Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

DI RW III KELURAHAN KLAMPIS NGASEM


KOTA SURABAYA

Disusun oleh : POKJA KIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok bahasan : Kanker Serviks
Sub Pokok : Kanker Serviks Dan Deteksi Dini Kanker Serviks
Peserta : Ibu- ibu Warga RW III Kelurahan Klampis Ngasem
Waktu : 40 menit
Mulai jam : 19.00 s/d 19.40 WIB
Tempat : Balai RW III Kelurhan Klampis Ngasem Kec. Sukolilo Surabaya

A. Latar Belakang
Kanker serviks atau yang dikenal juga sebagai kanker leher rahim menjadi salah satu
hal yang menakutkan bagi wanita di seluruh dunia. Penyakit yang menyerang organ
reproduksi kaum hawa ini bahkan menjadi penyakit kanker nomor empat yang paling
sering terjadi di dunia. Di Indonesia sendiri, jenis kanker ini menempati urutan ke dua
sebagai pembunuh terbanyak kaum wanita setelah kanker payudara.

B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan ibu- ibu RW III Klampis Ngasem dapat
mengetahui tentang kanker serviks dan deteksi dini kanker serviks.

C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu dapat :
1. Mengetahui defenisi dari kanker serviks.
2. Mengetahui penyebab dan faktor resiko kanker servik.
3. Mengetahui tanda dan gejala kanker serviks.
4. Mengetahuai penatalaksanaan kanker serviks.
5. Mengetahui pencegahan kanker serviks.
6. Mengetahui deteksi dini kanker serviks.

D. Sasaran
Ibu- ibu warga RW III Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Suklilo Surabaya.

E. Pokok bahasa
1. Defenisi dari kanker serviks.
2. Penyebab dan faktor resiko kanker servik.
3. Tanda dan gejala kanker serviks.
4. Penatalaksanaan kanker serviks.
5. Pencegahan kanker serviks.
6. Deteksi dini kanker serviks.

F. Pengorganisasian
1. Pemateri : Marini Stefani Baker
MC : Miftakhul Jannah
2. Observer : Rafida Azizah
3. Fasilitator : Hasanudin

G. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
H. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet
I. Setting tempat

DOKU
MENT
ASI
PESERTA
VER
PEMATERI

OBSER
EN
NOTUL

J. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Respon peserta Alokasi waktu
Persiapan :
a. Mempersiapakan tempat. 5 menit
b. Mempersiapkan peserta.
c. Mempersiapkan alat dan keperluan
penyuluhan .
Pembukaan :
a. Membuka/memulai kegiatan - Menjawab salam 5 menit
dengan mengucapkan salam. - Menjawab pertanyaan
b. Memperkenalkan diri. yang diajukan pemateri
c. Menyebutkan materi penyuluhan.
d. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan.
e. Melakukan kontrak waktu dengan
peserta.
f. Menggali pengetahuan peserta
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
a. Menjelaskan tentang defenisi - Memperhatikan 15 menit
kanker serviks. penjelasan yang
b. Menjelaskan penyebab dan faktor diberikan.
resiko kanker serviks. - Mendengarkan
c. Menjelaskan tanda dan gejala - Memberi umpan balik
dalam memahami
kanker serviks.
d. Menjelaskan stadium kanker penjelasan yang
diberikan.
serviks.
e. Menjelaskan penatalaksanaan
kanker serviks.
f. Menjelaskan pencegahan kanker
serviks.
g. Menjelaskan deteksi dini kanker
serviks.
Tanya jawab/evaluasi
a. Memberikan kesempatan pada - Mengajukan pertanyaan. 10 menit
peserta untuk bertanya mengenai
materi yang disampaikan.
b. Menanyakan kembali kepada
peserta apa yang telah disampaikan
dan membuat kesimpulan.
Penutup - Menjawab salam. 5 menit
a. Mengucapkan terima kasih atas
kesediaan peserta mengikuti
kegiatan penyuluhan.
b. Mengucapkan salam penutup.

K. Job Deskripsi
1. Penyaji
a. Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topik yang dibicarakan.
b. Menyampaikan materi.
2. Moderator
a. Membuka dan menutup acara.
b. Memperkenalkan tim.
c. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara.
d. Memberikan umpan balik atau feed back.
e. Memfasilitasi diskusi.
f. Membuat kesimpulan.
3. Fasilitator
a. Memperhatikan kehadiran anggota.
b. Memotivasi anggota.
c. Mempertahankan dan memotivasi anggota.
d. Membantu dalam hal teknis penyajian penyuluhan.
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
b. Mengevaluasi jalannya penyuluhan.
c. Menulis pertanyaan dan jawaban.

L. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktural
- Kesiapan tempat penyuluhan.
- Kesiapan alat dan materi penyuluhan.
- Kesiapan peserta penyuluhan.
- Pengorganisasian penyuluhan dilakukan sebelumnya.
b. Evaluasi proses
- Antusiasme peserta penyuluhan.
- Masing-masing anggota tim bekerja sesuai tugasnya.
- Kejelasan materi yang disampaikan.
- Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
c. Evaluasi hasil
- Pemahaman peserta tentang materi yang disampaikan.
- Peserta mampu mengajukan pertanyaan tentang materi penyuluhan
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi Kanker Serviks


Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang mengenai
organ reproduksi wanita. Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah kanker yang
terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan
pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus (rahim) dengan liang vagina
(Hartono, 2000).

B. Etiologi Kanker Serviks


Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor ekstrinsik
yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah infeksi virus Huma
Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi
HPV ditularkan melalui aktivitas seksual. HPV tipe resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir
tak berisiko menjadi Ca Serviks, tapi menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko
tinggi (tipe 16 & 18) mengarah pada Ca Serviks (Hartono, 2000).
Faktor resiko kanker serviks adalah :
1. Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.
2. Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yg suka
berganti2 pasangan.
3. Merokok
Dari berbagai penelitian di negara-negara maju telah di temukan bahan konstituen
rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.
4. Faktor genetik (faktor keturunan)
Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis ini atau
tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau ayah menderita
kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih banyak menderita
penyakit yang sama.
5. Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker karena
kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker serviks. Namun, jika
seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya menurun akibat keadaan medis
lainnya, maka kecenderungan untuk berkembangnya kanker serviks semakin besar.
6. Personal hygine yang kurang

C. Tanda Dan Gejala Kanker Serviks


Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. Kanker
serviks dini biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin kanker berkembang,
semakin terlihatlah tanda dan gejala dari kanker serviks (Neville, 2001).
Gejala tersebut dapat berupa (Neville, 2001) :
1. Perdarahan vagina setelah berhubungan seks, atau diantara dua periode menstruasi,
atau setelah menopause.
2. Sekret encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang memiliki bau yang
busuk.
3. Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan seks.

D. Stadium Kanker Serviks


Jika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan manjalani pemeriksaan
lebih jauh lagi untuk menentukan apakah kanker telah menyebar dan sampai dimana
penyebarannya suatu proses yang disebut stadium kanker. Stadium kanker merupakan
faktor kunci yang menentukan pengobatan (Sarwono, 2002).
Pembagian stadium kanker adalah (Sarwono, 2002) :
1. Stadium 0.
Dikatakan juga carcinoma in situ atau kanker noninvasive, kanker dini ini kecil dan
hanya terbatas pada permukaan serviks.
2. Stadium I.
Kanker hanya terbatas pada serviks
3. Stadium II.
Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum menyebar ke
dinding pelvis atau bagian bawah vagina..
4. Stadium III.
Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke dinding pelvis
atau bagian bawah vagina.
5. Stadium IV.
Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih
atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain didalam tubuh, seperti paru-paru,
hati, atau tulang.

E. Penatalaksanaan Kanker Serviks


Penatalaksanaan kanker serviks meliputi (Rasjidi, 2007):
1. Kanker non invasif
Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari
serviks memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada kebanyakan
wanita pada situasi ini, tidak diperlukan penanganan tambahan. Prosedur untuk
membuang kanker noninvasif termasuk :
a. Biopsi Cone
Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel untuk mengambil selembar
jaringan serviks berbentuk cone dimana abnormalitas ditemukan.
b. Operasi Laser
Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya laser untuk
membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.
c. Loop electrosurgical excision procedure (LEEP
Teknik ini menggunakan lintasan kabel untuk memberikan arus listrik, yang
memotong seperti pisau bedah , dan mengambil sel dari mulut serviks.
d. Cryosurgery
Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel kanker dan prekanker..
e. Hysterectomy
Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area kanker dan prekanker,
serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan pada kasus yang dipilih
dari kasus kanker servikal noninvasif.
2. Kanker invasif
Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel pada serviks
disebut sebagai kanker invasive dan membutuhkan lebih banyk penanganan.
Penanganan untuk kanker serviks bergantung pada beberapa faktor, termasuk
stadium kanker, permasalahan medis lain yang mungkin dimiliki, dan pilihan pasien
sendiri.
Opsi penatalakasanaan terdiri dari :
a. Operasi.
Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi
stadium dini dari kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan
membuang jaringan kanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan
hanya jika kanker dalam stadium yang dini, invasi kurang dari 3 milimeter (mm)
ke dalam serviks. Hysterectomy radikal adalah membuang serviks, uterus,
bagian vagina, dan nodus limfe pada area tersebut, merupakan operasi standar
dimana terdapat invasi lebih besar dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada
bukti adanya tumor pada dinding pelvis. Hysterectoy dapat mengobati kanker
serviks stadium dini dan mencegah kanker kembali lagi, namun membuang
uterus membuat pasien tidak mungkin hamil lagi. Efek samping sementara dari
hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan kesulitan dalam pencernaan, dan
urinasi
b. Radiasi.
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker.
Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy)
dengan menempatkan alat diisi dengan material radioaktif yang akan
ditempatkan di serviks. Terapi radiasi sama efektifnya dengan operasi pada
kanker serviks stadium dini. Bagi wanita dengan kanker serviks yang lebih
berat, radiasi merupakan penatalaksaanaan terbaik. Kedua metode terapi radiasi
ini dapat dikombinasi. Terapi radiasi dapat digunakan sendiri, dengan
kemoterapi, sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi
untuk membunuh sel kanker lainnya yang masih hidup. Efek samping dari
radiasi terhadap area pelvis termasuk nyeri lambung, nausea, diare, iritasi
kandung kemih, dan penyempitan vagina, dimana akan menyebabkan hubungan
seks lebih sulit dilakukan. Wanita premenopausal dapat berhenti menstruasi
sebagai akibat dari terapi radiasi.
c. Kemoterapi.
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien
dengan metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor rekurren
yang sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan bukan merupakan
calon exenterasi. Cisplatin telah menjadi agen yang paling banyak diteliti dan
telah memperlihatkan respon klinis yang paling konsisten. Walaupun ada
beberapa penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen tunggal memberikan
hasil dengan respon sempurna pada 24% kasus, dengan tambahan 16% dari
terapi ini memperlihatkan respon parsial. Ifosfamide, agen alkylating yang mirip
dengan cyclophosphamide, telah memberikan respon total hingga 29% pada
pasien kanker serviks; namun, efektivitas belum dapat dikonfirmasi oleh semua
peneliti. Agen lainnya yang memberikan paling tidak aktivitas parsial terjadap
kanker serviks termasuk carboplatin, doxorubicin hydrochloride, vinblastine
sulfate, vincristine sulfate, 5-fluorouracil, methotrexate sodium, dan hexamethyl
melamine. Kombinasi paling aktif yang digunakan untuk mengatasi kanker
serviks semuanya mengandung cisplatin. Agen tersebut paling sering digunakan
bersama bleomycin, 5-fluorouracil, mitomycin C, methotrexate,
cyclophosphamide, dan doxorubicin. Penelitian National Cancer Institute
Gynecologic Oncology Group sedang dikerjakan untuk membandingkan
kemampuan dari berbagai kombinasi kemoterapi
Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun secara
umum dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok. Beberapa obat
kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan menopause dini pada wanita
premenopause.

F. Pencegahan Kanker Serviks


Pencegahan kankers serviks dapat dilakukan dengan pola hidup sehat dengan
“CERDIK” (Kementerian Kesehatan RI, 2015):
C : Cek kesehatan secara teratur.
E : Enyahkan asap rokok.
R : Rajin aktifitas fisik.
D : Diet sehat dengan kalori seimbang.
I : Istirahat yang cukup.

G. Deteksi Dini Kanker Serviks


Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan :
1. Deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA (inspeksi visual dengan asam
asetat).
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan yang sederhana, murah, cepat dan
cukup akurat untuk menemukan kelainan pada tahap kelainan sel (displasia) atau
sebelum pra kanker bila dibandingkan dengan pemeriksaan lainnya. Kelebihan dari
tes adalah kesederhanaan teknik dan kemampuan memeberikan hasil yang segera
kepada ibu. Selain itu juga bisa dilakukan oleh hampir semua tenaga kesehatan yang
telah mendapatkan pelatihan. Pemeriksaan IVA dilakukan dengan melihat langsung
leher rahim yang telah di olesi dengan larutan asam asetat 3- 5 %. Setelah ditunggu
1- 2 menit akan terlihat bercak putih bila terdapat perubahan pada mulut rahim.
Tes dilakukan oleh wanita yang sudah melakukan hubungan seksual terutama
pada usia 30 – 50 tahun dan dilakukan minimal sekali dalam 5 tahun. Hasil
pemeriksaan positif jika terdapat bercak putih (acetowhite epithelium).
2. Pap Smear
Dilakukan jika didapatkan hasil pemeriksaan IVA positif. Tes dilakukan dengan
mengambil sampel sel dari leher rahim (serviks). Sampel sel ini kemudian diperiksa
keabnormalannya di laboratorium. Prosedur ini membutuhkan waktu sekitar 20
menit. Syarat dilakukan pap smear adalah dilarang berhubungan seksual dan
menggunakan tampon 24 jam sebelum dilakukan pemeriksaan dan tidak sedang
dalam saat menstruasi.
Keuntungan pemeriksaan pap smear adalah :
a. Menemukan sel-sel tidak normal yang berpotensi menjadi kanker serviks.
b. Mendeteksi gejala pra kanker serviks.
c. Mengetahui kelainan yang terjadi pada sel-sel serviks.
d. Mengetahui tingkat atau stadium keganasan kanker servik.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan Dan
Deteksi Dini Kanker Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

Hartono, P. (2000). Kanker Serviks & Masalah Skrinning di Indonesia. Kursus pada Pra
Kongres KOGI I. Jakarta: KOGI.

Mansyur, A. (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Neville, H. (2001). Esensial Obstetri & Ginekologi (2nd ed.). Jakarta: Hipokrates.

Rasjidi, I. (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi. Jakarta: EGC.

Sarwono. (2002). Ilmu Kandungan. Jakatra: Yayasan bina Pustaka.


DAFTAR HADIR PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA PROFESI
NERS DI RW III KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
SURABAYA, 05 OKTOBER 2019

NO NAMA ALAMAT TTD


DAFTAR PERTANYAAN PENYULUHAN MAHASISWA
DI RW III KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
, OKTOBER 2019
NO NAMA PERTANYAAN JAWABAN
1. 1.
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA ANGKATAN B20
DI RW III KELURAHAN KLAMPIS NGASEM
Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil
a. Kontrak waktu dan Pembukaan : a. Peserta antusias terhadap
tempat diberikan 1 a. Mengucapkan salam dan materi penyuluhan (√ )
hari sebelum acara memperkenalkan diri (√ ) b. Peserta mendengarkan dan
dilakukan (√ ) b. Menyampaikan tujuan da maksud memperhatikan penyuluhan
b. Pembuatan satuan tujuan (√ ) (√ )
acara penyuluhan, c. Menjelaskan kontrak waktu dan c. Peserta yang datang
leaflet (√ ) mekanisme kegiatan (√ ) sejumlah .... orang ( √ )
c. Peserta ditempat d. Menyebutkan materi penyuluhan d. Acara dimulai tepat waktu (√ )
yang telah yang akan diberikan (√ ) e. Peserta dapat megikuti
Pelaksanaan : kegiatan sesui dengan aturan
ditentukan (√ )
a. Menggali pengetahuan dan yang telah dijelaskan (√ )
d. Pengorganisasian
pengalaman pasien dan keluarga f. Peserta mampu menjawab
penyelenggaraan
mengenai kanker serviks (√ ) dengan benar 75% dari
penyuluhan
b. Menjelaskan defenisi kanker pertanyaan penyuluh (√ )
dilakukan sebelum
serviks ( √ ) g. Peserta mampu menjawab
dan saat penyuluhan c. Menjelaskan penyebab dan faktor
dengan benar pertanyaan
dilaksanakan ( √ ) resiko kanker serviks ( √ ) tentang kanker serviks ( √ )
d. Menjelaskan tanda dan gejala
kanker serfiks ( √ )
e. Menjelaskan stadium kanker
serviks (√ )
f. Menjelaskan penatalaksanaan
kanker serviks ( √ )
g. Menjelaskan pencegahan kanker
serviks ( √ )
h. Menjelaskan deteksi dini kanker
serviks ( √ )

Anda mungkin juga menyukai