4 : 165 – 174
ISSN-p : 2088-8139
ISSN-e : 2443-2946
The Relation between Knowledge and Belief with Adult Patient’s Antibiotics Use Adherence
ABSTRAK
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat telah mengakibatkan terjadinya resistensi bakteri terhadap
antibiotik. Salah satu faktor yang mendukung fenomena ini adalah kurangnya pengetahuan dan
pemahaman pasien terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan keyakinan dengan kepatuhan dalam menggunakan antibiotik pada pasien dewasa di
RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan yang didasarkan pada teori Health Belief Model. Jenis
penelitian ini adalah observasional analisis menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah
sampel sebanyak 103 pasien dipilih secara incidental sampling. Pengumpulan data tentang pengetahuan
diperoleh melalui lembar kuesioner berisi 13 pertanyaan dan keyakinan menggunakan lembar kuesioner
berisi 30 pertanyaan yang telah valid dan reliabel. Kepatuhan diukur dengan metode pill count. Hubungan
pengetahuan dan keyakinan terhadap kepatuhan dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Hubungan
antara demografi dengan kepatuhan dianalisis menggunakan uji korelasi spearman dengan α = 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan sebagian besar pengetahuan pasien dalam kategori cukup (57,2%), keyakinan
pasien dalam kategori cukup (69,9%) dan pasien dalam kategori patuh (55,3%). Terdapat hubungan
signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan dalam menggunakan antibiotik (p = 0,011) dan
hubungan signifikan antara keyakinan dengan kepatuhan dalam menggunakan antibiotik (p = 0,046).
Dalam hal keyakinan, perceived benefit berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan (p = 0,021).
Kesimpulan dari peneitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan keyakinan dengan
kepatuhan dalam menggunakan antibiotik dan sesuai dengan teori health belief model (HBM).
Kata kunci: antibiotik, pengetahuan, keyakinan, kepatuhan, health belief model
ABSTRACT
The inappropriate use of antibiotics has resulted in bacterial resistance to antibiotics. One of the factors
supporting this phenomenon is the lack of patient knowledge and belief of antibiotics. The study aimed
to know the relationship between knowledge and belief with adherence in using antibiotics in adult
patients at Syarifah Ambami Rato Ebu Hospital, Bangkalan, based on the Health Belief Model theory. This
research is observational analysis using cross-sectional study. There were 103 patients chosen by
incidental sampling. Data collection about knowledge was obtained through questionnaires containing 13
questions, while one about belief used a questionnaire containing 30 valid and reliable questions.
Adherence was measured by the pill count method. The relationship between knowledge and belief to
adherence was analyzed using logistic regression test. The relationship between demography and
adherence was analyzed using Spearman correlation test with α = 0.05. The result of this research shows
that most patients had sufficient knowledge (57,2%), sufficient belief (69,9%) and adherence (55,3%).
There was a significant relationship between knowledge with adherence in the use of antibiotics (p =
0.011) and a significant relationship between belief and adherence in the use of antibiotics (p = 0.046). In
terms of belief, perceived benefits have a significant effect on adherence. The conclusions of this study is
that there is a relationship between knowledge and belief with adherence in the use of antibiotics and in
accordance with health belief model (HBM) theory.
Keywords: Antibiotic, knowledge, belief, adherence, health belief model
0,05)18. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan pasien dewasa rawat jalan yang mendapatkan
untuk mengetahui hubungan pengetahuan resep antibiotik di RSUD Syarifah Ambami
dan keyakinan pasien terhadap kepatuhan Rato Ebu Bangkalan. Sampel pada penelitian
menggunakan antibiotik di RSUD Syarifah ini adalah pasien dewasa yang telah
Ambami Rato Ebu Bangkalan. memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada
bulan November 2017 sampai dengan Januari
METODE 2018 dan didapatkan sebanyak 103 pasien
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersedia untuk berpartisipasi di dalam
cross sectional untuk menggambarkan penelitian.
hubungan antara pengetahuan dan Kriteria inklusi pasien adalah pasien
keyakinan dengan kepatuhan pasien. berusia 18-60 tahun; pasien dapat membaca,
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat menulis dan berkomunikasi dengan lancar;
persetujuan etik dengan nomor pasien bersedia mengisi kuesioner; pasien
025/5/KEPK/V/2017, izin dari Badan Kesatuan dapat membedakan antibiotik dengan obat
Bangsa dan Politik Kabupaten Bangkalan lain. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan
nomor 072/821/433.207/2017 dan izin dari latar belakang pendidikan di bidang
RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan kesehatan; pasien yang mendapat resep
dengan nomor 445/2429/433.209/2017. antibiotik dalam bentuk cairan (suspensi)
Teknik yang digunakan untuk karena pada penelitian ini pengukuran
pengambilan sampel adalah metode incidental kepatuhan dengan menghitung sisa obat yang
sampling. Populasi pada penelitian ini adalah berbentuk padat (tablet,kaplet,pil).
pasien dewasa rawat jalan di RSUD Syarifah Variabel bebas dalam penelitian ini
Ambami Rato Ebu yang mendapatkan resep adalah pengetahuan dan keyakinan pasien
antibiotik sehingga jumlah populasi tidak tentang antibiotik, sedangkan variabel terikat
diketahui. Jumlah sampel minimum yang adalah kepatuhan pasien dalam
dibutuhkan menggunakan formula Lameshow menggunakan antibiotik. Pengetahuan pasien
untuk populasi yang tidak diketahui. tentang antibiotik meliputi pengertian
antibiotik, aturan pakai antibiotik, pengertian
𝑎
Z (1 − )2 P (1 − P) resistensi antibiotik dan pencegahan resistensi
n= 2
𝑑2 antibiotik. Keyakinan pasien meliputi
perceived benefit (keuntungan yang didapat
Keterangan: untuk melakukan perilaku kesehatan yang
𝑎
N : Besar sampel; Z (1 − )2 : Nilai Z pada disarankan), perceived barrier (besar hambatan
2
derajat kemaknaan 95% dengan nilai 1,96; P : yang ditemui), perceived threat (persepsi
Proporsi suatu kasus tertentu terhadap dampak bahaya terhadap dirinya sendiri) dan
populasi, bila tidak diketahui populasinya perceived self efficacy (kepercayaan diri untuk
ditetapkan 50% (0,50); d : Derajat melakukan tindakan) disusun berdasarkan
penyimpangan terhadap populasi yang teori Health belief Model (HBM). Kepatuhan
diinginkan 10% (0,10). pasien adalah penggunaan obat antibiotik
sesuai aturan pakai yang diberikan oleh
Dengan rumus yang sudah diketahui, besar dokter.
sampel didapatkan perhitungan : Instrumen penelitian dalam penelitian
ini berupa kuesioner pengetahuan, kuesioner
1,962 . 0,5 (1 − 0,5) keyakinan dan pengukuran kepatuhan dengan
n= = 97
0,12 metode pill count. Kuesioner pengetahuan
menggunakan skala Guttman terdiri dari 13
Berdasarkan perhitungan tersebut, pertanyaan dengan jawaban benar dinilai 1
jumlah sampel minimum yang harus diambil (satu) dan jawaban salah dinilai 0 (nol).
dalam penelitian ini adalah sebanyak 97 Keyakinan pasien diukur dengan
menggunakan skala likert 4 poin yang terdiri pengetahuan dan keyakinan menunjukkan
dari pernyataan positif dan negatif berjumlah bahwa nilai r hitung lebih besar dari r tabel
30 pertanyaan. Kepatuhan pasien diukur berkisar 0,366 – 0,767 dengan r tabel 0,361
dengan cara menghitung sisa obat yang sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner
didapatkan pasien selama terapi dalam jangka tersebut valid.
waktu tertentu, maksimal 7 hari. Kategori Uji reliabilitas pengetahuan dan
penghitungan sisa obat pasien (pill count) keyakinan menggunakan rumus Cronbach’s
dibagi menjadi kategori patuh yaitu dengan Alpha dengan ketentuan bahwa suatu butir
kepatuhan tinggi apabila sisa obat 0, dan pertanyaan memiliki reliabilitas jika nilai
kategori tidak patuh apabila sisa obat lebih Cronbach’s Alpha harus sama atau lebih besar
dari 0.19 dari 0,7.21 Dari uji reliabilitas nilai Cronbach’s
Kuesioner data demografi pasien berisi Alpha yang diperoleh untuk pengetahuan
tentang jenis kelamin, umur, pendidikan penggunaan antibiotik sebesar 0,847 dan
terakhir, pekerjaan, penghasilan dan status keyakinan penggunaan antibiotik sebesar
perkawinan. Data pengetahuan dan keyakinan 0,936 sehingga instrumen tersebut dinyatakan
pasien dideskripsikan dalam bentuk kategori reliabel.
tinggi, cukup dan rendah. Analisis data Sebagian besar pasien berjenis kelamin
hubungan antara pengetahuan dan keyakinan wanita (68,9%). Dari segi usia, sebagian besar
dengan kepatuhan menggunakan uji regresi berada pada rentang usia 18-31 tahun (36,9%)
logistik. dengan pendidikan terakhir SMA (55,3%).
Dari jenis pekerjaan didominasi oleh pegawai
HASIL DAN PEMBAHASAN swasta (39,8%), sebagian besar pasien
Pengambilan sampel sebanyak 103 berpenghasilan kurang dari Rp.1.000.000
pasien yang mendapat antibiotik di instalasi (54,4%) dan sebagian besar telah menikah
rawat jalan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (79,6%) (Tabel I).
Bangkalan. Penelitian ini dilakukan di instalasi Hasil penelitian menunjukkan sebagian
rawat jalan karena pengobatan selama rawat besar pasien memiliki pengetahuan dalam
jalan dilakukan di rumah masing-masing kategori cukup sebanyak 59 orang (57,2%) dan
pasien tanpa ada pengawasan sehingga pasien sebagian besar pasien memiliki keyakinan
berperan penuh terhadap pengobatan untuk dalam kategori cukup sebanyak 72 orang
dirinya sendiri, sedangkan pada pasien rawat (69,9%) (Tabel II). Pengetahuan pasien paling
inap pasien selalu dipantau oleh perawat dan rendah berada pada topik pencegahan
selalu diperiksa oleh dokter setiap harinya resistensi antibiotik. Dalam topik ini
sehingga pengobatan pasti akan selalu sesuai menanyakan penggunaan antibiotik
dengan petunjuk dokter. Pemilihan sampel dilanjutkan atau dihentikan jika gejala sudah
diambil dari pasien dewasa karena pasien hilang. Pasien menjawab benar dengan nilai
dewasa dinilai memiliki peran utama dalam mean: 1,592 dan SD: 0,550. Pengetahuan yang
menentukan pengobatan untuk dirinya sendiri rendah mengenai pencegahan resistensi
dan diharapkan pasien dapat memberikan antibiotik ini sesuai dengan systematic review di
jawaban tentang persepsi ketika menjawab Eropa menunjukkan bahwa pasien tidak
kuesioner yang diberikan peneliti. mengetahui bahwa penggunaan antibiotik
Uji validitas pengetahuan dilakukan yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi
pada 30 pasien dengan menggunakan antibiotik sebanyak 26,9%15.
“koefisien korelasi point biserial” pada 13 item Hal ini menunjukkan bahwa
pertanyaan dengan skor 0 dan 1, sedangkan uji pengetahuan pasien mengenai pencegahan
validitas keyakinan dilakukan pada 30 resistensi antibiotik masih kurang. Oleh
pertanyaan dengan skala Likert 1-4 karena itu perlu peningkatan pengetahuan
menggunakan uji validitas “corrected item-total pasien tentang resistensi antibiotik misalnya
correlation”17,20. Hasil dari uji validitas melalui promosi kesehatan baik secara
langsung maupun tidak langsung, seperti yang diukur berdasarkan sisa antibiotik (pill
pemberian komunikasi, informasi dan count) menunjukkan bahwa pasien berada
edukasi, penyebarluasan leaflet, pemasangan pada kategori patuh sebanyak 57 orang
poster tentang resistensi antibiotik sehingga (55,3%) dan kategori tidak patuh sebanyak 46
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman orang (44,7%) (Tabel III).
dan kesadaran pasien tentang pencegahan Pada penelitian ini kepatuhan diukur
resistensi antibiotik. melalui kunjungan ke rumah masing-masing
Kepatuhan dikategorikan menjadi pasien dengan menghitung sisa jumlah obat
patuh dan tidak patuh. Kepatuhan pasien pasien. Kunjungan dilakukan tiga
Tabel IV. Hasil Uji Beda dan Uji Korelasi Karakteristik Demografi Pasien
Variabel
Karakteristik Demografi Pengetahuan Keyakinan Kepatuhan
p value(*) p value(**) p value(***)
Jenis Kelamin
Perempuan
0,065 0,943 0,763
Laki-laki
Usia (tahun)
46 – 60
32 – 45 0,361 0,156 0,249
18 – 31
Pendidikan
D3/S1/S2
SMA
0,002 0,314 0,548
SMP
SD
Pekerjaan
Swasta
Ibu Rumah Tangga
Wiraswasta 0,673 0,172 0,108
PNS
Mahasiswa
Penghasilan
> Rp. 5 juta
Rp. 3 juta – 5 juta
0,637 0,776 0,695
Rp. 1 juta - 3 juta
< Rp. 1 juta
Status Perkawinan
Kawin
Belum Kawin 0,058 0,059 0,748
Janda/Duda
Keterangan: * = Uji beda dengan Mann-Whitney U dan Kruskal-Wallis H; ** = Uji beda dengan T-
test dan One-way Annova; *** = Uji korelasi Spearman
Tabel V. Hasil Analisis Regresi Logistik Hubungan antara Pengetahuan dan Keyakinan
dengan Kepatuhan Penggunaan Antibiotik
CI 95%
Variabel B OR p
Atas Bawah
Pengetahuan 0,212 1,237 0,011 1,050 1,456
Keyakinan 0,062 1,064 0,046 1,001 1,131
Tabel VI. Hasil Analisis Regresi Logistik Hubungan antara Perceived Benefit, Perceived
Barrier, Perceived Threat, Self Efficacy dengan Kepatuhan Penggunaan Antibiotik
CI 95%
Aspek Keyakinan B OR p
Atas Bawah
Perceived benefit 0,255 1,290 0,021 1,039 1,602
Perceived barrier 0,054 1,055 0,462 0,915 1,217
Perceived threat 0,124 1,132 0,167 0,950 1,349
Self efficacy -0,016 0,984 0,872 0,812 1,193
kepatuhan pasien adalah sebesar 20,6%. Nilai berpengaruh positif dan signifikan terhadap
signifikansi pada omnibus test sebesar 0,000 kepatuhan. Nilai Odds Ratio sebesar 1,064
(Sig < 0,05) berarti pengetahuan dan keyakinan menunjukkan bahwa pasien dengan
secara simultan berpengaruh terhadap keyakinan tinggi mengenai antibiotik memiliki
kepatuhan. kecenderungan akan mematuhi aturan
Pengetahuan pasien berpengaruh penggunaan antibiotik sebesar 1,064 kali lebih
secara signifikan terhadap kepatuhan dalam besar daripada pasien dengan keyakinan yang
menggunakan antibiotik. Nilai signifikan masih rendah mengenai antibiotik (Tabel V).
pengaruh pengetahuan terhadap kepatuhan Hal ini sesuai dengan teori Health belief
adalah sebesar 0,011. Oleh karena nilai model (HBM), perilaku kesehatan individu
signifikan yang diperoleh < 0,05 dan koefisien dipengaruhi pengetahuan dan keyakinan.
regresi bertanda positif maka dapat Penelitian di Lithuania melalui kuesioner
disimpulkan bahwa pengetahuan sebanyak 20 pertanyaan meliputi perceived
berpengaruh positif dan signifikan terhadap benefit, perceived barrier, perceived threat dan self
kepatuhan. Nilai Odds Ratio sebesar 1,237 efficacy menunjukkan keyakinan berpengaruh
menunjukkan bahwa pasien dengan positif terhadap kepatuhan17.
pengetahuan tinggi mengenai antibiotik Dalam hal keyakinan, perceived benefit
memiliki kecenderungan akan mematuhi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
aturan penggunaan antibiotik sebesar 1,237 variabel kepatuhan dengan nilai signifikan
kali lebih besar daripada pasien dengan sebesar 0,021, sedangkan aspek perceived
pengetahuan yang masih rendah mengenai barrier, perceived threat dan self efficacy tidak
antibiotik (Tabel V). berpengaruh terhadap kepatuhan (Tabel VI).
Hal ini sesuai dengan teori Health Belief Perceived benefit merupakan persepsi manfaat
Model yang menyatakan bahwa pengetahuan minum antibiotik terhadap kesembuhan
adalah faktor yang berpengaruh dalam sehingga seorang pasien percaya akan manfaat
keyakinan seseorang dan akan membentuk atau khasiat dari suatu obat antibiotik27.
perilaku seseorang. Seseorang yang Perilaku kesehatan akan dipengaruhi secara
berpengetahuan baik akan mempunyai tingkat langsung oleh persepsi individu mengenai
pemahaman dan kesadaran lebih baik yang ancaman penyakit dan keyakinannya
akan berpengaruh pada perilaku yang baik14. terhadap nilai manfaat dari suatu tindakan
Pengetahuan memegang peranan penting kesehatan14. Persepsi manfaat pada pasien
dalam memberikan wawasan terhadap sikap lebih menentukan kepatuhan minum
dan perilaku seseorang. Berdasarkan antibiotik daripada persepsi rintangan dalam
pengetahuan yang cukup seseorang sudah melakukan tindakan tersebut. Faktor yang
dapat memahami dengan baik pokok berpengaruh terhadap kepatuhan minum
permasalahan yang ada sehingga dapat antibiotik yaitu pengalaman pribadi karena
memikirkan baik buruknya sikap yang adanya manfaat yang telah dirasakan oleh
diambil25. Pasien yang memiliki pengetahuan pasien17.
baik berpengaruh positif terhadap kepatuhan Penelitian ini masih terdapat banyak
penggunaan obat yang rasional26. keterbatasan walaupun sudah diupayakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaik mungkin, antara lain adalah subyek
keyakinan pasien berpengaruh terhadap penelitian merupakan pasien rawat jalan,
kepatuhan dalam menggunakan antibiotik. banyak faktor yang berpengaruh pada
Nilai signifikan pengaruh variabel keyakinan kepatuhan tidak dapat dikendalikan secara
terhadap kepatuhan adalah sebesar 0,046 maksimal, serta waktu penelitian yang
dengan koefisien regresi bertanda positif. Oleh singkat, sehingga subyek penelitian
karena nilai signifikan yang diperoleh < 0,05 keseluruhan merupakan pasien infeksi jangka
dan koefisien regresi bertanda positif, maka pendek belum mampu menggambarkan
dapat disimpulkan bahwa keyakinan kepatuhan menggunakan antibiotik jangka