PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Beberapa pendapat tentang gambaran penyakit radang panggul:
1. Westrom (1969). Gejala klinis sebagai akibat penyebaran mikroorganisme,diluar kehamilan,
secara asenden dari vagina menuju alat genetalia bagian atas( dalam ) dan sekitarnya, serta
meninbulkan kerusakan jaringan.
2. St.jhon et al (1980). Proses peradangan akut sebagai akibat dari peradangan asenden darirektus
urinarius yang menyebar kearah vulva dan sekitarnya.
3. Te linde. Memebagi menjadi 3 derajat :
a. Derajat 1 ( tanpa penyulit, infeksi salpingitis- salpingo- ooforitis, dapat unilateral/
biparietal,palveoperitonitis).
b. Derajat 2 ( bentuk biosalping unilateral/ bilateral, tubo-ovarial abses unilateral/ bilateral,
palveoperonitis)
c. Derajat 3 ( dengan penyulit dalam bentuk sepsis/ septic syok, abses pecah,palveoperitonitis, tuba
ovarium abses diatas 8 cm).
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit tersebut
dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur,
miometrium (otot rahim), parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan
komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta wanita
mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara
16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1 wanita akan
mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas (gangguan kesuburan), atau
kehamilan abnormal.
2.2 Etiologi
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian
bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau
minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering
adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan
kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina
menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi
dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan
berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan
bakteri (darah menstruasi).
2.4 Patofisiologi
Infeksi pelvis dipisahkan dalam 3 kategori :
1. Infeksi yang terjadi setelah kuretase dan post abortus serta infeksi post partum
2. Infeksi post operatif berkembang dari organisme yang terbawa ke dalam tempat operasi
dari kulit, vagina, atau yang lebih jarang dari traktus gastrointestinalis sewaktu
pembedahan
1. Infeksi pelvis yang terjadi pada fase yang tidak hamil tanpa didahului pembukaan bedah rongga
abdomen atau endometrium.
Infeksi dapat terjadi pada bagian manapun atau semua bagian saluran genital atas
endometrium (endometritis), dinding uterus (miositis), tuba uterina (salpingitis), ovarium
(ooforitis), ligamentum latum dan serosa uterina (parametritis) dan peritoneum pelvis
(peritonitis).
Perjalanan penyakit tergantung pada jenis (strain ) dan virulensi organisme penyerang
maupun resistensi masing-masing pejamu terhadap mikroorganisme. Organisme dapat menyebar
ke dan di seluruh pelvis dengan salah satu dari lima cara:
Jalur penyebaran bakteri yang umum adalah :
a. Interlumen
Penyakit radang panggul akut non purpuralis hampir selalu (kira-kira 99%) terjadi akibat
masuknya kuman patogen melalui serviks ke dalam kavum uteri. Infeksi kemudian menyebar ke
tuba uterina, akhirnya pus dari ostium masuk ke ruang peritoneum. Organisme yang diketahui
menyebar dengan mekanisme ini adalah N.gonorrhoeae, C. Tracomatis, Streptococcus agalatiae,
sitomegalovirus dan virus Herpes simpleks.
b. Limfatik
Infeksi puerpuralis (termasuk setelah abortus) dan infeksi yang berhubungan dengan IUD
menyebar melalui sistem limfatik seperti infeksi Myoplasma non purpuralis.
a. Hematogen
Penyebaran hematogen penyakit panggul terbatas pada penyakit tertentu (misalnya
tuberkulosis) dan jarang terjadi di Amerika Serikat.
b. Intraperitoneum
Infeksi intraabdomen (misalnya apendisitis, divertikulitis) dan kecelakaan intra abdomen
(misalnya virkus atau ulkus dengan perforasi) dapat menyebabkan infeksi yang mengenai sistem
genetalia interna.
c. Kontak langsung
Infeksi pasca pembedahan ginekologi terjadi akibat penyebaran infeksi setempat dari
daerah infeksi dan nekrosis jaringan.
Terjadinya radang panggul di pengaruhi beberapa faktor yang memegang peranan, yaitu:
Terganggunya barier fisiologik
Secara fisiologik penyebaran kuman ke atas ke dalam genetalia eksterna, akan mengalami
hambatan, karena kuman tersebut harus melewati beberapa bagian organ reproduksi interna
sebelum sampai ke pelvik,yaitu
a. ostium uteri internum
b. ostium uteri eksternum, penyebaran asenden kuman – kuman dihambat secara :
mekanik, biokemik dan imunologik
c. kornu tuba
d. Pada waktu haid, akibat adanya deskuamasi endometrium maka kuman – kuman
pada endometrium turut terbuang.
Pada keadaan tertentu, barier fisiologik ini dapat terganggu, misalnya pada saat
persalinan, abortus, instrumentasi pada kanalis servikalis dan insersi alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR).
Adanya organisme yang berperan sebagai vector.
Trikomonas vaginalis dapat menembus barier fisiologik dan bergerak sampai tuba
fallopii. Beberapa kuman patogen misalnya E coli dapat melekat pada Trikomonas vaginalis
yang berfungsi sebagai vektor dan terbawa sampai tuba fallopii dan menimbulkan peradangan di
tempat tersebut. Spermatozoa juga terbukti berperan sebagai vektor untuk kuman – kuman N.
gonerea, Ureaplasma ureolitik, C. trakomatis dan banyak kuman – kuman aerobik dan anaerobik
lainnya.
Aktivitas seksual
Pada waktu koitus, bila wanita orgasme, maka akan terjadi kontraksi utrerus yang dapat
menarik spermatozoa dan kuman – kuman memasuki kanalis servikalis.
Peristiwa Haid
Radang panggul akibat N gonorea mempunyai hubungan dengan siklus haid. Peristiwa
haid yang siklik, berperan pentig dalam terjadinya radang panggul gonore. Periode yang paling
rawan terjadinya radang panggul adalah pada minggu pertama setelah haid. Cairan haid dan
jaringan nekrotik merupakan media yang sangat baik untuk tumbuhnya kuman – kuman N
gonore. Pada saat itu penderita akan mengalami gejala – gejala salpingitis akut disertai panas
badan. Oleh karena itu gejala ini sering juga disebut sebagai ”Febril Menses”.
2.8 Komplikasi
Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di dalam kandungan
seperti nyeri berkepanjangan, Syok septic ireversibel ,infertilitas dan kehamilan abnormal.
Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba. Parut ini mengakibatkan
kerusakan dan menghalangi saluran tuba sehingga menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat
menyebabkan sel telur tidak dapat melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi
kehamilan ektopik.
Diagnosis dini dan pengobatan radikal PMS bertujuan menghindari terjadi penyakit
radang panggul, dengan akibat kerusakan jaringan dan infertilitas. Serangan pertama berupa
kerusakan jaringan dan infertilitas derajat utama ( 13-15%), kedua (25-30%) dan ketiga (60-
65%).
Rancangan pengobatan radikal dilakukan agar tidak berkelanjutan menjadi penyakit
radang panggul. Perhatian ditekankan kepada jenis mikroorganisme yang paling menyebabkan
penyakit radang panggul. Oleh karena itu antimikroba (antibiotic ) ditujukan untuk membasmi
mikroorganisme tersebut, meliputi Triple drug (Doksiklin [vibramisin] 100 mg/oral 2x/hr 7-14
hari; Amoksisilin 3,5 g [1 g/hr]; suntikan antibiotic hanya menggambarkan satu segi pengobtan
infeksi ginekologi dan obstetric.
Kegagalan untuk berespons terhadap suatu agent antibakteri tertentudapat berarti bahwa
organism tersebut resisten terhadap obat atau dosis yang diberikan atauterdapat suatu penyulit
tambahan. Suatu abses mungkin memerlukan drainase secara bedah, jaringan nekrotik mungkin
harus direseksi, atau tromboemboli mungkin mememrlukan terapi antikoagulan.Suntikan
penicillin 4,8 g IM. Penicilimase-producing gonococci ( PPNG) dapat diganti dengan
spektinomin 2,0 g IM. Bila pasien tidak tahan tetraciclin dapat diganti dengan eritromisin 500
mg selama 7-14 hari.
Pengobatan triple drug manjadi kesembuhan radikal dapat dicapai untuk menghindari
penyakit radang panggul dan perlekatan. Pengobatan konservatif sesuai dengan dasar pengobatan
PSH dan berdasarkan kultur dan uji sensitivitas. Pengobatan dengan operasi meliputi laparoskopi
(untuk diagnostic dan pelepasan perlekatan) atau laparotomi (operasi mengangkat sumber infeksi
dan rekonstruksi).
Perubahan perilaku seksual remaja tidak mungkin dibendung. Namun harus dihadapi
dengan upaya preventif primer dan pengobatan penyakit radang panggul secara adekuat.
Hubungan seksual yang makin bebas tanpa batas menimbulkan kehamilan yang tidak
dikehendaki, kerusakan jaringan organ genetalia interna dan menimbulkan infertilitas atau
kehamilan ektopik. Untuk mengatasinya dilakukan peningkatan hubungan dalam keluarga,
peningkatan aktivitas remaja yang berstruktur, peningkatan pengetahuan tentang metode KB
untuk menghindari kedua akibat hubungan sewks bebas.
Diagnosis dini dan pengobatan radikal PMS bertujuan menghindari penyakit radang
panggul. Penyakit radang panggul dapat pula disebut prostituate international disease atau pretty
international disease, karena mata rantai penyakit ini adalah tunasusila).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit radang Panggul adalah keadaan terjadinya infeksi pada genetalia interna, yang
disebabkan berbagai mikroorganisme dapat menyerang endometrium, tuba, ovarium
parametrium, dan peritoneum panggul, baik secara perkontinuinatum dan organ sekitarnya,
secara homogen, ataupun akibat penularan secara hubungan seksual.
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui
vagina dan bergerak ke dalam rahim lalu ke tuba fallopi 90 – 95 % kasus PID disebabkan oleh
bakteri yang juga menyebanbkan terjadinya penyakit menular seksual (misalnya klamidia,
gonare, mikroplasma, stafilokokous, streptokus).
Gejala biasanya muncul segera setalah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri pada
perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual atau muntah.
Biasanya infeksi akan menyumbat tuba fallopi. Tuba yang tersumbat bisa membengkak
dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang
tidak teratur dan kemandulan, infeksi bisa menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan
terbentuknya jaringan perut dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ – organ perut
serta menyebabkan nyeri menahun.
4.2 Saran
Jauhi free seks karena itu sangat berpotensi pada PMS. Jadi lindungi diri kita sendiri
karena masa depan yang cerah sedang menanti kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/38941730/BAB-I-PID-new
http://sangahlibidanpelamonia.blogspot.com/2011/12/makalah-pelviksitis.html
Bagian Obstetri dan Genekologi, 1981. Genekologi. Bandung: fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran Bandung
Bobak, 2005. Buku ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilyn. E. 2001. Rencana Keperawatan. Jakarta. EGC.
Glasier, Anna, Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC, 2005.
Rustam, 1976. Sinopsis Obstetri. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Scott, R. James, Danford, Buku Saku Obstetri dan Genetalia. Jakarta : Widya Medika, 2002
MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN IV PATOLOGI
RADANG GENETALIA EKSTERNA
“PELVIKSITIS”
Oleh Kelompok 14
Kristianingrum 2010.0661.072
Ria Lestari 2010.0661.086
Nailatul Izzah 2010.0661.100
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
BAB III
STUDI KASUS
Asuhan Kebidanan
Pada Ny”P” Dengan Pelviksitis
Tanggal: Oleh:
A. DATA SUBYEKTIF
I. Pengkajian
Nama : Ny. P
Umur : 25 tahun
Alamat :
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan badan panas, sakit kepala, nyeri di bagian bawah perut, disertai diare,
mual, muntah, nyeri saat berkemih, dan nyeri saat senggama.
B. DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
TD : 120/80 mmHg
S : 39 ⁰C
Nadi : 110 x/menit
RR : 20 x/menit
2) Pemeriksaan Fisik
Leher : Terdapat pembesaran kelenjar limfe
Abdomen : Nyeri suprasimfasis terasa lebih menonjol dari pada nyeri di kuadran atas
abdomen.
Genetalia : terlihat sekret yang purulen dan berbau busuk
3) Pemeriksaan Penunjang
Periksa darah lengkap :
Hb turun akibat nutrisi ↓, leukosit meningkat akibat adanya infeksi, LED meningkat.
Urinalisis : kemungkinan ada bakteri dalam urine
Tes kehamilan : mendeteksi adanya janin atau tidak sehingga dapat melakukan tindakan yang
sesuai
Pemeriksaan cairan dari serviks : adanya bakteri pada lendir serviks
Kuldosintesis : adakah massa/drah pada cavumdoglas
Laparoskopi :adakah kelainan pada organ genetalia interna misalnya perlekatan
USG panggul : adakah kelainan pada organ genetalia interna misalnya perlekatan
C. ASSESMENT
I. Interpretasi Data Dasar
1. Diagnosa : Ny/Nn “P” dengan Pelviksitis
2. Masalah : Gangguan Sistem Gastrointestinal
Gangguan system Urogenital
Gangguan Rasa Nyaman
F. PLANNING
Bila di pelayanan kesehatan yang belum memadai, misalnya di BPS
1. Beritahu pasien tentang keadaan dirinya
R/ pasien memahami keadaan dirinya sehingga lebih kooperatif dalam pemberian tidakan.
2. Pemberian antipiretik dan analgesik.
R/ keadaan umum yang biasa timbul adalah badan panas dan nyeri bagian abdomen. Bidan bisa
memberikan antipiretik dan analgesik, namun tetap harus dirujuk ke dokter spesialis/puskesmas/
rumah sakit sehingga dapat memperbaiki keadaan umum
3. Rujuk ibu ke pelayanan kesehatan yang lebih memadai untuk diadakan uji laboratorium dan
pengobatan yang komprehensif
R/ tindakan yang tepat dan diperiksa secara dini di pelayanan yang memadai bisa memperingan
gejala yang dialami.
Bila sudah di pelayanan kesehatan yang memadai maka dilakukan,
4. Pemeriksaan laboratorium kultur
R/ dengan mengetahui mikroorganisme penyebab infeksi maka dapat ditentukan pengobatan
antibiotik sesuai dengan mikroorganisme tersebut.
5. Tes Antibiotik
R/ uji sensitivitas antibiotik pada pasien agar mengetahui pasien alergen atau tidak terhadap
antibiotik yang diberikan
6. Pegobatan Antibiotik Radikal ( pengobatan Triple Drug )
R/ pengobatan Triple Drug menjadi kesembuhan radikal dapat dicapai untuk menghindari
penyakit radang panggul dan perlekatan dengan menekan dan menghentikan mikroorganisme
penyebab infeksi.
7. Pengobatan dengan operasi (Laparotomi)
R/ bila terjadi perlekatan maka tindakan pengangkatan sumber infeksi dan rekontruksi harus
dilakukan.
G. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu pasien tentang keadaan dirinya
2. Memperbaiki keadaan umum ibu sesuai kewenangan (pemberian antibiotik dan antipiretik).
3. Merujuk ibu ke pelayanan kesehatan yang lebih memadai untuk diadakan uji laboratorium dan
pengobatan yang komprehensif
4. Melakukan Pemeriksaan laboratorium kultur
5. Melakukan Tes Antibiotik
6. Memberikan Pegobatan Antibiotik Radikal ( pengobatan Triple Drug )
7. Melakukan Pengobatan dengan operasi (Laparotomi)
H. EVALUASI
Tanggal : Pukul :
S : Ibu mengatakan badan panas, sakit kepala, nyeri di bagian bawah perut, disertai diare, mual,
muntah, nyeri saat berkemih, dan nyeri saat senggama.
O : Ibu dapat mengerti dan dapat menjelaskan kembali atas apa yang telah dijelaskan oleh tenaga
kesehatan.
A : Ny.P dengan Pelviksitis
P : Kontrol 3hari lagi atau saat ada keluhan.