Anda di halaman 1dari 11

Nama Kelompok : - Bobi Sianturi (16.

3107)
- Christine E. Manalu (17.3229)
- Cindi Y.A Simanungkalit (17.3190)
- Desmon Siahaan (17. 3232)
- Dwi Nainggolan (17. 3233)
- Happy Girsang(16.3078)
- Jhon Axel Tarihoran (17.3242)
- Marthin Sianipar (163128)
- Monika Sitohang (16.3169)
- Steven Brave Lumbangaol 17.3257)
- Wira Panjaitan (17.3260)
Mata Kuliah : Pengembangan Kepribadian
Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.ST

KECERDASAN BERKOMUNIKASI DAN BEREAKSI

I. Pendahuluan

Komunikasi merupakan suatu hal yang amat penting dalam kehidupan manusia. Kita
tidak bias tidak berkomunikasi. Kita belajar menjadi manusia melalui komunikasi.
Komunikasi sudah merupakan kebutuhan manusia, bahkan kesuksesan seseorang sekarang ini
lebih banyak ditentukan pada kemampuan dia berkomunikasi. Komunikasi melibatkan dua
atau lebih interaksi antar anggota masyarakat. Dalam interaksi diperlukan norma-norma atau
aturan-aturan yang berfungsi untuk pengendalian yang tujuannya adalah untuk tercapainya
ketertiban dalam masyarakat.

Salah satu upaya mewujudkan tertibnya masyarakat adalah adanya etika komunikasi
yakni kajian tentang baik buruknya suatu tindakan komunikasi yang dilakukan manusia,
suatu pengetahuan rasional yang mengajak manusia agar dapat berkomunikasi dengan baik.
Komunikasi menandakan adanya interaksi antar anggota masyarakat karena komunikasi
selalu melibatkan setidaknya dua orang. Dalam interaksi diperlukan norma-norma atau
aturan-aturan yang berfungsi untuk pengendalian atau social control yang tujuannya adalah
untuk menciptakan masyarakat yang tertib.1

1
Albert R. Roberts, Gilbert J. Greene, Buku Pintar Pekerja Sosial, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002. Hlm 53
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu sistem yang mengatur tata cara
manusia bergaul, tata cara pergaulan untuk saling menghormati biasa kita kenal dengan
sebutan sopan santun. Tata cara pergaulan bertujuan untuk menjaga kepentingan komunikator
dengan komunikan agar merasa senang, tentram, terlindungi tanpa ada pihak lain yang
dirugikan kepentingannya dan perbuatan yang dilakukan sesuai dengan adat istiadat atau
kebiasaan yang berlaku serta tidak bertentangan dengan hak asasi dan dalam hal ini akan
terbentuk pula nilai-nilai yang mengatur komunikasi.2 Dalam nilai-nilai yang telah terbentuk
terdapat beberapa kaidah yang bertujuan mengatur tata cara bekomunikasi antar sesama tanpa
menyakiti hati dan mejunjung tinggi etika sebagai sebuah tanda penghargaan pada lawan
bicara. Namun terkadang cara berkomunikasi atau pemakaian suatu kata atau kalimat yang
kita anggap sebuah etika dapat pula berakibat pada sesuatu yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan suatu kesalahpahaman antar sesama.

II. Pembahasan

2.1 Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dalam bahasa Inggris “communication”), secara


etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu communicates dengan akar kata communis, dalam
kata communis memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha
yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara
terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang
kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.3

Komunikasi adalah kegiatan manusia untuk saling memahami atau mengerti suatu
pesan antara komunikator dan komunikan. Biasanya diakhiri dengan suatu hasil yang disebut
sebagai efek komunikasi. Komunikasi yang merupakan komunikasi sosial terkait dengan
hubungan antar manusia di dalamnya. Di sana dipelajari pernyataan antar manusia yang
bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol yang memiliki arti.

Komunikasi akan berlangsung selama ada kesamaan makna di dalam sesuatu yang
dipercakapkan atau disampaikan. Kesamaan makna dalam hal ini adalah kesamaan bahasa
yang dipakai dalam penggunaan suatu kalimat atau kata yang disampaikan dalam
penggunaan suatu kalimat atau kata yang disampaikan dalam suatu bahasa tertentu. Meski

2
J. Dwi Narwoko, Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Kencana, 2004. Hlm 4
3
https://definisimu.blogspot.com/2012/10/definisi-komunikasi.html, diunggah 10 November 2019, pukul
22:52 WIB
demikian, hal tersebut belum menjamin terjadinya kesamaan makna bagi orang lain yang
disebabkan karena kesalahan pengertian dari makna yang terkandung dalam bahasa tersebut. 4

Kegiatan komunikasi bukan hanya memberi informasi, tetapi juga merupakan


kegiatan persuasif, artinya suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara membujuk dan
bertujuan agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan. Tujuan akhirnya
ialah agar orang lain mau melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan yang diharapkan
oleh pemberi pesan atau komunikator. Dengan demikian akan terjadi perubahan sebagai hasil
atau efek dari pesan yang diterimanya, dalam hal ini si penerima pesan disebut sebagai
komunikan.

Adapun beberapa pengertian komunikasi menurut para ahli di antaranya adalah


sebagai berikut:

1. Carl I. Hovland mengatakan bahwa ilmu komunikasi adalah suatu ilmu yang
mempelajari suatu upaya yang sistematis dalam merumuskan secara tegas mengenai
asas-asas penyampaian informasi dan pembentukan pendapat serta sikap.

2. Harold D Laswell mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi harus mencakup


kelengkapan unsur-unsur komunikasi sehingga menjadi efektif diterima. Unsur-unsur
tersebut terdiri dari:

a. Komunikator, yaitu perorangan atau lembaga yang memberikan atau


menyampaikan pesan kepada audiens/khalayak baik secara tulisan maupun tidak
langsung.

b. Pesan (message), yaitu materi yang disampaikan merupakan objek dari informasi
yang menjadi bahasan.

c. Media, merupakan sarana penghubung atau penyampai dan penerima pesan yang
digunakan oleh komunikator maupun komunikan dalam menyampaikan pesannya.

d. Komunikan (communicant), yaitu perorangan maupun lembaga yang menerima isi


pesan, informasi dari pihak komunikator.

e. Efek (impact/effect), yaitu hasil yang dapat dilihat sebagai pengaruh diterima atau
ditolaknya suatu isi pesan/informasi.

4
Ratu Mutialela, Konsep dan Aplikasi Ilmu Komunikasi, Yogyakarta: ANDI, 2017. Hlm. 1
3. Edward Depari mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang
mengandung arti dan dilakukan oleh penyampai pesan untuk ditujukan kepada
penerima pesan.

4. Weaver berpendapat bahwa komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pikiran


seseorang agar dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.5

5. William J Seiller memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal, ia


mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan non verbal
yang dapat dikirimkan, derima, dan diberi arti.6

Komunikasi merupakan suatu media informasi penyampaian pesan. Komunikasi


merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan yang di
dalamnya juga terkandung pesan-pesan dan makna tertentu. Hal tersebut disampaikan melalui
media atau saluran yang menimbulkan efek atau perubahan bagi penerima pesan.7 Secara
umum tujuan komunikasi adalah mengharapkan adanya umpan balik (feedback) yang
diberikan oleh lawan bicara kita, serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh
lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut.

2.2 Unsur-unsur Dalam Komunikasi

Untuk menciptakan sebuah komunikasi yang baik dan dapat mengerti dengan baik,
David K. Berlo (1960) memaparkan unsur-unsur yang membuat formula komunikasi yang
lebih sederhana yang dikenal dengan ”SMCR” yaitu: Source (pengirim), Message (pesan),
Channel (saluran-media) dan Receiver (penerima), sebagai berikut:

 Komunikator adalah Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal


budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif
komunikasinya. Komunikator dapat dilihat dari jumlahnya yang terdiri dari
satu orang atau banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang atau
massa.

 Komunikan adalah Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal


budi yang kepadanya pesan komunikator ditujukan. Peran antara komunikator

5
Ruben, Brent, Stewart, Lea P, “Communication and Human Behaviour”, USA: Alyn and Bacon 2005. Hlm 16
6
Arni Muhammad, “Komunikasi Organisasi”, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Hlm 4
7
Ratu Mutialela,. hal. 4
dan komunikan bersifat dinamis dan saling bergantian. Dilihat dari jumlah
komunikator dan komunikan,maka proses komunikasi dapat terjadi seintens
dan sesering mungkin.

 Pesan adalah media abstrak yang konkret yang dapat berupa suara, mimik,
gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. Pesan dapat bersifat verbal
(komunikasi secara langsung atau bertatap muka), oral (komunikasi yang
dijalin secara lisan atau berbicara), written (komunikasi yang dijalin secara
tulisan), nonverbal (non verbal communication), dan gestural communication
(menggunakan sandi-sandi yang biasanya digunakan oleh bidang kerahasiaan).

 Saluran komunikasi dan media komunikasi merupakan alat yang digunakan


untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat dua cara
pemindahan yaitu secara langsung dengan bertatap muka dan melalui
perantaraan media baik media cetak dan elektronik .

 Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan


komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam
diri komunikan yaitu kognitif (seseorang menjadi tahu akan sesuatu hal),
afektif (sikap seseorang terbentuk) dan konatif (menimbulkan tingkah laku
atau hal yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu).

 Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan


komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis
komunikator dan komunikan terus-menerus saling bertukar peran agar terjalin
komunikasi yang sempurna.

Adapun beberapa hal yang mendukung terciptanya komunikasi yang efektif tentunya
yang dapat diterapkan di ruang lingkup sosial atau organisasi karena akan terjadi saling
keterkaitan antara satu dengan lainnya dengan tujuan mampu menghasilkan perubahan sikap
pada orang lain yang terlihat dalam proses komunikasi.

2.3 Tujuan Komunikasi

Secara umum tujuan dari komunikasi adalah terwujudnya perubahan, pembentukan


sifat, opini atau pendapat, pandangan, dan perilaku masyarakat dari komunikasi sesuai
dengan tujuan penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator. Maka dari itu
komunikasi memiliki banyak peran penting dalam menentukan efektifitas setiap orang yang
bekerjasama dan dengan mengkoordinasikan usahanya dalam mencapai tujuan. Tujuan
komunikasi dilihat dari dua sudut pandang yakni kepentingan komunikator atau si pengirim
pesan dan kepentingan komunikan atau sipenerima pesan

Menurut Onong Uchjana Effendy adapun beberapa tujuan komunikasi adalah sebagai
berikut:8

a) Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif
bukan memaksakan kehendak.
b) Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar
aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan
arah ke barat tapi kita memberi jalur ke timur.
c) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat
bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan
yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara
yang terbaik melakukannya.
d) Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai pejabat ataupun
komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan
dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita
maksudkan.

Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi
menyampaikan dan menerima pesan dari dan kepada orang lain. Tindakan komunikasi ini
akan terus menerus terjadi selama proses kehidupan. Prosesnya berlangsung dalam berbagai
konteks baik fisik, psikologis dan sosial, karena proses komunikasi tidak akan terjadi pada
sebuah ruang kosong. Pelaku proses komunikasi yaitu seorang manusia yang selalu bergerak
dinamis.9 Komunikasi akan menjadi penting karena fungsinya yang dapat dirasakan oleh
pelaku komunikasi tersebut. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada
dalam benak pikirannya dan juga perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara
langsung maupun tidak langsung.

8
Onong Uchyana Effendy, “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”, Bandung: Rosdakarya, 2009. Hlm 18
9
J. Dwi Narwoko, Bagong Suyanto,. Hlm 11
2.3 Jenis Komunikasi

Perkembangan media komunikasi saat ini sudah sangat banyak mulai dari yang sangat
sederhana sampai yang paling mutakhir, namun beberapa penggolongan komunikasi adalah
sebagai beriku:

1. Komunikasi lisan atau tertulis


Dasar penggolongan komunikasi lisan dan tertulis adalah dari jenis pesan yang
disampaikan. Bentuk ini banyak dilakukan karena dapat menimbulkan keakraban
diantara keduanya. Penggunaan jenis komunikasi ini sanagt penting dan luas,
terbukti dari banyak diselenggarakannya pelatihan keterampilan berbicara,
berkomunikasi antar pribadi dan sebagainya.
2. Komunikasi verbal dan non verbal

Sistem komunikasi verbal maupun nonverbal membedakan suatu kelompok dari


kelompok lainnya. Informasi tentang perasaan seseorang dapat dikemukakan
secara lisan melalui apa yang diucapkan dan bagaimana cara atau sikap
mengatakannya.10 Artinya dari suatu kata dapat diperjelas melalui nada suaranya,
keras atau tidaknya suara yang diucapkan. Terdapat banyak sekali bahasa verbal
di seluruh dunia ini demikian pula bahasa nonverbal, meskipun bahasa tubuh (non
verbal) sering dianggap bersifat universal namun perwujudannya sering berbeda
secara lokal.

3. Komunikasi formal dan informal

Komunikasi formal adalah komunikasi yang berjalan sesuai dengan hierarki


kewenangan organisasi, sehingga saluran komunikasi ini telah ditetapkan oleh
organisasi. Sedangkan komunikais informal adalah komunikasi yang berjalan
secara bebas antar pegawai tanpa memandang jabatan atau pangkat karena tidak
terikat pada suatu aturan yang telah ditetapkan dan disepakati sebelumnya.

4. Komunikasi satu arah dan dua arah

Komunikais satu arah adalah komunikasi yang menitikberatkan pada


penyampaian pesan, tanpa mengharapkan umpan balik dan hal ini biasa dilakukan
di kantor-kantordalam bentuk instruksi dan perintah. Sedangkan komunikasi dua
10
Arni Muhammad,. 15
arah adalah komunikasi yang memberikan kesempatan umpan balik terhadap
pesan yang disampaikan. Proses komunikasi jenis ini cukup memberi kepuasan
kepada komunikan tetapi biasanya cukup lambat dan kurang efektif.

2.4 Peran Komunikasi dalam Reaksi

Komunikasi adalah prasyarat kehidupan seorang manusia. Kehidupan manusia akan


tampak hampa apabila tidak adanya sebuah komunikasi, karena tanpa komunikasi interaksi
antar manusia baik secata perorangan, kelompok, maupun organisasi tidak mungkin dapat
terjadi. Dua orang dikatakan telah melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan
sebuah aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara perorangan,
kelompok, maupun secara organisasi.

Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu
kesatuan yang utuh. Secara biologis kita dirancang untuk bertindak sebagai makhluk yang
utuh, kita tidak dapat bereaks, misalnya hanya pada tingkat emosional atau intelektual saja
karena kita tidak demikian terkotak-kotak. Kita pasti akan bereaksi secara emosional dan
intelektual, secara fisik dan kognitif tetapi kita juga bereaksi dengan tubuh dan pikiran.
Barangkali akibat terpenting dari karakteristik ini adalah bahwa aksi dan reaksi kita dalam
komunikasi ditentukan bukan hanya oleh apa yang dikatakan melainkan juga oleh cara kita
menafsirkan apa yang dikatakan.11 Komunikasi merupakan kunci terpenting dalam
membangun hubungan baik antar setiap individu. Komunikasi yang efektif sangat bergantung
pada keterampilan seseorang dalam mengirim maupun menerima pesan. Kita menyaksikan
begitu banyak proyek atau program perusahaan terhambat di tengah jalan dikarenakan
miskomunikasi para anggotanya. Masalah yang paling sederhana dan sering muncul itu di
karenakan kurangnya keterampilan mendengarkan dalam berkomunikasi.

Keterampilan mendengarkan seharusnya mengiringi keterampilan bertanya dalam


komunikasi yang efektif, karena sebaik apa pun komunikasi terhadap seseorang tanpa diiringi
dengan kemampuan mendengar maka komunikasi tidak efektif. Kemampuan mendengarkan
secara aktif diartikan sebagai proses pemahaman secara aktif untuk mendapatkan informasi
dan sikap dari pembicara yang tujuannya untuk memahami pembicaraan tersebut secara

11
Hetty Ismainar, “Manajemen Unit Kerja”, (Yogyakarta: Deepublish, 2018) hal. 205
objektif.12 Memilih kata dalam berkomunikasi juga perlu diperhatikan agar sebuah kegiatan
atau tindakan membentuk dan menyelaraskan kata dalam kalimat dengan tujuan untuk
mendapatkan kata yang paling tepat dan sanggup mengungkapkan konsep atau gagasan yang
dimaksudkan oleh pembicara ataupun penulis.

2.5 Perkembangan Komunikasi

Kemajuan pesat teknologi informasi dan komunikasi digital merupakan anugrah


Tuhan yang patut disyukuri dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan umat
manusia. Era digital menuntut manusia untuk membangun komunikais yang intens dengan
lingkungan di sekitarnya terutama pada masa perkembangan teknologi internet yang
mempertautkan individu-individu dari seluruh dunia sehingga komunikasi antar dua atau
lebih orang dalam rentang waktu dan jarak yang sangat jauh dan bebeda dapat tetap saling
bertukar informasi. Dunia diperluas dengan ruang-ruang virtual tempat komunitas lintas
identitas berinteraksi dan saling bertukar informasi, berita, kisah, foto dan video.

Data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet di Indonesia (APJII) tahun 2017


menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta jiwa dari total
penduduk 262 juta jiwa. Tidak kurang dari 128 juta penduduk Indonesia menggunakan
internet untuk aktivitas bermedia sosial termasuk berkomunikasi atau sekedar bertukar
informasi.13 Memanfaatkan media sosial sebagai sarana komunikasi adalah kemudahan dalam
mencari relasi dalam berkomunikasi. Dalam konteks sekarang media sosial dapat
meningkatkan komunikasi dan informasi sebagai komitmen bersama, hal ini tentunya sangat
berbeda dibandingkan sepuluh sampai lima belas tahun yang lalu dimana penggunaan telepon
seluler masih menjadi media utama yang mendukung berlangsungnya proses komunikasi di
samping kehadiran media cetak dan media televisi yang merupakan komunikasi satu arah.
Namun jauh sebelum itu kita juga mengenal telegram sebagai alat komunikasi yang pada
masanya dianggap canggih yang memanfaatkan gelombang suara agar dapat menghantarkan
suara ke tempat yang jauh antar dua arah.

Terciptanya ruang-ruang maya dengan penemuan internet menciptakan komunitas


maya. Media sosial Facebook misalnya, diciptakan untuk membangun persahabatan melalui

12
Albert R. Roberts, Gilbert J. Greene,. Hlm. 77
13
KOMINFO 2018, Bijak Menggunakan Media Sosial, 2018. Hlm. 5
interkonektivitas yang disebut teman (friend) atau pengikut (follower). Komunitas ini
berkomunikasi, berinteraksi, dan berpartisipasi melalui status yang membuat informasi dan
berita yang kemudian ditanggapi dengan berbagai komentar.14 Komunitas maya pada
dasarnya merupakan perluasan dari komunitas di dunia nyata. Komunitas tersebut hidup dan
bertumbuh melalui komunikasi, tanpa komunikasi komunitas tak saling kenal dan berelasi.

2.6 Berkomunikasi dan Bereaksi Sebagai Orang Kristen

Tujuan media sosial adalah menjalin komunikasi dan relasi sebagai aksi atau
perwujudan nyata untuk mewujudkan hubungan pertemanan yang melibatkan banyak orang.
Kemampuan untuk menunjukkan kapasitas diri dapat dilakukan dengan berkomunikasi
dengan sesama manusia, melalui komunikasi kita sebagai orang Kristen akan saling
memahami dan berhikmat. Berkomunikasi dan bereaksi dalam bingkai kesetaraan dan
perdamaian. Di era digital komunikasi itu semakin diberi ruang yang luas dan apa yang
disampaikannya akan ditanggapi karena prinsip partisipasi yang berlaku di dunia nyata juga
berlaku di dunia maya.15

Sebagaimana kesaksian Alkitab, Allah pun berkomunikasi kepada manusia. Allah


menciptakan manusia sebagai makluk sosial dan diberi wewenang untuk menjaga seluruh
ciptaan-Nya. Komunikasi yang baik juga telah Yesus lakukan kepada para nabi dan rasul
seperti kepada Paulus dalam Efesus 4:25 dan Kolose 4:6 dengan tujuan agar kita sebagai
orang Kristen dapat meneladani Yesus sendiri, bahwa sekalipun Yesus seorang yang
berkuasa dan berwibawa tetapi Ia melakukan interaksi dengan orang yang Ia temui.
Komunikasi Kristen mewujudkan damai dan kebebasan berekspresi, kebebasan untuk
bersuara, berpendapat, dan menyatakan kebenaran serta keadilan adalah gaya hidup orang
Kristen seperti yang dikehendaki Allah. Relasi antar komunitas dan masyarakat akan
melahirkan persaudaraan antar umat manusia. Cermat berkata-kata baik dalam komunikasi
secara langsung maupun melalui media internet sama halnya dengan memberitakan kabar
damai.

Ketika ada kekeliruan dalam berkomunikasi kita dapat mengoreksinya, koreksi


dibutuhkan agar ke depannya rasa saling menghargai akan dimaknai sebagai bentuk

14
Kominfo,. Hlm. 9
15
Gomar Gultom, Warga Gereja Merespon Revolusi Media Sosial, Paduan Bermedia Sosial. Jakarta: PGI, 2018.
Hlm. 11
penerimaan satu dengan yang lainnya. Sisi positif akan banyak kita peroleh jika kita aktif
dalam berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kita bisa mengaktualkan
relasi atau hubungan saling menyapa dan bertukar pikiran dengan teman atau orang di sekitar
kita bahkan yang berdomisili jauh sekalipun.

III. Kesimpulan

Komunikasi merupakan identitas manusia sekaligus sebagai budaya yang diteruskan


oleh nenek moyang. Komunikasi akan berjalan dengan baik jika ada penyampai
(komunikator), penerima (komunikan) dan pesan. Di era perkembangan digital ini manusia
dapat saling berkomunikasi dan bertukar informasi dengan memanfaatkan kecanggihan
internet yang juga merupakan hasil pemikiran dari manusia itu sendiri. Dalam berkomunikasi
satu hal yang penting diperhatikan adalah kata-kata atau informasi yang baik dan jelas harus
menjadi perhatian bersama. Komunikasi dan reaksi menjadi komitmen penting dalam
menjaga hubungan persaudaraan. Dalam membangun komunikasi dan bereaksi kita dapat
menjadikan Yesus sebagai teladan karena Dia mampu berkomunikais dengan siapa saja dan
apa yang Ia sampaikan adalah pesan atau informasi damai dan positif.

Anda mungkin juga menyukai