Pengembangan Kepribadian Kelompok 3
Pengembangan Kepribadian Kelompok 3
3107)
- Christine E. Manalu (17.3229)
- Cindi Y.A Simanungkalit (17.3190)
- Desmon Siahaan (17. 3232)
- Dwi Nainggolan (17. 3233)
- Happy Girsang(16.3078)
- Jhon Axel Tarihoran (17.3242)
- Marthin Sianipar (163128)
- Monika Sitohang (16.3169)
- Steven Brave Lumbangaol 17.3257)
- Wira Panjaitan (17.3260)
Mata Kuliah : Pengembangan Kepribadian
Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.ST
I. Pendahuluan
Komunikasi merupakan suatu hal yang amat penting dalam kehidupan manusia. Kita
tidak bias tidak berkomunikasi. Kita belajar menjadi manusia melalui komunikasi.
Komunikasi sudah merupakan kebutuhan manusia, bahkan kesuksesan seseorang sekarang ini
lebih banyak ditentukan pada kemampuan dia berkomunikasi. Komunikasi melibatkan dua
atau lebih interaksi antar anggota masyarakat. Dalam interaksi diperlukan norma-norma atau
aturan-aturan yang berfungsi untuk pengendalian yang tujuannya adalah untuk tercapainya
ketertiban dalam masyarakat.
Salah satu upaya mewujudkan tertibnya masyarakat adalah adanya etika komunikasi
yakni kajian tentang baik buruknya suatu tindakan komunikasi yang dilakukan manusia,
suatu pengetahuan rasional yang mengajak manusia agar dapat berkomunikasi dengan baik.
Komunikasi menandakan adanya interaksi antar anggota masyarakat karena komunikasi
selalu melibatkan setidaknya dua orang. Dalam interaksi diperlukan norma-norma atau
aturan-aturan yang berfungsi untuk pengendalian atau social control yang tujuannya adalah
untuk menciptakan masyarakat yang tertib.1
1
Albert R. Roberts, Gilbert J. Greene, Buku Pintar Pekerja Sosial, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002. Hlm 53
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu sistem yang mengatur tata cara
manusia bergaul, tata cara pergaulan untuk saling menghormati biasa kita kenal dengan
sebutan sopan santun. Tata cara pergaulan bertujuan untuk menjaga kepentingan komunikator
dengan komunikan agar merasa senang, tentram, terlindungi tanpa ada pihak lain yang
dirugikan kepentingannya dan perbuatan yang dilakukan sesuai dengan adat istiadat atau
kebiasaan yang berlaku serta tidak bertentangan dengan hak asasi dan dalam hal ini akan
terbentuk pula nilai-nilai yang mengatur komunikasi.2 Dalam nilai-nilai yang telah terbentuk
terdapat beberapa kaidah yang bertujuan mengatur tata cara bekomunikasi antar sesama tanpa
menyakiti hati dan mejunjung tinggi etika sebagai sebuah tanda penghargaan pada lawan
bicara. Namun terkadang cara berkomunikasi atau pemakaian suatu kata atau kalimat yang
kita anggap sebuah etika dapat pula berakibat pada sesuatu yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan suatu kesalahpahaman antar sesama.
II. Pembahasan
Komunikasi adalah kegiatan manusia untuk saling memahami atau mengerti suatu
pesan antara komunikator dan komunikan. Biasanya diakhiri dengan suatu hasil yang disebut
sebagai efek komunikasi. Komunikasi yang merupakan komunikasi sosial terkait dengan
hubungan antar manusia di dalamnya. Di sana dipelajari pernyataan antar manusia yang
bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol yang memiliki arti.
Komunikasi akan berlangsung selama ada kesamaan makna di dalam sesuatu yang
dipercakapkan atau disampaikan. Kesamaan makna dalam hal ini adalah kesamaan bahasa
yang dipakai dalam penggunaan suatu kalimat atau kata yang disampaikan dalam
penggunaan suatu kalimat atau kata yang disampaikan dalam suatu bahasa tertentu. Meski
2
J. Dwi Narwoko, Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Kencana, 2004. Hlm 4
3
https://definisimu.blogspot.com/2012/10/definisi-komunikasi.html, diunggah 10 November 2019, pukul
22:52 WIB
demikian, hal tersebut belum menjamin terjadinya kesamaan makna bagi orang lain yang
disebabkan karena kesalahan pengertian dari makna yang terkandung dalam bahasa tersebut. 4
1. Carl I. Hovland mengatakan bahwa ilmu komunikasi adalah suatu ilmu yang
mempelajari suatu upaya yang sistematis dalam merumuskan secara tegas mengenai
asas-asas penyampaian informasi dan pembentukan pendapat serta sikap.
b. Pesan (message), yaitu materi yang disampaikan merupakan objek dari informasi
yang menjadi bahasan.
c. Media, merupakan sarana penghubung atau penyampai dan penerima pesan yang
digunakan oleh komunikator maupun komunikan dalam menyampaikan pesannya.
e. Efek (impact/effect), yaitu hasil yang dapat dilihat sebagai pengaruh diterima atau
ditolaknya suatu isi pesan/informasi.
4
Ratu Mutialela, Konsep dan Aplikasi Ilmu Komunikasi, Yogyakarta: ANDI, 2017. Hlm. 1
3. Edward Depari mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian
gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang
mengandung arti dan dilakukan oleh penyampai pesan untuk ditujukan kepada
penerima pesan.
Untuk menciptakan sebuah komunikasi yang baik dan dapat mengerti dengan baik,
David K. Berlo (1960) memaparkan unsur-unsur yang membuat formula komunikasi yang
lebih sederhana yang dikenal dengan ”SMCR” yaitu: Source (pengirim), Message (pesan),
Channel (saluran-media) dan Receiver (penerima), sebagai berikut:
5
Ruben, Brent, Stewart, Lea P, “Communication and Human Behaviour”, USA: Alyn and Bacon 2005. Hlm 16
6
Arni Muhammad, “Komunikasi Organisasi”, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Hlm 4
7
Ratu Mutialela,. hal. 4
dan komunikan bersifat dinamis dan saling bergantian. Dilihat dari jumlah
komunikator dan komunikan,maka proses komunikasi dapat terjadi seintens
dan sesering mungkin.
Pesan adalah media abstrak yang konkret yang dapat berupa suara, mimik,
gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. Pesan dapat bersifat verbal
(komunikasi secara langsung atau bertatap muka), oral (komunikasi yang
dijalin secara lisan atau berbicara), written (komunikasi yang dijalin secara
tulisan), nonverbal (non verbal communication), dan gestural communication
(menggunakan sandi-sandi yang biasanya digunakan oleh bidang kerahasiaan).
Adapun beberapa hal yang mendukung terciptanya komunikasi yang efektif tentunya
yang dapat diterapkan di ruang lingkup sosial atau organisasi karena akan terjadi saling
keterkaitan antara satu dengan lainnya dengan tujuan mampu menghasilkan perubahan sikap
pada orang lain yang terlihat dalam proses komunikasi.
Menurut Onong Uchjana Effendy adapun beberapa tujuan komunikasi adalah sebagai
berikut:8
a) Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif
bukan memaksakan kehendak.
b) Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar
aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan
arah ke barat tapi kita memberi jalur ke timur.
c) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat
bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan
yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara
yang terbaik melakukannya.
d) Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai pejabat ataupun
komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan
dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita
maksudkan.
Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi
menyampaikan dan menerima pesan dari dan kepada orang lain. Tindakan komunikasi ini
akan terus menerus terjadi selama proses kehidupan. Prosesnya berlangsung dalam berbagai
konteks baik fisik, psikologis dan sosial, karena proses komunikasi tidak akan terjadi pada
sebuah ruang kosong. Pelaku proses komunikasi yaitu seorang manusia yang selalu bergerak
dinamis.9 Komunikasi akan menjadi penting karena fungsinya yang dapat dirasakan oleh
pelaku komunikasi tersebut. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada
dalam benak pikirannya dan juga perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara
langsung maupun tidak langsung.
8
Onong Uchyana Effendy, “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”, Bandung: Rosdakarya, 2009. Hlm 18
9
J. Dwi Narwoko, Bagong Suyanto,. Hlm 11
2.3 Jenis Komunikasi
Perkembangan media komunikasi saat ini sudah sangat banyak mulai dari yang sangat
sederhana sampai yang paling mutakhir, namun beberapa penggolongan komunikasi adalah
sebagai beriku:
Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu
kesatuan yang utuh. Secara biologis kita dirancang untuk bertindak sebagai makhluk yang
utuh, kita tidak dapat bereaks, misalnya hanya pada tingkat emosional atau intelektual saja
karena kita tidak demikian terkotak-kotak. Kita pasti akan bereaksi secara emosional dan
intelektual, secara fisik dan kognitif tetapi kita juga bereaksi dengan tubuh dan pikiran.
Barangkali akibat terpenting dari karakteristik ini adalah bahwa aksi dan reaksi kita dalam
komunikasi ditentukan bukan hanya oleh apa yang dikatakan melainkan juga oleh cara kita
menafsirkan apa yang dikatakan.11 Komunikasi merupakan kunci terpenting dalam
membangun hubungan baik antar setiap individu. Komunikasi yang efektif sangat bergantung
pada keterampilan seseorang dalam mengirim maupun menerima pesan. Kita menyaksikan
begitu banyak proyek atau program perusahaan terhambat di tengah jalan dikarenakan
miskomunikasi para anggotanya. Masalah yang paling sederhana dan sering muncul itu di
karenakan kurangnya keterampilan mendengarkan dalam berkomunikasi.
11
Hetty Ismainar, “Manajemen Unit Kerja”, (Yogyakarta: Deepublish, 2018) hal. 205
objektif.12 Memilih kata dalam berkomunikasi juga perlu diperhatikan agar sebuah kegiatan
atau tindakan membentuk dan menyelaraskan kata dalam kalimat dengan tujuan untuk
mendapatkan kata yang paling tepat dan sanggup mengungkapkan konsep atau gagasan yang
dimaksudkan oleh pembicara ataupun penulis.
12
Albert R. Roberts, Gilbert J. Greene,. Hlm. 77
13
KOMINFO 2018, Bijak Menggunakan Media Sosial, 2018. Hlm. 5
interkonektivitas yang disebut teman (friend) atau pengikut (follower). Komunitas ini
berkomunikasi, berinteraksi, dan berpartisipasi melalui status yang membuat informasi dan
berita yang kemudian ditanggapi dengan berbagai komentar.14 Komunitas maya pada
dasarnya merupakan perluasan dari komunitas di dunia nyata. Komunitas tersebut hidup dan
bertumbuh melalui komunikasi, tanpa komunikasi komunitas tak saling kenal dan berelasi.
Tujuan media sosial adalah menjalin komunikasi dan relasi sebagai aksi atau
perwujudan nyata untuk mewujudkan hubungan pertemanan yang melibatkan banyak orang.
Kemampuan untuk menunjukkan kapasitas diri dapat dilakukan dengan berkomunikasi
dengan sesama manusia, melalui komunikasi kita sebagai orang Kristen akan saling
memahami dan berhikmat. Berkomunikasi dan bereaksi dalam bingkai kesetaraan dan
perdamaian. Di era digital komunikasi itu semakin diberi ruang yang luas dan apa yang
disampaikannya akan ditanggapi karena prinsip partisipasi yang berlaku di dunia nyata juga
berlaku di dunia maya.15
14
Kominfo,. Hlm. 9
15
Gomar Gultom, Warga Gereja Merespon Revolusi Media Sosial, Paduan Bermedia Sosial. Jakarta: PGI, 2018.
Hlm. 11
penerimaan satu dengan yang lainnya. Sisi positif akan banyak kita peroleh jika kita aktif
dalam berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kita bisa mengaktualkan
relasi atau hubungan saling menyapa dan bertukar pikiran dengan teman atau orang di sekitar
kita bahkan yang berdomisili jauh sekalipun.
III. Kesimpulan