Rangkuman Studi Kasus
Rangkuman Studi Kasus
MKS
Hj. Balqis Wa’du yang bertempat tinggal di Jalan Kandea III No. 3 Kelurahan BungaEja
Kecamatan Tallo, Kota Makassar, selaku penggugat, yang diwakili oleh kuasa hukumnya yaitu M.
Yusuf Rukka, S.H. dan Solihin Jamain, S.H. yang merupakan pengacara yang berkantor di jalan
Kumala II Lr, 3 No. 26 Makassar, yang bersasrkan pada surat kuasa khusus tanggal 14 Hanuari
2011 yang telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri Makassar tanggal 17 Januari 2011 No.
42/Pdt/11/KB,
mengajukan gugatan perkara perdata ke pengadilan Negeri Makassar dalam peradilan tingkat
Muh. Afdal Arief yang bertempat tiggal di jalan Cendana No. 65 D/175, Kelurahan Paropo,
Hj. Banung bertempat tinggal di jalan Kubis No. 52, Makasar, selaku tergugat II,
John yang tidak diketahui alamatnya dalam wilayah hukum Republik Indonesia, selaku tergugat III,
Adolfina L. Tambing yang bertempat tiggal di jalan Cendrawasih No. 45/60 D, Makassar, selaku
tergugat IV dan
Sitti Maryam yang tidak diketahui alamatnya pada wilayah hukum Negara Republik Indonesia,
selaku Tergugat V.
DUDUK PERKARA:
Berdasarkan surat gugstan tanggal 14 Januari 2011 yang telah didaftarkan di Pengadilan
Negeri Makassar tanggal 18 Januari 2011 degan Nomor: 10/Pdt.G/2011/Pn.Mks, yang telah
disimpulkan bahwa:
1. Penggugat adalah pemilik sah sebidang tanah di jalan Cendana Keluran Paropo,
Kecamatan Panakukang Kota Makassar sertifikat HM No. 20628/Paropo dengan surat ukur
Yang diperolehnya dari Sabri Hannah berdasarkan akte jual beli No. 343/PK/PPAT-
B/VI/2000 dan surat keterangan jual beli tanggal 7 Mei 1990, yang dimohonkan penerbitan
setifikatnya ke kantor Pertanahan Kota Makassar, maka pada tanggal 18 April 2005 terbit
sertifika Hak Milik No. 20628 atas nama penggugat dengan alas Hak Persil 70 S II Kohir
566 C I. Penggugat tidak pernah melakukan peralihan hak dalam bentuk apapun.
2. Tergugat I melakukan kegiatan membangun diatas tanah milik penggugat seluas kurang
120m2.
3. Tergugat II menguasai dan menjadikan kurang lebih 87m2 menjadi obyek sengketa.
6. Tergugat V memiliki sertifikat Hak Milik No. 21170 diatas obyek sengketa yang
7. Tindakan Tergugat I, II, III, IV adalah PMH dan merugikan kepentingan hukum penggugat
8. Agar gugatan tidak illusoir maka pada obyek sengketa diletakkan sita jaminan.
9. Hak penggugat atas tanah sengketa sangat jelas dan berdasarkan hukum maka patut dan
adil bila PN Makassar menyatakan dan menetapkan bahwa obyek sengekta adalah milik
sah penggugat.
Penggugat memohon kepada yang terhormat Bapak Ketua Pengadilan Negeri Makassar Cq.
Majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk merumus hal – hal berikut:
DALAM PROVISI:
Terhadap tergugat I, menghentikan aktifitas membangun diatas obyek sengekta hingga perkara ini
PRIMER:
2. Menyatakan bahwa secara hukum penggugat adalah pemilik sah atas tanah di Kelurahan
Paropo, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar berdasarkan Sertifikat Hak Milik No.
20628/Paropo, dengan Surat Ukur tanggal 13-4-2004 No. 1006 seluas 207 M2.
5. Menyatakan seluruh bukti milik tergugat - tergugat mengenai obyek sengekta adalah tidak
6. Menghukum tergugat I dan II atau siapa saja yang mendapat hak, untuk mengosongkan
obyek sengketa dan menyerahkan obyek sengketa kepada pengguggat dalam keadaan
perkara ini.
8. Menyatakan bahan putusan perkara ini dapat dinyatakan serta merta walaupun tergugat
Menimbang, pada hari persidangan, kuasa penggugat hadir; kuasa Tergugat I hadir, yaitu
ANDI WALINGA, SH. Advokat/konsultan hukum, berkantor di Jl. Pattunuang Dalam 3 No. 13,
Kel. Manggala, Kec. Manggala Kota Makassar, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 18
Februari 2011; kuasa tergugat II hadir yakni M. ARIFIN K, SH. Advokat/konsultan hukum,
berkedudukan di Jl. Kompleks Hamzy Blok A No 55 Makassar; Tergugat III hadir sendri begut
pula dengan Tergugat V, sedangkan tergugat IV tidak pernah hadir baik itu wakil ataupun
kuasanya untuk mengahadiri persidangan dan tidak memberi alasan tentang ketidakhadirannya,
Dengan mengacu pada Peraturan Mahkamah Agung RI No 1 Tahun 2008, Majelis hakim sudah
berusaha mendamaikan kedua belah pihak dan telah memberikan kesempatan mediasi dengan
hakim mediator yaitu BONTOR AROEAN, SH., MH. Berdasarkan penetapan Majelis Hakim
tentang penunjukan mediator, No: 10/Pen.Pdt.G/2011/PN.MKS tanggal 9 Maret 2011. Tapi usaha
tersebut tidak berhasil berdasarkan surat hakim mediator tanggal 15 Maret 2011. Maka dari itu,
perkara ini dilanjutkan dengan pembacaan gugatan penggugat tanpa ada perubahan gugatan
DALAM KONVENSI:
Dalam Eksepsi:
1. Bahwa tergugat I membantah dan menolak seluruh dalil penggugat, kecuali yang tidak
Makassar dan notaris PPAT yang menerbitkan akta jual beli atas nama Tergugat I
dimasukkan sebagai pihak dalam perkara, begitu pula saudara – saudara Tergugat V
3. Dalam gugatan penggugat tidak jelas Batasan mana yang dikuasai Tergugat I dan II
4. Tergugat I hanya menguasai obyek sengketa kurang lebih 112 m2. Dengan batas- batas:
Berdasarkan hal – hal di atas gugatan Penggugat menurut hukum tidak dapat diterima.
2. Tergugat I tetap membantah dan menolak seluruh dalil yang dikemukakan oleh penggugat,
3. Penggugat bukan pemilik sah atas tanah di Jalan Cendana bedasarkan Sertifikat Hak Milik
No. 20628/Paropo dengan surat Ukur tanggal 13-04-2004 No. 1006 seluas 207m2.
4. Asal muasal tanah obyek sengketa tersebut berasal dari Patimah Bin Jaali dengan kohir No.
566 Cl. Lalu dialihkan ke Sangkala Bin Sumang dengan Kohir No.1724 lalu ke Adolfina
L. Tambing dengan Akta No 848/VII/1980, kemudian ke Sitti Maryam DKK dengan SHM
No.21170. lalu ke John Ingatum, S.Th (tergugat III). Dan akhirnya ke Tergugat I dengan
Akta Jual Bel No. 654/2010 seluas 112 m2 dihadapan Notaris Hendrik Jaury,SH.
Dalam Rekonvensi:
1. Dalih rekonvensi yang berkaitan dengan jawaban Konvensi tidak dapat dipisahkan.
2. Dalil dalam gugatan penggugat konvesi tidak sesuai hukum sama sekali, sehingga
3. Penggugat Rekonvensi memilki obyek sengketa dengan sertifikat HM No.21170 atas nama
John Ingatum, S.T (tergugat III) yang beralih ke penggugat rekovensi berdasarkan akta jual
beli No. 654/2010 dihadapan Notaris Hendrik Jaury, S.H seluas 112m2 dengan Batasan:
dimana SHM tersebut mengacu pada persil No. 70 kohir 1723 atas nama Sangkala Bi
Sumang sesuai keterangan lurah Paropo yag dinyatakan dalam buku “F”, dimana persil 70
SII luas 0.46 Ha kohir 566 atas nama Patima Bin Jali telah dialihkan kepada Sangkala Bin
Sumang. Sehingga bukti milik tergugat Rekonvensi berupa Seriifikat Hak Milik No.
20628/Paropo dengan Surat Ukur Tanggal 13-04-2004 seluas 207 m2 adalah rekayasa, jadi
DALAM KONVENSI:
Dakam Eksepsi:
Dalam Rekonvensi:
2. Menyatakan secara hukum sertifikat HM No.21170 yang dialihkan dengan akta jual beli
No.654/2010 deluas 112m2 dihadapan Notaris Hendrik Jaury, SH adalah sah milik
penggugat rekonvensi.
3. Menyatakan secara hukum sertifikat HM No. 20628/Paropo dengan surat ukur 13-04-2004
No. 1006 luas 207m2 milik tergugat rekonvensi tidak mengikat dan berkekuatan hukum.
Dalam Eksepsi:
1. Bahwa gugatan penggugat kabur karena kurang pihaknya. Dimana penggugat menyatakan
bahwa tanah penggugat diperoleh dari Sabri Hannah dengan Akta Jual Beli No:
343/PK/PPAT-B/VI/2000, dengan surat keterangan jual beli taggal 7 Mei 1990. Dengan
tidak dilibatkannya Sabri Hannah sebagai pihak dalam perkara ini sehingga gugatan
2. Tidak ada hubungan Hukum yang merupakan syarat sah suatu gugatan sesuai dengan
3. Luas dan Batasan obyek sengketa tidak sesuai antara kenyataan dengan gugatan. Dimana
milik Tergugat I luasnya 5 x 20 m= 100 meter dan tergugat II luasnya 6 x 20 = 120 meter,
sehingga totalnya adalah 220 meter; luasnya beda dengan dalam gugatan yaitu 207 m.
begitu pula dengan batas – batasnya berbeda. Sesuai dengan yurisprudensi MA RI tanggal
9 Juli 1973 hal 206 No. 146-IV-14 junto Putusan MA RI 1961 No: 15/PDT/1961.
4. Gugatan penggugat tidak memenuhi syarat formil karena tidak semua ahli waris digugat.
Hal ini tidak bersesuaian dengan Yurisprudensi MA RI tanggal 28 Maret 1982 No:
2438/K/SIP/1980
Maka berdasarkan yang dinyatakan dalam eksepsi, maka tergugat II melalui kuasanya memohon
kepada majelis Hakim Pengadilan Negeri Makassar yang mengadili untuk menjatuhkan putusan:
Menolak menolak seluruh gugatan Penggugat atau gugatan penggugat tidak diterima.
1. Apa yang diuraikan dalam eksepsi adalah bagian dari pokok perkara sehingga tidak dapat
dipisahkan
2. Tergugat menolak seluruh dalil dalam surat gugatan penggugat, kecuali yang tidak
merugikannya.
3. Gugatan penggugat kabur karena kurangnya pihak yaitu tidak dimasukkannya Sabri
4. Tidak adanya hubungan hukum antara penggugat dan tergugat II sehingga gugatan
penggugat tidak dapat diterima karena tidak memenuhi syarat sahnya sesuai putusan MA
5. Identitas obyek sengketa beserta dengan batas – batasnya tidak sesuai antara kenyataan
6. Gugatan penggugat tidak memenuhi syarat formil karena tidak menggugat semua ahli
waris.
7. Gugatan penggugat tidak dapat diterima karena gugatan penggugat ditandatangai oleh dua
kuasa yaitu M. Yusuf Rukka, SH dan Solihin Jamain, SH sedangkan perbaikannya hanya
oleh atu orang yaitu M. Yusuf Rukka, SH. Gugatan penggugat juga cacat hukum karena
pada perbaikan gugatan, bagian pokok perkara tentang obyek sengketa diubah.
8. Gugatan penggugat adalah salah karena tanah tergugat II diperoleh dengan jalan benar
dengan berdasarkan Akte jual Beli No. 863/III/B/KP/XI/1985 tanggal 20 November 1985
yang dibuat dihadapan PPAT Kecamatan Panakukang dari Tergugat IV. Dimana tergugat
II telah melakukan penguasaan fisik sejak tanggal 20 November 1985 sampai sekarang ini
9. Tanah milik penggugat berada di lokasi berbeda yaitu di belakang kantor Camat
Panakukang, bukan menunjuk pada tanah yang menjadi obyek sengketa sehingga terjadi
diperoleh secara sah melalui jual beli dengan Tergugat IV, sehingga menurut hukum
Berdasarkan hal – hal tersebut, Tergugat II memohon pada majelis hakim yang memeriksa dan
Dalam Eksepsi:
menolak gugatan penggugat dan menghukum penggugat untuk membayar semua biaya
perkara.
Dalam Eksepsi:
1. Bahwa Tergugat III menolak semua dalih yang diajukan penggugat, kecuali tidak
2. Bahwa gugatan penggugat tidak jelas nama dan alamat Tergugat III
3. Bahwa gugtan penggugat kekurangan subyek, harusnya Badan Pertahanan Kota Makassar
dan Notaris PPAT yang menerbitkan akta jual beli atas nama Tergugat I menjadi pihak,
5. Bahwa penggugat menggabungkan dua obyek sengketa yang harunya berdiri sendiri.
6. Bahwa tergugat I hanya menguasai tanah seluas kurang lebih 112 m2.
2. Tergugat III meolak keras semua dalil yang diajukan, kecuali yang tidak merugikan
3. Tergugat III membeli tanah yang di kelurahan Paropo, kecamatan Panakukang, Kota
Makassar berdasarkan akta jual beli No. 1020/2007 tanggal 27 Desember 2007 dihadapan
notaris Hendrik Jaury, SH. Lalu dijual ke tergugat I dengan akta jual beli No. 654/2010
5. Bukti SHM No. 20068/Paropo dengan surat ukur tanggal 13-04-2004 No.1006 milik
penggugat tidaklah benar karena asal muasal tanah obyek sengketa berasal dari Patimah
Bin Jali dengan Kohir No. 566 CL kemudiah beralih ke Sangkala Bin Sumang dengan
Kohir No. 1724 lalu ke Adolfina L. Tambung dengan akta No. 848/VII/1980 lalu ke sitti
Maryam dkk dengan SHM No. 21170. Kemudian kepada John Ingatum, S.Th lalu ke
Tergugat I dengan Akta Jual Beli No. 654/2010 seluas 112m2 dihadapa noataris Hendrik
Jaury, SH.. tidak pernah terjadi pemindahan tangan kepada dari Patima Bin Jali ke Sabri
Berdasrkan hal itu, Majelis Hakim yang Mulia memberi keputusan sbb:
Dalam Eksepsi:
Dilanjutkan dengan jawab menjawab antara penggugat, tergugat dan turut tergugat di muka
pengadilan yaitu: Replik penggugat (26 April 2011) Duplik Tergugat I (02 Mei 2011), Duplik
Tergugat II (10 Mei 2011) dan Duplik Tergugat III (02 Mei 2011)
1. P1 yaitu fotocopy sertifikat HM No. 20628/Paropo beserta dengan surat ukur No. 01006
3. P3 yaitu fotocopy setoran bea perolehan hak atas tanah dan bangunan tahun 2004 atas nama
penggugat
4. P4 yaitu fotocopy sertifikat HT No. 993/2007 dari PT. Bank Panin Tbk
5. P5 yaitu fotocopy perjanjian kredit no. 58 yang dibuat notaris Ria Trisnomurti, SH.
Bukti surat diatas sesuai dengan aslinya dan telah dibubuhi materai, sehingga dapat digunakan
Selain itu, penggugat juga mengajukan saksi di persidangan di bawah sumpah, yaitu:
Yang menjadi tanggungan adalah sertifikat No. 20628 yang dijaminkan tahun 2006
obyek.
Yang mengecek sertifikat adalah BPN , sedangkan yang mengecek obyek adalah pihak
2. HARTONO
Penggugat datang ke bank Panin pada akhir Tahun 2006, dan proses permohoonan
kredit dimulai pada Januari 2007 dengan jaminan sertfikat No. 20628
Saksi pernah melihat obyek jaminan dengan tim Taksasi dan diatas tanah tersebut ada
Syarat – syarat bermohon telah dipenuhi sehingga dana sebesar Rp. 100.000.000 telah
dicairkan.
Yang melihat obyek adalah saksi sebagai marketing, Tim taksasi, sopri serta
penggugat.
keberatan.
Dengan melihat keterangan kedua saksi, maka penggugat dan para tergugat akan menanggapi di
kesimpulan.
2. T.I.2 yakni Fotocopy Akta Jual Beli No. 654/2011 dihadapan Notaris Hendrik Jaury, SH
4. T.I.4 yakni Fotocopy Surat dari Camat Panakukang tentang Penjelasan Data Tanah Persil
70 S II
Alat bukti diatas telah memenuhi syarat formal sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti surat.
Alat bukti diatas telah memenuhi syarat formal sehingga dapat digunakan sebagai alat bukti surat.
1. MATHIUS TODINGAN
Saksi adalah oensiunan PNS di kelurahan Paropo, yang bekerja dari tahun 2007 sampai
Juli 2011 dan mengetahui obyek sengketa. Pada tanggal 7 Oktober 2007, masuk surat
keberatan ke kelurahan, ehingga pak lurah meminta pada sasi untuk meninjau ke lapangan
Kemudia saksi mencocokkan dara penggugat mengenai Kohir omor 566 CI dengan nomro
Kohir dan persil di sekitar obyek sengketa dengan data yang di kelurahan. Tercatat bahwa
kohir 1724 CI dan nomor persilnya 70 SII atas nama Sangkala Dg. Sumang, sedangkan
proses pengalihan hak dari Sangkala ke Adolfina hingga Terguga I, saksi tidak
mengetahuinya.
2. Drs. A. SYARIFUDDIN M
Saksi mengetahui bahwa tanah sengketa tersebut milik Tergugat I yang dialihkan dari
Tergugat III melalui jual beli, yang mana terdaftar dalam Buku C atas nama Sangkala Bin
Sedangkan SHM yang dipegang penggugat didasarkan pada Kohir 566 I yang menurut
3. BURHAN
Saksi telah bekerja di Kelurahan Paropo sejak tahun 2006 degan jabatan sebagai kolektor
PBB. Dimana ia mengetahui pemilik tanah sengketadan banguan trsebut adalah tergugat I
sesuai dengan persil 70 kohie 1724 CI atas nama Tergugat I dan yang memakau kohir 1724
CI atas nama masing – masing Suheri, H. Afdal dan Hj. Banung, sedangkan tanah milik
Dari keterangan saksi diatas penggugat dan tergugat akan menanggapinya dalam kesimpulan.
Dengan mempertimbangkan permohonan kedua belah pihak atas kejelasan obyek sengketa
sehingga Majelis Hakim melaksanakan pemeriksaan setempat atas tanah obyek sengketa yang
Batasan yang dajuan penggugat ama dengan di dalam gugatan tapi ada Batasan yang
Segala sesuatu yang terjadi di dalam persidangan dianggap telah dipertimbangkan dan adalah
DALAM PROVISI:
aktivitas pembangunan diatas obyek segketa. Namun Majelis Hakim menimbang bahwa tuntutan
provisi penggugat itu irrelevant karena untuk menghentikan pembangunan oleh tergugat I harus
DALAM KONVENSI:
TentangEksepsi:
para pihak Tergugat I , II dan III masing – masing telah mengajukan eksepsinya yaitu:
Eksepsi Tergugat I:
2. Gugatan penggugat tidak jelas batasan yang dikuasai oleh tergugat I dan II
Dari eksepsi diatas penggugat mengeluarkan replik yang menolak eksepsi diatas. Yang kemudian
para tergugat masing – masing mengeluarkan Duplik yang isinya tetap sama dengan eksepsi
Karena eksepsi para tergugat tidak termasuk kewenangan PN maka eksepsi para tergugat
Yang diperoleh dari Sabri Hannah dengan Akte Jual Beli 343/PK/PPAT-B/VI/2000 dan surat
keterangan Jual Beli tanggal 7 Mei Tahun 1990 dengan alas hak persil 70 S II Kohir 566 CI,
Berdasarkan dalil Tergugat I, penggugat bukan pemilik sah atas tanah di Jalan Cendana bedasarkan
Sertifikat Hak Milik No. 20628/Paropo dengan surat Ukur tanggal 13-04-2004 No. 01006 seluas
207m2. Asal muasal tanah obyek sengketa tersebut berasal dari Patimah Bin Jaali dengan kohir
No. 566 Cl. Lalu dialihkan ke Sangkala Bin Sumang dengan Kohir No.1724 lalu ke AdolfinaL.
Tambing dengan Akta No 848/VII/1980, kemudian ke Sitti MARYAM DKK DENGAN shm
No.21170. lalu ke John Ingatum, S.Th (tergugat III). Dan akhirnya ke Tergugat I dengan Akta Jual
Tergugat II juga mendalilkan sangkalan yang intinya menyatakan bahwa gugatan penggugat
adalah salah karena tergugat II memperoleh tanah dsecara benar dengan cara jual beli dengan no.:
863/III/B/KP/XI/1985 yang dibuat di PPAT dari penjual Tergugat IV. Diaman Tergugat II telah
melakukan penguasaan fisik dari tanggal 20 November 1985 sampai sekarang. Sehingga keliru
Tergugat III mengajukan dalil sangkalan yaitu atas SHM penggugat karena Tergugat III membeli
tanah obyek sengketa dengan akte jual beli No 1020/2007 dihadapan notaris Hendrik Jaury, SH.
Yang lalu dijual ke Tergugat I. sehigga SHM No. 21170 atas nama Tergugat III beralih ke Tergugat
I.
Berdasarkan dalil penggugat dan para tergugat maka yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut
adalah apakah tanah obyek sengketa adalah milik penggugat ataukah milik tergugat I; dan apakah
perbuatan penguasaan yang dilakukan para tergugat adalah PMH atau tidak.
Majelis hakim kemudian mempertimbangkan keberatan para Tergugat dalam eksepsi yaitu:
1. Mengenai gugatan tergugat I, II, dan III tentang kekurangan pihak. Majelis hakim
berpendapat bahwa dalam hukum acara perdata terdapat azas bahwa penggugat dapat
asalkan memenuhi persyaratan harus ada perselishan hukum diantara keduanya dan ada
sesuatu yang dilanggar oleh orang lain. Sehingga menurut hakim gugatan penggugat yang
2. Mengenai keberatan Tergugat III tentang ketidakjelasan nama dan tempat tinggal, menurut
majelis hakim karena Tergugat III telah hadir dalam persidangan maka ia telah mengiyakan
bahwa ia adalah orang yang dimaksud. Sehingga keberata yang diajukan itu tidak beralasan
dengan Penggugat it tidak beralasan karena didalam gugatan telah jelas dinyatakan alas an
4. Mengenai keberatan Tergugat III tentang penggabungan 2 obyek sengketa yang berbeda
dan keberatan Tergugat I, II, dan III mengenai batas dan luas obyek sengketa, dinyatakan
bahwa berdasrkan hasil pemeriksan terhadap obyek sengketa bahwa pada intinya obyek
yang dimkasdukan oleh penggugat dan para tergugat adalah obyek yang sama sehingga
5. Karena adanya dalil penggugat yang di sangkal oleh para tergugat maka penggugat harus
membuktikan dalil – dalil gugatannya. Sehingga Penggugat mengajukan alat bukti surat
dengan tanda P.1 sampai P.5 dan 2 orang saksiyaitu LAODE MUHAMMAD ISHAK dan
HARTONO.
surat dalam tanda T.I.1 sampai T.I.7, sedangka Tergugat II mengajukan alat bukti surat
dengan tanda bukti T.II.2; serta 3 orang saksi yaitu MATHIUS TANDIONGAN, Drs. A.
T.I.1 yang diperkuat dengan bukti T.I.2. Yang dimana keduanya adalah SHM yang
merupakan alat bukti otentik yang memilki kekuatan pembuktian sempurna sepanjang
tidak terbukti sebaliknya. Maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan sebatas alat bukti
penjelasan mengenai dokumen yang terdapat di kantor camat Panakukang. Selain itu juga
Majelis hakim juga mempertimbangkan keterangan yang diberikan oleh para saksi.
Dengan melihat bukti T.1.4 dan keterangan saksi – saksi yang dipertimbangkan diatas,
maka dapat diketahui bahwa tanah persil 70 S II Kohir 1724 CI terdaftar atas nama Sangkal
Bin Sumang, yang merupakan dasar lahirnya bukti T.I.1 yang diperkuat dengan bukti
T.1.2. sedangkan tanah persil 70 S II Kohir 566 CI, tercatat atas nama Patima Bin Yali.
Dimana dalam dalil penggugat, tanah persil 70 S II kohir 566 CI tercatat atas nama Sabri
Hannah adalah dalil yang berdiri sendiri dan tidak didukung pembuktian lain.
Dari hal itu maka majelis hakim berpendapat bahwa, penggugat tidak dapat membuktikan
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa P.1 yaitu SHM atas nama penggugat tidak
memilki hubungan dengan obyek sengketa sehingga tidak dapat dijadikan alas hak. Oleh
karena petitum gugatan penggugat atas kepemilikan tanah sengketa ditolak yang mana
adalah petitum pokok maka petitum penggugat lainnya tidak perlu dipertimbangkan.
Segala dalil – dalil dan pembuktian yang tidak ada hubungannya dengan perkara tidak perlu
dipertimbangkan.
DALAM REKONVENSI
menurutnya SHM milik tergugat rekonvensi tidak mengikat dan tidak berkekuatan hukum. Dari
gugatan ini, tergugat rekonvensi telah mengajukan dalil sangkalan yang menyatakan gugatan
rekonvensi tidak berdasar sehingga harus dikesampingkan. Karena Majelis hakim hanya
mempertimbangkan ada tidaknya hubungan antara bukti P.1 dan T.I.1 dengan obyek sengketa,
bukan menguji sah atau batalnya suatu sertifikat (bukan kewenagan dari PN), sehingga
permohonan gugatan rekonvensi dari penggugat rekonvensi mengenai SHM tergugat tidak dapat
mengikat dan tidak berkekuatan hukum itu, tidak dapat diterima. Segala dalil dalam rekonvesi
yang tidak ada hubungannya dengan perkara ini, tidak perlu dipertimbangkan
Dengan ditolaknya gugatan konvensi maka penggugat konvensi berada di pihak yang kalah,
sehingga penggugat konvensi dihukum untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.
MENGADILI
DALAM PROVISI:
DALAM KONVENSI
Tentang Eksepsi:
DALAM REKONVENSI:
Menghukum penggugat konvensi untuk membayar biaya perkara kurang lebih Rp. 1.521.000,-
JUDUL LAPORAN:
Tinjauan hukum terhadap tanah yang diatasnya terdapat lebih dari satu sertifikat yang
Berkedudukan sah
Tanggung Jawab Badan Pertanahan Nasional atas adanya Sertifikat Ganda Hak Atas Tanah
Indonesia