Puji syukur saya panjatkan atas anugrah Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat
membuat makalah mengenai “Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia“ yang
berhubungan dengan pelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan . Makalah yang kami buat
ini sebagai sumber informasi pendamping buku pelajaran. Kami menyusun makalah ini
berdasarkan materi kurikulum yang berlaku, kami juga berusaha untuk menyesuaikannya
dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Kami sangat berterima kasih kepada Ibu guru selaku guru bidang studi PKN karena telah
berjasa mendidik kami sampai sekarang ini. Kami pun menyadari bahwa kemampuan kami
belum seberapa dibandingkan dengan bapak/ibu guru pengajar, kami berharap bahwa Makalah
PPKn yang kami buat dapat diterima dan mendapatkan nilai yang memuaskan .
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua .
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perlindungan dan Penegakan hukum adalah hal yang sangat penting untuk dilaksanakan di
Negara kita . Hal tersebut dikarenakan Negara kita adalah Negara hukum . Selain itu ,
perlindungan dan penegakan hukum merupakan factor utama untuk mewujudkan keadilan dan
perdamaian.
Konsekuensi dari diterapkannya Indonesia sebagai Negara hukum adalah bahwa dalam
segala kehidupan kenegaraan selalu berdasarkan kepada hukum . Untuk menjaga dan
mengawasi hukum berjalan dengan efektif maka dibentuklan lembaga peradilan sebagai sarana
bagi masyarakat untuk mencari keadilan dan mendapatkan perlakuan yang semestinya di depan
hukum .
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia ?
2) Apakah Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia ?
3) Bagaimanakah Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan
Kedamaian ?
4) Bagaimanakah Dinamika Pelanggaran Hukum ?
C. TUJUAN
1) Untuk Mengetahui Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia
2) Untuk Mengetahui Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia
3) Untuk Mengetahui Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan
Kedamaian
4) Untuk Mengetahui Dinamika Pelanggaran Hukum
BAB II
PEMBAHASAN
a. Hukumnya.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah undang-undang dibuat tidak boleh bertentangan dengan
ideologi negara, dan undang-undang dibuat haruslah menurut ketentuan yang mengatur
kewenangan pembuatan undangundang sebagaimana diatur dalam Konstitusi negara, serta
undang-undang dibuat haruslah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat di mana
undang-undang tersebut diberlakukan.
b. Penegak hukum,
yakni pihakpihak yang secara langsung terlibat dalam bidang penegakan hukum. Penegak
hukum harus menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan peranannya masing-masing
yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan tugas tersebut
dilakukan dengan mengutamakan keadilan dan profesionalisme, sehingga menjadi panutan
masyarakat serta dipercaya oleh semua pihak termasuk semua anggota masyarakat.
c. Masyarakat,
yakni masyarakat lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan. Maksudnya
warga masyarakat harus mengetahui dan memahami hukum yang berlaku, serta menaati hukum
yang berlaku dengan penuh kesadaran akan penting dan perlunya hukum bagi kehidupan
masyarakat.
d. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
Sarana atau fasilitas`tersebut mencakup tenaga manusia yang terdidik dan terampil,
organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, dan sebagainya.
Ketersediaan sarana dan fasilitas yang memadai merupakan suatu keharusan bagi keberhasilan
penegakan hukum.
e. Kebudayaan,
yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam
pergaulan hidup. Dalam hal ini kebudayaan mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang
berlaku, nilai-nilai mana merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap
baik sehingga dianut, dan apa yang dianggap buruk sehingga dihindari.
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
Penjelasan : Pasal 27 ayat 1 menjelaskan bahwa yang termasuk warga negara dan tinggal di
wilayah negara indonesia wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan yang berlaku di
wilayah negara republik Indonesia . Pasal ini mengandung maksud bahwa setiap warga negara
dari semua golongan tidak peduli itu orang tua, muda, remaja, anak - anak, pria maupun wanita
mempunyai hak yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan, serta wajib mematuhi segala
sesuatu yang menjadi aturan hukum dan pemerintahan. jadi semua kalangan yang menjadi
bagian dari warga negara indonesia wajib mematuhi hukum tanpa terkecuali, baik itu pejabat
pemerintah, militer, maupun sipil dan rakyat biasa.
Contoh Penerapan :
1. Tidak memberikkan imunitas politik pada anak pejabat
2. Membebaskan MAsyaraka untuk memilih karir
3. Tidak melarang perempuan untuk masuk ke militer
4. jangan pernah main hakim sendiri
5. melaporkan kejahatan kepada pihak yang berwajib
6. menghormati pemimpin negara maupun daerah wilayah.
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.”
Penjelasan dan Contoh Kasus :
Contoh kasus yang menyangkut tentang pasal tersebut adalah kasus Nenek Pencuri Tiga Biji
Kakao Divonis Satu Bulan Setengah. Dalam kasus ini nenek Minah mencuri karena terdorong
kemiskinan. Kasus nenek Minah sangat menarik perhatian masyarakat, karena menyentuh inti
kemanusiaan, melukai keadilan rakyat. Seharusnya perkara ini tidak perlu dimeja hijaukan
cukup dilakukan dengan musyawarah. Lagi pula tiga biji benih kakao untuk ditanam kembali
tidak sampai merugikan PT RSA. Disini kita belajar bahwa dalam negara kita untuk
memperoleh keadilan hukum sangat sulit, padahal hak memperoleh keadilan hukum sudah
diatur dalam UUD 1945 pasal 28D ayat 1. Sehingga sangat diperlukan konstruksi ulang dalam
peradilan dinegara kita ini.
Pasal 28D UUD 1945 pada ayat 1 dapat dijalankan dengan menegakkan supremasi hukum bagi
tiap masyarakat. Hukum memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Hukum berfungsi mengatur segala hal agar dapat berjalan tertib dan sesuai dengan
aturan. Hukum dibuat untuk dipatuhi dan ditaati. Bukan untuk dilanggar. Namun, apa yang
terjadi adalah hukum di negara ini seperti dua sisi mata pisau. Tumpul bagi kalangan atas dan
tajam bagi kalangan bawah seperti contoh dalam kasus Nenek Minah.
Saat ini sepertinya hanya orang kalangan bawah saja yang harus menaati hukum, sedangkan
untuk kalangan atas mereka seperti kebal akan hukum. Mereka bersembunyi dari hukum di
balik berlembar-lembar uang miliknya. Seakan-akan hukum dapat dijual menggunakan uang,
bahkan untuk mereka yang melakukan kejahatan besar sekalipun, korupsi contohnya.
Sedangkan para kalangan bawah yang melakukan kejahatan kecil dapat dipenjara. Negara kita
adalah negara hukum maka hukum harusnya di tegakkan, untuk semua kalangan dan bukan
hanya untuk mereka yang memiliki uang..
Cara mengatasinya yaitu dengan mempertegas jalannya hukum, para penegak hukum juga
semakin diperketat pengawasannya agar tidak disuap oknum-oknum kalangan atas yang
memanfaatkan keadaan. Hukuman yang diberikan juga diperjelas agar kita takut dan tidak
coba-coba melakukan kejahatan serta perlakukan yang sama dihadapan hukum
“Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum."
Penjelasan : POLRI bertugas untuk melindungi dan mengayomi masyarakat dari segala
kriminalitas yang ada , serta melayani masyarakat seperti mengurus laporan ketika ada barang
hilang atau orang yang hilang , dan menegakkan hukum dengan mengenakan sanksi kepada
orang orang yang melanggar hukum di Indonesia
Fungsi kepolisian merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat (Pasal 2).
Kepolisian bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya
keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta terbinanya ketenteraman
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia (Pasal 4).
Fungsi dan tujuan kepolisian semacam itu kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam tugas pokok
kepolisian yang meliputi:
1. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
2. menegakkan hukum; dan
3. memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (Pasal 13).
3) Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut melaksanakan kegiatan
:
a) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
b) Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c) Pengawasan peredaran barang cetakan;
d) Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;
e) Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
f) Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.
Lembaga – lembaga tersebut berperan sebagai penegak keadilan, dan dibersihkan dari setiap
intervensi baik dari lembaga legislatif, eksekutif, maupun lembaga lainnya. Kekuasaan
kehakiman lembaga – lembaga tersebut dilaksanakan oleh Hakim.
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang – undang untuk
mengadili. Mengadili merupakan serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa,
dan memutuskan perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak disebuah
sidang pengadilan berdasarkan ketentuan perundang – undangan. Hakim tidak boleh
dipengaruhi oleh kekuasaan – kekuasaan lain dalam memutusjkan perkara. Apabila hakim
mendapatkan pengaruh dari pihak lain dalam memutuskan perkara, maka keputusan hakim
cenderung tidak adil, yang pada akhirnya akan meresaahkan masyarakat, serta wibawa hukum
dan hakim akan hilang.
Menurut ketentuan UU RI No. 48 Thn. 2009 tentang kehakiman, hakim berdasarkan jenis
lembaga peradilannya diklasifikasikan menjadi:
a) Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut Hakim Agung.
b) Hakim pada badan peradilan di bawah MA yaitu dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan hakim pada peradilan khusus yang berada dalam lingkungan peradilan tersebut.
c) Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut Hakim Konstitusi.
Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan Kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya (Pasal 2 UU No.2 Tahun 1984). Pengadilan Negeri bertugas dan
berwenang, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara pidana dan
perkara perdata di tingkat pertama (Pasal 50 UU No.2 Tahun 1986).
Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang hukum kepada
instansi pemerntah di daerahnya apabila diminta (Pasal 52 UU No.2 Tahun 1986). Selain
menjalankan tugas pokok, pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau
berdasarkan Undang-Undang.
Setiap hakim melaksanakaan proses peradilan dilaksanakan disebuah tempat yang dinamakan
pengadilan. Peradilan menunjukan pada proses berjalannya mengadili perkara sesuai dengan
kategori perkara yang diselesaikan. Sedangkan pengadilan menunjukan tempat untuk
mengadili perkara/tempat melaksanakan proses peradilan guna mengakan hukum.
Adapun tugas dari advokat secara khusus adalah membuat dan mengajukan gugatan,
jawaban, tangkisan, sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan atau
diputuskan perkaranya dan sebagainya. Disamping itu advokat/ pengacara bertugas membantu
hakim dalam mencari kebenaran dan tidak boleh memutar balikan peristiwa demi kepentingan
kliennya agar kliennya menang dan bebas. Oleh karena itu , sesuai Undang – Undang RI Nomor
18 Tahun 2003 , seorang advokat mempunyai hak dan kewajiban yang dilindungi undang –
undang .
Adapun hak dan kewajiban advokat/pengacara, yaitu:
· Hak advokat/pengacara :
a. Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang
menjadi tanggung jawabya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik
profesi dan peraturang perundang – undangan.
b. Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang menjadi
tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang –
undangan.
c. Advokat tidak dapat dituntut dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan klien
dalam sidang pengadilan.
d. Advokat berhak mendapatkan informasi, data, dan dokumen lainnya, baik dari instansi
pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingna tersebut yang diperlukan
untuk pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peratuan perundang – undangan.
e. Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk perlindungan atas
berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaaan dan perlindungan terhadap
penyadapan atas komunilkasi elektronik advokat.
f. Advokat tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh yang
berwenang dan/atau masyarakat.
· Kewajiban yang harus dipatuhi oleh seorang advokat diantaranya adalah sebagai berikut
:
a. Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuanterhadap
klien berdasarkan jenis kelamin, agama. Polituk, keturunan, ras, atau latar belakang sosial. Dan
budaya.
b. Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya
karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang – udang.
c. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas
dan martabat profesinya.
d. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian rupa
sehingga merugikan profesi advokat atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaaan dalam
menjalankan tugas profesinya.
e. Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakantugas profesi advokat selama
memangku jabatan.
Dalam Tabel 2.1, disebutkan bahwa sanksi norma hukum adalah tegas dan nyata. Hal tersebut
mengandung pengertian sebagai berikut.
1) Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Misalnya, hukum pidana mengenai sanksi diatur dalam Pasal 10 KUHP.
Dalam pasal tersebut, ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang mencakup:
(1) Hukuman pokok, yang terdiri atas:
a) hukuman mati; dan
b) hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan hukuman sementara waktu
(setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun).
(2) Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
a) pencabutan hak-hak tertentu;
b) perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan
c) pengumuman keputusan hakim.
2) Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukuman
berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: Pasal 338 KUHP, menyebutkan “barang
siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun”.
Sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan, Sanksi sosial
diberikan oleh masyarakat, misalnya dengan cemoohan, dikucilkan dari pergaulan, bahkan
yang paling berat diusir dari lingkungan masyarakat setempat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah orang dari perbuatan
melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi psikologis. Sanksi psikologis
dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika seseorang melakukan pelanggaran terhadap peraturan,
tentu saja di dalam batinnya ia merasa bersalah. Selama hidupnya, ia akan dibayang-bayangi
oleh kesalahannya itu. Hal ini akan sangat membebani jiwa dan pikiran kita. Sanksi inilah yang
merupakan gerbang terakhir yang dapat mencegah seseorang melakukan pelanggaran terhadap
aturan
3. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum
Wujud dari partisipasi masyarakat adalah dengan menampilkan perilaku yang
mencerminkan ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum. Ketaatan atau kepatuhan terhadap
hukum yang berlaku merupakan konsep nyata dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam
perilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang
diperlihatkan oleh seorang warga negara, secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran
hukum yang dimilikinya.
Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk:
a. memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;
b. mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
c. menegakkan kepastian hukum.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dapat dilihat
dari perilaku yang diperbuatnya:
a. disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
b. tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. menciptakan keselarasan;
e. mencerminkan sikap sadar hukum;
f. mencerminkan kepatuhan terhadap hukum
Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita tampilkan dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara
sebagai bentuk perwujudan partisipasi kita dalam proses penegakan dan perlindungan hukum.
Berikut ini contoh perilaku yang mencerminkan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku :
a. Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
1. Mematuhi perintah orang tua.
2. Ibadah tepat waktu.
3. Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik dan sebagainya.
4. Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
· Menurut Andi Hamzah sebagaimana dikutip oleh Soemardi dalam artikelnya yang
berjudul Hukum dan Penegakan Hukum (2007), perlindungan hukum dimaknai sebagai daya
upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang
bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai
dengan hak-hak asasi yang ada.
· Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain,
pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditetapkan oleh peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan merupakan
pengingkaran terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup orang lain.
· Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum . Kepentingan
setiap orang akan terlindungi apabila hukum yang mengaturnya dilaksanakan baik oleh
masyarakat ataupun aparat penegak hukum .
· Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat mewujudkan
hal – hal berikut ini :
a. Tegaknya supremasi hukum
b. Tegaknya Keadailan
c. Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat
· Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, 2002) sangat tergantung pula
dari beberapa faktor, antara lain:
a. Hukumnya.
b. Penegak hukum
c. Masyarakat,
d. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
e. Kebudayaan,
· Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia , diantaranya :
1. Pasal 27 ayat (1) UUD RI 1945
2. Pasal 28 D ayat (1) UUD RI 1945
3. Pasal 30 ayat (4) UUD RI 1945
· Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian
1. Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
2. Peran Kejaksaan Republik Indonesia
3. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
4. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum
5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
· Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain,
pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditetapkan oleh peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan merupakan
pengingkaran terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup orang lain.
· Sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan, Sanksi sosial
diberikan oleh masyarakat, misalnya dengan cemoohan, dikucilkan dari pergaulan, bahkan
yang paling berat diusir dari lingkungan masyarakat setempat.
· Wujud dari partisipasi masyarakat adalah dengan menampilkan perilaku yang
mencerminkan ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum. Ketaatan atau kepatuhan terhadap
hukum yang berlaku merupakan konsep nyata dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam
perilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang
diperlihatkan oleh seorang warga negara, secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran
hukum yang dimilikinya.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas dan simpulan yang telah di kemukakan sebelumnya, pada
bagian ini penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penulis berharap dari adanya tugas ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi para
pembaca terutama siswa sebagai generasi mudah.
2. Penulis berharap agar siswa lebih mudah memahami perlindungan dan penegakkan
hukum.
3. Penulis menyadari bahwa masih banyak siswa yang belum memahami tentang
perlindungan dan penegakkan hukum maka dalam hal ini perlu mendapatkan perhatian dari
para guru terutama para ahli hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Halimi Muhammad, Sundawa Dadang, Nasiwan, 2014, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Jakarta, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Anwar Yesmil, System Peradilan Pidana (Konsep, Komponen dan Pelaksanaannya Dalam
Penegakkan Hukum Di Indonesia), Online,
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32820/4/Chapter%20I.pdf), Diakses 25
November 2014
https://www.kompasiana.com/skrl/54f5dd5da33311b5528b470c/uud-1945-pasal-28-d-ayat-1
http://www.smansax1-edu.com/2014/11/dasar-hukum-perlindungan-dan-penegakan.html
http://www.kartikaafriyanti.blogspot.com