Anda di halaman 1dari 9

Astri BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Kesehatan merupakan hal yang utama bagimanusia. Setiap individu dapat

melakukan aktivitas sehari-hari dengan produktif dengan keadaan yang sehat.

dan sakit tentu diperlukan biaya untuk berobat kedokter. Dalam era reformasi ini

pemerintah Republik Indonesia melaksanakan pembangunan di segala bidang,

termasuk di bidang kesehatan, karena hal itu merupakan salah satu unsur penting

bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan demikian pelayanan kesehatan perlu

dilaksanakan secara merata, berkualitas dan terjangkau oleh seluruh lapisan

masyarakat Indonesia di manapun mereka berada dan bagaimanapun status

socialekonominya (Anggriana, 2016).

Sektor Kesehatan sebagai salah satu sektor yang mendukung keberhasilan

percepatan pembangunan telah berupaya meningkatkan akses pelayanan

Kesehatan bermutu dengan efisien dan efektif melalui strategi gugus pulau

dibidang Kesehatan untuk mewujudkan peningkatan status Kesehatan. Sesuai

dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang menyebutkan bahwa pencapaian

status kesehatan masyarakat merupakan kinerja sistem kesehatan yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah serta berbagai komponen

masyarakat. Kinerja pembangunan kesehatan dapat dicapai melalui pendekatan

enam sub-sistem dalam SKN yaitu subsistem (1) Upaya Kesehatan; (2)

1
2

Pembiayaan Kesehatan; (3) Sumberdaya Manusia Kesehatan; (4) Sediaan

Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan; (5) Manajemen dan Informasi

Kesehatan; dan (6) Pemberdayaan Masyarakat. Adapun ke-enam subsistem

tersebut saling terkait dengan berbagai system lainnya dari luar SKN atau Sisitem

Kesehatan Nasional seperti system pendidikan, system ekonomi dan system

budaya. Untuk mendukung penerapan gugus pulau, telah disahkan Perda No 2

Tahun 2014 Tentang Sistem Kesehatan Daerah Tahun 2014. Pada bab III

Tentang Sub Sistem Upaya Kesehatan Bagin Kesatu yang terdiri dari upaya

kesehatan primer, upaya kesehatan sekunder dan upaya kesehatan tersier dan

terhadap Penerapan pelayanan Kesehatan gugus pulau diharapkan dapat

meningkatkan akses pelayanan Kesehatan dan menjamin aspek equity keadilan

bagi masyarakat provinsi Maluku.

Strategi gugus pulau yang dicanangkan Provinsi Maluku merupakan upaya

untuk menjawab tantangan wilayah kepulauan. Strategi gugus pulau diharapkan

akan mempercepat lajunya pembangunan wilayah secara efektif dan efisien,

seperti tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Maluku

yang ditetapkan melaluiPeraturan Daerah (Perda) Nomor 16 Tahun 2013 pada

Bab II tentang ruang lingkup pada pasal 2 menjelaskan tentang rencana tata

ruang wilayah provinsi maluku meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara

termaksud ruang di dalam bumi yang mencakup strategi penataan ruang dan

rencana struktur ruang wilayah provinsi maluku dan pada pasal 3 menjelaskan

tentang rencana tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2


3

meliputi tujuan dan kebijakan penataan ruang dan wilayah, untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan yang diwujudkan melalui

strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah untuk tercapainya pemanfaatan

ruang yang berkualitas, rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi

sistem perkotaan dalam wilayah yang berkaitan dengan kawasan pedesaan dalam

wilayah pelayannya .

Provinsi Maluku merupakan salah satudari 8 provinsi di Indonesia yang

wilayahnya merupakan kepulauan bahkan 92.4% (658.294, 69 km2) wilayahnya

adalah perairan dan daratan hanya 7.6% (54.185 km2). Terdiri dari 9 kabupaten

dan 2 kotaserta 1.340 pulau, dengan panjang garis pantai 10.662 km2. Provinsi

Maluku memiliki 3 kabupaten yang termasuk Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan

Kepulauan (DTPK) yaitu Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara Barat dan

Kepulauan Aru, sedangkan yang termasuk Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK)

ada 7 kabupaten yaitu Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Buru, Buru

Selatan, Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara Barat dan Kepulauan Aru.

Selain penerapan pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau, untuk

mengatasi permasalahan akses layanan kesehatan terlebih dengan kondisi

geografis yang berbentuk kepulauan, Provinsi Maluku juga berupaya melalui

penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan bergerak, dengan menggunakan alat

transportasi udara, kapal/perahu, darat atau kombinasi (Pedoman Teknis

Pelayanan Kesehatan Gugus Pulau Provinsi Maluku)


4

Konsep gugus pulau bidang kesehatan di provinsi maluku tidak terlepas dari

kebijakan pemerintah daerah provinsi maluku dan menerapkan pembangunan

berbasisi gugus pulau dalam rangka mempercepat peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan pemerataan pembangunan antara wilayah di derah maluku

sebagai wilayah kepulauan

Secara umum pencapaian indikator derajat kesehatan masyarakat maluku

sudah menunjukan hasil cukup baik namun masih perlu upaya untuk

ditingkatkan. Ini dapat dilihat dari perbandingan pencapaian beberapa indikator

tahun 2015 dan 2016 (Sumber : profil dinas kesehatan provinsi maluku).

Dalam permenkes tersebut disebutkan bahwa kewajiban untuk melakukan

upaya pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan secara berkala bagi sarana,

prasarana dan alat tersebut agar tetap lagi fungsi. Kewajiban tersebut dilakukan

sebagai upaya peningkatan mutu, keamanan dan keselamatan pemanfaatan sarana

prasarana dan alat kesehatan. Dalam kesempatan tersebut, Dirjen mengingatkan

kepada seluruh pihak bahwa, “Dalam upaya pemenuhan ketersediaan alat

kesehatan di puskesmas perlu memperhatikan penyusunan rencana kebutuhan

(perencanaan) dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan yang ada dengan

memperhatikan kondisi sumber daya yang tersedia serta pemeliharaan secara

berkala baik kalibrasi maupun pemeliharaan. Karena umumnya membutuhkan

biaya investasi cukup tinggi, oleh sebab itu harus dimanfaatkan secara optimal

sehingga pembiayaan menjadi efektif (Hasbi, 2017).


5

Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan tatanan yang

menghimpun berbagai upaya perencanaan. Pendidikan, dan pelatihan, serta

pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna

mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Tenaga kesehatan

adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang

kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu

memerlukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai peran penting bagi

eketifitas pelayanan kesehatan yang berada di puskesmas (Bobi, 2018 )

James A.F. Stoner dalam bukunya “Management” (1982) mengemukakan

“manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-

sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan”

(Andira, 2014).

Rumah sakit dan Puskesmas merupakan sub system pelayanan kesehatan

yang pada dasarnya melaksanakan dua jenis pelayanan, pelayanan kesehatan dan

pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan

medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan

keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit meliputi; gawat darurat,

rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Puskesmas hanya pelayanan; gawat

darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan(Amrullah, 2017).

Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui Paradigma Sehat,

pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di Puskesmas lebih difokuskan pada


6

upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dengan tidak

mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu, pelayanan kesehatan di

rumah sakit dan puskesmas bukan hanya kepada individu (pasen), tetapi juga

keluarga dan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan

merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik)

(Putra, 2016).

Peraturan Menteri Kesehatan No 90 Tahun2015 Mencantumkan Pola

Pelayanan Kesehatan Di Kawasan Terpencil Dan Sangat Terpencil, Seperti

Maluku, Dilaksanakan Dalam Bentuk Pelayanan Kesehatan Bergerak; Pelayanan

Kesehatan Gugus Pulau; Rumah Tunggu Kelahiran Dan Pelayanan Kesehatan

Berbasis Telemedicine.

Konsep gugus pulau bidang Kesehatan di Provinsi Maluku tidak lepas dari

Kebijakan pemerintah daerah provinsi Maluku dalam menerapkan Pembangunan

berbasis gugus pulau dalam rangka mempercepat peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan pemerataan pembangunan antar wilayah di daerah Maluku

sebagai wilayah kepulauan.

Gugus pulau maluku tengah terdiri dari 11 gugus pulau diantaranya adalah

Wahai, Amahai, Layeni, Pasanea, Tehoru, Banda, Saparua, Hila, Alang, Tulehu

dan pelau. Sementara pasanea termasuk Gugus Pulau III meliputi Wilayah Seram

Utara.

Dari hasil observasi data awal yang di dapatkan dari puskesmas Pasanea

pegawai berjumlah21 orang di antaranya 13 orang PNS dan 8 orang tenaga


7

honorer, degan jenis kelamin laki laki 7 orang perempuan 14, terdiri dari tingkat

pendidikan yaitu perawat 12 ns 2 bidan 4 kesling 2 gizi 1Dan dari beberapa

perawat yang di wawancara ada kurangya sarana prasarana yang kurang

memadai yang dimiliki oleh puskesmas Pasanea kurangnya sarana prasarana

yang memadai seperti tempat parkir, laboratorium, fasilitas keamanan, dan

pengelolaan kesehatan lingkungan diantaranya pengelolaan sampah medis yang

tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Dan menurut salah satu

perawat tentang manajemen puskesmas sangat buruk tentang kehadiran kedatang

waktu kerja atau waktu pulang kerja sebelum waktu yang ditentukan. Di

Puskesmas Pasanea belum di terapakan sistem gugus pulau di anatranya:

Puskesmas Pasanea di lihat dari fasilitas untuk rujukan ada (Ambulance) tapi

kurang di gunakan karena kebanyakan masyarakat Pasanea lebih memilih

menggunakan transportasi pribadi, di puskesmas Pasanea belum ada tata cara

penempatan gugus pulau di bidang kesehatan juga data sarana prasarana dan

peralatan Puskesmas atau rumah sakit yang akan menjadi pusat gugus.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan efektifitas pelayanan

kesehatan berbasis gugus pulau di puskesmas pasanea kecamatan seram utara

barat.
8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang maka masalah utama dalam

penelitian ini adalah” faktor-faktor yang berhubungan dengan efektifitas

pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau di puskesmas pasanea kecamatan

seram utara barat”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, faktor-faktor yang

berhubungan dengan efektifitas pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau

di puskesmas Pasanea kecamatan seram utara barat.

1.3.2 Tujuan khuhus

1. Menganalisis hubungan antara sarana prasarana dengan pelayanan

kesehatan berbasis gugus pulau

2. Menganalisis hubungan antara SDM dengan pelayanan kesehatan

berbasis gugus pulau

3. Menganalisis hubungan antara manajemen dengan pelayanan

kesehatan berbasis gugus pulau


9

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan, faktor-faktor yang

berhubungan dengan efektifitas pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau

di puskesmas pasanea kecamatan seram utara barat

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan sebagai evaluasi menerapkan ilmu

yang telah di peroleh di jurusan ilmu kesehatan.

2. Bagi Instansi Puskesmas Pasanea

Memberikan pengetahuan tambahan kepada perawat sehingga

mereka mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan efektifitas

pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau di puskesmas pasanea

kecamatan seram utara barat.

3. Bagi Institusi Kampus

Dari hasil penelitian ini akan memberikan bagi literature

mahasiswa kesehatan dalam dunia pendidikan terutama dalam ilmu

keperawatan, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan efektifitas

pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau di Puskesmas Pasanea

kecamatan Seram Utara Barat Kabupaten Maluku Tengah.

Anda mungkin juga menyukai