Anda di halaman 1dari 15

KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR

MENGAJAR

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Etika Profesi Guru
Dosen Pengampu: Sudianto, M.Pd

Disusun oleh:
Dewi Fitriyani
16.23.1.0003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang senantiasa melimpahkan


rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar yang diampu
oleh Bapak Sudianto, M.Pd.
Penyusun menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari
buku maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada
tersebut. Penyusun berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian makalah ini. Hingga tersusun makalah yang sampai
dihadapan pembaca pada saat ini.
Penyusun juga menyadari bahwa makalah yang penyusun tulis ini masih
banyak kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk
menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang
lebih baik.

Penyusun,

Dewi Fitriyani

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................1
1.3 Tujuan ...........................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................2
2.1 Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran (set induction and
closure skills) .........................................................................................................
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru merupakan suatu tenaga professional yang berada dalam lingkungan kependidikan.
Hal ini menuntut guru untuk memiliki suatu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru.
Disamping itu guru juga harus menguasai suatu keterampilan dasar dalam mengajar, karena
seorang guru yang professional setidaknya harus memiliki dua modal dasar dalam mengelola
kegiatan interaksi belajar mengajar, yaitu kemampuan mendesain program dan keterampilan
mengkomunikasikan program itu kepada anak didik. Dua modal dasar inilah yang dikenal
dengan “Keterampilan Dasar Mengajar”.
Meskipun pada saat ini sebagian guru masih menggunakan cara-cara yang konvesional
dalam pembelajaran. Hal ini dianggap masih mudah dilaksanakan dan peserta didik pun lebih
paham dengan cara-cara konvesional guru dalam menyampaikan materi ajar. Namun dalam
pembelajaran pun seorang guru harus mampu membangkitkan partisipasi peserta didik dalam
belajar, sehingga pembelajaran berlangsung secara baik dan menyenangkan. Seorang guru
yang profesional harus mampu membawa peserta didiknya dengan berbagai keterampilan
yang dimilikinya. Agar peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.Seorang
guru yang profesional juga harus menguasai keterampilan dasar dalam mengajar.
Keterampilan ini merupakan abilitas yang berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan.
Abilitas dapat dipandang sebagai suatu karakteristik umum dan seseorang yang
berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan.
Abilitas seorang guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui enam
keterampilan mengajar, yakni: (1) keterampilan membuka dan menutup (2) keterampilan
memberi penguatan (3) keterampilan mengadakan variasi (4) keterampilan menjelaskan (5)
keterampilan bertanya (6) keterampilan membimbing diskusi.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis bermaksud untuk membahas lebih dalam
tentang keterampilan dasar guru dalam proses pembelajaran.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah dibawah ini:

4
1. Bagaimana keterampilan dalam membuka dan menutup pembelajaran?
2. Bagaimana keterampilan memberi penguatan dalam proses pembelajaran?
3. Bagaimana keterampilan mengadakan variasi dalam mengajar?
4. Bagaimana keterampilan dalam menjelaskan materi pembelajaran?
5. Bagaimana keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran?
6. Bagaimana keterampilan membimbing diskusi dalam pembelajaran?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keterampilan dalam membuka dan menutup pembelajaran
2. Untuk memahami keterampilan memberi penguatan dalam proses pembelajaran
3. Untuk mengetahui keterampilan mengadakan variasi dalam mengajar
4. Untuk mengetahui keterampilan dalam menjelaskan materi pembelajaran
5. Untuk mengetahui keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran
6. Untuk mengetahui keterampilan membimbing diskusi dalam pembelajaran

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran (set induction and closure skills)
1) Pengertian
Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra kondisi bagi siswa agar mental maupun
perhatiannya terusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan
membarikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.[1]
Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan guru pada awal waktu pelajaran,
tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama waktu
pelajaran itu. Caranya: 1) mengemukakan tujuan yang akan dicapai, 2) menarik perhatian
siswa, 3) memberikan acuan, dan 4) membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah
dikuasai siswa dan bahan yang akan dipelajari.
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengahiri
kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentan apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian
siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.[2]
2) Komponen membuka dan menutup pembelajaran
Komponen membuka dan menutup pembelajaran sebagaimana dijelaskan M. Uzer
Usman adalah sebagai berikut:[3]
Komponen membuka pembelajaran meliputi:
 Menarik perhatian siswa. Gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran atau
pola interaksi yang bervariasi. Menimbulkan motivasi, disertai kehangatan dan
keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang
bertentangan dan memperhatikan minat atau interest siswa.
 Memberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemukakan tujuan
pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan
dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas dan mengajukan
beberapa pertanyaan.

6
 Memerikan apersepsi (memberikan kaitan antara materi sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari) sehingga materi yang dipalajari merupakan satu-
kesatuan yang utuh.
Komponen menutup pembelajaran meliputi:
 Meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum hasil
pembelajaran.
 Melakukan evaluasi. Bentuk evaluasiyang dilakukan oleh guru antara lain adalah
mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain,
mengeksplorasi pendapat siswa sendiri dan memberikan soal-soal tertulis.
2.2 Keterampilan memberi penguatan
1. Pengertian
Penguatan adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal maupun non verbal.
Penguatan ini merupakan bagian dan modivikasi tingkah laku guru terhadap tingkah
laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa
atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan atau koreksi.
2. Tujuan penguatan
Tujuan dan pemberian penguatan ini adalah untuk:
1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran
2) Merangsang dan meningkatkan motifasi belajar
3) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif
4) Komponen keterampilan penguatan
5) Verbal reinforcementmerupakan penguatan dalam bentuk kata-kata. Seperti pujian
atau komentar. Contohnya: Pekerjaanmu rapi benar.
6) Gestural reinforcement(non-verbal) terdiri dari penguatan berupa mimik dan
gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan
(contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa
simbol atau benda dan penguatan tak penuh.
2.3 Keterampilan mengadakan variasi
1. Pengertian
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kejenuhan siswa, sehingga dalam

7
situasi belajar mengajar, siswa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh
partisipasi.[4]
Jadi keterampilan menggunakan variasi merupakan keterampilan guru dalam
menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan
kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah
dan antusias dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar
dapat berlangsung secara efektif.
2. Tujuan mengadakan variasi
Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar yaitu menghilangkan
kebosanan dalam mengikuti proses belajar, mempertahankan kondisi optimal belajar,
meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik,dan memudahkan pencapaian
tujuan pengajaran.
Prinsip-prinsip penggunaan variasi:
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai.
2. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan
merusak perhatian siswa dan tidak menganggu kegiatan pembelajaran.
3. Direncanakan dengan baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2.4 Keterampilan menjelaskan
1. Pengertian
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar
yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga
mudah dipahami para peserta didik. Penyampaian informasi yang terencana dengan
baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan
menjelaskan.
Ditinjau dari isi yang disampaikan oleh guru kepada siswa, maka menjelaskan
dapat dibedakan antara lain:[5]
1) Menyampaikan informasi
2) Menerangkan
3) Menjelaskan

8
4) Memberi motivasi
5) Mengajukan pendapat pribadi
6) Tujuan menjelaskan
7) Membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, dalil, dan sebagainya
secara objektif dan bernalar.
8) Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” yang muncul dalam proses
pembelajaran.
9) Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah melalui
cara yang berfikir sistematis.
10) Mendapatkan balikan dari siswa tentang tingkat pemahamannya terhadap konsep
yang dijelaskan dan untuk mengatasi salah pengertian.
11) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penalaran dalam
penyelesaian ketidakpastian.
2. Komponen keterampilan menjelaskan
1. Perencanaan
Penjelasan yang dilakukan guru perlu direncanakan denga baik, terutama yang
berkenaan dengan isi materi dan siswa itu sendiri. Isi materi meliputi analisis
masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-
unsur yang dikaitkan dengan penggunaan rumus, hukum, generalisasi yang sesuai
dengan hubungan yang telah ditentukan. Hal-hal yang berhubungan dengan siswa
hendaknya diperhatikan perbedaan individual tiap siswa baik itu usia, tugas
perkembangan, jenis kelamin, kemampuan, interest, latar belakang sosial budaya,
bakat dan lingkungan belajar anak.
2. Penyajian suatu penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
 Kejelasan
 Penggunaan contoh dan ilustrasi
 Pemberian tekanan
 Penggunaan balikan
3. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam Menjelaskan

9
 Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas.
 Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu.
 Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
 Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
 Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui
pertanyaan-pertanyaan.
2.5 Keterampilan bertanya
1. Pengertian keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya
guru dalam pengajaran melibatkan/ menggunakan tanya jawab.[6]
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi, termasuk
dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau
pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau
menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik.
Pertanyaan yang baik mempunyai berbagai fungsi antara lain:
1. Mendorong siswa untuk berpikir
2. Meningkatkan keterlibatan siswa
3. Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan
4. Mendiagnosis kelemahan siswa
5. Memusatkan perhatian siswa pada satu masalah
6. Membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik
7. Komponen keterampilan dasar bertanya
8. Jelas dan singkat, artinya pertanyaaan guru harus diungkapkan secara jelas dan
singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami siswa sesuai dengan
taraf perkembangannya.
9. Pemberian acuan, artinya sebelum bertanya guru perlu memberikan acuan berupa
informasi yang perlu diketahui siswa.
10. Pemindahan Giliran, artinya satu pertanyaan dijawab secara bergilir oleh beberapa
orang siswa. Jadi setelah siswa memberi jawaban, maka guru meminta jawaban
lagi kepada siswa kedua melengkapi jawaban tersebut, dan kemudian meminta
jawaban lagi kesiswa ketiga dan seterusnya.

10
11. Penyebaran, artinya beberapa pertanyaan berbeda ditujukan kepada siswa berbeda
pula.
12. Pemberian waktu berfikir, artinya setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya
menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk
menjawabnya.
13. Pemberian Tuntunan, artinya guru harus memberikan tuntunan saat jawaban siswa
tidak sesuai harapan sehingga secara bertahap siswa mampu memberikan
jawaban. Tuntunan dapat diberikan dengan cara mengungkapkan kembali
pertanyaan dengan bahasa yang sederhana (memparafrase), mengajukan
pertanyaan lain, mengulangi penjelasan materi.
2.6 Keterampilan membimbing diskusi
1. Pengertian
Diskusi adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan
memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.
Untuk itu guru memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing agar proses diskusi
dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Komponen keterampilan membimbing diskusi
1) Komponen keterampilan guru dalam mengembangkan pembimbingan
2) Memusatkan perhatian siswa pada topik dan tujuan diskusi
3) Memperjelas masalah.
4) Menganalisis pandanngan siswa
5) Meningkatkan urutan pikiran siswa
6) Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi
7) Menutup diskusi
8) Prinsip-prinsip membimbing diskusi
9) Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
10) Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
11) Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
12) Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi
13) Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi

11
14) Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta
didik
15) Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan
pemecahan masalah
16) Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
17) Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya
dengan topik pembicaraan
18) Membiarkan peserta didik tidak aktif
19) Tidak merumuskan hasil diskusi

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Komponen membuka dan menutup pembelajaran sebagaimana dijelaskan M. Uzer Usman
adalah sebagai berikut:
 Menarik perhatian siswa
 Memberi acuan melalui berbagai usaha
 Memberikan apersepsi
 Meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum hasil pembelajaran.
 Melakukan evaluasi
2. Penguatan adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal maupun non verbal. Penguatan
ini merupakan bagian dan modivikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang
bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya sebagai
suatu tindak dorongan atau koreksi.
3. Keterampilan menggunakan variasi merupakan keterampilan guru dalam menggunakan
bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada siswa agar
suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias dalam menerima
pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.
4. Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang
diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah
dipahami para peserta didik.
5. Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru dalam
pengajaran melibatkan/ menggunakan tanya jawab.
6. Diskusi adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan
memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu
Saran
Dari beberapa penjelasan di atas tentang pembahasan keterampilan dasar dalam mengajar dan
penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang
diharapkan oleh para pembaca, dalam khususnya pembimbing dapat menjadi perbaikan bagi

13
penulis untuk penulisan makalah-makalah mata kuliah Profesi Keguruan. Oleh karena itu penulis
mengharap kepada para pembaca saran dan kritikan yang sifatnya membangun.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis, 2013, Profesi & Etika Keguruan, Jakarta: Kalam Mulia.


Ramayulis, 2009, Dasar-dasar Kependidikan, Padang: the Zaky Press.
Usman, Moh. Uzer, 1990, Menjadi guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Hadi, Syamsul, 2014, Micro Teaching and Team Teaching, Lumajang: Cendekia.
[1] Ramayulis, Profesi & Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), 285
[2]Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan, (Padang, The Zaki Press, 2009), 175
[3]Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990) 65
[4]Ramayulis, Profesi & Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), 282
[5]Syamsul Hadi, Micro Teaching and Team Teaching, (Lumajang: Cendekia, 2014), 64
[6]Ibid, 85

15

Anda mungkin juga menyukai