Materi Kelompok 5
Materi Kelompok 5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke adalah penyakit yang merupakan penyebab kematian tersering
ketiga di negara Amerika, merupakan penyakit yang paling sering
menimbulkan kecacatan. Menurut American Heart Association,
diperkirakan terjadi 3 juta penderita stroke pertahun, dan 500.000
penderita stroke yang baru terjadi pertahun. Sedangkan Angka kematian
penderita stroke di Amerika adalah 50-100/100.000 penderita pertahun.
Angka kematian tersebut mulai menurun sejak awal tahun 1900, dimana
angka kematian sesudah tahun 1969 menurun hingga 5% pertahun.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa hal tersebut akibat kejadian
penyakit yang menurun yang disebabkan karena kontrol yang baik
terhadap faktor resiko penyakit stroke.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep medis?
2. Apa saja konsep keperawatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep medis stroke?
2. Mengetahui konsep keperawatan stroke?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Definisi
Stroke atau cedera cerebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi
otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagaian otak
(Smeltezer dan Bare, 2010).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler(Hendro Susilo, 2009).
Menurut Price dan wilson (2008) pengertian dari stroke adalah setiap
gangguan neurogik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Dari
beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian stroke
adalah gangguan sirkulasi serebral yang di sebabkan oleh sumbatan
atau penyempitan pembuluh darah oleh karena embosis atau
pendarahan serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan
pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan
serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang
timbulnya secara mendadak.
Stroke diklasifikasikan menjadi dua :
Stroke Non Hemoragik
Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu
perdarahan yang ditandai dengan kelemahan pada suatu atau
keempat anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala, mual
muntah, pandangan kabur dan dysfhagia (kesulitan menelan).
Stroke non haemoragik dibagi lagi menjadi dua yaitu stroke
embolik dan stroke trombotik (wanhari, 2008)
Stroke Hemoragik
Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya
perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda
yang terjadi adalah penurunan kesadaran, pernafasan cepat, nadi
cepat, gejala fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kalu kuduk
(Wanhari,2008)
2. Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2010) stroke biasanya diakibatkan dari
salah satu empat kejadian yaitu:
Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau
leher
Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau materi lain yang di
bawa ke otak dari bagain tubuh lain
Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan
pendarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak
4. Menifestasi Klinis
Stroke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (
pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya
tidak adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan
meninggalkan gejalah sisa karena fungsi otak tidak akan membaik
sepenuhnya.
Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau
hemiplegia)
Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya
hemiplegia) yang timbul mendadak
Tonus otot lemah atau kaku
Menurun atau hilangnya rasa
Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
Afasia ( bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan)
Disartria (bicara pelo atau cadel)
Gangguan persepsi
Gangguan status mental
mual, muntah,
nyeri kepala
5. Pemeriksaan diagnostik
Menurut (Doenges dkk,2014) pemeriksaan diagnostik yang dapat
dilakukan pada penyakit stroke adalah:
a. Angiogrfi serebral: membantu pembentukan penyebab stroke
secara spesifik seperti pendarahan, obstruksi arteri atau adanya titik
oklusi/ ruptur
b. CT-scan : memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan
adanya infark
c. Fungsi lumbal : menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya
ada thrombosis, emboli serebral, dan TIA (transient ischaemia
attack) atau serangan iskemia otak spintas. Tekanan meningkat dan
cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik
subarakhnoid atau perdarahan intra kranial. Kadar protein total
meningkat pada kasus thrombosis sehubungan dengan adanya
proses inflamasi
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging) : menunjukkan daerah yang
mengalami infark, hemoragik, dan malformasi arteriovena
e. Ultrasonografi Doppler : mengidentifikasi penyakit arteriovena
f. EEG (Electroencephalography) : mengidentifikasi penyakit di
dasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan
daerah lesi dan spesifik
g. Sinar X: mengambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah
yang berlawanan dari massa yang meluas,kalsifikasi karotis interna
terdapat pada thrombosis serebral.
6. Penalataksanaan Medis
Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah :
a. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika
muntah dan boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika
stabil
b. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila
perlu diberikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Tanda-tanda vital diusahakan stabil
d. Bed rest
e. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia
f. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
g. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan
katerisasi
h. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan
hindari penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonik
i. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih
yang dapat meningkatkan TIK
j. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika
kesadaran menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya pasang
NGT
k. Penatalaksanaan spesifik berupa :
Stroke non hemoragik : asetosal, neuroprotektor, trombosis,
antikoagulan, obat hemoragik
Stroke hemoragik : mengobati penyebabnya, neuroprotektor,
tindakan pembedahan menurunkan TIK yang tinggi
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke menurut Smeltzer
& Bare (2010) adalah :
a. Hipoksia serebral, diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah
adekuat ke otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen
yang dikirimkan kejaringan. Pemberian oksigen suplemen dan
mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada tingkat dapat
diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi
jaringan
b. Penurunan aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah,
curah jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi
adekuat (cairan intravena) harus menjamin penurunan viskositas
darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi dan
hipotensi ekstrim perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada
aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera
c. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau
fibrilasi atrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik.
Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya
akan menurunkan aliran darah serebral. Disritma dapat
mengakibatkan curah jantung tidak konsisten dan penghentian
trombus lokal. Selain itu, disritma dapat menyebabkan embolus
serebral dan harus diperbaiki.
B. Konsep Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,suku
bangsa, bahasa,pekerjaan, pendidikan, status, alamat.
4. Pemeriksaan hidung
Inspeksi
a. Perhatikan kesimetrisan lubang hidung kiri dan kanan
b. Letak hidung terletak di tengah wajah
c. Adanya pernafasan cuping hidung dan munculnya sianosis
pada ujung hidung
d. Adanya produksi sekret,(jika ada)perhatikan
warna,produksi,dan bau sekret
e. Adanya massa pada daerah luar atau didalam hidung
f. Perhatikan kepatenan tiap lubang hidung
g. Periksa apakah tampak perforasi, massa, sekret, sumbatang,
deviasi, pendarahan atau adanya polip dibagian dalam hidung
Palpasi
Lakukan palpasi pada sinus-sinus hidung dengan menggunakan
ujung ketiga jari tengah. Normalnyaklien tidak mengeluh nyeri atau
teraba panas saat dipalpasi
5. Pemeriksaan Fisik pada telinga
Inspeksi
a. Lihat kesimetrisan kedua daun telinga
b. Lihat adanya luka/bekas luka pada telinga dan sekitarnya
c. Lihat apakah ada darah atau sekret yang keluar (catat warna,
banyaknya, bau, lama produksi )
d. Lihat apakah gendang telinga dalam kondisi utuh
Palpasi
a. Palpasi telinga pada daerah tragus, normalnya tidak akan terasa
nyeri
b. Palpasi limfe disekitar aurikel
Faktor yang
berhubungan :
Agens cedera
biologis (mis.,
infeksi, iskemia,
neoplasma)
Agen cederah fisik
(mis., abses,
amputasi, luka
bakar, terpotong,
mengangkat berat,
prosedur bedah,
trauma, olahraga
berlebihan)
Agens cedera
kimiawi (mis., luka
bakar, kapsaisin,
metilen klorida,
agensmustard).
bahasapemberi efektif
Ketidaktepatan
verbalisasi
Menolak bicara
Pelo
Sulit Bicara
Sulit mengungkapkan
kata-kata
Tidak ada kontak
mata
Tidak bicara
Tidak dapat berbicara
Faktor yang
berhubungan :
Defek orofaring
Gangguaan emosi
Gangguan fisiologis
(mis., tumor otak,
penurunansirkulasi ke
otak, sistem
muskulokeletal
melemah)
Gangguan
perkembangan
Gangguan persepsi
Gangguan psikotik
Gangguan konsep diri
Gangguan sistem
syaraf pusat
Hambatan fisik (mis,,
trakeostomi, intubasi)
Hambatan lingkungan
Harga diri rendah
Kerentanan
Ketiadaan orang
terdekat
Ketidak cukupan
informasi
Ketidak cukupan
stimuli
Ketidak sesuaian
budaya
Perogram pengobatan
Meningitis (misalnya,
penyakit pangkreas
Peregangan kapsul
hati
Peregangan kapsul
limpah
Program pengobatan
Tumor intra abdomen
Tumor terlolalisasi
(mis., neuroma
akustik, tumor otak,
metastasis tulang)
situasinal
Ansientas
Gangguan psikologis
Rasa makanan/
minuman yang tidak
enak
Stimuli lingkungan
yang tidak
menyenangkan
Stimuli penglihatan
yang tidak
menyenangkan
Takut
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Seorang laki-laki usia 60 tahun dibawah kerumah sakit dengan keluhan 20 menit
yang lalu secara tiba-tiba setelah bertengkar dengan istrinya mengalami
penurunan kesadaran. Tangan dan kaki sebelah kanan tidak dapat digoyangkan,
saat tangan kanan dicubit maka tangan kiri yang berespon. Hasil pemeriksaan
fisik ditemukan kekuatan otot kaki dan tangan kanan 1, GCS 9, saat tangan kiri
diberi respon nyeri tangan kiri yang berespon dan saat tangan kanan diberi respon
nyeri tangan kiri yang berespon, Tekanan darah pasien 200/110 mmHg, suhu
37,50C, Nadi 100x/menit, pernapasan 24x/menit. Saat ini pasien direncanakan
untuk pemeriksaan CT scan.
Kata kunci :
Pertanyaan :
1. Apakah laki-laki usia 60 tahun lebih rentan terkena stroke dari pada
perempuan?
2. Mengapa pasien bisa mengalami penurunan kesadaran?
3. Kenapa tangan dan kaki kanan pasien tidak dapat digoyangkan?
4. Kenapa bisa ketika tangan kanan dicubit maka tangan kiri yang berespon?
5. Apa yang menyebabkan pasien stroke mengalami peningkatan tekanan darah?
Jawaban :
A. Pengkajian
Nama :
No. RM :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Agama :
Pekerjaan :
Riwayat Kesehatan terdahulu :
Riwayat kesehatan sekarang :
Analisa data
DS :
- Pasien mengatakan bahwa tangan dan kaki sebelah kanan tidak dapat di
goyangkan
- Pasien mengatakan bahwa saat tangan kanan dicubit maka tangan kiri
yang berespon
DO :
- Dari hasil pemeriksaan fisik perawat menemukan kekuatan otot kaki dan
tangan kanan 1, dan GCS 9
- Perawat menemukan hasil dari TD 200/110 mmHg mengakibatkan
hipertensi
- suhu 37,50C
- Nadi 100x/menit
- Pernapasan 24x/menit
No NANDA NOC NIC
Faktor yang
berhubungan :
Agen cedera
biologis (mis,
infeksi, iskema,
neoplasma)
Agen cedera fisik
Agen cedera
kimiawi
2. Intoleransi Tidak Pertimbangkan
aktivitas terganggu kemampuan
berhubungan saturasi klien dalam
dengan tirah baring oksigen berpartisipasi
(4.4.00092) ketika melalui aktivitas
beraktivitas spesifik
Batasan Tidak Bantu klien
karakteristik : terganggu untuk
Dispnea frekuensi mengeksplorasi
stelah nadi ketika tujuan dari
beraktivitas beraktivitas aktivitas-
Keletihan Tidak aktivitas yang
Ketidaknya tergaggu biasa dilakukan
manan frekuensi Bantu klien
setelah pernafasan untuk
beraktivitas ketika mengidentifikasi
Perubahan beraktivitas aktivitas yang
elektrokardi diingingkan
ogram Intruksikan
(EKG) klien dan
(mis, keluarga utuk
konduksi, mempertahakan
iskemia) fungsi dan
Respons kesehatan
frekuensi terkait peran
jantung dalam
abnormal beraktivitas
terhadap secara fisik,
aktivitas social, spiritual,
Respon dan kongnisi
tekanan
darah
abnormal
terhadap
aktivitas
Faktor yang
berhubungan :
Gaya
hidupa
kurang
gerak
Imobilitas
Ketidaksei
mbangan
antara
suplai dan
kebutuhan
oksigen
Tirah
baring
3. Defisit perawatan Mampu Ciptakan
diri: eliminasi menjelaskan lingkungan yang
berhubungan fungsi aman bagi
dengan gangguan ostonomi pasien
neuromuscular Mampu Lindungi pasie
(4.5.000110) menjelaskan dengan pangan
tujuan pada sisi/batalan
Batasan ostonimi di sisi ruangan
karakteristik: Mampu yang tepat
Ketidakma terlihat Sediakan tempat
mpuan nyaman tidur dan
melakukan dengan lingkungan yang
hygiene dengan bersih dan
eliminasi adanya stoma nyaman
secara Atur persediaan
komplit klien dengan
Ketidakma rapi yang tetap
mpuan ada
memmanip Izinkan
ulasi keluarga/orang
pakaian terdekat untuk
untuk tinggal dengan
eliminasi pasien
Ketidakma
mpuan
menapai
toilet
Ketidakma
mpuan
menyiram
toilet
Ketidakma
mpuan naik
ke toilet
Ketidakma
mpuan
untuk
duduk di
toilet
Faktor yang
berhubungan :
Ansietas
Gangguan
fungsi
kognitif
Gangguan
fungsi
muskuloske
letal
Gangguang
fungsi
neuromusk
ular
Gangguan
persepsi
Hambatan
kemampuan
brpindah
Hambatan
mobikitas
Kelemahan
Keletihan
Kendala
lingkungan
Nyeri
Penurunan
motivasi
4. Ketidakefektifan Tidak ada Motivasi pasien
frekuensi untuk bernafas
bersihan jalan
pernafasan pelan,
nafas berhubungan Tidak ada dalam,berputar
kemampuan dan batuk
dengan disfungsi
untuk Instruksikan
neuromuscular mengeluarka bagaimana agar
n secret bisa melakukan
(11.2.00031) Tidak ada batuk efektif
ansietas Lakukan
penyedotan
Batasan melalui
endotrakea atau
karakteristik :
nasatrokea,
Batuk yang sebagaiamana
mestinya
tidak efektif
Kelola
Dispenia pemberian
bronkodilator,
Gelisah sebagaimana
Kesulitan mestinya
Ajarkan pasien
verbalisasi bagaimana
Mata menggunakan
inhaler sesuatu
terbuka resep,
lebar sebagaimana
mestinya
Ortopnea
Penurunan
bunyi nafas
Perubahan
frekuensi
nafas
Perubaha
pola nafas
Sianosis
Sputum
dalam
jumlah
yang
berlebihan
Suara nafas
tambahan
Tidak ada
batuk
Faktor yang
berhubungan :
Perokok
Asma
Disfungsi
neuromusk
ular
Infeksi
Jalan nafas
alergik
5.
PATOFLOWDIAGRAM
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke atau cederacerebrovaskuker (CVA) adalah kehilangan
fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak.
Stroke biasanya di sebabkan oleh salah satu empat kejadian, thrombosis,
embolisme serebral, iskemia, hemoragu serebral. Akibat dari keempat
kejadiaan di atas maka terjadi penghentian suplai darah ke otak, yang
menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berfikir,
memori, bicara, atau sensi.
Kiat sehat hindari stroke :
- Stop merokok
- Rajin berolahraga
- Hindari stress dan depresi
- Hindari alkohol dan minuman keras
B. Saran
Dengan di susunnya makalah ini kami mengharapkan kepada
semua pembaca agar dapat menelah dan memahami apa yang telah tertulis
dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan
pembaca. Disamping kami juga mengharapkan saran dan kritikan dari para
pembaca sehingga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah ini
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Price dan Wilson, 2008, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta
Smeltzer, dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2. Alih bahasa H.Y Kuncara, Andry Hrtono,
Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta: EGC