Anda di halaman 1dari 20

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas

2.1.1 Definisi Komunitas


Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berarti "kesamaan",

kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh

semua atau banyak". Komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa

organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat

yang sama. Dalam komunitas manusia, individuindividu di dalamnya dapat memiliki

maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah

kondisi lain yang serupa. Soenarno (2013), Definisi Komunitas adalah sebuah

identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan

fungsional. Pengertian Komunitas Menurut Kertajaya Hermawan (2015), adalah

sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya,

dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota

komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values.


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling

berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang

sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang

sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana

mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2012).

2.1.2 Definisi Keperawatan Komunitas


Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang

ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan kepada kelompok resiko tinggi,

dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit

6
dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan

yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi dalam pelayanan keperawatan (Ekasari dkk, 2014)

2.1.3 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


1. Tujuan keperawatan komunitas adalah pencegahan dan peningkatan kesehatan

masyarakat melalui :
a. Pelayanan keperawatan langsung terhadap individu, keluarga, dan kelompok

dalam konteks komunitas


b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan

mempertimbangkan masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi

individu, keluarga, dan masyarakat.


2. Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,

keluarga, dan kelompok berisiko tinggi (keluarga/penduduk di daerah kumuh,

daerah terisolasi, dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,

balita, dan bumil). Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari

Neuman (Anderson, 2013) untuk melihat masalah pasien, model komunitas

sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah

diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan

filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.


Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
a. Tingkat individu. Perawat memberikan keperawatan kepada individu yang

mempunyai masalah kesehatan tertentu (misal Hipertensi, ibu hamil, dll)

yang dijumpai di poliklinik, puskesmas, dengan sasaran dan pusat

perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan di

individu.

7
b. Tingkat keluarga. Sasaran kegiatan adalah keluaraga dengan anggota

keluarga yang mempunyai msalah kesehatan yang di rawat sebagai bagian

dari keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan

keluarga berikut :
a) Mengenal masalah kesehatan.
b) Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan.
c) Memberi perawatan kepada anggota keluarga.
d) Menciptakan lingkungan yang sehat.
e) Memamnfaatkan sumber daya dalam masyarakat meningkatkan

kesehatan keluarga.
c. Tingkat komunitas. Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada

individu, keluarga terlihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas.

Asuhan ini diberikan untuk kelompok berindividu atau masyarakat wilayah

binaan dengan memandang komunitas sebagai klien.

2.1.4 Prinsip Keperawatan Komunitas


1. Klien atau unit keperawatan merupakan suatu populasi
2. Tugas utama adalah meraih yang terbaik bagi sejumlah orang atau populasi

keseluruhan
3. Proses yang digunakan oleh perawat komunitas termasuk bekerja dengan

klien sebagai mitra yang sejajar


4. Pencegahan primer merupakan hal yang prioritas dalam memilih tindakan

yang sesuai
5. Memilih strategi untuk menciptakan lingkungan sehat, kondisi sosial, dan

ekonomi pada populasi yang berkembang merupakan fokus utama


6. Tanggung jawab mencakup keseluruhan populasi yang memerlukan

intervensi atau pelayanan spesifik


7. Penggunaan sumber-sumber kesehatan yang optimal untuk mendapatkan

perbaikan yang terbaik dari populasi merupakan kunci pokok dari kegiatan

praktek
8. Kolaborasi dengan berbagai jenis profesi, organisasi, dan perkumpulan

8
merupakan ara paling efektif untuk mempromosikan dan melindungi

kesehatan populasi (Effendi, 2015).

2.1.5 Falsafah Keperawatan Komunitas

Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman untuk

mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan

memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan manusiawi.

Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu:

a) Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral

dari upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima

oleh semua orang.


b) Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitatif.


c) Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara

berkelanjutan.
d) Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayan¬an

kesehatan, menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan

mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.


e) Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan

berkesinambungan.
f) Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas

kesehatannya. la harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara

aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri (Effendi, 2015).

9
Komunitas Dengan Keluarga
Sebagai Unit Pelayanan
Dasar.
MANUSIA

KEPERAWATAN KESEHATAN
3 Tingkatan (SEHAT-SAKIT)
Pencegahan.

LINGKUNGAN
(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan Spiritual.

Gambar 2.1 : Paradigma / Falsafah Keperawatan Komunitas

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sebagai

berikut :

1. Manusia.

Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada pada

lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan dan

minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai

tujuan.

10
Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga, komunitas,

Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara

lain: daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.

2. Kesehatan.

Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan

dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai

dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.

3. Lingkungan.

Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat

biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.

4. Keperawatan.

Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui

pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Berdasarkan falsafah di atas maka dikembangkan : tujuan, sasaran dan strategi

intervensi keperawatan komunitas (Effendi, 2015).

2.1.6 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


a. Upaya promotif
Untuk meningkatkaan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

dengan jalan :
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat
b) Peningkatan gizi
c) Pemeliharaan kesehatan perorangan
d) Pemeliharan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur
e) Rekreasi
f) Pemdidikan seks
b. Upaya Preventif

11
Untuk mencegah terjadinya enyakit dan gangguan masyarakat terhadap

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui kegiatan :


a) Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
b) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,

maupun kunjungan rumah.


c) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun

dirumah.
d) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui.
c. Upaya Kuratif
Untuk merawat dan mengobatianggota-anggota keluarga, kelompok yang

menderita penyakit ataupun masaah kesehatan melalui :


a) Perawatan orang sakit dirumah (home nursing)
b) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatn dari puskesmas dan

rumah sakit
c) Peraatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah ibu bersalin dan nifas
d) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat dirumah maupun

terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.


a) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,

patah tulang, kelainan bawaan.


b) Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti

TBC, pelatihan nafas, dan batuk, penderita stoke melalui fisioterapi


e. Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalikan individu, keluarga, dan kelompok khusus

kedaloam pergaulan masyarakat (Asmadi, 2014).

2.2 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai

lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah

12
kerja perawat tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah

sebagai berikut:

2.2.1 Tahap Persiapan

1. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang program

praktek.

2. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah dan

kesehatan utama.

3. Penyusunan instrumen data.

4. Uji coba instrumen pengumpulan data.

5. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan

program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.

6. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader kesehatan

setempat.

7. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi,

epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.

8. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan, menyiapkan

dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah dan menyebarkan

undangan.

9. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:

1) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat

2) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah,

garis besar rencana kegiatan

13
3) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah

ditetapkan.

4) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas

kesehatan dari instansi terkait.

14
Struktur Organisasi Kelompok C di RW 06 RT 01, RT 08, RT 03 & RT 04 Kelurahan Semampir, Kecamatan Sukolilo Surabaya
Tahun 2019

Ketua Kelompok
Putri, S.kep

Sekretaris Bendahara
Nuur Fadhilah, S.kep Moh. Roni, S.Kep

Penanggung Jawab Remaja Penanggung Jawab Balita, Anak, KIA


Rizaldhy Heru Susanto, S.Kep Rintis Kurniawan, S.Kep
Eri yavie Ramadhani, S.Kep Aulia Karisma Yanti, S.Kep
Tya Adriana, S.Kep

Penanggung Jawab Lansia Penanggung Jawab CMHN Penanggung Jawab Kesling


Ahmad Zuhad, S.Kep Vicky Ariwibowo, S.Kep Gita Nur Kholif ,S.Kep
Laili Maghfiroh, S.Kep Moh. Roni, S.Kep Moch Mashyudiono,S.Kep

15
2.2.2 Tahap Pelaksanaan
1. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan kelompok

kerja kesehatan.
2. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja

kesehatan:
1) Pelatihan kader kesehatan
2) Penyuluhan kesehatan
3) Simulasi/demonstrasi
4) Pembuatan model/ percontohan
5) Kunjungan rumah (home health care)
6) Kerja bakti, daan lain-lain.
3. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan

kegiatan.

2.2.3 Tahap Evaluasi


1. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal kesesuaian,

kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas.


2. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan,

keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam pemecahan

masalah (Wahit, 2008).

2.3 Proses Keperawatan Komunitas

Setelah klien (induvidu, keluarga, masyarakat) kontak dengan pelayanan

kesehatan (dirumah, dipuskesmas), poerawat melakukan praktek keperawatan dengan

menggunkan proses keperawatan komunitas.

Dengan menggungakan proses keperawatan komunitas perawat memakai latar

belakang pengetahuan yang konprehensif untuk mengkaji status kesehatan komunitas,

16
mengindentifikasi masalah dan diagnosis, merencakan intervensi,

mengimplementasikan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan.

Sesuai dengan teori Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien

yang dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan

penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari 5 tahapan :

1. Pengkajian

Dalam pengkajian yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :

a. Core atau inti : data demografi kelompok atau komuniats yang terdiri atas :

umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, kenyakinan,

serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.


b. Delapan subsitem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
 Perumahan : meliputi yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi,

kepadatan. Luas wilayah.


 Pendidikan: meliputi sarana pendidikan yang digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan, adanya sarana pendidikan baik PAUD, TK,

SD, SMP, SMA yang berada di komunitas.


 Keamanan dan keselataman di lingkungan tempat tinggal : meliputi

ketersediaan pos satpam, adanya petugas keamanan, tempat parkir untuk

sepeda, sepeda motor, mobil.


 Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan: meliputi adanya sarana

yang dibuat oleh pemerintah, misalnya ketersediaan pustu, balai

pengobatan, pemberian PMT gratis.


 Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan untuk deteksi dini

gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi

17
meliputi adanya kader, posyandu, maupun balai pengobatan terdekat yang

tersedia.
 Sistem komunikasi : meliputi penambahan penambahan pengetahuan

masyarakat tentang kesehatan, meliputi adanya penyuluhan, perkumpulan

remaja dan lansia, keluarga binaan puskesmas, adanya poster tentang

kesehatan
 Ekonomi: meliputi tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan

apakah sesuai dengan upah minimum regional (UMR), atau di bawah UMR

sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau (mis.

Anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi

tersebut).tabungan kesehatan dan keluarga


 Rekreasi: meliputi kegiatan rekreasi yang ada di komunitas, yang dilakukan

secara rutinitas baik remaja, dewasa maupun lansia.


2. Perumusan atau Penentuan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang

selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah

dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu perlu

diprioritaskan masalah.

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan

baik yang aktual maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang

diperoleh pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial adalah masalah

yang mungkin timbul kemudian (American Nurses of Association (ANA).

Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu :

1. Problem (Masalah)

18
2. Etiologi (Penyebab)

3. Sign or Symptom (Tanda atau Gejala)

Perumusan diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1. Dengan rumus PES

DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab) + S (Symptom/gejala)

2. Dengan rumus PE

DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab)

Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2

komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai beriku:

a. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah

b.Sumber daya yang tersedia dari masyarakat

c. Partisipasi dan peran serta masyarakat

Sedangkan diagnosa keperawatan menurut Mueke, 1984 terdiri dari :

a. Masalah ……. Sehat ……. Sakit

b.Karakteristik populasi

c. Karakteristik lingkungan (Epidemiologi triagle)

Logan & Dawkins, 2011. Dalam bukunya : Family Centered Nursing in the

Community :

Diagnosa resiko : ……… (masalah)

Diantara : …….... (komunity)

Sehubungan dengan : ……… ( Karakteristik komunity dan lingkungan)

Yang dimanifestasikan / didemonstrasikan oleh : ……... ( Indikator

kesehatan/analisa data)

19
3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang akan

dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang

telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Rencana

keperawatan harus mencakup : Perumusan tujuan, Rencana tindakan keperawatan

yang akan dilaksanakan, kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.

a. Perumusan tujuan

Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Berfokus pada masyarakat

b. Jelas dan singkat

c. Dapat diukur dan diobservasi

d. Realistik

e. Ada target waktu

f. Melibatkan peran serta masyarakat

Formulasi kriteria tujuan : T = S + P + K.1 + K.2

S: Subjek K.1 : Kondisi

P: Predikat K.2 : Kriteria

Selain itu dalam perumusan tujuan :

a. Dibuat berdasarkan goal : sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan

b. Perilaku yang diharapkan berubah

c. Specific

d. Measurable atau dapat diukur

20
e. Attainable atau dapat dicapai

f. Relevant/realistic atau sesuai

g. Time-Bound atau waktu tertentu

h. Sustainable atau berkelanjutan

b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui kegiatan :

a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan

b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan

c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan melalui

kegiatan : musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini

d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia

e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang

sangat dirasakan masyarakat

f. Mengarah pada tujuan yang akan dicapai

g. Tindakan harus bersifat realistic

h. Disusun secara berurutan

c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai

berikut

a. Menggunakan kata kerja yang tepat

b. Dapat dimodifikasi

c. Bersifat spesifik :

1) Siapa yang melakukan ?

21
2) Apa yang dilakukan ?

3) Dimana dilakukan ?

4) Kapan dilakukan ?

5) Bagaimana melakukan ?

6) Frekuensi melakukan ?

d. Pelaksanaan
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi

pada keperawatan komunitas adalah : I2 RMU.

1. Inovatif

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

dan berdasar pada iman dan takwa

2. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesame

profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

berdasarkan asas kemitraan

3. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus

menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana

program yang telah disusun.

4. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan

kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta komponen.

22
5. Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas

kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan

keperawatan yang diberikan akan tercapai

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :

a. Keterpaduan antara : Biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana

dengan pelayanan kesehatan maupun sector lainnya

b. Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader dan tokoh masyarakat dalam

rangka alih peran.

c. Tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dan didokumentasikan.

d. Adanya penyelenggaraan system rujukan baik medis maupu rujukan

kesehatan.

e. Evaluasi
1. Fokus evaluasi

a. Relevansi

Apakah program yang diperlukan ?

Yang ada atau yang terbaru

b. Perkembangan kemajuan

Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?

Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta ?

c. Cost efficiency (efisiensi biaya)

Bagaimana biaya ?

Apa keuntungan program ?

23
d. Efektifitas

Apakah tujuan tercapai ?

Apakah klien puas ?

Apakah focus pada formulatif dan hasil jangka pendek ?

e. Impact

Apakah dampak jangka panjang ?

Apa perubahan perilaku dalam 6 bulan atau 1 tahun ?

Apakah status kesehatan meningkat ?

2. Kegunaan evaluasi

a.Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang

diberikan.

b. Menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan keperawatan

yang diberikan.

c. Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk

memperbaiki atau menyusun rencana dalam proses keperawatan.

3. Hasil evaluasi

Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :

1. Tujuan tercapai

Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah

menunjukkan kemajuan sesuai denga kriteria yang telah ditetapkan.

2. Tujuan tercapai sebagian

Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu

dicari penyebab dan cara memperbaiki atau mengatasinya.

24
3. Tujuan tidak tercapai

Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak

menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah

baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam apakah terdapat

problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan dan faktor-faktor

yang lain tidak sesuai sehingga menjadi penyebab tidak tercpainya

tujuan.

gfgfgfgfgfg

25

Anda mungkin juga menyukai