan utama yang sering terjadi di antara para guru adalah bahwa evaluasi hanya
dilakukan pada saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan akhir suatu
program pengajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang
bahasannya berada dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar.

B. TIGA RANAH TUJUAN PEMBELAJARAN

Tindakan atau upaya yang dapat dilakukan untuk mengetahui tujuan


pembelajaran tercapai ataupun tidak adalah dilakukannya penilaian. Penilaian
merupakan alat yang digunakan untuk tingkat keberhasilan suatu pembelajaran, baik
proses maupun hasil pembelajarannya. Penilaian hasil belajar dibagi menjadi tiga
ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

1. Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan perilaku-perilaku yang
menekankan pada aspek intelektual,seperti pengetahuan,pengertian,dan
keterampilan dalam berpikir.
2. Ranah afektif
Ranah afektif adalah hasil belajar tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku
seperti memperhatikan, merespons, menghargai, serta mengorganisasi. Ranah
afektif dapat diukur menggunakan angket. Ada beberapa jenis kategori ranah
afektif menurut Bloom sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat
yang dasar atau sederhana sampai tingkat kompleks, yaitu: reciving/attending,
yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi), responding
atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang
datang dari luar. Valuing (penilaian)berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus. Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam
satu sistem organisasi,termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
3. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Ranah ini diukur dengan mengamati dan menilai keterampilan siswa saat
melakukan praktikum. Penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: kemampuan
menggunakan alat dan sikap kerja, kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan
menyusun urut-urutan pengerjaan, kecepatan mengerjakan tugas, kemampuan
membaca gambar dan atau simbol, keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan
atau ukuran yang telah ditentukan.

C. KATA KERJA OPERASIONAL DAN PENGELOMPOKKANNYA

BERDASARKAN 3 RANAH TUJUAN PEMBELAJARAN

1. kata kerja operasional untuk ranah kognitif


Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak) yaitu
kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa yang mencakup
menghafal/remember (C1), memahami/understand (C2), menerapkan/apply (C3),
menganalisis/analyse (C4), mengevaluasi/evaluate (C5), dan membuat/create
(C6). Ranah kognitif dapat diukur menggunakan tes yang dikembangkan dari
materi optik yang telah didapatkan di sekolah. Berikut kata kerja operasional
dalam ranah kognitif :
2. kata kerja operasional untuk ranah psikomotorik
indikator psikomotorik merupakan pembelajaran dengan perilaku siswa yang diharapkan
tampak seperti siswa mengikuti pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang
telah ditentukan. Berikut beberapa kata kerja operasional dalam ranah
psikomotorik :

3. Kata kerja operasional untuk ranah afektif


Indikator afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa melakukan
dukungan kegiatan pembejaran. Indikator afektif disusun dengan menggunakna
kata kerja operasional dengan objek sikap ilmiah. Berikut kata kerja operasional
dalam ranah afektif :

D. LOWER ORDER THINKING COGNITIVE DAN HIGHER ORDER THINKING


COGNITIVE
1. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Ketika seseorang melakukan aktivitas yang terkait dalam jasmani dan rohani,
maka aspek berpikir tidak dapat dilepaskan, terlebih jenis aktivitas tersebut
melibatkan unsur persoalan yang harus dicarikan jalan keluar. Dengan
demikian, berpikir dapat dikatakan memegang peran dalam melakukan,
memecahkan dan memutuskan persoalan yang sedang atau telah dihadapi.
Berpikir terjadi karena suatu aktivitas untuk menemukan pemahaman atau
pengertian yang ingin dikehendaki. Berpikir juga erat hubungannya dengan
daya kemampuan yang lain seperti tanggapan, ingatan, pengertian dan
perasaan. Berpikir merupakan aktivitas psikis yang intensional terhadap suatu
hal atau persoalan dan tetap berupaya untuk memecahkannya, dengan cara
menghubungkan satu persoalan dengan yang lain, sehingga mendapatkan jalan
keluar. Bentuk proses berpikir yang dilakukan oleh setiaporang dalam
memecahkan masalah tidak harus sama, tetapi dapat disesuaikan dengan
persoalan yang sedang dihadapinya. Menurut Gunawan (2006:171.), "Berpikir
tingkat tinggi adalah proses berpikir yang mengharuskan peserta didik untuk
memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi
mereka pengertian dan implikasi baru".Dengan demikian, kemampuan
berpikir tingkat tinggi akan terjadi ketika seseorang mengaitkan informasi baru
dengan informasi yang sudah tersimpan di dalam ingatannya dan menghubung-
hubungkannya dan/atau menata ulang dan mengembangkan informasi tersebut
untuk mencapai suatu tujuan ataupun menemukan suatu penyelesaian dari suatu
keadaan yang sulit dipecahkan. Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif
yang banyak dibutuhkan pada proses berpikir yang terjadi dalam shortterm
memory. Jika dikaitkan dengan taksonomi Bloom, berpikir tingkat tinggi
meliputi analisis, sintesis, dan evaluasi. Selain itu, bahwa kemampuan atau
kemampuan berpikir tingkat linggi (high order thinkinEr ) tersebut jauh lebih
dibutuhkan di masa kini daripada di masa-masa sebelumnya. Sekaligus
memberikan arah yang jelas bagI peserta didik di era globalisasi ini yang arah
dan perkembangan pemikiran orang tidak pernah urut dan runtut melainkan
acak dan tidak dapat diduga sebelumnya. Dari beberapa penjelasan di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah suatu
kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat
saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi seperti
kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
2. Low Order Thinking Skill
Lalu apa itu low order thinking skill? Kebalikan dari high order thinking skill, low
order thinking skill merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah. Low order
thinking skill merupakan kemampuan berpikir pada tahap menghafal dan dasar.
Kemampuan berpikir ini masih mengandalkan ingatan otak bukan kemampuan
otak untuk berpikir secara kritis. Low order thinking skill bukan merupakan tujuan
pendidikan kita saat ini. Bukan hal yang sulit untuk membentuk kemampuan
berpikir yang rendah. Anak bisa dengan mudah menghafal teori dan
mengingatnya. Selain itu, kemampuan berpikir dasar juga jauh lebih mudah untuk
dimiliki karena otak hanya perlu berpikir hal-hal dasar yang tidak kompleks.
Tujuan pendidikan saat ini adalah untuk membentuk kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Apapun sistem pendidikan yang diterapkan, anak diharapkan bisa berpikir
secara kritis dan kreatif. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini justru bisa sangat
memudahkan siswa untuk menyerap semua ilmu pengetahuan yang diberikan
kepadanya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Evaluasi adalah suatu proses sistematis menetapkan nilai tentang sesuatu hal,
seperti objek, proses, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan, atau hal lain berdasarkan
kriteria tertentu melalui penilaian. Evaluasi dapat didefinisikan sebagai proses
memahami,memberi arti, mendapatkan, dan mengomunikasikan suatu informasi
bagi keperluan pengambil keputusan. Dalam evaluasi selalu mengandung proses.

Penilaian hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
● Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan perilaku-perilaku yang
menekankan pada aspek intelektual
● Ranah afektif adalah hasil belajar tampak pada siswa dalam berbagai
tingkah laku
● Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu.

Berdasarkan 3 ranah tujuan pembelajaran


● Kata kerja operasional untuk ranah kognitif adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental (otak) yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa
yang mencakup menghafal/remember, memahami/understand,
menerapkan/apply, menganalisis/analys, mengevaluasi/evaluate, dan
membuat/create.
● Kata kerja operasional untuk ranah psikomotorik merupakan pembelajaran
dengan perilaku siswa yang diharapkan tampak seperti siswa mengikuti
pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
● Kata kerja operasional untuk ranah afektif merupakan sikap yang
diharapkan saat dan setelah siswa melakukan dukungan kegiatan
pembejaran.

Pengertrian kemampuan berpikir tinggi


Berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang mengharuskan peserta
didik untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang
memberi mereka pengertian dan implikasi baru
Pengertrian kemampuan berpikir rendah
Kebalikan dari kemampuan berfikir tingkat tinggi, berfikir tingkat rendah
merupakan kemampuan berpikir pada tahap menghafal dan dasar.

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Rosa, friska octavia. 2015. Analisis Kemampuan Siswa Kelas X Pada Rana Kognitif,
Afektif, dan Psikomotorik. Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika. 2(1) : 24.

Sukardi, M. 2010.evaluasi pendidikan prinsip dan operasionalnya. Jakarta timur : PT bumi


aksara

Hayon, vinsensia H. B Theresia wariani Cornelis Bria. 2017. Pengaruh kemampuan berfikir
tingkat tinggi (higher order thinking) terhadap hasil belajar kimia materi pokok laju
reaksi mahasiswa semester I program studi pendidikan kimia FKIP UNWIRA Kupang
tahun akademik 2016/2017.

Anda mungkin juga menyukai