Anda di halaman 1dari 23

PUTUSAN NOMOR : 10/PDT.G/2011/PN.

MKS

Hj. Balqis Wa’du yang bertempat tinggal di Jalan Kandea III No. 3 Kelurahan BungaEja

Kecamatan Tallo, Kota Makassar, selaku penggugat, yang diwakili oleh kuasa hukumnya yaitu M.

Yusuf Rukka, S.H. dan Solihin Jamain, S.H. yang merupakan pengacara yang berkantor di jalan

Kumala II Lr, 3 No. 26 Makassar, yang bersasrkan pada surat kuasa khusus tanggal 14 Hanuari

2011 yang telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri Makassar tanggal 17 Januari 2011 No.

42/Pdt/11/KB,

mengajukan gugatan perkara perdata ke pengadilan Negeri Makassar dalam peradilan tingkat

pertama kepada lima (5) orang tergugat yaitu:

Muh. Afdal Arief yang bertempat tiggal di jalan Cendana No. 65 D/175, Kelurahan Paropo,

Kecamatan Panakukang, Kota Makassar, selaku Tergugat 1,

Hj. Banung bertempat tinggal di jalan Kubis No. 52, Makasar, selaku tergugat II,

John yang tidak diketahui alamatnya dalam wilayah hukum Republik Indonesia, selaku tergugat III,

Adolfina L. Tambing yang bertempat tiggal di jalan Cendrawasih No. 45/60 D, Makassar, selaku

tergugat IV dan

Sitti Maryam yang tidak diketahui alamatnya pada wilayah hukum Negara Republik Indonesia,

selaku Tergugat V.

DUDUK PERKARA:

Berdasarkan surat gugstan tanggal 14 Januari 2011 yang telah didaftarkan di Pengadilan

Negeri Makassar tanggal 18 Januari 2011 degan Nomor: 10/Pdt.G/2011/Pn.Mks, yang telah

disimpulkan bahwa:
1. Penggugat adalah pemilik sah sebidang tanah di jalan Cendana Keluran Paropo,

Kecamatan Panakukang Kota Makassar sertifikat HM No. 20628/Paropo dengan surat ukur

tanggal 13-04-2004 No. 01006 luas 207 m dengan batas – batas:

Utara: Rumah milik Maksar Nirwana, SE

Timur : Jalan Cendana

Selatan: Tanah milik Drs. Suheri

Barat: Tembok warga kelurahan Pandang, Kecamatan Panakukang Makassar

Yang diperolehnya dari Sabri Hannah berdasarkan akte jual beli No. 343/PK/PPAT-

B/VI/2000 dan surat keterangan jual beli tanggal 7 Mei 1990, yang dimohonkan penerbitan

setifikatnya ke kantor Pertanahan Kota Makassar, maka pada tanggal 18 April 2005 terbit

sertifika Hak Milik No. 20628 atas nama penggugat dengan alas Hak Persil 70 S II Kohir

566 C I. Penggugat tidak pernah melakukan peralihan hak dalam bentuk apapun.

2. Tergugat I melakukan kegiatan membangun diatas tanah milik penggugat seluas kurang

120m2.

3. Tergugat II menguasai dan menjadikan kurang lebih 87m2 menjadi obyek sengketa.

4. Tergugat III adalah pihak yang menjual tanah ke tergugat I

5. Tergugat IV adalah pihak yang menjual tanah ke tergugat II

6. Tergugat V memiliki sertifikat Hak Milik No. 21170 diatas obyek sengketa yang

diterbitkan tanggal 31 Oktober 2007

7. Tindakan Tergugat I, II, III, IV adalah PMH dan merugikan kepentingan hukum penggugat

8. Agar gugatan tidak illusoir maka pada obyek sengketa diletakkan sita jaminan.
9. Hak penggugat atas tanah sengketa sangat jelas dan berdasarkan hukum maka patut dan

adil bila PN Makassar menyatakan dan menetapkan bahwa obyek sengekta adalah milik

sah penggugat.

Penggugat memohon kepada yang terhormat Bapak Ketua Pengadilan Negeri Makassar Cq.

Majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk merumus hal – hal berikut:

DALAM PROVISI:

Terhadap tergugat I, menghentikan aktifitas membangun diatas obyek sengekta hingga perkara ini

berkekuatan hukum tetap (Inkracht Van Gewishde)

DALAM POKOK PERKARA:

PRIMER:

1. Mengabulkan seluruh gugatan penggugat.

2. Menyatakan bahwa secara hukum penggugat adalah pemilik sah atas tanah di Kelurahan

Paropo, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.

20628/Paropo, dengan Surat Ukur tanggal 13-4-2004 No. 1006 seluas 207 M2.

3. Menyatakan sita jaminan yang diletakkan adalah sah.

4. Menyatakan bahwa tindakan Tergugat I dan II adalah melawan hukum.

5. Menyatakan seluruh bukti milik tergugat - tergugat mengenai obyek sengekta adalah tidak

mengikat dan dapat dikesampingkan

6. Menghukum tergugat I dan II atau siapa saja yang mendapat hak, untuk mengosongkan

obyek sengketa dan menyerahkan obyek sengketa kepada pengguggat dalam keadaan

kosong, tanpa beban hak diatasnya.


7. Menghukum tergugat III, IV; dan tergugat B mematuhi dan mentaati putusan dalam

perkara ini.

8. Menyatakan bahan putusan perkara ini dapat dinyatakan serta merta walaupun tergugat

menyatakan banding, verzet maupun kasasi.

9. Menghukum tergugta untuk membayar biaya perkata.

Menimbang, pada hari persidangan, kuasa penggugat hadir; kuasa Tergugat I hadir, yaitu

ANDI WALINGA, SH. Advokat/konsultan hukum, berkantor di Jl. Pattunuang Dalam 3 No. 13,

Kel. Manggala, Kec. Manggala Kota Makassar, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 18

Februari 2011; kuasa tergugat II hadir yakni M. ARIFIN K, SH. Advokat/konsultan hukum,

berkedudukan di Jl. Kompleks Hamzy Blok A No 55 Makassar; Tergugat III hadir sendri begut

pula dengan Tergugat V, sedangkan tergugat IV tidak pernah hadir baik itu wakil ataupun

kuasanya untuk mengahadiri persidangan dan tidak memberi alasan tentang ketidakhadirannya,

walaupun telah dipanggil dengan sah dan patut.

Dengan mengacu pada Peraturan Mahkamah Agung RI No 1 Tahun 2008, Majelis hakim sudah

berusaha mendamaikan kedua belah pihak dan telah memberikan kesempatan mediasi dengan

hakim mediator yaitu BONTOR AROEAN, SH., MH. Berdasarkan penetapan Majelis Hakim

tentang penunjukan mediator, No: 10/Pen.Pdt.G/2011/PN.MKS tanggal 9 Maret 2011. Tapi usaha

tersebut tidak berhasil berdasarkan surat hakim mediator tanggal 15 Maret 2011. Maka dari itu,

perkara ini dilanjutkan dengan pembacaan gugatan penggugat tanpa ada perubahan gugatan

berdasarkan pernyatan ketua majelis hakim.

Menimbang, atas gugatan tersebut Tergugat I mengajukan jawaban:

DALAM KONVENSI:
Dalam Eksepsi:

1. Bahwa tergugat I membantah dan menolak seluruh dalil penggugat, kecuali yang tidak

merugikan kepentingan Tergugat I.

2. Bahwa gugatan penggugat kekurangan subyek. Seharusnya kepala Badan Pertanahan

Makassar dan notaris PPAT yang menerbitkan akta jual beli atas nama Tergugat I

dimasukkan sebagai pihak dalam perkara, begitu pula saudara – saudara Tergugat V

(Ernawati, Narni, Hasnawati, dan M. Yusril)

3. Dalam gugatan penggugat tidak jelas Batasan mana yang dikuasai Tergugat I dan II

4. Tergugat I hanya menguasai obyek sengketa kurang lebih 112 m2. Dengan batas- batas:

Utara: milik H. Banung (tergugat III)

Timur: Jl. Cendana

Selatan: milik Drs. Suheri

Barat: Tembok warga kelurahan Pandang,

kecamatan Panakukang, Kota Makassar

Berdasarkan hal – hal di atas gugatan Penggugat menurut hukum tidak dapat diterima.

Dalam Pokok Perkara:

1. Bagian eksepsi tidak dapat dipisahkan dengan pokok perkara.

2. Tergugat I tetap membantah dan menolak seluruh dalil yang dikemukakan oleh penggugat,

kecuali bila tidak merugikan kepentingan Tergugat I

3. Penggugat bukan pemilik sah atas tanah di Jalan Cendana bedasarkan Sertifikat Hak Milik

No. 20628/Paropo dengan surat Ukur tanggal 13-04-2004 No. 1006 seluas 207m2.
4. Asal muasal tanah obyek sengketa tersebut berasal dari Patimah Bin Jaali dengan kohir No.

566 Cl. Lalu dialihkan ke Sangkala Bin Sumang dengan Kohir No.1724 lalu ke Adolfina

L. Tambing dengan Akta No 848/VII/1980, kemudian ke Sitti Maryam DKK dengan SHM

No.21170. lalu ke John Ingatum, S.Th (tergugat III). Dan akhirnya ke Tergugat I dengan

Akta Jual Bel No. 654/2010 seluas 112 m2 dihadapan Notaris Hendrik Jaury,SH.

Dalam Rekonvensi:

1. Dalih rekonvensi yang berkaitan dengan jawaban Konvensi tidak dapat dipisahkan.

2. Dalil dalam gugatan penggugat konvesi tidak sesuai hukum sama sekali, sehingga

sekiranya guguatan konvensi penggugat ditolak

3. Penggugat Rekonvensi memilki obyek sengketa dengan sertifikat HM No.21170 atas nama

John Ingatum, S.T (tergugat III) yang beralih ke penggugat rekovensi berdasarkan akta jual

beli No. 654/2010 dihadapan Notaris Hendrik Jaury, S.H seluas 112m2 dengan Batasan:

Utara: milik H. Banung (tergugat III)

Timur: Jl. Cendana

Selatan: milik Drs. Suheri

Barat: Tembok warga kelurahan Pandang,

kecamatan Panakukang, Kota Makassar

dimana SHM tersebut mengacu pada persil No. 70 kohir 1723 atas nama Sangkala Bi

Sumang sesuai keterangan lurah Paropo yag dinyatakan dalam buku “F”, dimana persil 70

SII luas 0.46 Ha kohir 566 atas nama Patima Bin Jali telah dialihkan kepada Sangkala Bin

Sumang. Sehingga bukti milik tergugat Rekonvensi berupa Seriifikat Hak Milik No.

20628/Paropo dengan Surat Ukur Tanggal 13-04-2004 seluas 207 m2 adalah rekayasa, jadi

tidak mengikat dan tidak berkekuatan hukum.


Berdasarkan hal tersebut, kiranya Majelis Hakim Yang Mulia memberi putusan sebagai berikut:

DALAM KONVENSI:

Dakam Eksepsi:

menerima eksepsi tergugat I seluruhnya

Dalam Pokok Perkara:

menolak gugatan penggugat seluruhnya

Dalam Rekonvensi:

1. Mengabulkan seluruh gugatan rekonvensi penggugat

2. Menyatakan secara hukum sertifikat HM No.21170 yang dialihkan dengan akta jual beli

No.654/2010 deluas 112m2 dihadapan Notaris Hendrik Jaury, SH adalah sah milik

penggugat rekonvensi.

3. Menyatakan secara hukum sertifikat HM No. 20628/Paropo dengan surat ukur 13-04-2004

No. 1006 luas 207m2 milik tergugat rekonvensi tidak mengikat dan berkekuatan hukum.

DALAM KONVENSI dan REKONVENSI:

Menghukum penggugat konvensi (tergugat rekonvensi) membayar biaya perkara.

Menimbang, atas gugatan tersebut jawaban Tergugat II adalah:

Dalam Eksepsi:

1. Bahwa gugatan penggugat kabur karena kurang pihaknya. Dimana penggugat menyatakan

bahwa tanah penggugat diperoleh dari Sabri Hannah dengan Akta Jual Beli No:
343/PK/PPAT-B/VI/2000, dengan surat keterangan jual beli taggal 7 Mei 1990. Dengan

tidak dilibatkannya Sabri Hannah sebagai pihak dalam perkara ini sehingga gugatan

penggugat tidak dapat diterima.

2. Tidak ada hubungan Hukum yang merupakan syarat sah suatu gugatan sesuai dengan

Putusan MA RI tanggal 7 Juli 1971 No. 294 K/SIP/1969 yaitu:

“ gugatan harus diajukan oleh orang yang mempunyai hubungan hukum.”

3. Luas dan Batasan obyek sengketa tidak sesuai antara kenyataan dengan gugatan. Dimana

milik Tergugat I luasnya 5 x 20 m= 100 meter dan tergugat II luasnya 6 x 20 = 120 meter,

sehingga totalnya adalah 220 meter; luasnya beda dengan dalam gugatan yaitu 207 m.

begitu pula dengan batas – batasnya berbeda. Sesuai dengan yurisprudensi MA RI tanggal

9 Juli 1973 hal 206 No. 146-IV-14 junto Putusan MA RI 1961 No: 15/PDT/1961.

4. Gugatan penggugat tidak memenuhi syarat formil karena tidak semua ahli waris digugat.

Hal ini tidak bersesuaian dengan Yurisprudensi MA RI tanggal 28 Maret 1982 No:

2438/K/SIP/1980

Maka berdasarkan yang dinyatakan dalam eksepsi, maka tergugat II melalui kuasanya memohon

kepada majelis Hakim Pengadilan Negeri Makassar yang mengadili untuk menjatuhkan putusan:

 Menerima seluruh eksepsi Tergugat II

 Menolak menolak seluruh gugatan Penggugat atau gugatan penggugat tidak diterima.

Dalam Pokok Perkara:

1. Apa yang diuraikan dalam eksepsi adalah bagian dari pokok perkara sehingga tidak dapat

dipisahkan
2. Tergugat menolak seluruh dalil dalam surat gugatan penggugat, kecuali yang tidak

merugikannya.

3. Gugatan penggugat kabur karena kurangnya pihak yaitu tidak dimasukkannya Sabri

Hannah menjadi pihak dalam gugatan.

4. Tidak adanya hubungan hukum antara penggugat dan tergugat II sehingga gugatan

penggugat tidak dapat diterima karena tidak memenuhi syarat sahnya sesuai putusan MA

RI tanggal 7 Juli 1971 No. 294 K/SIP/1969.

5. Identitas obyek sengketa beserta dengan batas – batasnya tidak sesuai antara kenyataan

dengan gugatan penggugat.

6. Gugatan penggugat tidak memenuhi syarat formil karena tidak menggugat semua ahli

waris.

7. Gugatan penggugat tidak dapat diterima karena gugatan penggugat ditandatangai oleh dua

kuasa yaitu M. Yusuf Rukka, SH dan Solihin Jamain, SH sedangkan perbaikannya hanya

oleh atu orang yaitu M. Yusuf Rukka, SH. Gugatan penggugat juga cacat hukum karena

pada perbaikan gugatan, bagian pokok perkara tentang obyek sengketa diubah.

8. Gugatan penggugat adalah salah karena tanah tergugat II diperoleh dengan jalan benar

dengan berdasarkan Akte jual Beli No. 863/III/B/KP/XI/1985 tanggal 20 November 1985

yang dibuat dihadapan PPAT Kecamatan Panakukang dari Tergugat IV. Dimana tergugat

II telah melakukan penguasaan fisik sejak tanggal 20 November 1985 sampai sekarang ini

dengan membangun pondasi dan rumah pondik.

9. Tanah milik penggugat berada di lokasi berbeda yaitu di belakang kantor Camat

Panakukang, bukan menunjuk pada tanah yang menjadi obyek sengketa sehingga terjadi

ketidakbenaran dalam gugatan penggugat.


10. Diletakkannya sita jaminan oleh tergugat II bukanlah PMH karena obyek sengketa

diperoleh secara sah melalui jual beli dengan Tergugat IV, sehingga menurut hukum

gugatan penggugat tidak dapat diterima.

Berdasarkan hal – hal tersebut, Tergugat II memohon pada majelis hakim yang memeriksa dan

mengadili untuk menjatuhkan putusan:

Dalam Eksepsi:

Menerima seluruh eksepsi tergugat II dan menolak seluruh gugutan penggugat

Dalam Pokok Perkara:

menolak gugatan penggugat dan menghukum penggugat untuk membayar semua biaya

perkara.

Menimbang, atas gugatan diatas Tergugat III mengajukan jawaban:

Dalam Eksepsi:

1. Bahwa Tergugat III menolak semua dalih yang diajukan penggugat, kecuali tidak

merugikan Tergugat III

2. Bahwa gugatan penggugat tidak jelas nama dan alamat Tergugat III

3. Bahwa gugtan penggugat kekurangan subyek, harusnya Badan Pertahanan Kota Makassar

dan Notaris PPAT yang menerbitkan akta jual beli atas nama Tergugat I menjadi pihak,

begitu pula dengan dengan saudara Tergugat V perlu digugat.

4. Bahwa Batasan antara Tergugat I dan Tergugat II tidak jelas

5. Bahwa penggugat menggabungkan dua obyek sengketa yang harunya berdiri sendiri.
6. Bahwa tergugat I hanya menguasai tanah seluas kurang lebih 112 m2.

Berdasarkan hal tersebut harusnya gugatan penggugat tidak diterima.

Dalam Pokok perkara:

1. Eksepsi tidak dapat dipisahkan dengan pokok perkara

2. Tergugat III meolak keras semua dalil yang diajukan, kecuali yang tidak merugikan

kepentingan Tergugat III.

3. Tergugat III membeli tanah yang di kelurahan Paropo, kecamatan Panakukang, Kota

Makassar berdasarkan akta jual beli No. 1020/2007 tanggal 27 Desember 2007 dihadapan

notaris Hendrik Jaury, SH. Lalu dijual ke tergugat I dengan akta jual beli No. 654/2010

tanggal 26 November 2010 depan notaris yang sama.

4. Penggugat bukan pemilik sah atas tanah di Jalan Cendana

5. Bukti SHM No. 20068/Paropo dengan surat ukur tanggal 13-04-2004 No.1006 milik

penggugat tidaklah benar karena asal muasal tanah obyek sengketa berasal dari Patimah

Bin Jali dengan Kohir No. 566 CL kemudiah beralih ke Sangkala Bin Sumang dengan

Kohir No. 1724 lalu ke Adolfina L. Tambung dengan akta No. 848/VII/1980 lalu ke sitti

Maryam dkk dengan SHM No. 21170. Kemudian kepada John Ingatum, S.Th lalu ke

Tergugat I dengan Akta Jual Beli No. 654/2010 seluas 112m2 dihadapa noataris Hendrik

Jaury, SH.. tidak pernah terjadi pemindahan tangan kepada dari Patima Bin Jali ke Sabri

Hannah ataupun ke Penggugat.

Berdasrkan hal itu, Majelis Hakim yang Mulia memberi keputusan sbb:

Dalam Eksepsi:

Menerima seluruh eksepsi Tergugat III


Dalam Pokok Perkara:

Menolak seluruh gugatan Penggugat.

Dilanjutkan dengan jawab menjawab antara penggugat, tergugat dan turut tergugat di muka

pengadilan yaitu: Replik penggugat (26 April 2011) Duplik Tergugat I (02 Mei 2011), Duplik

Tergugat II (10 Mei 2011) dan Duplik Tergugat III (02 Mei 2011)

Untuk membuktikan dalil gugatannya, penggugat mengajukan beberapa bukti:

1. P1 yaitu fotocopy sertifikat HM No. 20628/Paropo beserta dengan surat ukur No. 01006

atas nama Hj. BALQIS

2. P2 yaitu fotocopy laporan penetapan batas atau lokasi milik penggugat

3. P3 yaitu fotocopy setoran bea perolehan hak atas tanah dan bangunan tahun 2004 atas nama

penggugat

4. P4 yaitu fotocopy sertifikat HT No. 993/2007 dari PT. Bank Panin Tbk

5. P5 yaitu fotocopy perjanjian kredit no. 58 yang dibuat notaris Ria Trisnomurti, SH.

Bukti surat diatas sesuai dengan aslinya dan telah dibubuhi materai, sehingga dapat digunakan

sebagai alat bukti surat.

Selain itu, penggugat juga mengajukan saksi di persidangan di bawah sumpah, yaitu:

1. LAODE MUH ISHAK

 Yang menjadi tanggungan adalah sertifikat No. 20628 yang dijaminkan tahun 2006

atas permohonan Hajjah Widat


 Syarat mengajukan angunan adalah rekening 3 bulan, KTP dan surat nikah serta

sertifikat yang dijaminkan. Sebelum kredit dicairkan telah dilakukan peninjauan

obyek.

 Yang mengecek sertifikat adalah BPN , sedangkan yang mengecek obyek adalah pihak

bank. Pihak bank tidak memberikan penyampaian ke lurah setempat.

 Sertifikat tidak msuk dalam kredit macet

 Sertifikat dijaminkan untuk permodalan jangka panjang

 Saksi tidak tahu mengenai:

 Nama dalam sertifikat

 Ada atau tidaknya surat kuas dari Penggugat ke Hajjah Widat

 Apakah obyek kosong atau ditempati

 Sertifikat itu baru masuk kea lam kredit bermasalah

2. HARTONO

 Penggugat datang ke bank Panin pada akhir Tahun 2006, dan proses permohoonan

kredit dimulai pada Januari 2007 dengan jaminan sertfikat No. 20628

 Saksi pernah melihat obyek jaminan dengan tim Taksasi dan diatas tanah tersebut ada

banguan semi permanen tidak layak hunu.

 Syarat – syarat bermohon telah dipenuhi sehingga dana sebesar Rp. 100.000.000 telah

dicairkan.

 Yang melihat obyek adalah saksi sebagai marketing, Tim taksasi, sopri serta

penggugat.

 Pembayaran bermasalah selama 4 bulan terakhir.

 Saksi meninjau obyek selalu dengan izin kelurahan.


 Sertifikat yang di bawah sesaui dengan gambaran situasi dan tidak ada pengajuan

keberatan.

 Yang mengecek sertifikat ke BPN adalah notaris.

Dengan melihat keterangan kedua saksi, maka penggugat dan para tergugat akan menanggapi di

kesimpulan.

Tergugat I juga mengajukan alat bukti surat sbb:

1. T.I.1 yakni fotocopy SHM No. 21170

2. T.I.2 yakni Fotocopy Akta Jual Beli No. 654/2011 dihadapan Notaris Hendrik Jaury, SH

3. T.I.3 yakni Fotocopy Surat Izin Walikota Makassar tentang IMB

4. T.I.4 yakni Fotocopy Surat dari Camat Panakukang tentang Penjelasan Data Tanah Persil

70 S II

5. T.I.5 yakni Fotocopy pembayaran PBB tanggal 4 Januari 2010

6. T.I.6 yakni Fotocopy pembayaran PBB tanggal 2 Januari 2007

7. T.I.7 yakni Fotocopy pembayaran PBB tanggal 20 September 2005

Alat bukti diatas telah memenuhi syarat formal sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti surat.

Tergugat II mengajukan alat buktu surat:

1. T.II.1 yakni fotocopy Akta Jual Beli No. 863/III/B/kp/XI/1985

Alat bukti diatas telah memenuhi syarat formal sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti surat.

Para tergugat mengajukan saksi:

1. MATHIUS TODINGAN
Saksi adalah oensiunan PNS di kelurahan Paropo, yang bekerja dari tahun 2007 sampai

Juli 2011 dan mengetahui obyek sengketa. Pada tanggal 7 Oktober 2007, masuk surat

keberatan ke kelurahan, ehingga pak lurah meminta pada sasi untuk meninjau ke lapangan

dan menyuruh tergugat I menghentikan pekerjaan diatas tanah tersbut.

Kemudia saksi mencocokkan dara penggugat mengenai Kohir omor 566 CI dengan nomro

Kohir dan persil di sekitar obyek sengketa dengan data yang di kelurahan. Tercatat bahwa

kohir 1724 CI dan nomor persilnya 70 SII atas nama Sangkala Dg. Sumang, sedangkan

proses pengalihan hak dari Sangkala ke Adolfina hingga Terguga I, saksi tidak

mengetahuinya.

2. Drs. A. SYARIFUDDIN M

Saksi mengetahui bahwa tanah sengketa tersebut milik Tergugat I yang dialihkan dari

Tergugat III melalui jual beli, yang mana terdaftar dalam Buku C atas nama Sangkala Bin

Sumang kohir 1724 CI persil 70 SIL.

Sedangkan SHM yang dipegang penggugat didasarkan pada Kohir 566 I yang menurut

sepengetahuan saksi terdapat di jalan Batua Raya 12.

3. BURHAN

Saksi telah bekerja di Kelurahan Paropo sejak tahun 2006 degan jabatan sebagai kolektor

PBB. Dimana ia mengetahui pemilik tanah sengketadan banguan trsebut adalah tergugat I

sesuai dengan persil 70 kohie 1724 CI atas nama Tergugat I dan yang memakau kohir 1724

CI atas nama masing – masing Suheri, H. Afdal dan Hj. Banung, sedangkan tanah milik

Penggugat kohirnya aldalah 566 CL persil 70 S II.

Dari keterangan saksi diatas penggugat dan tergugat akan menanggapinya dalam kesimpulan.
Dengan mempertimbangkan permohonan kedua belah pihak atas kejelasan obyek sengketa

sehingga Majelis Hakim melaksanakan pemeriksaan setempat atas tanah obyek sengketa yang

dihadiri oleh para pihak, yang intinya berisi:

 Batasan yang dajuan penggugat ama dengan di dalam gugatan tapi ada Batasan yang

berbeda menurut kuasa tergugat I:

Utara: tanah milik Hj. Banung

Barat: Rumah Abdul Razak

Sedangkan tergugat II:

Selatan: Rumah milik Muh Afdal Arief

Barat: Rumah Abdul Razak

Segala sesuatu yang terjadi di dalam persidangan dianggap telah dipertimbangkan dan adalah

bagian yang tak terpisahkan dari putusan.

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

DALAM PROVISI:

Penggugat mengajukan provisi yang memerintahkan kepada Tergugat I untuk mengkentikan

aktivitas pembangunan diatas obyek segketa. Namun Majelis Hakim menimbang bahwa tuntutan

provisi penggugat itu irrelevant karena untuk menghentikan pembangunan oleh tergugat I harus

diketahui terlbih dahulu siapa pemilk sebenarnya dari obyek sengketa.

DALAM KONVENSI:

TentangEksepsi:

para pihak Tergugat I , II dan III masing – masing telah mengajukan eksepsinya yaitu:
Eksepsi Tergugat I:

1. Gugatan penggugat kekurangan obyek

2. Gugatan penggugat tidak jelas batasan yang dikuasai oleh tergugat I dan II

3. Tergugat I menguasai obyek sengketa kurang lebih 112 m2.

Eksepsi Tergugat II:

1. Penggugat kekurangan pihak

2. Tidak ada hubungan hukum antara penggugat degan Tergugat II

3. Tidak jelas Batasan dan luas obyek gugatan.

Eksepsi Tergugat III:

1. Tidak jelas nama dan alamat Tergugat III

2. Gugatan penggugat kurang pihak

3. Tidak jelas batas batas obyeknya

4. Gugatan penggugat menggabungkan 2 obyek sengketa yang berbeda.

5. Tergugat I hanya menguasai obyek sengketa sebesar 112m2

Dari eksepsi diatas penggugat mengeluarkan replik yang menolak eksepsi diatas. Yang kemudian

para tergugat masing – masing mengeluarkan Duplik yang isinya tetap sama dengan eksepsi

mereka msaing – masing.

Karena eksepsi para tergugat tidak termasuk kewenangan PN maka eksepsi para tergugat

dikesampingkan dan tidak diterima.

Tentang Pokok Perkara:


Dalam gugatannya, penggugat adalah pemilik sah atas tanah di Jalan Cendana Kelurahan Paropo,

Kecamtan Panakukkang, kota Makassar, berdasrkan sertidikat HM No. 20628/Paropo dengan

surat ukur 13-04-2004 No. 1006 luas 207 m dengan batas:

Utara: Rumah milik Maksar Nirwana, SE

Timur : Jalan Cendana

Selatan: Tanah milik Drs. Suheri

Barat: Tembok warga kelurahan Pandang,

Kecamatan Panakkukang Makassar.

Yang diperoleh dari Sabri Hannah dengan Akte Jual Beli 343/PK/PPAT-B/VI/2000 dan surat

keterangan Jual Beli tanggal 7 Mei Tahun 1990 dengan alas hak persil 70 S II Kohir 566 CI,

sehingga perbuatan para tergugat adalah PMH.

Berdasarkan dalil Tergugat I, penggugat bukan pemilik sah atas tanah di Jalan Cendana bedasarkan

Sertifikat Hak Milik No. 20628/Paropo dengan surat Ukur tanggal 13-04-2004 No. 01006 seluas

207m2. Asal muasal tanah obyek sengketa tersebut berasal dari Patimah Bin Jaali dengan kohir

No. 566 Cl. Lalu dialihkan ke Sangkala Bin Sumang dengan Kohir No.1724 lalu ke AdolfinaL.

Tambing dengan Akta No 848/VII/1980, kemudian ke Sitti MARYAM DKK DENGAN shm

No.21170. lalu ke John Ingatum, S.Th (tergugat III). Dan akhirnya ke Tergugat I dengan Akta Jual

Bel No. 654/2010 seluas 112 m2 dihadapan Notaris Hendrik Jaury,SH.

Tergugat II juga mendalilkan sangkalan yang intinya menyatakan bahwa gugatan penggugat

adalah salah karena tergugat II memperoleh tanah dsecara benar dengan cara jual beli dengan no.:

863/III/B/KP/XI/1985 yang dibuat di PPAT dari penjual Tergugat IV. Diaman Tergugat II telah
melakukan penguasaan fisik dari tanggal 20 November 1985 sampai sekarang. Sehingga keliru

bila tanah penggugat ia peroleh dari Sabri Hannah.

Tergugat III mengajukan dalil sangkalan yaitu atas SHM penggugat karena Tergugat III membeli

tanah obyek sengketa dengan akte jual beli No 1020/2007 dihadapan notaris Hendrik Jaury, SH.

Yang lalu dijual ke Tergugat I. sehigga SHM No. 21170 atas nama Tergugat III beralih ke Tergugat

I.

Berdasarkan dalil penggugat dan para tergugat maka yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut

adalah apakah tanah obyek sengketa adalah milik penggugat ataukah milik tergugat I; dan apakah

perbuatan penguasaan yang dilakukan para tergugat adalah PMH atau tidak.

Majelis hakim kemudian mempertimbangkan keberatan para Tergugat dalam eksepsi yaitu:

1. Mengenai gugatan tergugat I, II, dan III tentang kekurangan pihak. Majelis hakim

berpendapat bahwa dalam hukum acara perdata terdapat azas bahwa penggugat dapat

menggugat seseorang sepenuhnya diserahkan pada penggugat yang berkepentingan,

asalkan memenuhi persyaratan harus ada perselishan hukum diantara keduanya dan ada

sesuatu yang dilanggar oleh orang lain. Sehingga menurut hakim gugatan penggugat yang

kekurangan pihak itu tidak beralasan dan harus ditolak.

2. Mengenai keberatan Tergugat III tentang ketidakjelasan nama dan tempat tinggal, menurut

majelis hakim karena Tergugat III telah hadir dalam persidangan maka ia telah mengiyakan

bahwa ia adalah orang yang dimaksud. Sehingga keberata yang diajukan itu tidak beralasan

hukum dan ditolak


3. Mengenai keberatan Tergugat II tenag tidak adanya hubungan hukum antara Tergugat II

dengan Penggugat it tidak beralasan karena didalam gugatan telah jelas dinyatakan alas an

mengapa Tergugat II ditempatkan menjadi Tergugat II oleh Penggugat.

4. Mengenai keberatan Tergugat III tentang penggabungan 2 obyek sengketa yang berbeda

dan keberatan Tergugat I, II, dan III mengenai batas dan luas obyek sengketa, dinyatakan

bahwa berdasrkan hasil pemeriksan terhadap obyek sengketa bahwa pada intinya obyek

yang dimkasdukan oleh penggugat dan para tergugat adalah obyek yang sama sehingga

keberatan tersebut ditolak.

5. Karena adanya dalil penggugat yang di sangkal oleh para tergugat maka penggugat harus

membuktikan dalil – dalil gugatannya. Sehingga Penggugat mengajukan alat bukti surat

dengan tanda P.1 sampai P.5 dan 2 orang saksiyaitu LAODE MUHAMMAD ISHAK dan

HARTONO.

Sedangkan Tergugat I untuk membuktikan sangkalannya dengan mengajukan alat bukti

surat dalam tanda T.I.1 sampai T.I.7, sedangka Tergugat II mengajukan alat bukti surat

dengan tanda bukti T.II.2; serta 3 orang saksi yaitu MATHIUS TANDIONGAN, Drs. A.

SYARIFUDDIN M. dan BURHAN.

Karena pembuktian penggugat didasarkan dengan P.I sedangkan Tergugat I berdasarkan

T.I.1 yang diperkuat dengan bukti T.I.2. Yang dimana keduanya adalah SHM yang

merupakan alat bukti otentik yang memilki kekuatan pembuktian sempurna sepanjang

tidak terbukti sebaliknya. Maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan sebatas alat bukti

manakah yang memiliki hubungan dengan obyek sengketa.


Untuk membuktikan hal itu, maka majelis mengacu pada bukti T.I.4 yang intinya memuat

penjelasan mengenai dokumen yang terdapat di kantor camat Panakukang. Selain itu juga

Majelis hakim juga mempertimbangkan keterangan yang diberikan oleh para saksi.

Dengan melihat bukti T.1.4 dan keterangan saksi – saksi yang dipertimbangkan diatas,

maka dapat diketahui bahwa tanah persil 70 S II Kohir 1724 CI terdaftar atas nama Sangkal

Bin Sumang, yang merupakan dasar lahirnya bukti T.I.1 yang diperkuat dengan bukti

T.1.2. sedangkan tanah persil 70 S II Kohir 566 CI, tercatat atas nama Patima Bin Yali.

Dimana dalam dalil penggugat, tanah persil 70 S II kohir 566 CI tercatat atas nama Sabri

Hannah adalah dalil yang berdiri sendiri dan tidak didukung pembuktian lain.

Dari hal itu maka majelis hakim berpendapat bahwa, penggugat tidak dapat membuktikan

dalilnya dan tergugat berhasil membuktikan dalilnya

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa P.1 yaitu SHM atas nama penggugat tidak

memilki hubungan dengan obyek sengketa sehingga tidak dapat dijadikan alas hak. Oleh

karena petitum gugatan penggugat atas kepemilikan tanah sengketa ditolak yang mana

adalah petitum pokok maka petitum penggugat lainnya tidak perlu dipertimbangkan.

Segala dalil – dalil dan pembuktian yang tidak ada hubungannya dengan perkara tidak perlu

dipertimbangkan.

DALAM REKONVENSI

Penggugat Rekonvensi mengajukan gugatan rekonvensi pada tergugat rekonvensi dimana

menurutnya SHM milik tergugat rekonvensi tidak mengikat dan tidak berkekuatan hukum. Dari

gugatan ini, tergugat rekonvensi telah mengajukan dalil sangkalan yang menyatakan gugatan

rekonvensi tidak berdasar sehingga harus dikesampingkan. Karena Majelis hakim hanya

mempertimbangkan ada tidaknya hubungan antara bukti P.1 dan T.I.1 dengan obyek sengketa,
bukan menguji sah atau batalnya suatu sertifikat (bukan kewenagan dari PN), sehingga

permohonan gugatan rekonvensi dari penggugat rekonvensi mengenai SHM tergugat tidak dapat

mengikat dan tidak berkekuatan hukum itu, tidak dapat diterima. Segala dalil dalam rekonvesi

yang tidak ada hubungannya dengan perkara ini, tidak perlu dipertimbangkan

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI

Dengan ditolaknya gugatan konvensi maka penggugat konvensi berada di pihak yang kalah,

sehingga penggugat konvensi dihukum untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.

MENGADILI

DALAM PROVISI:

Tuntutan provisi penggugat ditolak.

DALAM KONVENSI

Tentang Eksepsi:

Eksepsi dari para tergugat tidak dapat diterima

Tentang pokok perkara:

Seluruh gugatan penggugat ditolak.

DALAM REKONVENSI:

Gugatan rekovensi penggugat rekovensi tidak diterima.

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI:

Menghukum penggugat konvensi untuk membayar biaya perkara kurang lebih Rp. 1.521.000,-
JUDUL LAPORAN:

 Tinjauan hukum terhadap tanah yang diatasnya terdapat lebih dari satu sertifikat yang

Berkedudukan sah

 Tanggung Jawab Badan Pertanahan Nasional atas adanya Sertifikat Ganda Hak Atas Tanah

 Tinjauan Yuridis Ketidakjelasan Indentitas Para Pihak dalam Suatu Gugatan

 Pengabaian Syarat Substansial dalam Pembuatan Isi Gugatan Sebagaimana yang

Tercantum dalam Hukum Acara Perdata

 Dampak Hukum Keadaan Tidak Hadir (AFWEZIGHEID) Menurut Hukum Perdata

Indonesia

Anda mungkin juga menyukai