OLEH
Estelle Lilian Mua
0906504726
NPM : 0906504726
Tanda Tangan :
ii
Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa
tesis ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan di
Universitas Indonesia.
iii
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 17 Juni 2011
iv
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas kasih
dan anugerah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan Kerja
dan Kinerja Perawat Pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit Woodward Palu.
Peneliti
vi
Abstrak
Sistem supervisi klinik kepala ruangan yang dijalankan dengan tepat dapat
meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana. Fenomena yang
ditemukan di RS Woodward Palu, supervisi kepala ruangan, kepuasan kerja, dan
kinerja perawat pelaksana belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pelatihan supervisi klinik kepala ruangan terhadap kepuasan
kerja dan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RS Woodward Palu.
Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan pre-post test design
with contol group. Sampel untuk supervisi kepala ruangan dan kepuasan kerja
masing-masing kelompok 32 perawat dan sampel untuk kinerja perawat pelaksana
masing-masing kelompok 56 dokumen. Intervensi yang dilakukan adalah
pelatihan dan bimbingan supervisi klinik kepala ruangan model akademik. Hasil
penelitian menunjukkan terjadi peningkatan yang signifikan (p value =0,000) pada
supervisi klinik kepala ruangan setelah mendapat pelatihan dan bimbingan
supervisi. Supervisi klinik yang dilaksanakan secara tepat telah berdampak pada
kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana secara signifikan (p value =0,000).
Analisis lebih lanjut menunjukkan ada perbedaan kepuasan kerja dan kinerja
perawat pelaksana yang signifikan (p value=0,000) antara kelompok intervensi
dan kelompok kontrol. Penelitian ini membawa pada simpulan ada pengaruh
pelatihan supervisi klinik kepala ruangan terhadap kepuasan kerja dan kinerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit Woodward Palu. Rekomendasi
penelitian ini adalah terus mempertahankan penerapan supervisi klinik kepala
ruangan dengan cara pembinaan, monitoring, dan evaluasi secara berkelanjutan
agar kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana terus dapat ditingkatkan.
vii
Abstract
Clinical supervision by head nurse can increase working satisfaction and clinical
performance by nursing staff in the ward. However, in Wordward hospital clinical
supervision by head nurse, working satisfaction and clinical performance by
nursing staff has not been improved. The purpose of this study was to identify the
influence of clinical supervision training by the head nurse on the working
satisfaction and clinical performance of nursing staff in the in-patient ward of
Woodward hospital in Palu. This study used quasi experiment method with pre
and post-test design with control group. The sample in clinical supervision and
working satisfaction into groups, where each group consisted of 32 nurses, where
for measuring clinical performance of staff nurses each group consisted of 56
nurses. Intervention that was given to the sample (intervention group) was training
and supervision toward head nurse on clinical supervision with academic model.
The result showed that the clinical supervision by head nurse was significantly
increased (p value = 0,000) after training and supervision. Clinical supervision
that accurately implemented gave influence significantly (p value = 0,000) into
working satisfaction and clinical performance of staff nurses. Further analysis
showed the significantly difference on working satisfaction and clinical
performance of staff nurses between intervention and control groups (p value =
0,000). Conclusion of this study showed that there was a significantly influence
on head nurse clinical supervision training working satisfaction and clinical
performance of staff nurses in Woodward hospital in Palu. The recommendation
of this study suggested that maintaining implementation of clinical supervision by
head nurse should be improved by supervision, monitoring, and evaluation, in
order to maintain the working satisfaction and clinical performance of staff
nurses within the ward.
viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 12
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 14
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 15
ix
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Supervisi Klinik Kepala Ruangan ....................................... 113
6.2 Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala 119
Ruangan Terhadap Kepuasan Kerja ..................................
6.3 Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala 126
Ruangan Terhadap Kinerja ................................................
6.4 Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan kerja .......... 132
6.5 Keterbatasan penelitian ....................................................... 135
6.6 Implikasi Penelitian ............................................................ 135
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Hal
Tabel 5.1 Analisis Umur dan Lama Kerja Perawat Pelaksana Pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Woodward Palu 2011 88
xi
xii
xiii
xiv
Hal
Skema 2.1 Komponen Kinerja Pribadi ........................................... 30
Skema 2.2 Model Teori Kinerja ...................................................... 31
Skema 2.3 Kerangka Teori penelitian ............................................. 60
Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ......................................... 63
Skema 4.1 Desain Penelitian ........................................................... 67
Skema 4.2 Tahapan Prosedur Penelitian ......................................... 83
xv
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
2
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
3
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
4
Hasil penelitian yang dilakukan Curtis (2007) tentang survei kepuasan kerja
perawat di Irlandia dengan mengirimkan kuesioner kepada 2000 perawat
melalui pos menunjukkan bahwa status profesional, interaksi dan otonomi
memberikan kontribusi terbesar terhadap kepuasan kerja perawat. Praktek
manajemen yang fleksibel, komunikator, dan melibatkan perawat dalam
pengambilan keputusan sangat penting untuk meningkatkan kepuasan kerja.
Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Alam & Fakir (2010) tentang tingkat
kepuasan kerja perawat di Malaysia dengan jumlah sampel 153 perawat
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan
supervisor, keragaman tugas, otonomi dalam pekerjaan, kompensasi, rekan
kerja dan manajemen.
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
5
perawat menunjukkan ada korelasi yang positif antara kepuasan kerja dengan
komitmen terhadap rumah sakit. Perawat yang puas memiliki tingkat
komitmen yang lebih tinggi dibandingkan perawat yang kurang puas.
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
6
standar yang ditetapkan, memiliki motivasi dan kemampuan kerja yang tinggi
dan terarah pada pencapaian tujuan rumah sakit. Hasil kerja perawat
merupakan proses akhir dari suatu kegiatan yang dilakukan dalam mencapai
sasaran. Hasil kerja dapat dicapai secara maksimal apabila perawat
mempunyai kemampuan dalam mendayagunakan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan (PPNI, 2002).
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
7
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
8
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
9
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
10
Rumah sakit Woodward adalah rumah sakit swasta pertama dan terbesar di
Sulawesi Tengah yang selama ini telah menjadi mitra pemerintah yang
senantiasa terlibat aktif dalam upaya mendukung program peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Untuk dapat mempertahankan eksistensi
pelayanan yang bermutu, maka saat ini rumah sakit sedang mempersiapkan
diri untuk akreditasi lima pelayanan dasar. Rumah sakit Woodward memiliki
110 tempat tidur yang tersebar pada tujuh ruang rawat inap. Selain itu rumah
sakit memiliki sebelas ruang poliklinik dan enam ruang penunjang medik,
yaitu laboratorium, radiologi, apotik, kamar operasi, fisiotherapi, dan instalasi
gizi. Data eksekutif pelayanan pasien rawat inap tahun 2001-2010
menunjukkan rata-rata BOR 50,86%, ALOS 3,82 hari, TOI 3,48 hari.
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
11
keperawatan dan supervisi yang dilakukan pada sore dan malam hari oleh
perawat penanggung jawab untuk melihat dan mengontrol pelayanan.
Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada Januari 2011 di salah satu
ruangan rawat inap rumah sakit Woodward Palu terlihat bahwa program
supervisi kepala ruangan belum ada. Tidak ada dokumen tertulis tentang
rencana dan hasil supervisi yang dilakukan. Wawancara dengan kepala
ruangan mengatakan bahwa supervisi dilakukan secara situasional, yaitu
dilakukan pada saat perawat pelaksana mengalami kesulitan dalam
melakukan tindakan keperawatan. Supervisi hanya dilakukan dalam bentuk
tutorial yaitu memberi arahan, bimbingan, dan latihan dalam melakukan
tindakan keperawatan secara langsung kepada perawat pelaksana.
Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada Januari 2011 di salah satu
ruangan rawat inap rumah sakit Woodward Palu terlihat bahwa metode
asuhan keperawatan yang digunakan masih menggunakan metode penugasan
fungsional. Kepala ruangan melakukan pembagian tugas berdasarkan
keahlian dari perawat tersebut, misalnya perawat yang telah terampil bertugas
di bagian obat akan selalu mendapat tugas di bagian obat. Perawat cenderung
mengerjakan tugas-tugas secara rutinitas. Wawancara dengan kepala bidang
keperawatan tentang kepuasan kerja perawat menyatakan kepuasan kerja
masih rendah. Indikator umum kepuasan kerja yang dipakai adalah angka
turnover tinggi yaitu 20%.
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
12
Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada Januari 2011 di salah satu
ruangan rawat inap rumah sakit Woodward Palu terlihat masih ada dokumen
asuhan keperawatan yang tidak lengkap. Pada format pengkajian terlihat
beberapa data yang penting tidak didokumentasikan, pada bagian pengisian
diagnosa keperawatan cenderung hanya mencantumkan satu diagnosa, dan
cacatan tindakan keperawatan belum didokumentasikan sesuai standar.
Kepala ruangan menyatakan sebagian besar dokumentasi asuhan keperawatan
dilengkapi setelah pasien pulang.
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
13
Hasil observasi ditemui masih ada dokumen asuhan keperawatan yang tidak
lengkap. Pada format pengkajian terlihat beberapa data yang penting tidak
didokumentasikan, pada bagian diagnosa keperawatan cenderung hanya
mencantumkan satu diagnosa, dan cacatan tindakan keperawatan belum
didokumentasikan sesuai standar. Prestasi kerja, tanggung jawab, dan
ketaatan perawat pada standar kerja masih rendah. Masalah yang dapat
dirumuskan adalah kinerja perawat pelaksana belum optimal.
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
14
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
15
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
16
Universitas Indonesia
Pengaruh pelatihan..., Estelle Lilian Mua, FIK UI, 2011
17
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
17
Universitas Indonesia
Alam & Fakir, 2010). Sikap yang dideskripsikan dapat bersifat positif atau
negatif (Greenberg dan Baron, 2003) terhadap kondisi fisik dan sosial
lingkungan kerjanya (Schermerhorn, Hunt dan Osborn, 2002).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
b. Lama Kerja
Lama kerja mempunyai korelasi dengan kepuasan kerja. Menurut
Herzberg, Mausner, Peterson, dan Capwell (1957, dalam Scott,
Swortzel & Taylor, 2005), pada awal bekerja karyawan mempunyai
moral dan kepuasan kerja tinggi dan setelah tahun pertama moral
dan kepuasan kerja mulai turun dan menetap pada tingkatan yang
rendah dalam beberapa tahun, dan kemudian meningkat kembali
kepuasan kerjanya seiring dengan kemajuan karirnya. Pendapat
tersebut sama dengan Robbins (2006), kepuasan kerja relatif
meningkat pada awal kerja, menurun berangsur-angsur selama 5-8
Universitas Indonesia
c. Status Kepegawaian
Menurut As’ad (2003) kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh
kedudukan dalam organisasi, pangkat/golongan, jaminan finansial
(sosial). Karyawan atau perawat yang berstatus pegawai negeri sipil
telah memiliki status pangkat dan golongan yang jelas dalam
institusi rumah sakit, memiliki jaminan sosial berupa asuransi
kesehatan serta tunjangan lain diluar gaji pokok sehingga
kesejahteraan terjamin. Hal ini berdampak pada kepuasan kerja.
Universitas Indonesia
2.2 Kinerja
2.2.1 Pengertian
Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja
merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk
mencapai hasil kerja. Namun, hasil pekerjaan itu sendiri juga menunjukkan
kinerja (Wibowo, 2008). Perilaku kerja terlihat dari cara kerja yang penuh
semangat, disiplin, bertanggung jawab, melaksanakan tugas sesuai standar
yang ditetapkan, memiliki motivasi dan kemampuan kerja yang tinggi dan
terarah pada pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan hasil kerja merupakan
proses akhir dari suatu kegiatan yang dilakukan anggota organisasi dalam
mencapai sasaran. Fatah (1996) yang dikutip Wahyudi (2008) mengartikan
kinerja sebagai suatu kemampuan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
yang sesuai dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta motivasi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kinerja Pribadi
(termasuk kuantitas dan
kualitas)
Selain itu, (Ivancevich & Mataerson, 1990; Gibson, Ivancevic & Donelly,
1997 dalam Ilyas, 2002) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
berhubungan dengan kinerja yaitu: faktor individu, organisasi tempat
bekerja, dan faktor psikologis. Faktor individu yaitu kemampuan dan
keterampilan, latar belakang dan demografi. Sub variabel kemampuan dan
keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan
kinerja individu. Sub variabel demografis mempunyai efek tidak langsung
pada perilaku dan kinerja individu.
Universitas Indonesia
Skema 2.2
Model Teori Kinerja (Gibson, Ivancevich & donnelly, 1997
dalam Ilyas, 2002)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Penilaian kinerja perawat pelaksana dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
2.2.3.1. Penilaian perilaku perawat selama melaksanakan asuhan keperawatan
dengan cara self evaluation. Penilaian diri sendiri merupakan pendekatan
yang paling umum digunakan untuk mengukur dan memahami perbedaan
individu (Ilyas, 2002; Marquis & Huston, 2010). Metode ini baik
digunakan bila bertujuan untuk pengembangan dan umpan balik kinerja
karyawan, penilaian dalam jumlah besar, biaya murah dan cepat.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
baik, melaksanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil guna, serta
hasil pekerjaan melebihi dari yang dituntut perusahaan.
Universitas Indonesia
2.2.3.2 Penilaian hasil kerja. Hasil kerja perawat pelaksana salah satunya dapat
dinilai melalui dokumentasi asuhan keperawatan yang telah diberikan
kepada pasien. Melalui penilaian ini dapat diketahui seberapa baik
perawat melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan standar
yang telah ditetapkan, sebab kinerja perawat pada dasarnya adalah apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh perawat.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.3 Supervisi
Supervisi adalah bagian dari fungsi kepemimpinan dan manajemen dalam
pelayanan keperawatan. Supervisi merupakan bagian yang penting dalam
manajemen serta keseluruhan kegiatannya di bawah tanggung jawab
pemimpin. Supervisi sebagai alat untuk memastikan atau menjamin
penyelesaian tugas sesuai dengan tujuan dan standar.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
pelaksanaan praktik keperawatan tetapi juga pada sikap dan tanggung jawab
perawat pelaksana dalam praktik profesional.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
agar tetap fleksibel untuk semua staf, dan 11) membuat iklim kerja agar
tetap nyaman bagi staf.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.3.8.1 Pengetahuan
Merupakan pintu masuk seseorang untuk dapat bekerja dengan baik.
Seorang manajer akan lebih sukses bila dilandasi dengan pengetahuan
yang cukup.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Salah satu model supervisi klinik adalah model academic. Model ini
diperkenalkan oleh Farington (1995) untuk membagi pengalaman supervisor
kepada para perawat sehingga ada proses pengembangan kemampuan
profesional yang berkelanjutan (CPD/ Continuing Profesional Development).
Dilihat dari prosesnya, model ini merupakan proses formal dari perawat
profesional untuk support dan learning sehingga pengetahuan dan kompetensi
perawat dapat dipertanggungjawabkan sehingga pasien mendapat
perlindungan dan merasa aman selama menjalani perawatan. Kegiatan
supervisor dalam supervisi model klinik akademik, meliputi:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.5 Pelatihan
2.5.1. Pengertian
Pelatihan adalah suatu bentuk investasi jangka pendek untuk membantu
meningkatkan kemampuan para pegawai dalam melaksanakan tugasnya
(Siagian, 2009). Pelatihan adalah proses sistematik pengubahan perilaku
para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan
organisasi. Rosidah (2009) mengemukakan pelatihan penting dilakukan
karena merupakan cara yang digunakan oleh organisasi untuk
mempertahankan, menjaga, memelihara, dan sekaligus meningkatkan
keahlian para pegawai untuk kemudian dapat meningkatkan
produktivitasnya. Dalam pelatihan diciptakan suatu lingkungan dimana
para pegawai dapat mempelajari sikap dan keahlian, dan perilaku yang
spesifik yang berkaitan dengan pegawai, serta diberikan instruksi untuk
mengembangkan keahliannya yang dapat langsung dipakai dalam rangka
meningkatkan kinerja pegawai pada jabatan yang didudukinya.
2.5.2. Tujuan
Tujuan pelatihan adalah meningkatkan kualitas dan produktivitas,
menciptakan sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan,
dan memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia. Program
pelatihan tidak menyembuhkan semua permasalahan yang ada dalam
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kerangka teori pada penelitian ini berdasarkan teori kepuasan kerja dan
teori kinerja yang dipengaruhi oleh supervisi. Kepuasan kerja adalah sikap
positif atau negatif yang ditunjukkan individu terhadap pekerjaan
(Greenberg & Baron, 2003) yang didasarkan pada penilaian sejauh mana
pekerjaan memenuhi kebutuhan pekerja (Alam & Fakir, 2010) dan
perbandingan dari apa yang diharapkan dan apa yang diterima (Rosidah,
2009). Teori kepuasan kerja berdasarkan teori dua faktor (Herzberg), teori
keadilan (Davis, 1989) dan teori harapan (Vroon, 1964) dalam Siagian
(2009).
Universitas Indonesia
Hasil kerja perawat dinilai berdasarkan hasil kerja dengan standar yang
telah ditetapkan (PPNI, 2002, Depkes, 2003).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 3
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL
Bab ini menguraikan tentang kerangka konsep, hipotesis, dan definisi operasional.
Kerangka konsep diadopsi dari kerangka teori pada bab 2. Hipotesis disusun
berdasarkan tujuan penelitian, dan definisi operasional menjabarkan setiap
variabel yang akan diteliti sebagai acuan peneliti saat melakukan penelitian.
61
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Variabel Intervensi
Pelatihan
Supervisi kepala
Pre test ruangan Post test
Peran:
Supervisi Kepala - Perencana Supervisi Kepala
Ruangan - Pengarah
- Pelatih
Ruangan
(Kron, 1987; (Kron, 1987;
Farington, 1995)
- Penilai Farington, 1995)
Kegiatan:
- Educative
Kepuasan Kerja - Supportive
Kepuasan Kerja
Otonomi - Managerial Otonomi
Variasi tugas Variasi tugas
Identitas tugas Identitas tugas
Pentingnya Pentingnya
pekerjaan pekerjaan
Umpan balik Umpan balik
(Siagian, 2009) (Siagian, 2009)
Universitas Indonesia
3.2 Hipotesis
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 4
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, populasi dan sampel, serta
prosedur penelitian. Prosedur penelitian meliputi: tempat penelitian, waktu
penelitian, alat pengumpul data, dan pengujian instrumen, serta tahap-tahap
penelitian. Analisis data akan dilakukan menggunakan analisis univariat dan
analisis bivariat.
01 02 03
Intervensi
04 05
02 – 01 = X1
03 – 01 = X2 04 – 01 = X4
05 – 04 = X3 05 – 03 = X5
Skema 4.1. Desain Penelitian
67
Universitas Indonesia
Keterangan:
01 :Supervisi kepala ruangan, kepuasan kerja dan kinerja perawat
pelaksana kelompok intervensi diukur sebelum pelatihan supervisi
kepala ruangan
02 :Supervisi kepala ruangan diukur setelah diberi pelatihan supervisi
kepala ruangan
03 :Kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana kelompok intervensi
diukur setelah disupervisi kepala ruangan yang telah dilatih supervisi
04 :Kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana kelompok kontrol
diukur sebelum pelatihan supervisi kepala ruangan
05 :Kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana kelompok kontrol
diukur setelah pelatihan supervisi kepala ruangan
X1 :Deviasi atau perubahan supervisi kepala ruangan sebelum dan sesudah
pelatihan supervisi
X2 :Deviasi atau perubahan kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana
kelompok intervensi sebelum dan sesudah disupervisi kepala ruangan .
X3 :Deviasi atau perubahan kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana
kelompok kontrol tanpa disupervisi oleh kepala ruangan
X4 :Kesetaraan kepuasan kerja dan kinerja perawat kelompok kontrol dan
kelompok intervensi
X5 :Perbedaan kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana kelompok
kontrol dengan kelompok intervensi setelah di intervensi
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006). Sampel merupakan bagian dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri atau keadaan yang diteliti (Sugiyono, 2007).
Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, yaitu semua perawat
pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap rumah sakit Woodward
Universitas Indonesia
Tabel 4. 1
Distribusi Responden di ruang rawat inap RS Woodward Palu
No Ruangan Jmh
1 Pav. Berlian 9
2 Pav. Nilam 3
3 Pav. Yaspis 11
4 Pav. Rat.Cempaka 10
5 Pav. Zamrud 13
6 Pav. Krisolit 8
7 Ruang ICU 10
Total 64
Tabel 4.2
Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Intervensi
di ruang rawat inap RS Woodward Palu
Kelompok Kontrol
1 Pav Nilam 3
2 Pav Yaspis 11 32
3 Pav. Krisolit 8
4 Ratna Cempaka 10
Universitas Indonesia
Tabel 4.3
Distribusi Jumlah Rata-rata pasien/bulan di ruang rawat inap
RS Woodward Palu Tahun 2010
2
n 1 = n2= 2 (Zα + Zß) s
X1 – X2
Keterangan:
Universitas Indonesia
Tabel 4.4
Distribusi Jumlah Dokumentasi Asuhan Keperawatan Yang Digunakan
Untuk Menilai Hasil Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RS
Woodward Palu
Ruangan Jumlah Rerata Jumlah Jumlah
Pasien/Bulan Sampel/Ruang Sampel/Kelompok
Kelompok Intervensi
1 Pav. Berlian 71 /227 x 56 18
2 Pav. Zamrud 130/227 x 56 32 56
3 ICU 26 /227 x 56 6
Kelompok Kontrol
1 Pav. Nilam 20 /226 x 56 5
2 Pav. Yaspis 80/ 226 x 56 20 56
3 Pav. Krisolit 26/ 226 x 56 6
4 Pav. Rat. Cempaka 100/226 x 56 25
Total 453 112
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Data pada penelitian ini terdiri dari data primer. Data primer digunakan untuk
menilai supervisi kepala ruangan, kepuasan kerja dan kinerja perawat
pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan
pendokumentasian asuhan keperawatan. Variabel yang akan diteliti
dijabarkan dalam kuesioner dan digunakan sebagai instrumen pengumpulan
data sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Tabel 4.5
Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Woodward Palu
Universitas Indonesia
Tabel 4.6
Kisi-kisi Instrumen Kinerja Perawat Pelaksana
Berdasarkan Dokumentasi Asuhan keperawatan
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Woodward Palu
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil uji analisis validitas untuk instrumen kepuasan kerja perawat yang
terdiri dari 45 pernyataan ada lima item pernyataan yang tidak valid.
Pernyataan yang tidak valid diperbaiki kalimatnya dan tetap dipertahankan
dalam kuesioner untuk dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabiltas dilakukan
dengan menggunakan Alpha Cronbach terhadap 45 item pernyataan
dengan hasil nilai r Alpha Cronbach = 0,969 lebih besar dari r tabel
(0,349) sehingga 45 item pernyataan tersebut dinyatakan reliabel.
Universitas Indonesia
b. Persiapan penelitian
Peneliti melakukan koordinasi dengan kepala bidang keperawatan rumah
sakit Woodward Palu mengenai jadwal, tempat dan peserta pelatihan.
Selanjutnya bidang keperawatan menghubungi semua kepala ruangan dan
menjelaskan bahwa akan ada penelitian dari mahasiswa FIK UI Jakarta
tentang pengaruh pelatihan supervisi klinik kepala ruangan terhadap
kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana.
Langkah selanjutnya adalah pengambilan data pre test penelitian. Pre test
dilakukan dengan cara pembagian kuesioner kepuasan kerja dan
pelaksanaan supervisi kepala ruangan kepada perawat pelaksana baik
kelompok kontrol maupun kelompok intervensi setelah diberikan
penjelasan dan informed concent. Pre test dilakukan pada 30 Maret – 1
April 2011. Pembagian kuesioner kepada perawat pelaksana dilakukan
Universitas Indonesia
c. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan pelatihan supervisi klinik kepala ruangan dilakukan pada 5 –
6 April 2011 diikuti oleh 3 (tiga) kepala ruangan dan 1 (satu) staf dari
bagian keperawatan di ruang aula rumah sakit Woodward Palu. Pelatihan
hari pertama dimulai dengan pembukaan oleh kepala bidang keperawatan,
dan penjelasan tujuan dan manfaat pelatihan dari peneliti sebagai usaha
untuk membangun komitmen yang dilanjutkan dengan informed concent
dari kepala ruangan. Kemudian dilakukan pre test pelatihan. Nilai retata
pre test pelatihan supervisi adalah 55,53.
Universitas Indonesia
Pelatihan hari kedua pada 6 April 2011dimulai dengan kegiatan role play.
Role play untuk setiap bentuk kegiatan supervisi kepala ruangan
dilaksanakan dalam waktu 15 – 20 menit dengan melibatkan perawat
pelaksana. Setelah role play diberikan umpan balik untuk melengkapi dan
menyesuaikan penerapan bentuk supervisi dengan kondisi ditiap ruangan.
Selanjutnya dilakukan post test dengan nilai rerata adalah 88,78. Pada
akhir sesi pelatihan disampaikan kepada kepala ruangan bahwa pelatihan
akan dilanjutkan dengan pemberian bimbingan dan pendampingan
supervisi klinik di ruangan masing-masing.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Penjelasan Post
riset dan test 30
pre test April –
29-31 4 Mei
Maret 2011
2011 pada
kelompok
kontrol Skema 4.2. Tahapan Prosedur Penelitian.
Universitas Indonesia
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan supervisi
kepala ruangan sebelum dan setelah pelatihan. Selanjutnya
mengetahui kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana sebelum
dan setelah disupervisi oleh kepala ruangan yang telah dillatih
supervisi pada masing-masing kelompok serta perbedaan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Sebelum analisis
bivariat dilakukan, dilaksanakan terlebih dahulu uji kesetaraan
antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.
Selengkapnya uji bivariat dapat dilihat pada tabel 4.8
Universitas Indonesia
Tabel 4.8
Analisis Uji Statistik Variabel Penelitian Pengaruh Pelatihan Supervisi Kepala
Ruangan Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat Pelaksana
di Ruang rawat Inap Rumah Sakit Woodward Palu
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang pengaruh pelatihan supervisi klinik
kepala ruangan terhadap kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana di ruang
rawat inap rumah sakit Woodward Palu, yang dilakukan selama kurun waktu 6
(enam) minggu, sejak tanggal 28 Maret – 4 Mei 2011. Responden yang mengikuti
penelitian berjumlah 64 perawat, 32 perawat sebagai kelompok intervensi dan 32
perawat sebagai kelompok kontrol. Jumlah dokumentasi asuhan keperawatan
yang dinilai berjumlah 224 berkas, sebelum pelatihan 112 berkas (56 pada
ruangan kontrol dan 56 pada ruangan intervensi, sesudah pelatihan 112 berkas (56
pada ruangan kontrol dan 56 pada rungan intervensi). Kepala ruangan yang
mengikuti pelatihan supervisi berjumlah 3 (tiga) orang dan sebagai kontrol 4
(empat) orang. Kedua kelompok dilakukan pre test dan post test untuk melihat
efek intervensi yang diberikan.
Penyajian data hasil penelitian terdiri dari analisis univariat dan bivariat yang
dilakukan menggunakan program pengolahan data pada perangkat komputer.
Uraian hasil penelitian secara lengkap disajikan dalam tiga bagian, yaitu
karakteristik perawat, variabel intervensi supervisi kepala ruangan, dan variabel
dependen yaitu kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana.
87
Universitas Indonesia
Tabel 5.1
Analisis Umur dan Lama Kerja Perawat Pelaksana Pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Woodward Palu 2011 (n = 64)
Universitas Indonesia
Tabel 5.2
Distribusi Responden Menurut Status Kepegawaian
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Woodward Palu, 2011 (n = 64)
Universitas Indonesia
Tabel 5.3
Analisis Kesetaraan Perawat Pelaksana Berdasarkan Umur dan Lama
Kerja Pada Kelompok Intervensi dengan Kelompok Kontrol di Ruang
Rawat Inap RS Woodward Palu, 2011 (n = 64)
Hasil analisis pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa umur dan lama kerja
antara kelompok intervensi dan kontrol adalah setara (p value > 0.05)
Universitas Indonesia
Tabel 5.5
Analisis Supervisi Klinik Kepala Ruangan Berdasarkan Persepsi Perawat
Pelaksana Sebelum Mendapat Pelatihan Supervisi Klinik Pada Kelompok
Intervensi dan kontrol di Ruang Rawat inap RS Woodward Palu, 2011
(n=64).
Analisis hasil penelitian pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa supervisi klinik
kepala ruangan berdasarkan persepsi perawat pelaksana di ruang rawat inap RS
Woodward Palu sebelum mendapat pelatihan supervisi klinik pada kelompok
intervensi memiliki rata-rata 12,94 dengan standar deviasi 1,268. Supervisi
klinik terendah 11 dan supervisi klinik tertinggi 15. Hasil estimasi interval
dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata supervisi klinik kepala
ruangan menurut persepsi perawat pelaksana pada kelompok intervensi adalah
diantara 12,48 sampai dengan 13,39.
Universitas Indonesia
Skor total supervisi klinik kepala ruangan adalah 35, sehingga berdasarkan
skor supervisi klinik kepala ruangan pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa
supervisi klinik kepala ruangan berdasarkan persepsi perawat di ruang rawat
inap RS Woodward sebelum mendapat pelatihan dan bimbingan supervisi pada
kelompok intervensi sebesar 36,97% dan kontrol sebesar 36,88% sehingga
masih belum optimal.
Hasil analisis pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa supervisi klinik kepala
ruangan berdasarkan persepsi perawat pelaksana sebelum mendapat
pelatihan dan bimbingan supervisi pada kelompok intervensi dan kontrol
di ruang rawat inap RS Woodward Palu adalah setara (p value > 0,05).
Universitas Indonesia
Tabel 5.7
Analisis Supervisi Klinik Kepala Ruangan Berdasarkan Persepsi
Perawat Pelaksana Sesudah Mendapat Pelatihan Supervisi Klinik
Pada Kelompok Intervensi dan kontrol di Ruang Rawat inap RS
Woodward Palu, 2011 (n=64).
Analisis hasil penelitian pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa supervisi klinik
kepala ruangan berdasarkan persepsi perawat pelaksana di ruang rawat inap
RS Woodward Palu sesudah mendapat pelatihan supervisi klinik pada
kelompok intervensi memiliki rata-rata 33,25 dengan standar deviasi 1,967.
Supervisi klinik terendah 27 dan supervisi klinik tertinggi 35. Hasil estimasi
interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata supervisi klinik
kepala ruangan menurut persepsi perawat pelaksana pada kelompok
intervensi adalah diantara 32,54 sampai dengan 33,96.
Skor total supervisi klinik kepala ruangan adalah 35, sehingga berdasarkan
skor supervisi klinik kepala ruangan pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa
Universitas Indonesia
5.3.4 Perbedaan supervisi klinik kepala ruangan sebelum dan sesudah pelatihan
dan bimbingan supervisi klinik pada kelompok intervensi dan kontrol.
Analisis hasil penelitian pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa supervisi klinik
kepala ruangan pada kelompok intervensi di ruang rawat inap RS
Woodward Palu sebelum mendapat pelatihan rata-rata 12,94 (36,97%) dan
sesudah mendapat pelatihan menjadi rata-rata 33,25 (95%) sehingga terjadi
peningkatan sebesar 20,31 (58,03%). Untuk mencapai skor maksimal 35
diperlukan 1,75 poin. Hasil uji statistik menunjukkan ada peningkatan yang
signifikan pada supervisi klinik kepala ruangan berdasarkan persepsi
perawat pelaksana sesudah mendapat pelatihan dan dibimbing supervisi
klinik (p value = 0,000, α = 0.05).
Universitas Indonesia
5.3.5 Selisih supervisi klinik kepala ruangan sebelum dan sesudah pelatihan
supervisi klinik pada kelompok intervensi dan kontrol
Selisih supervisi klinik kepala ruangan sebelum dan sesudah pelatihan
supervisi klinik pada kelompok intervensi dan kontrol dianalisis
menggunakan Dependent t-Test (Paired t test). Hasil analisis dapat dilihat
pada tabel 5.9.
Tabel 5.9
Selisih Supervisi Klinik Kepala Ruangan Sebelum dan Sesudah Pelatihan
Supervisi Klinik Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di Ruang Rawat
Inap RS Woodward Palu, 2011 (n = 64)
Analisis pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa selisih mean supervisi klinik
kepala ruangan pada kelompok intervensi sesudah pelatihan supervisi klinik
mengalami kenaikan 20,31 atau berubah 58,03% dibandingkan kelompok
kontrol sesudah tidak dilatih supervisi mengalami kenaikan 0,53.atau
berubah 1,51%.
Universitas Indonesia
5.3.6 Perbedaan supervisi klinik kepala ruangan antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol sesudah pelatihan supervisi klinik
Perbedaan supervisi klinik kepala ruangan antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol sesudah pelatihan supervisi klinik dianalisis dengan
menggunakan Independen t Test. Hasil analisis dapat dilihat dalam tabel
5.10
Tabel 5.10
Perbedaan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Antara Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol Sesudah Pelatihan Supervisi Klinik di Ruang Rawat
Inap RS Woodward Palu, 2011 (n = 64)
Hasil analisis pada tabel 5.10 nilai mean supervisi klinik kepala ruangan
pada kelompok intervensi sesudah disupervisi oleh kepala ruangan yang
dilatih dan dibimbing supervisi klinik adalah 33,25 lebih besar
dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 13,43.
Analisis selanjutnya menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada
supervisi klinik kepala ruangan antara kelompok intervensi dengan
kelompok kontrol (p value = 0,000, α = 0,05)
Universitas Indonesia
5.4.1 Kepuasan kerja perawat pelaksana sebelum mendapat supervisi dari kepala
ruangan yang dilatih dan dibimbing supervisi klinik pada kelompok
intervensi dan kontrol.
Hasil analisis kepuasan kerja perawat pelaksana sebelum disupervisi oleh
kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing supervisi klinik dapat dilihat
pada tabel 5.11.
Tabel 5.11
Analisis Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Sebelum Mendapat Supervisi
Dari Kepala Ruangan Yang Dilatih dan Dibimbing Supervisi Klinik Pada
Kelompok Intervensi dan kontrol di Ruang Rawat inap Rumah Sakit
Woodward Palu, 2011 (n=64).
Universitas Indonesia
Skor total kepuasan kerja adalah 180, sehingga berdasarkan skor kepuasan
kerja pada tabel 5.11 menunjukkan bahwa kepuasan kerja pada perawat
pelaksana di ruang rawat inap RS Woodward sebelum mendapat supervisi
dari kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing supervisi pada kelompok
intervensi sebesar 67,90% dan kontrol sebesar 69,86%, sehingga masih
belum optimal.
Tabel 5.12
Analisis Kesetaraan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Sebelum
Disupervisi Oleh kepala Ruangan Yang Dilatih dan Dibimbing Supervisi
Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di Ruang Rawat Inap RS Woodward
Palu, 2011 (n=64)
Hasil analisis pada tabel 5.12 menunjukkan bahwa kepuasan kerja perawat
pelaksana sebelum mendapat supervisi dari kepala ruangan yang dilatih dan
dibimbing supervisi pada kelompok intervensi dan kontrol di ruang rawat
inap RS Woodward Palu adalah setara (p value > 0,05)
Universitas Indonesia
5.4.3 Kepuasan kerja perawat pelaksana sesudah mendapat supervisi dari kepala
ruangan yang dilatih dan dibimbing supervisi klinik pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.
Sesudah mendapat supervisi dari kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing
supervisi klinik, maka dilakukan penilaian kepuasan kerja perawat
pelaksana. Hasil penilaian dapat dilihat dalam tabel 5.13
Tabel 5.13
Analisis Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Sesudah Mendapat Supervisi
Dari Kepala Ruangan Yang Dilatih dan Dibimbing Supervisi Klinik Pada
Kelompok Intervensi dan Kontrol di Ruang Rawat Inap RS Woodward Palu,
2011 (n=64)
Universitas Indonesia
sesudah mendapat supervisi dari kepala ruangan yang telah dilatih dan
dibimbing supervisi klinik memiliki kepuasan kerja rata-rata sebesar 136,94
(76,08%) dan dinyatakan optimal, sedangkan kepuasan kerja perawat
pelaksana pada kelompok kontrol yang mendapat supervisi dari kepala
ruangan yang tidak dilatih dan dibimbing supervisi klinik adalah rata-rata
sebesar 126,47 (70,26%) dan dinyatakan tetap belum optimal.
Universitas Indonesia
5.4.5 Selisih kepuasan kerja perawat pelaksana sebelum dan sesudah disupervisi
oleh kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing supervisi klinik pada
kelompok intervensi dan kontrol.
Selisih kepuasan kerja perawat pelaksana sebelum dan sesudah disupervisi
oleh kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing supervisi klinik pada
kelompok intervensi dan kontrol dianalisis menggunakan Dependent t Test
(Paired t test). Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 5.15
Tabel 5.15
Selisih Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Sebelum dan Sesudah
Disupervisi Oleh Kepala Ruangan Yang Dilatih dan Dibimbing Supervisi
Klinik Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di Ruang Rawat Inap RS
Woodward Palu, 2011
(n = 64)
Hasil analisis tabel 5.15 menunjukkan bahwa selisih mean kepuasan kerja
perawat pelaksana pada kelompok intervensi sesudah disupervisi oleh
kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing supervisi mengalami kenaikan
Universitas Indonesia
5.4.6 Perbedaan kepuasan kerja antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol
sesudah disupervisi oleh kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing
supervisi kllinik.
Perbedaan kepuasan kerja perawat pelaksana antara kelompok intervensi
dan kelompok kontrol sesudah disupervisi oleh kepala ruangan yang dilatih
dan dibimbing supervisi diuji dengan menggunakan Independen t Test.
Hasil analisis dapat dilihat dalam tabel 5.16
Tabel 5.16
Perbedaan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Sesudah Disupervisi
Oleh Kepala Ruangan Yang Dilatih dan Dibimbing Supervisi Klinik Pada
Kelompok Intervensi dan Kontrol di Ruang Rawat Inap RS Woodward Palu,
2011 (n = 64)
Hasil analisis pada tabel 5.16 nilai mean kepuasan kerja perawat pelaksana
pada kelompok intervensi sesudah disupervisi oleh kepala ruangan yang
dilatih dan dibimbing supervisi klinik adalah 136,94 lebih besar
dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 126,47.
Universitas Indonesia
Tabel 5.17
Analisis Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Sebelum Mendapat Supervisi Dari Kepala Ruangan Yang
Dilatih dan Dibimbing Supervisi Klinik Pada Kelompok Intervensi dan
kontrol di Ruang Rawat inap RS Woodward Palu, 2011 (n = 112).
Universitas Indonesia
Skor total kinerja adalah 24, sehingga berdasarkan skor kinerja pada tabel
5.17 menunjukkan bahwa kinerja perawat pelaksana dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RS Woodward
Palu sebelum mendapat supervisi dari kepala ruangan yang dilatih dan
dibimbing supervisi klinik pada kelompok intervensi sebesar 55,29% dan
kontrol sebesar 57,58% sehingga masih belum optimal.
Universitas Indonesia
supervisi dari kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing supervisi klinik
pada kelompok intervensi dan kontrol di ruang rawat inap RS Woodward
Palu adalah setara (p value > 0,05).
Universitas Indonesia
Skor total kinerja adalah 24 sehingga berdasarkan skor kinerja pada tabel
5.19 menunjukkan bahwa kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RS
Woodward pada kelompok intervensi sesudah mendapat supervisi dari
kepala ruangan yang telah dilatih dan dibimbing supervisi memiliki kinerja
rata-rata sebesar 20,61 (85,88%) dan dinyatakan optimal, sedangkan kinerja
perawat pelaksana yang mendapat supervisi dari kepala ruangan yang tidak
dilatih dan dibimbing supervisi klinik adalah rata-rata sebesar 14,05
(58,54%) dan dinyatakan tetap belum optimal.
Tabel 5.20
Analisis Perbedaan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam
PendokumentasianAsuhan Keperawatan Sebelum dan Sesudah Disupervisi
Oleh Kepala Ruangan Yang Dilatih dan Dibimbing Supervisi Klinik Pada
kelompok Intervensi dan Kontrol di Ruang Rawat Inap RS Woodward Palu,
2011 (n = 112)
Hasil analisis pada tabel 5.20 menunjukkan bahwa skor kinerja perawat
pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan pada kelompok
Universitas Indonesia
intervensi sebelum mendapat supervisi dari kepala ruangan yang dilatih dan
dibimbing supervisi adalah 13,27 dan sesudah mendapat supervisi dari
kepala ruangan yang telah dilatih dan dibimbing supervisi klinik menjadi
20,61, sehingga terjadi peningkatan sebesar 7,34 (30,58%). Untuk mencapai
skor maksimal 24 diperlukan 3,39 poin. Hasil uji statistik menunjukkan ada
peningkatan yang signifikan pada kinerja perawat pelaksana sesudah
mendapat supervisi dari kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing
supervisi klinik (p value = 0,000, α = 0,05).
Universitas Indonesia
Tabel 5.21
Selisih Kinerja Perawat Pelaksana Dalam pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Sebelum dan Sesudah Disupervisi Oleh Kepala Ruangan Yang
Dilatih dan Dibimbing Supervisi Klinik Pada Kelompok Intervensi dan
Kontrol di Ruang Rawat Inap RS Woodward Palu, 2011 (n = 112)
Hasil analisis pada tabel 5.21 menunjukkan bahwa selisih mean kinerja
perawat pelaksana pada kelompok intervensi sesudah disupervisi oleh
kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing supervisi mengalami kenaikan
7,34 atau berubah 30,58% dibandingkan kelompok kontrol yang
disupervisi oleh kepala ruangan yang tidak dilatih supervisi mengalami
kenaikan 0,23 atau berubah 0,96%.
Universitas Indonesia
Tabel 5.22
Perbedaan Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Sesudah Disupervisi Oleh Kepala Ruangan Yang Dilatih dan
Dibimbing Supervisi Klinik Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol di
Ruang Rawat Inap RS Woodward Palu, 2011 (n = 112)
Hasil analisis pada tabel 5.22 nilai mean kinerja perawat pelaksana pada
kelompok intervensi sesudah disupervisi oleh kepala ruangan yang dilatih
dan dibimbing supervisi klinik adalah 20,61 lebih besar dibandingkan
dengan kelompok kontrol sebesar 14,05
Universitas Indonesia
Tabel 5. 23
Analisis Hubungan Umur dan Lama Kerja dengan Kepuasan kerja
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap
RS Woodward Palu,2011 (n = 64)
Variabel r p value
Umur 0,214 0,090
Lama kerja 0,188 0,137
Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,137 (p value > 0,05) artinya
tidak ada hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan
kepuasan kerja perawat pelaksana.
Universitas Indonesia
Tabel 5. 24
Analisis Hubungan Status Kepegawaian dengan Kepuasan kerja
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap
RS Woodward Palu,2011 (n = 64)
Variabel r p value
Status kepegawaian 0,076 0,549
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 6
PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang pembahasan yang meliputi interpretasi dan diskusi
hasil penelitian seperti yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya dan
penjelasan tentang keterbatasan penelitian. Selanjutnya akan dibahas pula tentang
bagaimana implikasi hasil penelitian terhadap pelayanan keperawatan, bidang
keilmuan dan pendidikan keperawatan, serta bidang penelitian.
113
Universitas Indonesia
kemampuan dalam praktik keperawatan. Hal ini sesuai pendapat Van Ooijen
(2000) dalam Brunero & Parbury (2005) yang menyatakan tujuan supervisi
klinik model akademik adalah adanya proses pengembangan kemampuan
profesional yang berkelanjutan (CPD/Continuing Profesional Development)
untuk support dan learning sehingga pengetahuan dan kompetensi perawat
dapat dipertanggungjawabkan dan pasien mendapat perlindungan serta
merasa aman selama menjalani perawatan.
Proses kognitif utama dari supervisi klinis model akademik adalah refleksi,
yaitu berpikir kritis pada pengalaman klinis untuk memahami, dan
mengidentifikasi area yang masih memerlukan perbaikan yang selanjutnya
dijadikan acuan dalam menentukan langkah perbaikan lebih lanjut. Refleksi
sangat relevan dengan pertumbuhan profesional praktik keperawatan.
Artinya, pengetahuan keperawatan yang didasarkan pada pengalaman klinis
sangat penting untuk perkembangan praktik keperawatan profesional.
Supervisi klinis model akademik memungkinkan perawat untuk
mendiskusikan perawatan pasien dalam suasana yang aman dan mendukung.
Partisipasi perawat pelaksana dalam supervisi klinis memungkinkan adanya
umpan balik dan masukan bagi perawat lain dalam upaya meningkatkan
pemahaman tentang isu-isu klinis.
Universitas Indonesia
6.1.1 Supervisi klinik kepala ruangan sebelum pelatihan dan bimbingan supervisi
klinik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi klinik kepala ruangan
sebelum mendapat pelatihan supervisi klinik secara keseluruhan adalah
12,92 (36,91%) artinya tidak optimal. Dikatakan tidak optimal karena skor
total supervisi klinik kepala ruangan adalah 35, sehingga masih diperlukan
22,08 (63,08%) untuk mencapai skor optimal supervisi klinik kepala
ruangan.
Universitas Indonesia
6.1.2 Supervisi klinik kepala ruangan sesudah pelatihan dan bimbingan supervisi
klinik pada kelompok intervensi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
kepada perawat agar dapat memiliki sikap yang saling mendukung diantara
perawat sebagai rekan kerja profesional sehingga memberikan jaminan
kenyamanan dan validasi. Menurut Barkauskas (2000) dan Brunero &
Parbury (2005) kegiatan supportive yang dilakukan secara terus menerus
dapat meningkatan rasa percaya diri, kemampuan memberikan dukungan,
peningkatan coping di tempat kerja, membina hubungan yang baik diantara
staf, kenyamanan di tempat kerja, kepuasan perawat, mengurangi
kecemasan, mengurangi konflik, dan mengurangi ketidakdisplinan kerja.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pemahaman terhadap kepuasan kerja perawat juga dapat mengacu pada teori
keadilan. Menurut teori ini, seorang supervisor keperawatan harus selalu
waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan timbul dikalangan para
perawat. Apabila sampai terjadi dapat timbul dampak negatif seperti
ketidakpuasan.
Universitas Indonesia
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Robert John Wood Foundation
(2007) yang menyatakan perawat yang merasa mendapat dukungan dari
supervisor dan disupervisi dengan baik dalam melakukan pekerjaannya
lebih merasa puas terhadap pekerjaannya. Sejalan pendapat Brunero &
Parbury (2005) yang menyatakan kepuasan kerja perawat lebih banyak
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Setiap perawat pelaksana akan bekerja keras dan berusaha mencapai tujuan
dengan cepat, jika dalam diri perawat tidak ada hambatan psikologis.
Perawat pelaksana harus senang berbuat dalam kondisi yang menyenangkan
pula. Penerapan supervisi klinik melalui kegiatan supportive memampukan
kepala ruangan untuk memberi dukungan positif pada setiap prestasi yang
dicapai perawat pelaksana.
Universitas Indonesia
Penelitian ini juga sesuai dengan hasil riset Sitinjak (2008) dan Sigit (2009)
yang menemukan bahwa supervisi yang dilakukan secara konsisten akan
berpeluang meningkatkan kepuasan kerja sebesar 67,40% dan proses
supervisi yang baik akan meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja.
Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Fatah (1996)
yang dikutip Wahyudi (2008) mengartikan kinerja sebagai suatu kemampuan
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta motivasi kerja. Hasil kerja dapat dicapai
Universitas Indonesia
6.3.1 Kinerja Perawat Pelaksana Sebelum Mendapat Supervisi Klinik Dari Kepala
Ruangan Yang Dilatih dan Dibimbing Supervisi Klinik.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
6.3.2 Kinerja Perawat Pelaksana Sesudah Mendapat Supervisi Klinik Dari Kepala
Ruangan Yang Dilatih dan Dibimbing Supervisi Klinik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat pelaksana pada
kelompok kontrol sesudah mendapat supervisi klinik dari kepala ruangan
yang tidak dilatih dan dibimbing supervisi klinik berdasarkan
pendokumentasian asuhan keperawatan meningkat sebesar 0,23 (0,96%) dan
analisis lebih lanjut menunjukkan peningkatan tersebut tidak bermakna (p
value = 0,102). Sedangkan kinerja perawat pelaksana pada kelompok
intervensi sesudah mendapat supervisi klinik dari kepala ruangan yang
dilatih dan dibimbing supervisi klinik berdasarkan pendokumentasian
asuhan keperawatan meningkat sebesar 7,34 (30,58%) dan analisis lebih
lanjut menunjukkan peningkatan tersebut bermakna (p value = 0,000).
Peningkatan kinerja perawat pelaksana dapat dipertahankan jika kepala
ruangan secara berkelanjutan melaksanakan supervisi. Peningkatan ini dapat
dikatakan optimal karena terjadi peningkatan skor dari kuartil tiga ke kuartil
empat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat White & Winstanley (2006),
Hyrkas, et al, (2006) dalam Clinical supervision a structured approach to
best practice (2008) yang menyatakan supervisi klinik berpotensi
meningkatkan keahlian dan kemampuan klinik staf yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kesuksesan pencapaian rumah sakit. Supervisi sebagai alat
untuk memastikan atau menjamin penyelesaian tugas sesuai dengan tujuan
dan standar (Marquis & Huston, 2010).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Rencana intervensi yang telah disusun menjadi panduan bagi perawat dalam
melaksanakan implementasi tindakan keperawatan kepada pasien yang
diikuti dengan evaluasi berdasarkan tujuan dan kriteria yang telah
ditetapkan. Kegiatan supervisi educative dan supportive yang dilakukan
secara kontinue setiap hari dan langsung kepada setiap perawat telah
memacu kinerja perawat di rumah sakit Woodward Palu.
Penelitian ini juga sesuai dengan hasil riset Izzah (2003), Saljan (2005) dan
Saefulloh (2009) yang menunjukkan semakin baik supervisi, semakin baik
pula kinerja perawat pelaksana dan riset yang dilakukan oleh Muhasidah
(2002) yang menemukan bahwa supervisi yang dilakukan secara langsung
terhadap perawat pelaksana secara terus menerus dan terprogram dapat
memastikan pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktik
keperawatan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 7
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Penelitian “Pengaruh pelatihan supervisi klinik kepala ruangan terhadap
kepuasan kerja dan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit
Woodward Palu”, yang dilaksanakan 28 Maret – 4 Mei 2011 menghasilkan
simpulan sebagai berikut:
138
Universitas Indonesia
7.1.8 Kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit Woodward
Palu sebelum mendapat supervisi dari kepala ruangan yang dilatih dan
dibimbing supervisi klinik belum optimal.
7.1.9 Kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit Woodward
Palu meningkat secara signifikan sesudah mendapat supervisi dari
kepala ruangan yang dilatih dan dibimbing supervisi klinik.
7.1.10 Kinerja perawat pelaksana berbeda secara signifikan antara kelompok
intervensi dan kontrol sesudah mendapat supervisi dari kepala ruangan
yang dilatih dan dibimbing supervisi klinik.
7.1.11 Umur, lama kerja dan status pegawai perawat pelaksana di ruang
rawat inap rumah sakit Woodward Palu tidak berhubungan dengan
kepuasan kerja.
7.2 Saran
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. (2007). Manajemen administrasi rumah sakit. Edisi kedua. Jakarta:
UI Press
Alam, M.M.,& Mohammad, J.F. (2010). Level of satisfaction and intent to leave
among Malaysian nurses. Business Intelligence Journal-January, 2010
Vol.3 No.1
http://www.saycocorporativo.com/saycoUK/BIJ/journal/Vol3No1/Article_
10.pdf, diperoleh 15 Desember 2010.
Ariawan, I. (1999). Besar dan metode sampel pada penelitian kesehatan. Jurusan
Statistik dan Kependudukan. FKM UI
Barkauskas, V.H. (2000). Perspectives about and models for supervision in the
healthprofessions.http://www.google.co.id/search?q=proctors+model+of+
clinical+supervision&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-a. Diperoleh 11 Pebruari 2011
142
Universitas Indonesia
Billings, D.M., & Judith, A.H. (1999). Teaching in nursing: A guide for faculty.
Philadelpia: WB Saunders Company
Curtis. (2007). Job satisfaction: a survey of nurses in the Reublic Ireland. Journal
of Nursing Manajement. Vol 54. Issue 1, pages 92-99 March 2007.
Universitas Indonesia
Handoko, T.H. (2003). Manajemen personalia & sumber daya mnusia. Edisi
kedua. Yogjakarta: BPFE.
Hasibuan, S.P. ( 2003). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Huber, L.D. (2006). Leadership and nursing care manajement. Third edition.
Philadelphia: Elsevier.
Universitas Indonesia
Keliat, Dkk. (2006). Modul model praktek keperawatan profesional jiwa. Jakarta:
Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia dan WHO Indonesia
Marquis & Huston. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan teori &
aplikasi. Edisi 4. Jakarta: EGC
Universitas Indonesia
Perry & Potter. (2005). Fundamental keperawatan. Konsep, proses, dan praktek.
Edisi 4. Jakarta: EGC
Reillyn, e., & Obermann, M.H. (1999). Clinical teaching in nursing education.
Boston: Jones & Barlet Publishers, Inc. Diperoleh 13 Pebruari 2011
Robert John Wood Foundation. (2007). Multiple factors affect job satisfaction.
ResearchNumber22.February.https://folio.iupui.edu/bitstream/handle/1024
4/556/Research%20Highlight%2022%5B2%5D.pdf?sequence=2.
Diperoleh 13 Pebruari 2011
Universitas Indonesia
Scott, M., Swortzel K.A., & Taylor, W.N. (2005). The relationships between
selected demographic factors and the level of job satisfaction of extension
agents. Journal of Southern Agricultural Education Research 102 Vol 55.
Number 1. http://202.198.141.77/upload/soft/0-a/46-03-002.pdf. Diperoleh
12 Pebruari 2011
Siagian, S.P. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sigit, A. (2009). Pengaruh fungsi pengarahan kepala ruangan dan ketua tim
terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD Blambangan
Banyuwangi. Tesis. Program Magister FIK UI. Tidak diperjualbelikan.
Universitas Indonesia
Thompson, D.S., Estabrooks, C,A., Findlay, S.S., Moore, K.,& Lars. (2007)
Interventions aimed at increasing research use in nursing: Asystematic
reviuw. Doi: 10. 1186/1748-5908-2-15.
Universitas Indonesia
Saya, Estelle Lilian Mua, NPM 0906504726 Mahasiswa Program Magister Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia, Kekhususan Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. Dalam rangka kegiatan tesis saya menyebarkan kuesioner penelitian
tentang “Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan
Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Woodward Palu”
Penelitian diawali dengan menyebarkan kuesioner kepuasan kerja dan supervisi kepala
ruangan, selanjutnya rekan sejawat akan disupervisi oleh kepala ruangan yang TELAH
dilatih dan dibimbing supervisi. Pada tahap akhir, rekan sejawat mengisi kembali
kuesioner kepuasan kerja dan supervisi kepala ruangan.
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi rekan sejawat sebagai responden,
kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Hasil kajian yang diperoleh dari rekan-rekan, merupakan
masukan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
di Rumah Sakit Woodward Palu.
Demikian penjelasan ini, apabila rekan sejawat menyetujui, maka saya mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab semua
pertanyaan yang telah disiapkan. Atas kesediaan dan kerja samanya, saya ucapkan
terima kasih.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden
dalam penelitian, yang akan dilakukan oleh sdri Estelle Lilian Mua, Mahasiswa Program
Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dengan penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan Kerja Dan
Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Woodward Palu”
Setelah saya mendapat informasi dan membaca penjelasan, maka saya memahami manfaat
dan tujuan penelitian ini. Saya yakin peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak-
hak saya sebagai responden. Saya juga menyadari bahwa penelitian ini tidak akan
menimbulkan dampak negatif bagi saya dan rumah sakit Woodward Palu. Saya menyadari
bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan
mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Woodward Palu.
Oleh karena itu, dengan menandatangani lembar persetujuan ini, maka saya menyatakan
bersedia menjadi responden dalam kajian ini.
(..............................)
Cukup paraf,tidak perlu menuliskan nama.
Saya, Estelle Lilian Mua, NPM 0906504726 Mahasiswa Program Magister Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia, Kekhususan Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. Dalam rangka kegiatan tesis saya menyebarkan kuesioner penelitian
tentang “Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan
Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Woodward Palu”
Penelitian diawali dengan menyebarkan kuesioner kepuasan kerja dan supervisi kepala
ruangan, selanjutnya rekan sejawat akan disupervisi oleh kepala ruangan yang TIDAK
dilatih supervisi. Pada tahap akhir, rekan sejawat mengisi kembali kuesioner kepuasan
kerja perawat dan supervisi kepala ruangan.
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi rekan sejawat sebagai responden,
kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Hasil kajian yang diperoleh dari rekan-rekan, merupakan
masukan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
di Rumah Sakit Woodward Palu.
Demikian penjelasan ini, apabila rekan sejawat menyetujui, maka saya mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab semua
pertanyaan yang telah disiapkan. Atas kesediaan dan kerja samanya, saya ucapkan
terima kasih.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden
dalam penelitian, yang akan dilakukan oleh sdri Estelle Lilian Mua, Mahasiswa Program
Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dengan penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan Kerja Dan
Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Woodward Palu”
Setelah saya mendapat informasi dan membaca penjelasan, maka saya memahami manfaat
dan tujuan penelitian ini. Saya yakin peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak-
hak saya sebagai responden. Saya juga menyadari bahwa penelitian ini tidak akan
menimbulkan dampak negatif bagi saya dan rumah sakit Woodward Palu. Saya menyadari
bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan
mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Woodward Palu.
Oleh karena itu, dengan menandatangani lembar persetujuan ini, maka saya menyatakan
bersedia menjadi responden dalam kajian ini.
(..............................)
Cukup paraf,tidak perlu menuliskan nama.
Saya, Estelle Lilian Mua, NPM 0906504726 Mahasiswa Program Magister Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia, Kekhususan Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. Dalam rangka kegiatan tesis saya menyebarkan kuesioner penelitian
tentang “Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan
Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Woodward Palu”
Penelitian diawali dengan memberikan pelatihan dan bimbingan supervisi kepada rekan
sejawat, selanjutnya rekan sejawat akan menerapkan supervisi terhadap perawat
pelaksana di ruangan masing-masing.
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi rekan sejawat sebagai responden,
kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Hasil kajian yang diperoleh dari rekan-rekan, merupakan
masukan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
di Rumah Sakit Woodward Palu.
Demikian penjelasan ini, apabila rekan sejawat menyetujui, maka saya mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disiapkan. Atas
kesediaan dan kerja samanya, saya ucapkan terima kasih.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden
dalam penelitian, yang akan dilakukan oleh sdri Estelle Lilian Mua, Mahasiswa Program
Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dengan penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan Kerja Dan
Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Woodward Palu”
Setelah saya mendapat informasi dan membaca penjelasan, maka saya memahami manfaat
dan tujuan penelitian ini. Saya yakin peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak-
hak saya sebagai responden. Saya juga menyadari bahwa penelitian ini tidak akan
menimbulkan dampak negatif bagi saya dan rumah sakit Woodward Palu. Saya menyadari
bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan
mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Woodward Palu.
Oleh karena itu, dengan menandatangani lembar persetujuan ini, maka saya menyatakan
bersedia menjadi responden dalam kajian ini.
(..............................)
Cukup paraf,tidak perlu menuliskan nama.
Saya, Estelle Lilian Mua, NPM 0906504726 Mahasiswa Program Magister Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia, Kekhususan Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. Dalam rangka kegiatan tesis saya menyebarkan kuesioner penelitian
tentang “Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan
Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Woodward Palu”
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi rekan sejawat sebagai responden,
kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Hasil kajian yang diperoleh dari rekan-rekan, merupakan
masukan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
di Rumah Sakit Woodward Palu.
Demikian penjelasan ini, apabila rekan sejawat menyetujui, maka saya mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab semua
pertanyaan yang telah disiapkan. Atas kesediaan dan kerja samanya, saya ucapkan
terima kasih.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden
dalam penelitian, yang akan dilakukan oleh sdri Estelle Lilian Mua, Mahasiswa Program
Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dengan penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan Kerja Dan
Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Woodward Palu”
Setelah saya mendapat informasi dan membaca penjelasan, maka saya memahami manfaat
dan tujuan penelitian ini. Saya yakin peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak-
hak saya sebagai responden. Saya juga menyadari bahwa penelitian ini tidak akan
menimbulkan dampak negatif bagi saya dan rumah sakit Woodward Palu. Saya menyadari
bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan
mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Woodward Palu.
Oleh karena itu, dengan menandatangani lembar persetujuan ini, maka saya menyatakan
bersedia menjadi responden dalam kajian ini.
(..............................)
Cukup paraf,tidak perlu menuliskan nama.
KUESIONER PENELITIAN
“Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan Kerja Dan
Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Woodward Palu”
Petunjuk pengisian:
1. Isilah pertanyaan di bawah ini dengan cara menuliskan jawaban pada pertanyaan yang
bertanda titik-titik atau beri tanda cek (V) pada kolom jawaban yang disediakan. Anda
hanya memilih 1 (satu) Jawaban untuk tiap pernyataan.
2. Mohon untuk tidak mengosongkan jawaban pada setiap pertanyaan
Petunjuk Pengisian:
Bacalah pernyataan dengan seksama sebelum menjawab. Anda hanya memilih 1 (satu) jawaban
untuk tiap pernyataan dan mengisi keseluruhan kuesioner dengan lengkap. Beri tanda cek (V)
pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang anda rasakan. Pilihan sebagai berikut:
STS : Sangat tidak Setuju, jika pernyataan tersebut sama sekali tidak sesuai dengan
pendapat atau kondisi yang sebenarnya.
TS : Tidak setuju, jika pernyataan tersebut tidak sesuai dengan pendapat atau
kondisi yang sebenarnya.
S : Setuju, jika pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat atau kondisi yang
sebenarnya.
SS : Sangat setuju, jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan pendapat
atau kondisi yang sebenarnya.
No Pernyataan Pilihan Jawaban Responden
STS TS S SS
1 Saya diberi kebebasan untuk
membuat keputusan demi kebaikan
pasien tanpa berkonsultasi dengan
atasan
2 Saya mendapat pengawasan yang
baik dari kepala ruangan setiap kali
bekerja
3 Saya tidak diberikan tanggung jawab
dalam bekerja
4 Saya diberi kebebasan untuk
melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien yang menjadi tanggung
jawab saya
5 Saya tidak diberi wewenang apapun
dalam melakukan pekerjaaan
6 Saya diberi kesempatan untuk
menyampaikan ide-ide baru untuk
kemajuan pelayanan keperawatan
7 Dalam bekerja saya merasa diawasi
sangat ketat dari yang seharusnya.
8 Atasan memberi kepercayaan kepada
saya untuk menentukan intervensi
keperawatan kepada pasien
9 Dalam bekerja saya harus selalu
menunggu instruksi dari kepala
ruangan
10 Kepala ruangan membagi tugas setiap
hari kepada perawat pelaksana secara
adil
Pernyataan STS TS S SS
11 Tugas yang diberikan kepala ruangan
kepada saya tidak bervariasi
12 Pengaturan jadwal dinas di ruangan
diatur dengan baik
13 Pekerjaan yang saya lakukan penuh
dengan tantangan yang menarik
14 Pembagian tanggung jawab di
ruangan sudah baik
15 Tugas yang diberikan kepada saya
tidak sesuai dengan kompetensi saya
16 Saya memiliki semangat yang tinggi
dalam bekerja
17 Saya merasa bekerja secara rutinitas
setiap hari
18 Pembagian tugas setiap hari
dilakukan secara jelas
19 Saya selalu berkeinginan untuk
bekerja lebih baik setiap hari.
20 Saya dilibatkan dalam penyusunan
rencana keperawatan pasien
21 Saya tidak diberikan kesempatan
untuk mendiskusikan masalah
keperawatan pasien dengan kepala
ruangan
22 Kepala ruangan memberikan pujian
apabila saya melakukan tugas dengan
baik
23 Saya tidak dilibatkan dalam
pembuatan SOP di ruangan
24 Kepala ruangan selalu menghargai
sekecil apapun pekerjaan yang saya
lakukan
25 Kepala ruangan selalu mengarahkan
saya untuk bekerja sesuai standar
rumah sakit
Pernyataan STS TS S SS
Petunjuk Pengisian:
Bacalah pernyataan dengan seksama sebelum menjawab. Anda hanya memilih 1 (satu) jawaban
untuk tiap pernyataan dan mengisi keseluruhan kuesioner dengan lengkap. Beri tanda cek (V)
pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang anda rasakan, dengan pilihan :
Ya : Jika pernyataan tersebut dilakukan
Tidak : Jika pernyataan tersebut tidak dilakukan
No Pernyataan Ya Tidak
1 Kepala ruangan mengontrol kecukupan fasilitas peralatan dan sarana
setiap hari
2 Kepala ruangan mengecek personil perawat yang dinas sesuai jadwal
dinas setiap hari
3 Kepala ruangan membagi tugas tidak sesuai kompetensi perawat
4 Kepala ruangan menjelaskan tugas yang harus dikerjakan perawat
5 Kepala ruangan mengatur pekerjaan perawat secara tidak adil
6 Kepala ruangan melakukan supervisi kepada perawat secara diam-diam
7 Kepala ruangan memberikan bimbingan pada saat perawat melakukan
tindakan keperawatan
8 Kepala ruangan mensosialisasi rencana supervisi kepada perawat
9 Kepala ruangan melakukan supervisi tidak sesuai jadwal yang telah
disepakati
10 Kepala ruangan memberikan arahan saat supervisi sesuai standar yang
ditetapkan rumah sakit
11 Kepala ruangan memberikan reinforcement kepada perawat atas
prestasi yang dicapai
12 Kepala ruangan tidak memberikan masukan kepada perawat saat
supervisi
13 Kepala ruangan menguasai prosedur tindakan keperawatan sehingga
dapat memberi contoh saat melakukan supervisi
14 Kepala ruangan memeriksa hasil pekerjaan perawat sesuai standar
15 Kepala ruangan tidak memberikan umpan balik terhadap hasil
supervisi
16 Setiap hari dilakukan kegiatan pre conference pada saat pergantian
dinas
17 Pre conference dihadiri oleh semua perawat yang dinas
18 Saat pre conference kepala ruangan tidak memberikan kesempatan
kepada perawat yang dinas sebelumnya untuk menyampaikan masalah
pasien
19 Kepala ruangan berusaha mencari solusi terhadap permasalahan yang
ditemui perawat
20 Kepala ruangan memberikan arahan-arahan pada saat pre conference
No Pernyataan Ya Tidak
21 Kepala ruangan tidak memberikan kesempatan kepada perawat untuk
mendiskusikan masalah pasien
22 Kepala ruangan membantu perawat untuk menyelesaikan masalah yang
ditemui di ruangan
23 Kepala ruangan selalu mengingatkan untuk membina hubungan yang
baik dengan pasien
24 Kepala ruangan menyampaikan pentingnya kerjasama antar perawat
25 Arahan yang diberikan kepala ruangan bersifat menghakimi atau
menyalahkan perawat
26 Di ruangan tempat saya bekerja kepala ruangan mengadakan
pertemuan dengan perawat untuk membahas SOP/SAK atau
dokumentasi askep
27 Kepala ruangan tidak menjelaskan cara pengisian dokumentasi asuhan
keperawatan yang tepat.
28 Kepala ruangan menjelaskan manfaat pembahasan standar untuk
meningkatkan tanggung jawab perawat terhadap praktik keperawatan
29 Pada pertemuan membahas standar, kepala ruangan menyampaikan
tujuan pertemuan
30 Kepala ruangan menyampaikan pentingnya topik yang akan dibahas
dalam pertemuan
31 Saya tidak dilibatkan pada pertemuan membahas standar
32 Kepala ruangan menyampaikan kaitan topik yang dibahas dengan
patient safety
33 Kepala ruangan menyampaikan pentingnya meningkatkan praktik
profesional melalui pembahasan standar.
34 Kepala ruangan mendorong saya untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan
35 Hasil pertemuan pembahasan standar tidak didokumentasikan
akurat
4 25 April‟11 Standar penulisan nama dan Jumlah perawat yang hadir 6 orang
13.00-13.30 tanda tangan pada Semua komitmen untuk
dokumentasi mencantumkan nama dan tanda
tangan pada dokumentasi askep
5 28 April‟11 Evaluasi pemahaman Jumlah perawat yang hadir 9 orang
perawat tentang standar Semua komitmen untuk melakukan
pendokumentasian pendokumentasian sesuai standar
6 30 April‟11 SAK 10 penyakit terbanyak Jumlah perawat yang hadir 6 orang
di ICU Semua komitmen untuk melakukan
asuhan keperawatan sesuai SAK