A. TUJUAN
1. Menunjukkan adanya ikatan peptida pada suatu protein.
2. Menunjukkan bahwa sebagian makro molekul yang larut dalam bentuk
larutan alkaloid, protein dapat dipisahkan satu dari yang lain, dengan
menggunakan larutan garam divalent konsentrasi tinggi (amonium sulfat
konsentrasi tinggi).
3. Menunjukkan bahwa sebagai makro molekul yang larut, protein dapat
dipisahkan dengan cara mengendapkannya dengan penambahan etanol
absolut.
4. Menunjukkan bahwa logam berat mengendapkan protein secara
denaturasi irreversibel.
5. Memisahkan protein dari larutan dengan mengendapkannya dengan
senyawa yang bereaksi dengan protein tersebut.
6. Menunjukkan pengendapan protein oleh asam kuat.
7. Mengetahui warna serta proses pengendapan yang mengandung protein
dalam setiap uji.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh
karena zat ini selain berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga
berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-
asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O dan N yang tidak
dimiliki oleh lemak atau karbohidrat (Natsir dan Latifa, 2018).
Secara kalorimetri, protein dapat ditetapkan kadarnya dengan metode
biuret. Prinsipnya adalah ikatan peptida dapat membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu dengan penambahan garam kupri dalam suasana basa.
Pereaksi biuret terdiri dari campuran protein dengan sodium hidroksida
(berupa larutan) dan tembaga sulfat. Warna violet adalah hasil dari reaksi ini
(Carprette, 2005 dalam Purwanto, 2014)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Gelas beker
c. Pipet
d. Rak tabung reaksi
e. Tabel
f. Serbet
2. Bahan
a. Sampel protein (albumin, gelatin, kasein)
b. Logam berat (ZnSO4, CuSO4, FeCl3, HgCl, Pb asetat)
c. Larutan NaOH 40%
d. 0,1 % CuSO4
e. (NH4)2 SO4
f. Alkohol 95%
g. Larutan ZnSO4 2%
h. Asam trikloroasetat
i. Asam sulfosalisilat
D. CARA KERJA
1. Uji Biuret
a. Masukkan 1 ml sampel ke
dalam tabung reaksi.
b. Tambahkan 1 ml larutan NaOH
40%
c. Kemudian tambah 1 tetes
larutan 0,1% CuSO4
d. Homogenkan hingga berwarna
merah muda atau ungu
2. Pengendapan Oleh Larutan Garam Konsentrasi Tinggi
a. Masukkan 2 ml sampel ke
dalam tabung reaksi.
b. Tambahkan (NH4)2SO4
bertetes-tetes hingga jenuh
c. Amati terjadinya endapan
protein
Pada uji ini memiliki prinsip kerja adanya perubahan warna menjadi
menjadi ungu jika terdapat protein dalam sampel. Albumin mengalami
perubahan warna menjadi ungu muda. Gelatin mengalami perubahan
warna menjadi ungu. Kasein mengalami perubahan warna menjadi biru.
Sehingga, dapat diketahui bahwa ketiganya mengandung protein.
Pada uji ini memiliki prinsip kerja terjadinya pengendapan protein karena
air berikatan dengan garam. Uji pada Albumin menunjukkan adanya
endapan putih melayang. Pada gelatin juga terdapat endapan putih.
Sedangkan pada kasein terdapat endapan putih keruh. Sehingga, dapat
diketahui bahwa ketiga sampel tersebut mengandung protein yang dapat
diendapkam.
3. Etanol Absolut
Pada uji ini memiliki prinsip kerja terjadinya pengendapan protein karena
air berikatan dengan alkohol. Uji pada albumin menunjukkan sampel
menjadi benimg. Pada gelatin sampel berubah menjadi putih keruh.
Sedangkan pada kasein sampel berubah menjadi bening. Seharusnya,
pada ketiga sampel terdapat endapan atau sampel berubah menjadi keruh
karena ketiganya mengandung protein. Namun, pada albumin dan kasein
tidak terbentuk endapan maupun keruh karena reagen tedak berfungsi
dengan sempurna.
4. Logam Berat
Pada uji ini memiliki prinsip kerja reaksi denaturasi ireversible pada
pengendapan protein. Albumin pada 10 tetes pertama penambahan Cu
terdapat endapan, pada 20 tetes penambahan Cu masih terdapat endapan,
Fe pada penambahan 10 tetes tidak ada endapan dan pada 20m tetes tidak
ada endapan, Hg 10 tetes ada endapan sedikit 20 tetes ada banyak
endapan. Zn 10 tetes ada endapan dan 20 tetes ada endapan, Pb terdapat
endapan pada 10 tetes dan 20 tetes. Pada Gelatin penambahan Cu 10 tetes
dan 20m tetes tidak ada endapan. Penambahan Fe 10 tetes ada endapan
orange dan 20 tetes tidak ada endapan. Pada penambahan Hg ada endapan
semuanya. Pada penambahan Zn tidak terjadi endapan. Penambahan Pb
ada endapan semua. Pada Kasein penambahan Cu ada endapan semua,
penambahan Fe tidak ada endapan semua, Penambahan Hg ada endapan
semua. Penambahan Zn ada endapan, penambahan Pb ada endapan pada
10 tetes pertama, dan saat 20 tetes masih terdapat endapan.
5. Reagen Alkaloid
Prinsip pada uji ini memiliki prinsip kerja mengendapkan protein yanh
terdapat pada larutan. Albumin uji asam sulfosalisilat terdapat endapan
berwarna putih, penambahan trikloroasetat berubah menjadi coklat muda.
Pada Gelatin penambahan sulfosalisilat menghasilkan warna putih pucat.
Penambahan asam trikloroasetat menghasilkan warna cokat muda. Pada
Kasein penambahan asam sulfosalisilat menghasilkan warna bening.
Penambahan asam trikloroasetat terdapat endapan berwarna coklat.
6. Asam Mineral (HNO3) Pekat
Pada uji ini memiliki prinsip kerja terjadinya endapan pada larutan.
Albumin menghasilkan cincin berwarna kuning. Gelatin menghasilkan
warna kuning pucat. Kasein menghasilkan warna kuning pekat. Kasein
lebih kuning pekat dibanding Gelatin sebab Kasein memiliki kandungan
protein yang lebih tinggi.
F. KESIMPULAN
1. Pada uji biuret ketiganya mengandung protein sehingga menghasilkan
warna biru sampai ungu.
2. Pada uji larutan garam jenuh ketiganya mengandung protein sehingga
terbentuk endapanberwarna putih.
3. Pada uji etanol Absolut, albumin dan kasein tidak terjadi endapan
karena kandungan protein yang sedikit.
4. Pada uji logam nberat sebagian besar terdapat endapan hal ini terjadi
karena adanya protein dalam sampel.
5. Pada uji Reagen Alkaloid hanya 2 penambahan asam yang terdapat
endapan. Hal ini terjadi karena terlalu sedikit dalam penambahan
asam.
6. Asam mineral pekat pada albumin terjadi endapan cincin karena
jumlah asam yang terdapat padalarutan sedikit. Sedangkan pada
gelatin dan kasein terlalu banyak penambahan asam sehingga tidak
terjadi endapan.
DAFTAR PUSTAKA
Natsir, N. A., dan S. Latifa. 2018. Analisis Kandungan Protein Total Ikan Kakap
Merah dan Ikan Kerapu Bebek. Jurnal Biology Science & Education.
Volume 7 Nomor 1 : 49-55.
Purwanto, M. G. M. 2014. Perbandingan Analisa Kadar Protein Terlarut dengan
Berbagai Metode Spektroskopi UV-Visible. Jurnal Sains & Teknologi.
Volume 7 Nomor 2 : 64-71.
LAPORAN PRAKTIKUM PROTEIN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biokimia
Dosen pengampu :
Desi Purwaningsih, S.Pd., M.Si.
Oleh Kelompok 2 :
1. Dewi Susanti (GZ18005)
2. Dian Ayu Kurniawati (GZ18006)
3. Dian Putri Penasih (GZ18007)
4. Eka Saputri Widiyarti (GZ18008)