Anda di halaman 1dari 1

INISIASI 4

Liberalisme dan Komunisme

Untuk mendalami Pancasila sebagai sistem filsafat, lebih dahulu kita harus menelusuri prinsip-prinsip
dasar dari filsafat itu sendiri, terutama filsafat yang langsung dengan kehidupan kemasyarakatan dan
negara. Kita mengetahui di dunia internasional sekarang, dua kekuatan raksasa yang bersandar atas dua
aliran filsafat masing-masing, yaitu liberalisme dan komunisme. Kedua aliran ini telah menyebabkan
terbaginya dunia menjadi 2 blok kekuatan yang dikendalikan oleh Amerika yang liberal dan Uni Soviet
yang komunis. Ketegangan di dunia sekarang banyak bertolak dari ketimpangan ajaran filsafat tersebut.

Bagi kita Indonesia, sudah merasakan kuatnya pengaruh dan tarikan dari kedua aliran filsafat
tersebut. Bangsa kita sudah sempat terpecah dalam kelompok yang ideologis. Baik yang berpedoman
pada liberal maupun yang berkiblat ke komunis. Inilah sebabnya bangsa dan negara kita selama dua
puluh tahun setelah merdeka sulit untuk membangun dirinya sebagai bangsa yang merdeka.

Untuk itu, perlu kesadaran yang tinggi bagi setiap warga negara tentang berideologi. Hal ini adalah suatu
realitas karena negara tidak bisa dipisahkan dari landasannya atau dasar atau ideologi. Juga filsafat
negara dan bangsanya. Dalam hal inilah kita perlu mendalami hakikat filsafat kita sendiri. Dengan
menyakini terhadap filsafat Pancasila berarti kita mempunyai kesanggupan untuk membangun diri
sendiri dan mempunyai daya tahan terhadap pengaruh dari ideologi atau filsafat asing. Keyakinan
terhadap ideologi bangsa sendiri adalah modal yang paling dominan untuk ketahanan bangsa dan
negara kita.

Penggalian filsafat Pancasila juga harus mampu melihat dan menganalisis kelemahan-kelemahan dari
filsafat liberal dan komunis itu sendiri. Dari hasil analisis itu kita sampai pada kesimpulan, yaitu
keyakinan terhadap filsafat kita sendiri. Di sinilah relevansinya kita mengetahui perbandingan filsafat
kenegaraan.

Anda mungkin juga menyukai