Anda di halaman 1dari 3

RENUNGAN

PEMBACAAN FIRMAN TUHAN

EFESUS 5: 22-24
“Kita sebagai seorang istri dalam kehidupan kekristenan ada satu
perintah yang sebenarnya sudah kita ketahui, namun kita harus
berjuang dalam melakukannya, perintah itu adalah penundukan diri
kepada suami.”
“Tidak dapat disagkal memang hal ini sangat sulit bagi kita sebagai
seorang istri untuk melakukannya. Namun, dibalik itu tersedia berkat
yang besar dari Tuhan, ketika kita bersedia melakukannya (oerintah
tersebut).”
“Dalam Efesus 5: 22-24 mengatakan bahwa hai isteri tunduklah
kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala
isteri sama seperti Kristus adalah kepala Jemaat.”
“Dialalah yang akan menyelamatkan tubuhnya, karena itu
sebagaimana Jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah Istri
kepada suami dalam segala sesuatu”
“Penundukkan diri bukan berarti istri ada di bawah posisi suami,
tetapi yang diamksudkan disini adalah “ bahwa istri rela menempatkan
diri dibawah kepemimpinan suami,.”
Namun dalam kehidupan sehari-hari seringkali masing-masing pihak
dipaksa untuk menundukkan diri, dan yang lain dipaksa untuk
menghasihi. Itu sebabnya sering terjadi keributan di dalam keluarga,
bahkan tidak jarang berunjung pada perpecahan di antara anggota
keluarga.
KOLOSE 3: 18
Juga mengatakan:
“ Hai istri-istri tunduklah kpada suamimu sebagaimana seharusnya di
dalam TUHAN”.
Penundukkan diri berarti mempercayai bahwa perintah yang
diberikan Allah tersebut adalah baik adanya bagi kehidupan kita.
Nah, bagaimana caranya agar kita dapat melaksanakan perintah Allah
tersebut ?? pastilah kita menganggap hal itu berat, tetapi dengan selalu
melihat kepada Tuhan dan menghasihi TUHAN, maka Tuhan akan
memberikan kita hikmat, dan kekuatan bagi kita untuk dapat
melaksanakan perintah-Nya tersebut.
1 yohanes 5 : 3 Mengatakan :
“Sebab inilah kasih Kepada Allah yaitu bahwa kita menuruti
perintah-perintahNYa. Perintah-perintah itu tidak berat. Jadi,
kunci agar kita bisa melaksanakan firman Allah yaitu
penundukan diri kepada suami antara lain :
1. Kita harus setuju dengan firman Allah, bahwa perintah Allah itu
tidak berat, asalkan kita melakukanya dengan Iman dan Kasih.
Sekalipun kita merasa sulit untuk melakukannya namun, jika
memiliki sikap hati setuju dengan firman Allah, maka ini adalah
langkah awal yang baik untuk menjadi pelaku Firman. (Bd
Yakobus 1:2).
2. Memiliki roh yang lemah lembut dan tentram. Lemah lembut
yang dimaksdkan disini bukan gemulai melainkan sabar, tidak
menuntut haknya, dan mau mengalah. Sedangkan memiliki roh
yang tentram artinya menyadari bahwa sebagai istri kita adalah
pembawa kedamaian.
“Pada waktu kita sebagai istri melakukan perintah Tuhan, dan
melakukan fungsi kita sebagai istri maka, kita akan Melihat
anugerah/berkat yang luar biasa dibalik penundukkan diri seorang
istri.contoh pada sosok Sarah ( Istri Abraham) dalam (Kejadian 12:14-
17)“ Ketaan Sarah membuat Ia melihat pembelaan Tuhan dalam
hidupNya. Semakin kita tidak menundukkan diri, kita tidak akan
melihat mujizat, bahkan hati kita akna semakin pahit.
Walaupun suami kita belum hidup taat kepada Firman Tuhan,
namun kita tetap wajib menundukkan diri kepada Suami, Mengapa??,
supaya suami kita dimenangkan oleh perlakuan kita sebagai Istri dan
bukan oleh kata-kata kita. Apablia suami kita taat kepada firman Allah
maka, jadikan suami kita sebagai imam, kepala keluaraga yang saleh.
Sebagai istri kita harus menundukkan diri dengan cara mendorong
suami untuk hidup saleh.
Penundukkan diri adalah jati diri seorang istei walaupun sebagai
istri kita hebat : (Tingkat pendidikan kita lebih tinggi dari suami,
penghasilan kita lebih besar dari suami, jabatan kita lebih tinggi dari
suami, dsb). Tidak berarti kita sebagai istri sebagai pemimpin dalam
rumah tangga atau menajadi pemimpin suami. Tetapi, muncul
pertanyaan, bagaimana jika suami bukan tipe pemimpin? Kita sebagai
istri harus tetap mengambil posisi di belakangnya untuk
mendukungnya. Jati diri seorang istri adalah menjadi seorang
penolong yang sepadan bagi suami.
Jati diri kita sebagai wania adalahs ebagai tulang rusuk yang
menuntut kita untuk tidak memberontak. Janganlah kita
mempertahankan hak agar tidak muncul dosa pemberontakan,
milikilah sikap sebagai seorang hamba.
Jika kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, inilah janji firman
Tuhan : jika kita menabur dengan mencucurkan air mata maka sesuai
dengan JanjiNya maka kita kan menuai dengan sorak sorai.
AMIN

Anda mungkin juga menyukai