Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………………………..
2. Rumusan Masalah……………………………………………………….
3. Tujuan……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian kemampuan berfikir tingkat tinggi (highter order tingking
skill………………………………………................................................
2. Berfikir kritis…………………………………………………….............
3. Berfikir kreatif
4. Berfikir inovatif.
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan……………………………………………………………..
2. Saran …………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta didik dikatakan mampu menyelesaikan suatu masalah apabila peserta
didik tersebut mampu menelaah suatu permasalahan dan mampu menggunakan
pengetahuannya ke dalam situasi baru. Kemampuan inilah yang biasanya dikenal
sebagai High Order Thingking Skills. High Order Thingking Skills merupakan
kemampuan untuk menghubungkan, memanipulasi, dan mengubah pengetahuan serta
pengalaman yang sudah dimiliki secara kritis dan kreatif dalam menentukan
keputusan untuk menyelesaikan masalah pada situasi baru.Kemampuan berpikir kritis
diperlukan siswa agar siswa terbiasa untuk berpikir secara beralasan dan reflektif.
Kemampuan ini dapat diasah oleh guru dengan memberikan soal yang memacu siswa
untuk berpikir kritis, baik melalui soal konvergen maupun divergen. Untuk mencapai
tujuan itu diperlukan strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis pada siswa.
Kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat sehingga, siswa perlu dibekali
dengan kemampuan-kemampuan tertentu untuk mengembangkan dan mengevaluasi
argumen dalam suatu pemecahan masalah tertentu. Salah satu kemampuan yang
harus dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah kemampuan berpikir
kritis. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan memecahkan masalah secara kreatif dan logis sehingga mampu
menghasilkan keputusan yang tepat. Sementara itu, kemampuan berpikir kreatif
dipengaruhi oleh keyakinan akan kemampuan diri yang dinamakan self efficacy. Self-
efficacy ini berbeda dengan aspirasi (cita-cita), karena cita-cita menggambarkan
sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai), sedang efikasi menggambarkan
penilaian kemampuan diri.Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
self efficacy.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini yaitu sebagai
berikut:
1. Apakah pengertian kemampuan berfikir tingkat tinggi (highter order tingking
skill) ?
2. Apa yang dimaksud dengan berfikir kritis ?
3. Apa yang dimaksud dengan berfikir kreatif ?
4. Apa yang dimaksud dengan berfikir inovatif ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kemampuan berfikir tingkat tinggi (highter order
tingking skill).
2. Untuk mengetahui apa itu berfikir kritis.
3. Untuk mengetahui apa itu berfikir kreatif.
4. Untuk memahami apa itu berfikir inovatif.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi (Highter Order Tingking Skill)

Hight Order Thingking Skills atau sering disingkat HOTS pada saat ini menjadi
terminologi yang sering disebut dan didiskusikan oleh insan pendidikan di Indoensia. HOTS
juga menjadi landasan dari implementsi Kurikulum 2013. Pemerintah menginginkan sekolah
dapat mencetak lulusan yang mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). HOTS
adalah cara berpikir yang tidak saja mengingat dan menerapkan. HOTS adalah berpikir
analitik dan kreatif. Siswa-siswa di Indonesia diharapkan mempunyai kemampuan analisis
dan kreasi. Konsep HOTS sebetulnya didasari pada teori kecerdasan yang sering disebut
taxonomy Bloom. Bloom dalam teorinya membagi tingkat berpikir manusia sampai 6 level
yang meliputi mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), Menganalisis (C4),
Menilai/Mengevaluasi (C5), dan Mengkreasi (C6). Berpikir tingkat tinggi kalau dilihat dari
level taxonomy bloom adalah berpikir yang sudah masuk pada level menganalisis (C4),
menilai/mengevalusi (C5), dan mengkreasi (C6).

Pendidikan mempunyai peran penting dalam mencetak genarasi yang mempunyai


kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Sekolah jangan hanya mencetak siswa yang
pandai dalam mengingat dan menerapkan. Sekolah harus mencetak siswa yang mempunyai
kemampuan berpikir analitik, kritis, problem solving, dan berpikir kreatif. Kegiatan disekolah
perlu didesain untuk mendukung tercetaknya siswa yang mempunyai kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga perlu diarahkan untuk
mendukung terbentuknya siswa-siswa yang mampu berpikir analitik, kritis, problem solving,
dan kreatif. SDM yang berkualitas memiliki pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif,dan
kemauan untuk bekerja sama secara efektif. Sumber daya manusia yang memiliki pemi-kiran
seperti yang telah disebutkan, dihasil-kan dari lembaga pendidikan sekolah.

Tujuan utama dari high order thinking skills adalah bagaimana meningkatkan
kemampuan berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan
dengan kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi,
berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki
serta membuat keputusan dalam situasi-situasi yang kompleks.

2. Berpikir kritis
Berpikir kritis adalah seni menganalisis gagasan berdasarkan penalaran logis.
Berpikir kritis bukanlah berpikir lebih keras, melainkan berpikir lebih baik. Seseorang
yang mengasah kemampuan berpikir kritis biasanya memiliki tingkat keingintahuan
intelektual (intellectual curiosity) yang tinggi. Dengan kata lain, mereka rela
menginvestasikan waktu dan tenaganya untuk mempelajari segala fenomena yang ada
di sekitarnya. Orang-orang semacam ini kerap dianggap skeptis, namun sebenarnya
luar biasa cerdas.
membiasakan agar anak didik mampu berpikir logis, kritis dan sistematis.
Khususnya berpikir kritis, sangat diperlukan bagi kehidupan mereka, agar mereka
mampu menyaring informasi, memilih layak atau tidaknya suatu kebutuhan,
mempertanyakan kebenaran yang terkadang dibaluti kebohongan, dan segala hal yang
dapat saja membahayakan kehidupan mereka.
Ada banyak manfaat dari kemampuan berfikir kritis, diantaranya adalah :
1. Memiliki banyak alternatif jawaban dalam menghadapi permasalahan dan
ide yang mencul ketika berhadapan dengan problematika ;
2. Mudah memahami sudut pandang orang lain sehingga muncul sikap saling
memahami dan toleransi ;
3. Menjadi rekan kerja yang baik, dengan semangat team work ;
4. Memiliki kemandirian yang dapat diandalkan ketika diberi tanggung jawab ;
5. Terbukanya kesempatan untuk menemukan peluang baru;
6. Meminimalkan salah persepsi dengan demikian akan menghindari
munculnya konflik atau perselisihan
7. Tidak mudah ditipu

3. Berpikir kreatif
Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan siswa dalam memahami
masalah dan menemukan penyelesaian dengan strategi atau metode yang bervariasi
(divergen). kreatif adalah perilaku seseorang untuk menemukan hal-hal baru yang
digunakan dalam memecahkan masalah. Dengan demikian, berpikir kreatif adalah
kemampuan otak seseorang pada tingkat tertinggi yang diperlukan untuk membangun
pengetahuan pada dirinya. Dalam kemampuan berpikir kreatif, kreativitas adalah jalan
menuju kemampuan itu. Jika seseorang memiliki kreativitas tinggi maka itu
membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif.
Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif artinya menaikkan skor
kemampuan siswa dalam memahami masalah, kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan
penyelesaian masalah. Siswa dikatakan memahami masalah bila menunjukan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan, Siswa memiliki kefasihan dalam
menyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan masalah dengan jawaban
bermacam-macam yang benar secara logika. Siswa memiliki fleksibilitas dalam
menyelesaikan masalah bila dapat menyelesaikan soal dengan dua cara atau lebih yang
berbeda dan benar. Siswa memiliki kebaruan dalam menyelesaikan masalah bila dapat
membuat jawaban yang berbeda dari jawaban sebelumnya atau yang umum diketahui
siswa.

Salah satu tujuan pendidikan adalah membuat anak berpikir kreatif baik untuk
memecahkan masalah maupun untuk bisa berkomunikasi atau menyampaikan
pemikiran mereka. Padahal, penerapan pembelajaran tidak mendorong siswa untuk
berpikir kreatif. Dua faktor yang menyebabkan pemikiran kreatif tidak berkembang
selama pendidikan adalah kurikulum yang pada umumnya dirancang dengan target
material yang luas, sehingga pendidik lebih fokus menyelesaikan materi daripada pada
metode pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

4. Berpikir inovatif

Inovatif yaitu Usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan


imajinasi, berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya dalam menghasilkan
produk baru, baik bagi dirinya sendiri ataupun lingkungannya.

Inovatif adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru
serta berbeda dengan yang lainnya, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep
yang sudah ada.
Inovatif adalah suatu kemampuan manusia dalam mendayagunakan pikiran dan
sumber daya yang ada disekelilingnya untuk menghasilkan suatu karya yang benar-
benar baru yang orisinil, serta bermanfaat bagi banyak orang
Inovatif yaitu Kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan
keahlian untuk menghasilkan karya baru.
Berpikir inovatif yaitu Proses berpikir yang menghasilkan solusi dan gagasan di luar
bingkai konservatif."

Syarat-syarat berpikir inovatif

– Elastisitas yang tinggi

– Produktivitas yang tinggi

– Orisinalitas yang tinggi

– Sensitivitas yang tinggi

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi (High Order Thingking Skills) merupakan


kemampuan untuk menghubungkan, memanipulasi, dan mengubah pengetahuan
serta pengalaman yang sudah dimiliki secara kritis dan kreatif dalam menentukan
keputusan untuk menyelesaikan masalah pada situasi baru. Kemampuan Berfikir
Tingkat Tinggi meliputi berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Berpikir kritis adalah
seni menganalisis gagasan berdasarkan penalaran logis. Berpikir kritis bukanlah
berpikir lebih keras, melainkan berpikir lebih baik. Seseorang yang mengasah
kemampuan berpikir kritisnya biasanya memiliki tingkat keingintahuan intelektual
(intellectual curiosity) yang tinggi. Sedangkan Kemampuan berpikir kreatif adalah
kemampuan siswa dalam memahami masalah dan menemukan penyelesaian
dengan strategi atau metode yang bervariasi (divergen). kreatif adalah perilaku
seseorang untuk menemukan hal-hal baru yang digunakan dalam memecahkan
masalah. Adapun Berpikir inovatif yaitu Proses berpikir yang menghasilkan solusi
dan gagasan di luar bingkai konservatif.

2. SARAN

Sebaiknya dilakukan pelatihan secara berkala pada setiap daerah kepada para
pendidik dalam penyusunan soal HOTS dalam pembelajaran supaya peserta didik
terlatih mengerjakan soal HOTS baik Ujian Sekolah maupun Ujian Nasional dan
mampu bersaing dalam studi Internasional.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikihow.com/Mengembangkan-Kemampuan-Berpikir-Kritis

https://www.kompasiana.com/darwonogurukita/5836d9dd537b610c0b8e6d20/higher-order-thinking-
skills-guru

https://www.researchgate.net/publication/321849189_CREATIVE_THINKING_BERPIKIR_KREATIF_DALAM
_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/download

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/2616

https://www.kompasiana.com/ekogenshter/552feef86ea834b36b8b45ac/pengertian-kreatif-dan-inovatif

https://www.kompasiana.com/khana_fitri/55300a0e6ea834ac108b4598/berpikir-kreatif-dan-inovatif

Y. N. Firdausi, M. Asikin, Wuryanto. ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA


DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MODEL ELICITING
ACTIVITIES (MEA).2018. ANALISIS KEMAMPUAN SISWA PADA ASPEK BERPIKIR
KREATIF. NOMOR 01. AZHARI, SOMAKIM. PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI
KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 BANYUASIN III.2013.
Jurnal pendidikan matematika. volume 7 no.2.
Jayanti putri purwaningrum. MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
MATEMATIS MELALUI DISCOVERY LEARNING BERBASIS SCIENTIFIC
APPROACH.2016. Jurnal refleksi edukatika vol. 6 no. 2.

Mohammad Faizal Amir. PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM
MEMECAHKAN MASALAH BERBENTUK SOAL CERITA MATEMATIKA
BERDASARKAN GAYA BELAJAR.2015. Jurnal Math Educator Nusantara. Volume 01 Nomor 02

Anda mungkin juga menyukai