Anda di halaman 1dari 20

A.

Pengertian Metoda Akuntansi

International Accounting Standards Board atau IASB telah menetapkan kerangka kerja
pelaporan yang mencakup tiga jenis perubahan akuntansi. Tiga jenis perubahan akuntansi
tersebut, yaitu :

1. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Perubahan kebijakan akuntansi yaitu perubahan dari satu kebijakan akuntansi


berterima umum yang satu ke kebijakan akuntansi berterima umum yang lain. Contoh
perubahan metode depresiasi peralatan pabrik dari double declining (saldo menurun
berganda) ke straight line (garis lurus)

2. Perubahan Estimasi Akuntansi


Perubahan estimasi akuntansi adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari
informasi baru atau diperolehnya pengalaman tambahan. Contohnya adalah perubahan
estimasi umur manfaat aktiva yang dapat disusutkan
3. Perubahan Entistas Pelaporan
Perubahan entitas pelaporan adalah perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis
entitas ke jenis entitas lainnya. Sebagai contoh, perubahan anak perusahaan spesifik
dalam satu kelompok perusahaan di mana laporan keuangan konsolidasi disusun.

Kategori keempat membutuhkan perubahan akuntansi, walaupun hal ini tidak


diklasifikasikan sebagai perubahan akuntansi, yaitu :

4. Kesalahan-Kesalahan dalam Laporan Keuangan


Kesalahan – kesalahan dalam laporan keuangan adalah kesalahan yang terjadi
sebagai akibat dari kesalahan matematis, keslahaan penerapan prinsip akuntansi, atau
kelalaian atau penyalahgunaan fakta yang ada pada saat laporan keuangan disusun.
Contohnya adalah penerapan metode persediaan eceran yang tidak tepat dalam
menentukan persediaan akhir.
B. Perubahan Prinsip Akuntansi

Perubahan prinsip akuntansi adalah penggunaan suatu prinsip akuntansi yang lazim
yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim yang digunakan dalam periode
sebelumnya. Istilah prinsip akuntansi di sini mencakup juga metode-metode yang
digunakan.Perubahan dalam prinsip akuntansi ini dapat terjadi karena perusahaan
mempunyai beberapa alternatif metode untuk penerapan suatu prinsip.

Tiga pendekatan berikut telah disarankan untuk melaporkan perubahan prinsip


akuntansi :

1. Pelaporan Perubahan pada Periode Berjalan.

Pengaruh kumulatif adalah perbedaan laba tahun sebelumnya antara metode baru
dan metode lama. Penyesuaian ini kemudian dilaporkan hanya dalam laporan laba rugi
tahun berjalan. Perusahan tidak mengubah laporan keuangan tahun sebelumnya.

2. Pelaporan Perubahan Secara Retrospektif.

Penyesuaian Retrospektif atas laporan keuangan akan menyusun kembali laporan


keuangan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten dengan prinsip yang baru
ditetapkan. Perusahaan menyajikan pengaruh kumulatif dari perubahan sebagai
penyesuaian atas laba ditahan awal tahun paling awal yang disajikan dalam laporannya.

3. Pelaporan Perubahan secara Prospektif (di masa depan).

Pada pendekatan ini, hasil yang telah dilaporkan sebelumnya biasanya tidak
diubah. Saldo awal tidak perlu disesuaikan. Pendukung pendekatan ini berargumen
bahwa setelah manajemen menyajikan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi
yang dapat diterima, maka laporan tersebut sudah final, manajemen tidak dapat
mengubah peirode sebelumnya dengan menerapkan prinsip baru.

• Istilah perubahan dalam prinsip akuntansi ini tidak termasuk:


a. Pemakaian pertama suatu prinsip akuntansi untuk mencatat transaksi yang baru
pertama kali terjadi dalam perusahaan.
b. Penggunaan atau perubahan suatu prinsip akuntansi yang perlu dilakukan karena
adanya perubahan sifat transaksi.
c. Perubahan dari prinsip akumulasi yang tidak lazim ke prinsip yang lazim.

• Beberapa contoh dari perubahan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut:


a. Perubahan dalam metode pembebanan harga pokok persediaan, seperti dari LIFO ke
FIFO atau ke rata-rata tertimbang.
b. Perubahan dalam metode depresiasi aktiva tetap, seperti dari double declining balance
method ke straight line method.
c. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, seperti dari metode
kontrak selesai ke metode persentase penyelesaian.
d. Perubahan dalam perhitungan biaya produksi, seperti dari full costing ke direct
costing.

• Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat kumulatif


Akibat kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi diperlakukan sebagai berikut :
a. Jumlah akibat kumulatif dari perubahan prinsip dilaporkan dalam laporan laba rugi di
antara elemen-elemen luar biasa dan laba bersih. Pelaporannya dengan jumlah sesudah
dikurangi pajak penghasilan.
b. Laporan keuangan periode-periode sebelumnya tidak perlu dikoreksi.
c. Laba sebelum elemen luar biasa dan laba bersih periode-periode sebelumnya
ditunjukkan dalam laporan laba rugi tahun sekarang dengan jumlah yang udah
dikoreksi.

• Perubahan prinsip akuntansi yang mempunyai akibat retroaktif

Perubahan prinsip akuntansi tertentu diperlakukan secara retroaktif. Dengan cara ini
laporan keuangan periode-periode sebelumnya (yang dilaporkan) disusun kembali sesuai
dengan prinsip yang baru. Bila masih terdapat sisa akibat kumulatif (sesudah laporan
keuangan periode-period sebelumnya yang dilaporkan, direvisi) maka sisa tersebut
dikoreksikan ke saldo awal rekening laba tidak dibagi dari periode terawal yang
dikoreksi. Perubahan prinsip akuntansi yang memerlukan retroaktif adjustment adalah :

a. Perubahan metode penentuan harga pokok persediaan dari LIFO ke metode lain.
b. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang.
c. Perubahan dari atau ke full cost method yang digunakan dalam industri extractive.

• Perubahan metode penentuang harga pokok persediaan ke LIFO

Perubahan ke LIFO merupakan suatu pengecualian dari dua perlakuan di atas


(kumulatif dan retroaktif). Apabila suatu perusahaan mengganti metode penentuan harga
pokoknya ke LIFO, maka persediaan awal dalam periode pergantian metode itu
merupakan dasar perhitungan untuk periode tersebut dan periode-periode berikutnya.
Pergantian metode ke LIFO ini tidak memerlukan koreksi baik kumulatif maupun
retroaktif.

• Melaporkan Perubaahan Prinsip Akuntansi

Pengungkapan perubahan akuntansi sangatlah penting. Para pemakai laporan


keuangan menginginkan informasi konsisten dari satu periode ke periode berikutnya.
Konsisten seperti ini menjamin manfaat laporan keuangan. Persyaratan pengungkapan
utama disajikan berikut ini:

1. Sifat dan alasan perubahan prinsip akuntansi tersebut. Bagian ini harus menyerahkan
penjelasan mengenai kelebihan prinsip akuntansi baru tersebut.
2. Metode penerapan perubahan tersebut, dan:
a. Deskripsi, informasi periode terdahulu yang telah dikoreksi secara retrospektif
b. Pengaruh perubahan tersebut terhadap laba operasi yang berlanjut, laba bersih
setiap item dalam satu bagian yang ikut berpengaruh dan setiap nlai per saham
yangvterpengaruh dalam periode berajalan dan salam stiap periode terdahulu
yang terkoreksi secara retrospektif
c. Pengaruh kumulatif perubahan terhadap laba ditahan atau komponen ekuitas atau
aktiva bersih dalam laporan posisi keuangan tehitung periode paling terdahulu
yang tercatat didalamnya.
C. Perubahan Taksiran

Perubahan taksiran atau estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset
atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik asset yang berasal dari penilaian status kini
dan ekspetasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan asset dan liabilitas.

Informasi akuntansi tidak dapat diukur dan dilaporkan secara tepat. Begitu juga untuk
membuat laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan. Data akuntansi sering
harus didasarkan pada taksiran kejadian di masa mendatang. Dimana taksiran yang terdapat
dalam laporan keuangan ini didasarkan pada pertimbangan profesional yang baik atas
informasi yang tersedia saat itu. Namun dikemudian hari, dari tambahan pengalaman atau
adanya fakta baru, kadang-kadang masalahnya menjadi jelas sehingga taksiran awal perlu
disesuaikan agar menggambarkan keadaan perusahaan saat ini dengan lebih akurat. Dengan
demikian terjadilah perubahan taksiran akuntansi.

Adapun beberapa pos-pos yang memerlukan taksiran, diantaranya:

• Piutang tak tertagih


• Keusangan Persediaan
• Umur manfaat dan nilai sisa aktiva
• Periode yang menerima manfaat dari biaya yang ditangguhkan
• Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak penghasilan
• Cadangan mineral yang dapat dipulihkan kembali
• Perubahan metode penyusutan
Perubahan taksiran dianggap sebagai bagian dari proses akuntansi yang normal dan
harus ditangani secara propektif. Artinya, tidak ada perubahan yang harus dibuat dalam hasil
yang dilaporkan sebelumnya. Jadi, pengaruh dari semua perubahan taksiran diperhitungkan
pada :

1) Periode perubahan jka perubahan itu hanya mempengaruhi periode bersangkutan; atau
2) Perubahan periode bersangkutan dan periode di masa datang jika perubahan tersebut
mempengaruhi keduanya.
Contoh:
Pada tahun 2007, PT C membeli gudang senilai Rp510 juta. Masa manfaat gudang
diperkirakan selama 20 tahun dengan estimasi nilai sisa Rp10 juta. Pada awal tahun 2009,
PT C mengubah masa manfaat gudang menjadi 30 tahun dengan perkiraan nilai sisa Rp5
juta

Maka, perhitungannya (dalam ribuan rupiah):

Penyusutan = Nilai Perolehan – Nilai Sisa

Umur Ekonomis

= 510.000 – 10.000

20 tahun

= Rp25.000

Oleh karena aktiva telah digunakan selama 2 tahun maka akumulasi penyusutannya 25.000
x 2 = Rp50.000

Nilai yang tercatat = Nilai perolehan – Akumulasi Penyusutan


= 510.000 – 50.000
= Rp460.000

Penyusutan tahunan = Nilai yang Tercatat – Nilai Sisa Baru


Sisa Masa Manfaat
= 460.000 – 5.000
(30 – 2)
= Rp16.250
Maka, Jurnalnya:
Beban penyusutan Rp16.250
Akumulasi penyusutan Rp16.250

D. Perubahan dalam Kesatuan Pelaporan

Konsep kesatuan usaha memandang perusahaan sebagai suatu entitas yang terpisah dari
pemiliknya dan juga dari perusahaan-perusahaan lainnya. Berlandas konsep kesatuan usaha
ini maka akuntansi menyajikan gambaran tentang perusahaan sebagai entitas yang berdiri
sendiri, tidak tercampur dengan pemiliknya atau terpisah. Hanya aktiva, hutang, dan ekuitas
pemilik yang secara khusus berhubungan dengan suatu usaha tertentu yang harus dilaporkan
dalam laporan keuangan perusahaan tersebut.

Konsep kesatuan usaha telah menetapkan harus dipandang terpisah dari perusahaan-
perusahaan lain. Pada saat seorang individu mempunyai lebih dari satu jenis bisnis yang
tidak berhubungan, setiap bisnis harus diperlakukan sebagai suatu kesatuan yang terpisah.
Seseorang yang memiliki dua buah perusahaan misalnya sebuah apotik dan sebuah bengkel
mobil hendaknya mengadakan catatan- catatan akuntansi tersendiri untuk perusahaan
perusahaan itu.

Contoh perubahan dalam kesatuan pelaporan adalah:

1. Menyajikan laporan konsolidasi untuk menggantikan laporan perusahaan individual


2. Mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kelompok perusahaan dimana
laporan keuangan konsolidasi disajikan
3. Mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan
4. Perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas, atau konsolidasi untuk anak perusahaan dan
investasi. Perubahan dalam entitas pelaporan bukan berasal dari penciptaan, pemutusan,
pembelian atau disposisi anak perusahaan atau unit bisnis lainnya.
Perubahan dalam pelaporan harus diungkapkan secara retroaktif dengan menyatakan
kembali laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya dengan asumsi unit pelaporan baru telah
diterapkan di laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya. Penerbitan kembali laporan
laporan keuangan tahun sebelumnya bertujuan untuk membandingkan hasil dari perubahan
pelaporan keuangan yang baru dan yang lama. Selain itu, efek perubahan pelaporan terhadap
pendapatan operasi, laba bersih, danlaba per saham terkait harus diungkapkan sebagai
perbandingan.

E. Ikhtisar Perubahan Akuntansi Dan Koreksi Kesalahan


1. Analisis Kesalahan

Dalam kenyataannya, mendefinisikan materialitas adalah sulit, dan pengalaman serta


pertimbangan harus digunakan untuk menentukan apakah perlu melakukan penyesuaian
atas kesalahan tertentu. Semua kesalahan yang dibahas dalam bagian ini diasumsikan
material dan membutuhkan penyesuaian.

a. Kesalahan-Kesalahan Dalam Neraca


Kesalahan-kesalahan ini hanya akan mempengaruhi penyjian akun aktiva,
kewajiba atau ekuitas pemegang saham. Contohnya adalah klasifikasi piutang jangka
pendek sebagai bagian dari investasi, klasifikasi wesel bayar sebagai hutang usaha dan
klasifikasi aktiva pabrik sebagai persediaan. Reklasifikasi atas pos-pos tersebut ke
posisi yang benar diperlukan apabila kesalahan ditemukan. Jika laporan komparatif
yang mencakup tahun kesalahan telah dibuat, maka neraca untuk tahun kesalahan
tersebut akan dinyatakan kembali secara benar.
b. Kesalahan-Kesalahan Dalam Laporan Laba-Rugi
Kesalahan-kesalahan ini hanya akan mempengaruhi penyajian akun-akun nominal
dalam laporan laba rugi. Kesalahan-kesalahan yang melibatkan klasifikasi yang tidak
benar atas pendapatan atau beban, seperti mencatat pendpatan bunga sebagai bagian
dari penjualan, pembelian sebagai beban piutang ragu-ragu dan beban penyusutan
sebagai beban bunga. Kesalahan klasifikasi dalam laporan laba rugi tidak memiliki
pengaru terhadap neraca dan laba bersih.
c. Kesalahan Dalam Neraca Dan Laporan Laba Rugi
Kesalahan yang saling menyeimbangkan adalah kesalahan yang akan dioffset atau
dikoreksi selama dua periode. Yang kedua ada Kesalahan yang tidak saling
menyeimbangkan yaitu kesalahan yang tidak dioffset dalam periode akuntansi
berikutnya. Misalnya, tidak megkapitalisasi peralatan yang memiliki unur manfaat 5
tahub. Jika kita langsung membebankan aktiva ini maka beban akan dinyatakan terlalu
tinggi dalam periode pertama, tetapi dinyatakan terlalu rendah pada empat periode
berikutnya. Pada akhir periode kedua, dampak kesalahan itu tidak sepenuhnya dioffset.
Laba bersih dinyatakan dengan benar hanya secara agregat pada akhir tahun ke 5,
karena aktiva telah disusutkan sepenuhnya. Jadi, kesalahan yang tidak saling
menyeimbangkan adalah kesalahan yanh memerlukan lebih dari 2 periode untuk
mngoreksinya.
2. Penyusunan Laporan Keuangan dengan Koreksi Kesalahan

Sampai saat ini, pembahasan tentang analisis kesalahan lebih ditujukan pada
identifikasi jenis kesalahan yang terlibat dan akuntansi untuk mengoreksinya dalam
catatan akuntansi. Koreksi kesalahan harus disajikan pada laporan keuangan komparatif.

Berikut ini disajikan pelaporan koreksi kesalahan :

Kategori Akuntansi Jenis pelaporan Ulang


Pengakuan biaya Mencatat biaya pada periode atau dalam
nilai yang tidak tepat
Pengakuan Perhitungan tidak tepat atas pendapatan.
pendapatan Kategori ini mencakup pengakuan tidak
tepat atas pendapatan, pengakuan atas
pendapatan yang diragukan, atau sejumlah
kesalahan pelaporan atas pendapatan.
Misklasifikasi Misklasifikasi pos akuntansi yang signifikan
dalam neraca, laporan laba rugi atau laporan
arus kas. Mencakup pelaporan ulang akibat
misklasifikasi akun jangka pendek atau
panjang atau akun yang berpengaruh
terhadap arus kas operasi.
Ekuitas-lain-lain Perhitungan tidak tepat atas EPS, saham
terbatas, waran, dan instrumen ekuitas lain.
Cadangan/Kontinjensi Kesalahan yang mencakup piutang usaha
utang tak tertagih, cadangan persediaan,
penyisihan untuk pajak penghasilan,
kontinjensi dan rugi.
Aktiva Berusia Penurunan nilai aktiva properti, pabrik, dan
Panjang perlatan, goodwill, atau aktiva terkait
lainnya.
Perpajakan Kesalahan yang mencakup koreksi atas
provisi pajak, penanganan tidak tepat atas
kewajiban pajak, dan pos-pos lain yang
terkait pajak.
Ekuitas-laba Penghitungan tidak tepat atas transaksi
komprehensif lainnya ekuitas yang terkait laba komprehensif
antara lain pos mata uang asing, penyesuaian
keajiban miinimum atas pensiun,
keuntungan dan kerugian yang tidak diakui
atas investasi tertentu dalam utang, sekuritas
ekuitas, dan derivatif.
Persediaan Penilaian biaya persediaan, isu kuantitas,
dan biaya penyesuian penjualan.
Ekuitas-opsi saham Perhitungan tidak tepat atas opsi saham
karyawan.
Lain-lain Semua pelaporan ulang yang tidak tercakup
dalam kategori diaats antara lain yang terkait
penghitungan tidak tepat atas akuisisi atau
merger.

3. Jurnal Koreksi

Jurnal koreksi yang dibuat untuk membetulkan kesalahan-kesalahan akan tergantung


pada bentuk laporan laba rugi yang disusun. Apabila laporan laba rugi disusun dengan
cara ol inclusive (semua elemen yang mempengaruhi laba rugi dilaporkan dalam laporan
laba rugi) maka jurnal koreksi akan dicatat dalam rekening-rekening nominal. Apabila
laporan laba rugi disusun dengan cara current operating performance (laporan laba rugi
hanya menunjukkan laporan-laporan transaksi-transaksi yang sering terjadi yang timbul
dalam periode itu) maka jurnal koreksi akan dicatat dalam rekening laba tidak dibagi.

Bila mengikuti prinsip sekarang yang berlaku, maka koreksi atas kesalahan dicatat ke
rekening laba tidak dibagi dan dilaporkan dalam laporan tidak dibagi. Berikut ini
diberikan contoh jurnal koreksi untuk membetulkan beberapa kesalahan-kesalahan yang
terjadi dan pengaruh masing-masing kesalahan terhadap neraca dan laporan laba rugi.
a. Kesalahan dalam persediaan barang
Misalnya persediaan barang Desember 2005 terlalu kecil Rp.10.000. akibat dari
kesalahan terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak seperti berikut.

Laporan laba rugi Neraca


2005 Harga pokok Aktiva terlalu kecil
penjualan terlalu besar karena persediaan terlalu
karena persediaan akhir kecil.
yang terlalu kecil.
Laba bersih terlalu Laba tidak dibagi
kecil. terlalu kecil

2006 Hrga pokok Neraca sudah benar


penjualan terlalu kecil karena kesalahan tahun
karena persediaan awal 2005 dibenarkan oleh
terlalu kecil. Laba bersih kesalahan tahun 2006
terlalu besar.

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum buku-buku ditutup tahun 2006, maka
kesalahan ini perlu dibetulkan. Jurnal koreksi untk membetulkan kesalahan seperti ini
adalah sebagai berikut:
Persediaan Barang Rp.10.000
Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba tidak dibagi) Rp.10.000
Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006, tidak
diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan persediaan akhir 2005 yang terlalu kecil
sudah dibetulkan dengan kesalahan persediaan awal tahun 2006 yang terlalu besar.

b. Kesalahan dalam pembelian dan persediaan barang


Misalnya barang-barang seharga Rp.20.000 yang dibeli tahun 2005 baru dicatat
dalam tahun 2006. Barang-barang tersebut tidak termasuk dalam perhitungan akhir
tahun 2005. Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak
sebagai berikut:

Laporan laba rugi Neraca


2005 harga pokok Aktiva dan utang kecil
penjualan benar karena
pembelian terlalu kecil
diimbangi dengan persediaan
akhir yang terlalu kecil. Laba tidak dibagi dengan
Laba bersih benar. benar

2006 harga pokok Aktiva dan utang sudah


penjualan benar karena benar karena kesalahan tahun
pembelian terlalu besar 2005 dibenarkan oleh
diimbangi dengan persediaan kesalahan tahun 2006
awal yang terlalu kecil.
Laba bersih benar

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum buku-buku ditutup tahun 2006, maka
kesalahan ini perlu dibetulkan. Jurnal koreksi untuk membetulkan kesalahan seperti ini
adalah sebagai berikut

Persediaan barang pembelian Rp.20.000


Pembelian Rp.20.000

Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 tidak
diperlukan jurnal koreksi karena keslahan persediaan akhir dan pemelian akhir tahun
2005 sudah dibetulkan dengan adanya kesalahan persediaan awal dan persediaan awal
dan pembelian tahun 2006

c. Kesalahan mencatat pembelian


Misalnya pembelian sebesar Rp. 15.000 pada akhir tahun 2005 baru dicatat pada
awal tahun 2006. Barang-barang ini termasuk dalam perhitungan persediaan akhir
tahun 2005. Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak
sebagai berikut:
Laporan laba rugi Neraca
2005 harga pokok Aktiva benar tetapi
penjualan terlalu kecil karena utang terlalu kecil
pembelian terlalu kecil
Laba bersih terlalu besar Laba tidak dibagi terlalu
besar
2006 harga pokok
penjualan terlalu besar Neraca sudah benar
karena pembelian terlalu karena kesalahan tahun 2005
besar. sudah dibetulkan oleh
Laba bersih terlalu kecil kesalahan tahun 2006

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum buku-buku ditutup tahun 2006 maka
kesalahan ini perlu dibetulkan. Jurnal koreksi untuk membetulkan kesalahan ini adalah
sebagai berikut:
Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba tidak dibagi) Rp.15.000
Pembelian Rp.15.000
Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 tidak
diperlukan koreksi karena kesalahan pembelian tahun 2005 yang terlalu kecil sudah
dibetulkan dengan kesalahan tahun 2006 yang terlalu besar.

d. Kesalahan mencatat penjualan barang


Misalnya penjualan barang seharga Rp.35.000 pada akhir Desember 2005 baru
dicatat pada tahun 2006. Karena barangnya sudah dikirim pada tahun 2005 maka tidak
termasuk dalam persediaan akhir tahun 2005. Akibat dari kesalahan ini terhadap
neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai berikut:

Laporan laba rugi Neraca


2005 penjualan teralalu Aktiva terlalu kecil
kecil karena piutang tidak dicatat
Laba tidak dibagi
Laba bersih terlalu kecil terlalu kecil
2006 Penjualan terlalu
besar Neraca benar karena
Laba bersih terlalu kesalahan 2005 dibenarkan
besar oleh kesalahan 2006

Apabila kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku tahun 2005 maka jurnal
koreksinya sebagai berikut:
Penjualan Rp.35.000
Laba tidak dibagi Rp.35.000

e. Kesalahan mencatat biaya dibayar dimuka


Misalnya pada tanggal 1 Januari 2005 perusahaan membuat perjanjian suransi
kebakaran untuk jangka waktu 5 tahun dengan premi sebesar Rp.50.000 yang dibayar
dimuka. Pembayaran premi didebitkan ke rekening biaya asuransi dalam tahun 2005,
pada akhir tahun 2005 dibuat penyesuaian yang mencatat asuransi dibayar dimuka
sebesar saldo per 31 Desember 2006. Apabila pada akhir tahun 2005 tidak dibuat
penyesuaian untuk premi asuransi maka kesalahan akan membawa akibat sebagai
berikut:

Laporan laba rugi Neraca


2005 biaya terlalu besar Aktiva terlalu kecil karena
karena tidak ada penyesuaian tidak ada asuransi dibayar
untuk asuransi dibayar dimuka dimuka
Laba bersih terlalu kecil
Laba tidak dibagi terlalu
2006 Biaya sudah benar kecil
Laba bersih sudah benar
Aktiva benar
Laba tidak dibagi terlalu
kecil akibat kesalahan tahun
2005

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum buku-buku ditutup tahun 2006, maka
kesalahan ini perlu dibetulkan dengan jurnal sebagai berikut:

Asuransi bayar dimuka Rp.30.000


Biaya asuransi Rp.10.000
Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba tidak dibagi) Rp.40.000

Jika pada akhir tahun 2006 tidak dibuat jurnal untuk mencatat biaya
dibayar dimuka dan kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006,
maka jurnal koreksinya sebagai berikut:
Asuransi dibayar dimuka Rp.30.000
Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba tidak dibagi) Rp.30.000
f. Kesalahan mencatat utang biaya
Misalnya bunga yang masih akan dibayar pada akhir tahun 2005 sebesar
Rp.10.000 tidak dicatat. Akibat kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi
nampak sebagai berikut:
Laporan laba rugi Neraca
2005 biaya terlalu kecil Utang terlalu kecil
karena bunga tidak dicatat karena utang bunga tidak
Laba bersih terlalu besar dicatat
Laba tidak dibagi terlalu
2006 biaya terlalu besar besar
karena bunga tahun 2005
dicatat tahun 2006 Neraca sudah benar
Laba bersih terlalu kecil karena kesalahan tahun 2005
dibenarkan oleh kesalahan
tahun 2006

Apabila kesalan ini diketahui sebelum penetupan buku tahun 2006, maka harus
diuatakan pembetulan. Jurnal koreksi yang dibuat untuk membetulkan kesalahan ini
adalah sebagai berikut:

Koreksi laba tahun lalu (laba tidak dibagi) Rp.10.000


Biaya bunga Rp.10.000

Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 maka tiidak
perlu dibuat jurnal koreksi karena kesalahan mencatat biaya bunga yang terlalu kecil
dalam tahun 2005 sudah dibetulkan oleh kesalahan biaya bunga tahun 2006 yang
terlalu besar.

g. Kesalahan mencatat piutang pendapatan


Misalnya pendapatan bunga yang masih akan diterima pada akhir tahun 2005
sebesar Rp.25.000 tidak dicatat pada akhir tahun. Pendapatan bunga baru dicatat pada
tahun 2006 yaitu pada saat diterimanya. Akibat kesalahan ini terhadap neraca dan
laporan laba rugi nampak sebagai berikut:

Laporan laba rugi Neraca


2005 penghasilan Aktiva terlalu kecil
terlalu kecil karena piutang pendapatan
bunga tidak dicatat
Laba bersih terlalu Laba tidak dibagi
kecil terlalu kecil

2006 penghasilan Neraca sudah benar


terlalu besar karena kesalahan tahun
2005 sudah dibetulkan oleh
Laba bersih terlalu kesalahan tahun 2006
besar

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum penutupan buku 2006 maka perlu
dibuatkan jurnal koreksi seabagi berikut:
Pendapatan bunga Rp. 25.000
Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba tidak dibagi) Rp.25.000

Jika kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku 2006 maka tidak diperlukan
jurnal koreksi karena kesalahan mencatat pendapatan bunga tahun 2005 yang terlalu
kecil sudah dibetulkan oleh kesalahan mencatat pendapatan bunga tahun 2006 yang
terlalu besar.
h. Pendapatan Diterima di Muka yang Dinyatakan Terlalu Rendah
pada tanggal 31 Desember 2007, Hurley Enterprises menerima Rp.50.000 sebagai
pembayaran di muka atas sewa ruangan kantor untuk tahun berikutnya. Ayat jumal
yang dibuat pada saat menerima pembayaran sewa adalah mendebet Kas dan
mengkredit Pendapatan Sewa. Tidak ada ayat jurnal penyesuaian yang dibuat per 31
Desember 2007. Ayat jurnal per 31 Desember 2008, untuk mengkoreksi kesalahan ini,
dengan asumsi bahwa pembukuan belum ditutup untuk tahun 2008, adalah:
Laba Ditahan 50.000
Pendapatan Sewa 50.000

Jika Pembukuan Hurley telah ditutup untuk tahun 2008, maka tidak ada ayat
jurnal yang dibuat karena kesalahannya telah saling diseimbangkan.

i. Kesalahan dalam Taksiran Umur


Misalnya dibeli mesin pada tangggal 1 Januari 2005 dengan harga Rp200.000,00.
Depresiasi mesin ditentukan sebesar 15%. Pada akhir tahun 2006 diketahui bahwa
taksiran umur mesin tersebut terlalu rendah , sehingga seharusnya depresiasi per tahun
adalah 10% dari harga perolehan. Kesalahan ini adalah merupakan perubahan taksiran
akuntansi, sehingga biaya depresiasi yang sudah dibebankan tidak dikoreksi. Koreksi
mulai diperlakukan untuk depresiasi tahun 2006 dan seteusnya. Dengan cara ini tidak
ada jurnal koreksi yang dibuat. Jurnal untuk mencatat depresiasi tahunan sejak 2006
adalah sebagai berikut:
Depresiasi Mesin Rp20.000,00
Akumulasi Depresiasi Mesin Rp20.000,00
DAFTAR PUSTAKA

Dikutip pada 2 November 2019 pada:

http://saidahida3010.blogspot.com/2016/05/perubahan-akuntansi-dan-koreksi.html

https://manajemenkeuangan.net/3-perubahan-metode-akuntansi-yang-mempengaruhi-tujuan-
laporan-keuangan/

https://www.coursehero.com/file/21198385/Pengertian-perubahan-metode-akuntansi/

https://www.academia.edu/19550537/TUGAS_AKUNTANSI_PERUBAHAN_AKUNTANSI_
DAN_KOREKSI_KESALAHAN

Dikutip pada 3 November 2019 pada :


https://feelinbali.blogspot.com/2014/02/perubahan-akutansi-dan-analisis.html
https://www.slideshare.net/Gendro1978/kebijakan-akuntansi-perubahan-estimasi-akuntansi-
kesalahan
https://keuanganlsm.com/konsep-kesatuan-usaha/
RINGKASAN MATA KULIAH

PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN

Nama Kelompok 8 :

Ida Ayu Vika Aprilia 1807531046

Dewa Ngakan Gede Galang Manacika 1807531173

Ni Komang Yunita Cahyanti 1807531212

EKA 328 C2

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2019/2020

Anda mungkin juga menyukai