Anda di halaman 1dari 10

LIPIDA

A. TUJUAN
1. Mengetahui pelarut yang dapat melarutkan minyak dan lemak
2. Menunjukkan adanya ikatan tidak jenuh pada lemak
3. Menunjukkan adanya lemak
4. Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak atau lemak
5. Menunjukkan adanya sterol dalam suatu bahan

B. TINJAUAN PUSTAKA
Lipid merupakan biomolekul yang tidak larut dalam air tapi larut dalam
pelarut organik. Strukturnya sangat bermacam-macam meliputi pigmen
vitamin asam lemak kolesterol, fosfolipid, spingolipid, dan banyak lagi hal
lainnya (Kresge dkk, 2010).
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, berwarna
kekuningan dan berupa seperti lilin, yang diproduksi oleh hati dan sangat
diperlukan oleh tubuh. Kolesterol termasuk golongan lipid yang tidak
terhidrolisis dan merupakan sterol utama dalam jaringan tubuh manusia.
Kolesterol mempunyai makna penting karena merupakan unsur utama dalam
lipoprotein plasma dan membran plasma serta menjadi prekursor sejumlah
besar senyawa steroid (City dan Noni, 2013).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Gelas beker
c. Pipet
d. Rak tabung reaksi
e. Tabel
f. Serbet
g. Bunsen + kaki tiga
h. Cawan penguapan
2. Bahan
a. Mentega dan minyak kelapa
b. Larutan kolesterol 1%

D. CARA KERJA
1. Uji Kelarutan dan Terjadinya Emulsi
a. Siapkan 6 tabung reaksi masing-
masing diisi dengan 2 ml pelarut
:
tabung 1 : air 20 tetes
tabung 2 : alkohol 20 tetes
tabung 3 : kloroform 20 tetes
tabung 4 : eter 20 tetes
tabung 5 : larutan Na2CO3 1 %
b. Tambahkan beberapa tetes
minyak/sedikit mentega ke
dalam tabung reaksi yang sudah
berisi pelarut.
c. Gojog kuat-kuat dan amati
hasilnya.
2. Sifat Ketidak-Jenuhan
a. Ambil 3 tetes minyak/sedikit
mentega
b. Tambahkan 1 ml eter

c. Tambahkan bertetes-tetes
iodium sampai warna menjadi
merah
d. Hitung berapa tetes
penambahan iodium hingga
warna berubah menjadi merah

3. Grease Spot Test


a. Masukkan campuran
alkohol eter 2 : 1 sebanyak
2 ml dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 1 ml minyak/
sedikit mentega
c. Gojog kuat-kuat
d. Ambil menggunakan pipet
e. Teteskan pada kertas saring
dan biarkan kering
f. Amati pembentukan noda
lemak yang jernih

4. Penyabunan Minyak Kelapa


a. Sediakan 1 cawan
penguap, masukkan 1 ml
minyak kelapa
b. Tambahkan 1 butir NaOH
c. Tambahkan 10 ml alkohol
96%

d. Panaskan selama 5-10


menit
e. Ambil 1 tetes dan uji sabun
pada air
f. Setelah sempurna ethanol
diuapkan sampai habis
kemudian didinginkan lalu
tambah air 10 ml
g. Ambil sebagian dengan
pipet dan netralkan dengan
asam asetat encer
h. Larutan netral dibagi 3
bagian dan masing-masing
bagian ditambah dengan
CaCl2, MgSO4 dan Pb
Asetat
i. Amati perubahan warna
yang terjadi

5. Uji terhadap Kolesterol


a. Ambil 1 ml larutan kolesterol
masukkan ke dalam tabung
reaksi
b. Tambahkan dengan hati-hati
asam sulfat pekat 3 tetes
melalui dinding tabung yang
dimiringkan sehingga
terbentuk dua lapisan
c. Catat warna yang dihasilkan
d. Gojog dengan hati-hati
e. Lapisan asam sulfat menjadi
kuning dengan flourensi hijau
atau warna ungu
LEMBAR KERJA LIPIDA
I. Acara Praktikum : Lipida
II. Tujuan : Uji kualitatif pada minyak, lemak, dan kolesterol
III. Hari / Tanggal : Rabu, 6 Maret 2019
IV. Data Pengamatan
LARUTAN UJI UJI KUALITATIF HASIL PENGAMATAN
Minyak Mentega
1. Kelarutan dan emulsi 1. Air : tidak larut Tidak larut
2. alkohol : tidak larut Tidak larut
3. Eter : Larut Larut
MINYAK DAN 4. Na2CO3 : tidak larut Tidak larut
LEMAK 5. Kloroform : larut Larut
2. Sifat Ketidakjenuhan Merah saat 10 tetes Merah saat 10 tetes

3. Grease Spot Test Ada lemak (membentuk noda transparan) Ada lemak (membentuk noda
transparan)
4. Penyabunan Minyak Ca : menggumpal, ada endapan putih
Mg : keruh
Pb : keruh
5. Uji Salkowsi Adanya steril (warna hijau)
E. PEMBAHASAN
1. Uji Kelarutan dan Emulsi
a. Mentega

b. Minyak

Pada uji kelarutan dan emulsi dalam minyak, sampel yang diuji yaitu air,
alkohol, eter, Na2CO3 dan kloroform. Pada air, alkohol, dan Na2CO3 minyak tidak
dapat larut, hal ini terjadi karena sampel tersebut memiliki massa jenis yang lebih
rendah dari minyak. Sedangkan pada sampel eter dan kloroform minyak dapat larut
pada uji tersebut karena sampel memilik massa jenis yang lebih tinggi dari minyak.
Begitu juga terjadi pada uji kelarutan dan emulsi dalam mentega.
2. Uji Sifat Ketidakjenuhan
Pada uji sifat ketidakjenuhan, larutan sampel yang dicampur dengan minyak
dan mentega berubah warna menjadi merah ketika ditetesi larutan Iodium kurang lebih
10 tetes. Sehingga minyak dan mentega mengandung asam lemak tidak jenuh.
3. Uji Grease Spot Test

Pada uji grease spot test, minyak dan mentega ketika dicampurkan dengan
Alkohol-Eter 2:1 sebanyak 2ml dan kemudian digojog kuat-kuat terdapat noda lemak
yang jernih ketika diteteskan pada kertas saring. Hal ini menunjukkan bahwa minyak
dan mentega memiliki kandungan lemak.
4. Uji Penyabunan Minyak

Pada uji penyabunan minyak, minyak dicampurkan dengan NaOH dan ethanol
96% akan menghasilkan padatan sabun setelah dipanaskan hingga etanol menguap
sempurna. Kemudian padatan sabun dicampur dengan aquades lalu dikocok sampai
jernih. Larutan sabun dibagi kedalam 3 tabung reaksi. Tabung 1 ditambah dengan
CaCl2 menghasilkan endapan putih dan gumpalan putih. Tabung 2 ditambah dengan
MgSO4 larutan berubah menjadi keruh. Tabung 3 ditambah derngan Pb Asetat larutan
berubah menjadi keruh.
5. Uji Salkowski

Pada uji Salkowski larutan kolesterol yang dicampur dengan 3 tetes asam sulfat
pekat terjadi perubahan warna yaitu warna hijau ketika dimasukkan dalam sinar UV,
hal ini terjadi karena larutan tersebut mengandung sterol.
F. KESIMPULAN
1. Pada uji kelarutan dan emulsi minyak dan mentega dapat larut pada pelarut dengan
massa jenis tinggi dan tidak dapat larut pada pelarut dengan massa jenis rendah.
2. Pada uji ketidakjenuhan minyak dan mentega terjadi perubahan warna berbeda
dengan warna iodium karena keduanya mengandung asam lemak tidak jenuh.
3. Pada Grease Spot Test minyak dan mentega menghasilkan noda lemak pada kertas
saring karena keduanya mengandung lemak.
4. Pada penyabunan minyak hanya digunakan minyak sebagai bahan utama.
Pengujian penetralan sabun oleh CaCl2 menghasilkan gumpalan dan endapan
putih, oleh MgSO4 menghasilkan larutan keruh, oleh Pb Asetat menghasilkan
larutan keruh.
5. Pada uji Salkowski larutan kolesterol terjadi perubahan warna menjadi hijau ketika
dimasukkan dalam sinar UV karena mengandung sterol.
DAFTAR PUSTAKA
City, A., dan O. Noni. 2013. DIASKOL JANTROKE (Diabetes Militus, Asam Urat, Kolesterol, Jantung, dan
Stroke). IN AzNa Books. Yogyakarta Hal 30-35

Kresge, dkk. 2010. JBC Historical Perspectives Lipid Biochemistry. Journal of Biological Chemistry. Vol
280 No 10 : 1-62

Anda mungkin juga menyukai