Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PUSKESMAS DOKTER

INTERNSIP

F4. GIZI
KELOMPOK PENDUKUNG AIR SUSU IBU PUSKESMAS
PAITON

Oleh:
dr. Bernard Christian Supit

Pendamping:
dr. Hadi Purnomo, M. M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PPSDM KESEHATAN
2015

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UKM

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Internsip Unit Kegiatan Masyarakat Selama di
Puskesmas Paiton Kabupaten Probolinggo

Penyusun :
dr. Bernard Christian Supit

Telah Disahkan Oleh,

Dokter Pendamping

dr. Hadi Purnomo, M M.Kes


19650526 199003 1 008

2
BAB 1
PENDAHULUAN

ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti
pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat
(Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali
sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI,
sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).
Suatu kegiatan berbasis masyarakat dimana 6 – 12 orang ibu hamil dan ibu
menyusui bayi 0 – 6 bulan dan 7 – 24 bulan berkumpul secara rutin untuk berbagi pengalaman,
ide, dan informasi berkaitan dengan kehamilan, melahirkan dan menyusui dalam suasana saling
mendukung dan saling percaya yang dipandu oleh motivator dengan tujuan mendukung ibu agar
sukses memberi ASI Eksklusif 6 bulan.
Menyusui merupakan aspek yang sangat penting untuk kelangsungan hidup bayi guna
mencapai tumbuh kembang bayi/anak yang optimal sekaligus mempertahankan kesehatan ibu
setelah bersalin.
Sejak lahir, bayi hanya diberi ASI saja hingga usia 6 bulan yang disebut dengan
pemberian ASI Eksklusif. Selanjutnya pemberian ASI diteruskan hingga anak berusia dua tahun
dengan penambahan makanan lunak/padat yang disebut makanan pendamping ASI (MP-ASI)
yang cukup dalam jumlah maupun mutunya.
Program gizi dengan kegiatan yang mencakup kebutuhan ASI masih belum dapat
mengatasi permasalahan gizi khususnya ASI Eksklusif di wilayah Maron. Berdasarkan data
tersebut, evaluasi pelaksanaan program KP-ASI di wilayah kerja Puskesmas Paiton merupakan
salah satu langkah sebelum menentukan tindakan konkret yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan gizi di wilayah Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

3
BAB 2
PERMASALAHAN

Setiap bulan diadakan KP-ASI, didampingi oleh bidan, perawat, petugas medis, serta
kader setempat. Dilakukan pecatatan setiap bulan dan dilaporkan setiap bulan februari dan
agustus dengan target pencapaian 80% .ASI Eksklusif.

Data Laporan Bulanan Gizi (ASI- Eksklusif) Bayi (Laki dan Perempuan) Tahun 2014
Sumber : Data Gizi, Puskesmas Paiton Tahun 2014

NO NAMA DESA JUMLAH EKSKLUSIF ( E6 )


BAYI DIPERIKSA n %

1 PANDEAN 9 5 55,6
2 ALAS TENGAH 8 6 75,0
3 RANDU TATAH 5 4 80,0
4 KARANG ANYAR 19 8 42,1
5 PLAMPANG 3 2 66,7
6 PETUNJUNGAN 10 8 80,0
7 TAMAN 4 3 75,0
8 PAITON 0 0 -
9 SUKODADI 11 10 90,9
10 PONDOK KELOR 12 8 66,7
11 SUMBER NYAR 23 9 39,1
12 SUMBER REJO 0 0 -
13 BHINAR 6 5 83,3
PUSKESMAS : 110 68 61,8

Permasalahan yang dihadapi di wilayah kerja paiton, 7 dari 11 desa yang


telah terbentuk KP-ASI belum mencapai target 80% total balita yang mendapat
ASI ekslusif 6 bulan.

4
Adapun yang menjadi beberapa masalah dalam pencapaian ASI Esklusif di Kecamatan Paiton
diantaranya:
1. Faktor Individu
Minimnya pemahaman tentang pentingnya ASI bagi bayi dalam mencegah berbagai
penyakit infeksi, serta meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Disamping itu, kurangnya rasa
percaya diri sangat berpengaruh terhadap produksi ASI.
2. Faktor Keluarga
Dukungan dari keluarga dalam program KP-ASI perlu melibatkan dari tenaga medis dan
instansi desa.
3. Faktor masyarakat, lingkungan, dan sosiokultural
Masyarakat masih bergantung pada susu formula. Selain karena faktor pengaruh iklan,
pemberian susu formula lebih praktis dan mudah dibeli di warung-warung.
4. Faktor Pemerintah
Dalam pembentukan KP-ASI dibutuhkan pembuatan Surat Keputusan dari Kepala Desa
tentang KP-ASI. Hal ini akan mempermudah rutinitas kegiatan serta pengelolaan fasitas dan
dana. Selain itu, pentingnya dalam pengembangan pelatihan KP-ASI bagi kader-kader tiap
desa.

5
BAB 3
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

A. Pelaksanaan Intervensi
1. Penentuan Lokasi
- Semua desa yang ada di bawah cakupan Puskesmas Maron
- Lokasi pelatihan di balai desa dan puskesmas
2. Penerima Manfaat
- Ibu-ibu hamil
- Ibu-ibu yang memiliki balita menyusu
- Balita yang menyusu
3. Tugas Anggota KP-ASI
Tugas dari anggota KP-ASI adalah :
a. Memberikan nasihat praktis kepada ibu-ibu hamil dan menyusui tentang perawatan
payudara, cara menyusui yang baik dan benar, manfaat ASI dan menyusui secara
eksklusif dan nasehat tentang cara mengatasi permasalahan yang ditemui pada
waktu menyusui.
b. Memberikan dukungan psikologis kepada ibu menyusui sehingga menimbulkan
rasa percaya diri pada ibu dan memotivasi agar :
1) Ibu yakin bahwa dapat menyusui, ASI adalah yang terbaik, dan ibu dapat
memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
2) Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi dan mengerti bahwa
perubahan itu adalah normal.
3) Ibu mengetahui dan mengerti akan pertumbuhan dan perilaku bayi dan
bagaimana seharusnya menghadapi dan mengatasinya.

4. Bahan atau Materi Pemberdayaan yang Disiapkan


- Buku Pedoman tentang ASI Eksklusif
- Alat peraga dan praktik demo
- Panthom
- Alat kesehatan

6
5. Pelaksanaan Kegiatan KP-ASI
1. Pembentukan KP-ASI
Membentuk kelompok KP-ASI dibeberapa desa. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan dalam pembentukan KP-ASI adalah :
1) Melakukan pemanggilan peserta/anggota melalui surat dari Kepala Desa.
2) Menjelaskan tujuan dibentuknnya KP-ASI
3) Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KP-ASI
4) Meminta komitmen dari anggota KP-ASI
5) Menyusun struktur organisasi / kepengurusan KP-ASI
6) Pembuatan Surat Keputusan dari Kepala Desa tentang KP-ASI

2. Pemberian Materi Pada KP-ASI


Setelah KP-ASI terbentuk, diberikan materi pada anggota KP-ASI. Adapun materi
yang disampaikan adalah :
1) Tujuan dibentuknya kelompok KP-ASI
2) Tugas dari anggota KP-ASI adalah :
 Memberikan nasehat praktis kepada ibu-ibu hamil dan menyusui tentang
perawatan payudara, cara menyusui yang baik dan benar, manfaat ASI dan
menyusui secara eksklusif dan nasehat tentang cara mengatasi permasalahan
yang ditemui pada waktu menyusui.
 Memberikan dukungan psikologis kepada ibu menyusui sehingga menimbulkan
rasa percaya diri pada ibu dan memotivasi agar : Ibu yakin bahwa dapat
menyusui, ASI adalah yang terbaik, dan ibu dapat memproduksi ASI yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
 Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi dan mengerti bahwa
perubahan itu adalah normal.
 Ibu mengetahui dan mengerti akan pertumbuhan dan perilaku bayi dan
bagaimana seharusnya menghadapi dan mengatasinya.

7
3. Pendampingan KP-ASI
Petugas Puskesmas melaksanakan pendampingan pada anggota KP-ASI dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Pendampingan dilaksanakan saat KP-ASI melaksanakan kegiatan:
1) Memberikan penyuluhan / nasehat dan dukungan psikologis oleh bidan desa pada
saat ibu hamil dan menyusui datang ke pustu, poskesdes, posyandu atau saat
kunjungan rumah.
2) Memberikan penyuluhan / nasehat dan dukungan psikologis oleh kader pada saat
ibu hamil dan menyusui datang ke pustu, poskesdes, posyandu atau saat
kunjungan rumah.

6. Pelaksanaan Kegiatan
Mengikuti pertemuan KP-ASI yang diadakan di balai desa Pondok Kelor pada tanggal
18-juli-2015. Yang dihadiri satu dokter fungsional, satu dokter internship, dan beberapa
kader KP-ASI.

8
BAB 4

MONITORING DAN EVALUSI

Dari hasil wawancara kepada petugas-petugas puskesmas yang bertanggungjawab dengan


program ini, didapatkan :

1.Kurangnya alat pendukung, seperti manekin payudara, manekin bayi, cingkir asi,NGT, media
presentasi selama pertemuan KP-ASI.

2. Belum memadai tenaga Motivator ASI, sehingga para kader yang mengisi bagian tersebut.

3. Belum munculnya rasa keterbukaan mengenai permasalahan cara pemberian ASI yang baik
sehingga muncul rasa pembiaran tidak memberikan ASI dan diganti sufor.

9
BAB 5
PENUTUP

A. Saran
1. Mengadakan usaha bantuan operasional kesehatan, untuk pengadaan inventaris KP-
ASI.
2. Pembibitan motivator asi disetiap desa yang sudah di bentuk KP-ASI.
3. Melatih ketrampilan dan dukungan kepada ibu dan calon ibu menyusui (kepercayaan,
penerimaan, pengakuan dan penghargaan)

10
LAMPIRAN

11
12
13
14

Anda mungkin juga menyukai