Anda di halaman 1dari 23

Analisis Regresi Linear Berganda

Disusun untuk Memenuhi Ulangan Tengah Semester


Mata Kuliah Ekonometrika

Dosen Pengampu:
Dr. H. Karim, M.Si.
Taufiq Hidayanto, M.Pd.

Oleh:

Isdayanti (1710118320016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
Daftar Isi

Daftar Isi............................................................................................................... i
A. Kajian Teori ..................................................................................................1
1. Definisi Harga Saham ...............................................................................1
3. Definisi Return On Investment (ROI) .......................................................1
4. Definisi Return On Asset (ROA) ..............................................................2
5. Definisi Return On Equity (ROE) .............................................................2
6. Definisi Earning Per Share (EPS) .............................................................2
7. Hubungan GPM, ROI, ROA, ROE, EPS dan Harga Saham .....................2
B. Data ...............................................................................................................4
C. Analisis .........................................................................................................5
1. Persiapan Data ...........................................................................................5
2. Estimasi Model Regresi Linier..................................................................6
3. Uji Asumsi Klasik terhadap Model hasil uji kelayakan ..........................12
4. Uji Kelayakan Model ................................................................................9
5. Interpretasi Model ...................................................................................18
D. Interprestasi Model dengan Menjawab Maslah ..........................................19
Daftar Pustaka ....................................................................................................21

i|Ujian Tengah Semester


A. Kajian Teori

1. Definisi Harga Saham


Harga adalah nilai uang yang harus dibayarkan oleh konsumen
kepada penjual/sebuah perusahan atas barang atau jasa yang dibelinya.
Dengan kata lain, harga adalah nilai suatu barang yang ditentukan oleh
penjual/sebuah perusahan.
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen
finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan.
Jadi, harga saham adalah salah satu indikator keberhasilan pengelolaan
perusahaan. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan,
yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga
memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
2. Definisi Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin (GPM) atau Marjin Laba Kotor adalah rasio
profitabilitas yang digunakan untuk menghitung persentase kelebihan laba
kotor terhadap pendapatan penjualan. Gross Profit atau Laba Kotor yang
dimaksud disini adalah pendapatan Penjualan yang dikurangi dengan Harga
Pokok Penjualan (HPP).
3. Definisi Return On Investment (ROI)
Return On Invesment merupakan rasio yang menunjukkan hasil dari
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang
efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang
dikendalikan dengan mengabaikan sumber pendanaan, rasio ini biasanya
diukur dengan persentase.

1|Ujian Tengah Semester


4. Definisi Return On Asset (ROA)
Return on Assets atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan
Tingkat Pengembalian Aset adalah rasio profitabilitas yang menunjukan
persentase keuntungan (laba bersih) yang diperoleh perusahaan sehubungan
dengan keseluruhan sumber daya atau rata-rata jumlah aset.

5. Definisi Return On Equity (ROE)


Return on Equity Ratio yang biasanya disingkat dengan ROE adalah
rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dari investasi pemegang saham di perusahaan tersebut.
Dengan kata lain, ROE ini menunjukkan seberapa banyak keuntungan yang
dapat dihasilkan oleh perusahaan dari setiap satu rupiah yang diinvestasikan
oleh para pemegang saham. ROE biasanya dinyatakan dengan persentase (%).

6. Definisi Earning Per Share (EPS)


Earning per Share yang disingkat dengan EPS adalah bagian dari laba
perusahaan yang dialokasikan ke setiap saham yang beredar. Laba per saham
atau Earning per Share ini merupakan indikator yang paling banyak digunakan
untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan.

7. Hubungan GPM, ROI, ROA, ROE, EPS dan Harga Saham


a. Hubungan GPM dengan Harga Saham
Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan
sales.Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi
perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan
relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales.Demikian pula sebaliknya,
semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi
perusahaan. Hasil penelitian dari Megawati yenni (2004) menunjukkan
bahwa GPM berpengaruh positif terhadap return saham.Catur wulandari
(2005) imron rosyadi (2002) masing-masing menunjukkan bahwa GPM
hubungan yang positif dan signifikan terhadap return saham. GPM
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

2|Ujian Tengah Semester


b. Hubungan ROI dengan Harga saham
Menurut Eduardus Tandelilin dalam bukunya “Analisis Investasi dan
Manajemen Fortofolio” : Besarnya tingkat pengembalian prusahaan dapat
dilihat melalui besar kecilnya laba perusahaan tersebut. Jika laba
perusahaan tinggi maka tingkat Pengembalian investasi(ROI) perusahaan
akan tinggi sehingga investor akan Tertarik untuk membeli saham tersebut,
sehingga harga saham tersebut akan mengalami kenaikan (2001:236).
c. Hubungan antara ROA dengan Harga Saham
Semakin besar ROA, menunjukkan bahwa keuntungan yang dicapai
perusahaan semakin besar, sehingga akan menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Meningkatnya
permintaan akan saham tersebut nantinya akan dapat meningkatkan harga
saham perusahaan tersebut di pasaran (Pradipta dalam Sitti Suhariana,
2015).
d. Hubungan antara ROE dengan Harga Saham
Informasi peningkatan ROE akan diterima pasar sebagai sinyal baik yang
akan memberikan masukan positif bagi investor dalam pengambilan
keputusan membeli saham (Husnan dan Pudjiastuti dalam Utami dan
Darmawan, 2018: 209). Hal ini membuat permintaan akan saham
meningkat sehingga harganya pun akan naik.
e. Hubungan antara EPS dengan Harga Saham
Menurut (Darmadji & Fakhruddin 2006, h.195) mengemukakan “semakin
tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba sehingga
mengakibatkan harga pasar saham naik karena permintaan dan penawaran
meningkat”.
Menurut (Tandelilin, 2001, h.236) yang mengemukakan bahwa “Jika laba
perusahaan tinggi maka para investor akan tertarik untuk membeli saham
tersebut, sehingga harga saham tersebut akan mengalami kenaikan”.
Sehingga dari penjelasan di atas dapat diketahui hubungan antara earning
Per Share dengan harga pasar saham sangat erat.

3|Ujian Tengah Semester


B. Data

Pak Ismail hendak meginvestasikan uanganya ke suatu perusahaan X. Sebelum


menginvestasikan, Pak Ismail melakukan analisis terhadap rasio profitabilitas
perusahaan X dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2017. Rasio profitabilitas
yang dianalisis meliputi Gross Profit Margin (GPM), Return On Asset (ROA),
Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share
(EPS). Berikut data harga saham perusahaan X dalam waktu tahun 2000-2017.
Model regresi sebagai berikut:
𝐻𝑆 = 𝛽0 + 𝛽1 𝐺𝑃𝑀 + 𝛽2 𝑅𝑂𝐼 + 𝛽3 𝑅𝑂𝐴 + 𝛽4 𝑅𝑂𝐸 + 𝛽5 𝐸𝑃𝑆 + 𝑒

Tahun Harga Saham (Rp) GPM (%) ROI (%) ROA (%) ROE (%) EPS (%)
2000 8400 3.3 6.57 2.50 1.5 4.85
2001 7600 4.65 3.24 3.60 3.7 6.33
2002 9050 6.13 5.1 4.7 4.7 6.13
2003 8350 5.93 4.85 8.6 7.9 5.8
2004 9100 8.65 6.33 7.8 4.7 8.3
2005 8850 3.84 6.13 4.6 2.6 5.7
2006 10100 5.5 5.8 5.8 3.7 3.6
2007 8300 3.4 8.3 8.3 4.8 4.6
2008 8400 4.4 5.7 4.85 8. 5.1
2009 11000 12.28 8.3 6.33 7.9 5.8
2010 12900 14.05 5.7 6.13 4.7 8.3
2011 9550 10.1 3.6 5.8 4.95 5.7
2012 13100 16.84 4.6 8.3 6.43 3.6
2013 8100 4.4 5.1 5.7 6.23 4.6
2014 6600 4.9 5.8 3.6 8.95 5.1
2015 9100 5.6 8.3 4.6 7.92 4.85
2016 7700 8.1 5.7 6.1 7.37 6.33
2017 10300 5.5 9.48 3.4 7.58 6.5

4|Ujian Tengah Semester


C. Analisis

1. Persiapan Data
a) Buka Aplikasi SPSS di laptop kalian. Lalu
b) Klik Variable View pada kolom Name beri nama Y, X1, X2, X3, X4, dan
X5. Kemudian pada kolom Label masukkan tulisan “Harga Saham”
untuk Y, “GPM” untuk X1, “ROI” untuk X2, “ROA” untuk X3, “ROE”
untuk X4, dan “EPS” untuk X5.

c) Klik Data View dan masukkan data Harga Saham pada kolom Y, data
GPM pada kolom X1, data ROI pada X2, data ROA pada X3, data ROE
pada X4, dan data EPS pada X5.

5|Ujian Tengah Semester


2. Estimasi Model Regresi Linier
a) Estimasi regresi linier
Dengan cara klik 𝑨𝒏𝒂𝒍𝒚𝒛𝒆 ⟹ 𝑹𝒆𝒈𝒓𝒆𝒔𝒔𝒊𝒐𝒏 ⟹ 𝑳𝒊𝒏𝒆𝒂𝒓 …

Lalu akan muncul tampilan seperti di bawah ini

6|Ujian Tengah Semester


Masukkan Harga Saham (Y) kedalam kolom Dependent dan masukkan
GPM (X1), ROI (X2), ROA (X3), ROE (X4), dan EPS (X5) ke dalam
kolom Independent(s).

Apabila kita klik OK maka output yang diperoleh hanya dapat di uji
kelayakan modelnya saja, tidak termasuk output uji asumsi klasik. Maka
sebaiknya kotak dialog tidak ditutup sebelum meng-klik tombol-tombol
lainnya agar dapat memunculkan uji asumsi klasik.

b) Memunculkan output guna menguji Asumsi Klasik


1) Multikolinieritas dan Autokorelasi
 Klik Statistic
 Muncul kotak dialog Linear Regression Statistic. Pada Regression
Coeficient centang Collinearity diagnostics untuk memunculkan
hasil uji multikolinieritas, dan
 Pada Residuals centang Durbin Watson untuk memunculkan
hasil uji autokorelasi.
 Setelah itu klik Continue.

7|Ujian Tengah Semester


2) Heteroskedastisitas dan Normalitas
 klik Plots,
 Muncul kotak dialog Linear Regression Plots. Lalu pindahkan
*ZPRED ke kotak X dan *ZRESID ke kotak Y untuk
memunculkan hasil uji heteroskedastisitas.
 Klik Normal Probability plot untuk memuculkan uji normalitas.
 Setelah itu klik Continue.

8|Ujian Tengah Semester


Setelah semua tomol perintah diinginkan di klik, maka untuk
memunculkan semua output, klik OK dengan demikian output yang
diinginkan akan ditampilkan pada file output.

3. Uji Kelayakan Model


Uji kelayakan model terdiri dari uji F, uji t, dan koefisien determinasi. Pada

a. Uji Keterandalan Model (Uji F)


Uji F mengikuti distribusi F yang kriteria pengujannya seperti One Way
Anova. Apabila nilai prob. F hitung (output SPSS ditunjukkan pada kolom
sig.) lebih kecil dari 𝑎 = 0.05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi
yang diestimasi layak, sedangkan apabila nilai prob. F hitung lebih besar
dari 𝑎 = 0.05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi
tidak layak. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel ANOVAa dibawah ini.
Nilai prob. F hitung terlihat pada kolom terakhir (sig.)

9|Ujian Tengah Semester


Nilai prob. F hitung pada table di atas = 0.000 < 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regersi linier yang diestimasi layak digunakan
untuk GPM, ROI, ROA, ROE dan EPS terhadap Harga Saham.
b. Uji Koefisien Regresi (Uji t)
Uji t dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji apakah
parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk
mengestimasi persamaan/model regresi linier berganda sudah merupakan
parameter tepat atau belum. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel
Coefficientsa. seperti pada gambar di bawah ini.

Apabila nilai prob. t hitung (output SPSS ditunjukkan pada kolom sig.)
lebih kecil dari 𝑎 = 0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas
(dari t hitung) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya,
sedangkan apabila nilai prob. t hitung lebih besar dari 𝑎 = 0.05 maka
dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikatnya.
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas GPM (0.000) < 0.05 sehingga
variabel bebas GPM berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
Harga Saham.

10 | U j i a n T e n g a h S e m e s t e r
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas ROI (0.024) < 0.05 sehingga
variabel bebas ROI berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Harga
Saham.

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas ROA (0.765) > 0.05 sehingga
variabel bebas ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
Harga Saham.

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas ROE (0.042) < 0.05 sehingga
variabel bebas ROE berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
Harga Saham.
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas EPS 0.331 > 0.05 sehingga
variabel bebas ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
Harga Saham.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi dapat
diukur oleh nilai Adjusted R-Square.

Dilihat dari nilai Adj. R Square yang menunjukkan 0.748 menunjukkan


bahwa pengaruh variabel bebas Promosi dan Harga terhadap variabel
terikat Keputusan Konsumen sebesar 74.8%.

11 | U j i a n T e n g a h S e m e s t e r
4. Uji Asumsi Klasik terhadap Model hasil uji kelayakan
Pada tahap ini tidak dilakukan operasionalisasi software SPSS, melainkan
hanya cara membaca uji asumsi klasik dari ouput SPSS, sebagaimana yang
ditampilkan pada file output.
a) Multikolinieritas
Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel Coefficienta dua kolom
terakhir.

Nilai VIF untuk variabel GPM = 1.418 dan Tolerance-nya 0.705, ROI =
1.111 dan Tolerance-nya 0.900, ROA = 1.318 dan Tolerance-nya 0.759,
ROE = 1.127 dan Tolerance-nya 0.887, dan EPS = 1.066 dan Tolerance-
nya 0.939. Karena nilai VIF dari kelima variabel < 10 dan kelima
Tolerance-nya > 0.01 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas
pada kelima variabel bebas tersebut.

b) Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi, dapat dilihat pada tabel Model Summaryb kolom
terakhir.

12 | U j i a n T e n g a h S e m e s t e r
Nilai Durbin-Watson yang tertera pada output SPSS disebut dengan DW
hitung. Angka ini dibandingkan dengan kriteria penerimaan atau
penolakan yang akan dibuat dengan nilai dL dan dU ditentukan
berdasarkan jumlah variabel bebas dalam model regresi (k) dan jumlah
sampelnya (n). Nilai dL dan dU dapat dilihat pada Tabel DW dengan
tingkat signifikasi (error) 5% (𝑎 = 0.05).

Jumlah variabel bebas : k = 5

Jumlah sampel : n = 18

Tabel Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai dL = 0.7098 dan dU =


2.0600 sehingga dapat ditentukan kriteria terjadi atau tidaknya
autokolerasi seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

13 | U j i a n T e n g a h S e m e s t e r
Autokorelasi Ragu-ragu Tidak ada Autokorelasi
(+) autokorelasi Ragu-ragu (-)

dL dU 4-dU 4-dL

0 0.7098 2.0600 1.9400 3.2902 4

Nilai DW hitung sebesar 1.9400 < 2.812 < 3.2902 yang artinya berada
pada daerah ragu-ragu atau tidak ada kesimpulan yang pasti. Maka, kita
bisa menggunakan alternative uji lain untuk mendekteksi gejala
autokolerasi misal dengan uji run test dengan SPSS.

Langkah-langakah uji run test dengan SPSS

Pada data yang sudah ada klik 𝑨𝒏𝒂𝒍𝒚𝒛𝒆 ⟹ 𝑹𝒆𝒈𝒓𝒆𝒔𝒔𝒊𝒐𝒏 ⟹ 𝑳𝒊𝒏𝒆𝒂𝒓

Muncul kotak dialog, masukkan Harga Saham (Y) kedalam kolom


Dependent dan masukkan GPM (X1), ROI (X2), ROA (X3), ROE (X4),
dan EPS (X5) ke dalam kolom Independent(s). Pada bagian Method
pilih Enter, kemudian klik Save.

14 | U j i a n T e n g a h S e m e s t e r
Muncul kotak dialog linear regression; Save, pilih Unstandardized untuk
Residuals, lalu klik Continue dan klik OK. (abaikan saja output yang
keluar)

Perhatikan pada bagian data view muncul variabel baru dengan nama
RES_1. Langkah selanjutnya adalah klik Analyze – Nonparametric
Tests – Legacy Dialogs – Runs…

Muncul kotak dialog run test, kemudian masukkan variabel


Unstandardized Residual ke kotak Test Variable List, pada bagian Cut
Point pilih Median. Lalu klik OK.

15 | U j i a n T e n g a h S e m e s t e r
Akan muncul output run test

Berdasarkan output SPSS diatas , diketahui nalai Asymp. Sig. (2-tailed) =


0.466 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
autokolerasi. Dengan demikian, masalah autokolerasi yang tidak dapat
terselesaikan dengan Durbin Watson dapat teratasi melalui uji run test.

c) Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar Scatterplot, seperti
pada gambar dibawah ini.

16 | U j i a n T e n g a h S e m e s t e r
Dari gambar diatas terlihat bahwa sebaran titik tidak membentuk satu
pola/alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d) Normalitas
Hasil uji normalitas dapat dilihat dari gambar Normal P-P Plot dibawah
ini.

Sebaran titik-titik dari gambar Normal P-P Plot diatas relative mendekati
garis lurus, sehingga dapat disimpulkan bahwa (data) residual terdistribusi
normal.

17 | U j i a n T e n g a h S e m e s t e r
5. Interpretasi Model

𝑌 = 6683.560 + 426.554𝑋1 + 341.973𝑋2 − 40.529𝑋3 − 231.738𝑋4 −


168.978𝑋5

18 | U j i a n T e n g a h S e m e s t e r
D. Interprestasi Model dengan Menjawab Maslah

a. Tahun 2018, capaian perusahaan X adalah 9.5% (GPM), 4.6% (ROI), 3.6%
(ROA), 7.5% (ROE), dan 8,0% (EPS). Berapakah harga saham perusahaan X
pada tahun 2018?
Penyelesaian :
Diketahui : GPM : 9.5%
ROI : 4.6%
ROA : 3.6%
ROE : 7.5%
EPS : 8.0%
Ditanya : harga saham perusahan X pada tahun 2018?
Jawab :

𝑌 = 6683.560 + 426.554𝑋1 + 341.973𝑋2 − 40.529𝑋3 − 231.738𝑋4 −


168.978𝑋5

𝑌 = 6683.560 + 426.554(0.095) + 341.973(0.046) − 40.529(0.036) −


231.738(0.075) − 168.978 (0.08)

𝑌 = 6683.560 + 40.52263 + 15.730758 − 1.459044 − 17.38035 −


13.51824

𝑌 = 6707.455754

Jadi harga saham perusahaan X pada tahun 2018 adalah Rp 6707,46

19 | U j i a n T e n g a h S e m e s t e r
b. Misalkan Pak Ismail menghendaki Harga Saham Perusahaan X mencapai Rp
12.000,00. Dengan kondisi capaian ROI, ROA, ROE, dan EPS sama dengan
tahun 2017, berapa persentase GPM yang harus dicapai.
Penyelesaian :
Diketahui : Harga Saham = Rp 12.000,00
ROI = 9.48%
ROA = 3.4%
ROE = 7.58%
EPS = 6.5%
Ditanya : Presentase GPM yang harus dicapai?
Jawab :

𝑌 = 6683.560 + 426.554𝑋1 + 341.973𝑋2 − 40.529𝑋3 −


231.738𝑋4 − 168.978𝑋5

12000 = 6683.560 + 426.554𝑋1 + 341.973(0.0948) − 40.529(0.034) −


231.738(0.0758) − 168.978(0.065)

12000 = 6683.560 + 426.554𝑋1 + 32.4190404 − 1.377986 −


17.5657404 − 10.98357

12000 = 6686.051744 + 426.554𝑋1

12000 − 6686.051744 = 426.554𝑋1

5313.948256 = 426.554𝑋1

5313.948256
𝑋1 = 426.554

𝑋1 = 12.46

Presentase GPM yang harus dicapai 1.246%

20 | U j i a n T e n g a h S e m e s t e r
Daftar Pustaka

Affinanda, A., & Afri Yuyetta, E. N. (2015). ANALISIS PENGARUH RASIO


KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAN DALAM
INDEKS LQ-45 TAHUN 2010-2013. ACCOUNTING, 2-3.

Amalia, D. (2017, October 4). definisi-dan-cara-menghitung-roi-dengan-bena. Dipetik


October 19, 2019, dari https://www.jurnal.id: https://www.jurnal.id/id/blog/2017-
definisi-dan-cara-menghitung-roi-dengan-benar/

ilmumanajemenindustr. (2017, October 7). pengertian-eps-earning-per-share-laba-per-


saham-rumus-eps. Dipetik October 19, 2019, dari
https://ilmumanajemenindustri.com:
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-eps-earning-per-share-laba-per-
saham-rumus-eps/

ilmumanajemenindustr. (2017, October 23). pengertian-roa-return-assets-rumus-roa-


pengembalian-aset. Dipetik October 19, 2019, dari
https://ilmumanajemenindustri.com:
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-roa-return-assets-rumus-roa-
pengembalian-aset/

ilmumanajemenindustri. (2017, October 26). pengertian-roe-return-equity-rumus-roe.


Dipetik October 19, 2019, dari https://ilmumanajemenindustri.com:
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-roe-return-equity-rumus-roe/

Kho, B. (2017, October 17). pengertian-gross-profit-margin-marjin-laba-kotor-rumus-


gpm. Dipetik October 19, 2019, dari https://ilmumanajemenindustri.com:
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-gross-profit-margin-marjin-laba-
kotor-rumus-gpm/

Kumpulan Karya Tulis Ilmiah. (2017, March 7). pengertian-harga-saham. Dipetik


October 19, 2019, dari http://iptekindonesiaef.blogspot.com:
http://iptekindonesiaef.blogspot.com/2017/03/pengertian-harga-saham.html

Marcellyna, F., & Hartini, T. (t.thn.). PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS)
terhadap Harga Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Akutansi, 2.

https://id.wikipedia.org/wiki/Saham

https://id.wikipedia.org/wiki/Harga

21 | U j i a n T e n g a h S e m e s t e r

Anda mungkin juga menyukai