Anda di halaman 1dari 67

INDIKATOR PENURUNAN INDEKS RISKO BENCANA IND

Kegiatan Prioritas Kegiatan Indikator


1 Pengurangan risiko bencana 1 Pengarusutamaan pengurangan 1
dalam kerangka pembangunan risiko bencana dalam perencanaan
berkelanjutan di pusat dan daerah pembangunan nasional dan daerah
2

2 Pengenalan, pengkajian dan 3


pemantauan risiko bencana
melalui penyusunan kajian dan
peta risiko skala 1:50.000 pada
kabupaten dan skala 1:25.000
untuk kota, yang difokuskan pada
kabupaten/kota risiko tinggi
terhadap bencana.

3 Pemanfaatan kajian dan peta 6


risiko bagi penyusunan Rencana
Penanggulangan (RPB) Bencana
Kab/Kota dan Rencana Aksi
Daerah Pengurangan Risiko
Bencana (RAD PRB), yang
menjadi referensi untuk
penyusunan RPJMD Kab/Kota

4 Integrasi kajian dan peta risiko 7


bencana dalam penyusunan dan
review RTRW
Provinsi/Kabupaten/Kota.
8

5 Harmonisasi kebijakan dan 9


regulasi penanggulangan bencana
di pusat dan daerah
10
INDIKATOR PENURUNAN INDEKS RISKO BENCANA IND

Kegiatan Prioritas Kegiatan Indikator


11

12

13

14

15

6 Penyusunan rencana kontijensi 16


pada kabupaten/kota yang berisiko
tinggi sebagai panduan
kesiapsiagaan dan operasi tanggap
darurat dalam menghadapi
bencana.

17

18

19

20

21

22
INDIKATOR PENURUNAN INDEKS RISKO BENCANA IND

Kegiatan Prioritas Kegiatan Indikator


23

2 Penurunan tingkat kerentanan 7 Mendorong dan menumbuhkan 24


terhadap bencana budaya sadar bencana serta
meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kebencanaan.

25

26

8 Peningkatan sosialisasi dan 27


diseminasi pengurangan risiko
bencana kepada masyarakat baik
melalui media cetak, radio dan
televisi.

28

9 Penyediaan dan penyebarluasan 29


informasi kebencanaan kepada
masyarakat.

30

10 Meningkatkan kerjasama 31
internasional, mitra pembangunan,
OMS dan dunia usaha dalam
penyelenggaraan penanggulangan
bencana.

32
INDIKATOR PENURUNAN INDEKS RISKO BENCANA IND

Kegiatan Prioritas Kegiatan Indikator


11 Peningkatan kualitas hidup 33
masyarakat di daerah pasca
bencana, melalui percepatan
penyelesaian rehabilitasi dan
rekonstruksi wilayah pasca
bencana alam.

34

12 Pemeliharaan dan penataan 35


lingkungan di daerah rawan
bencana alam.

36

37

13 Membangun dan menumbuhkan 38


kearifan lokal dalam membangun
dan mitigasi bencana.

39

40

3 Peningkatan kapasitas pemerintah, 14 Penguatan kapasitas kelembagaan 41


pemerintah daerah dan masyarakat dan aparatur penanggulangan
dalam penanggulangan bencana bencana di pusat dan daerah.

15 Penguatan tata kelola, transparansi 42


dan akuntabilitas penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
INDIKATOR PENURUNAN INDEKS RISKO BENCANA IND

Kegiatan Prioritas Kegiatan Indikator


16 Penyediaan sistem peringatan dini 43
bencana kawasan risiko tinggi
serta memastikan berfungsinya
sistem peringatan dini dengan
baik.

44

45

46

47

48

49

50

17 Pengembangan dan pemanfaatan 51


IPTEK dan pendidikan untuk
pencegahan dan kesiapsiagaan
menghadapi bencana.
52
INDIKATOR PENURUNAN INDEKS RISKO BENCANA IND

Kegiatan Prioritas Kegiatan Indikator


53

54

55

56

18 Melaksanakan simulasi dan gladi 57


kesiapsiagaan menghadapi
bencana secara berkala dan
berkesinambungan di kawasan
rawan bencana.

19 Penyediaan infrastruktur mitigasi 58


dan kesiapsiagaan (shelter/tempat
evakuasi sementara, jalur evakuasi
dan rambu-rambu evakuasi)
menghadapi bencana, yang
difokuskan pada kawasan rawan
dan risiko tinggi bencana

59

20 Pembangunan dan pemberian 60


perlindungan bagi prasarana vital
yang diperlukan untuk
memastikan keberlangsungan
pelayanan publik, kegiatan
ekonomi masyarakat, keamanan
dan ketertiban pada situasi darurat
dan paska bencana.

61
INDIKATOR PENURUNAN INDEKS RISKO BENCANA IND

Kegiatan Prioritas Kegiatan Indikator


62

63

64

21 Pengembangan Desa Tangguh 65


Bencana di kawasan risiko
tinggibencana untuk mendukung
gerakan Desa Hebat
22 Peningkatan kapasitas manajemen 66
dan pendistribusian logistik
kebencanaan, melalui
pembangunan pusat-pusat logistik
kebencanaan di masing-masing
wilayah pulau, yangdapat
menjangkau wilayah pasca
bencana yang terpencil

67

68

69

70
INDIKATOR PENURUNAN INDEKS RISKO BENCANA IND

Kegiatan Prioritas Kegiatan Indikator


71
Lampiran 1

RUNAN INDEKS RISKO BENCANA INDONESIA

Indikator Penangungjawab
Terbentuknya Komitmen DPRD BNPB
terhadap penganggaran kegiatan-
kegiatan penanggulangan bencana
Tersedianya Peraturan Daerah KEMENDAGRI
tentang Rencana Penanggulangan
Bencana yang terintegrasi dengan
RPJMD
Tersedianya Peta Bahaya dan BMKG, KEMEN
kajiannya untuk seluruh bahaya PUPERA, KEMEN
yang ada di daerah sesuai dengan ESDM, BIG,
standar yang telah ditetapkan KEMENTAN

Tersedianya Peta Kerentanan dan BNPB


kajiannya untuk seluruh bahaya
yang ada di daerah
Tersedianya Peta Kapasitas dan BNPB
kajiannya
Tersusun dan BNPB
diimplementasikannya Rencana
Penanggulangan Bencana Daerah

Tersedianya Peraturan Daerah KEMENDAGRI


tentang Tataruang Berbasis PRB

Diterapkannya penataan ruang KEMEN ATR


berbasis PRB
Tersedianya Peraturan Daerah KEMENDAGRI
tentang Penyelenggaraan PB

Tersedianya Peraturan Daerah KEMENDAGRI


tentang Pembentukan BPBD
Lampiran 1

RUNAN INDEKS RISKO BENCANA INDONESIA

Indikator Penangungjawab
Tersedianya Peraturan tentang KEMENDAGRI
pembentukan Forum PRB
Tersedia dan diterapkannya sistem BNPB
pendataan bencana daerah yang
terhubung dengan sistem
pendataan bencana nasional
Tersedianya aturan tentang BNPB
Penentuan Status Tanggap Darurat

Diterapkannya sistem komando BNPB


operasi darurat yang mampu
memenuhi kebutuhan
pengambilalihan komando oleh
struktur pemerintahan yang lebih
tinggi

Tersedianya aturan dan BNPB


diterapkannya mekanisme
Penghentian status Tanggap
Darurat
Tersedianya Rencana Kontijensi BNPB
Gempabumi

Tersedianya Rencana Kontijensi BNPB


Tsunami
Tersedianya Rencana Kontijensi BNPB
Banjir
Tersedianya Rencana Kontijensi BNPB
Tanah Longsor
Tersedianya Rencana Kontijensi BNPB
Karhutla
Tersedianya Rencana Kontijensi BNPB
Erupsi
Tersedianya Rencana Kontijensi BNPB
Kekeringan
Lampiran 1

RUNAN INDEKS RISKO BENCANA INDONESIA

Indikator Penangungjawab
Tersedianya Rencana Kontijensi BNPB
Banjir Bandang
Terselenggaranya komunikasi KEMENDAGRI
bencana lintas lembaga sesuai
dengan mekanisme yang telah
ditetapkan, minimal
beranggotakan lembagalembaga
dari sektor pemerintah,
masyarakat mau pun dunia usaha

Terselenggaranya Sekolah dan KEMENDIKDASB


Madrasah Aman Bencana UD, KEMENAG
(SMAB)
Terselenggaranya Rumah Sakit KEMENKES
dan Puskemas Aman Bencana
Terselenggaranya sosialisasi BNPB
pencegahan dan kesiapsiagaan
bencana melalui media yang
tersedia

Tersedianya Peraturan tentang KEMENDAGRI


penyebaran informasi
kebencanaan di daerah
Terbangunnya sarana KEMENKOMINFO
penyampaian informasi
kebencanaan yang menjangkau
langsung masyarakat
Tersedianya Informasi penataan KEMEN ATR
ruang yang mudah diakses publik
Dibentuknya Forum PRB BNPB

Dikerahkannya bantuan darurat BNPB


pada masyarakat terdampak
bencana
Lampiran 1

RUNAN INDEKS RISKO BENCANA INDONESIA

Indikator Penangungjawab
Terselenggaranya pemulihan BNPB
penghidupan masyarakat

Terselenggaranya Perbaikan KEMEN PU-PERA


rumah penduduk pasca bencana
Terselenggaranya Perlindungan KLHK
daerah tangkapan air pada daerah
berisiko banjir, longsor dan
kekeringan
Terselenggaranya restorasi sungai KEMEN PU-PERA
pada daerah berisiko banjir dan
kekeringan
Terselenggaranya Penguatan KEMEN PU-PERA
lereng pada daerah berisiko
longsor dan banjir bandang
tercapainya optimalisasi KEMEN PU-PERA
pemanfaatan air permukaan untuk
pengurangan risiko bencana banjir
dan kekeringan
Terselenggaranya Pemantauan KEMEN PU-PERA
berkala hulu sungai pada daerah
berisiko banjir bandang
Diterapkannya penegakan hukum POLRI
untuk mencegah kebakaran hutan
dan lahan
Diselenggarakannya pelatihan dan BNPB
sertifikasi terkait kemampuan
pengelolaan dan operasional
kepada aparat PB
Terbentuknya BPBD dengan tata KEMENDAGRI
kelola, transparansi dan
akuntabilitas yang baik dalam
penyelenggaraan penanggulangan
bencana
Lampiran 1

RUNAN INDEKS RISKO BENCANA INDONESIA

Indikator Penangungjawab
Terselenggaranya Sistem BMKG
Peringatan Dini Tsunami pada
daerah berisiko

Terselenggaranya Sistem KEMEN PU-PERA


Peringatan Dini Banjir pada
daerah berisiko
Terselenggaranya Sistem KEMEN ESDM
Peringatan Dini Tanah Longsor
pada daerah berisiko
Terselenggaranya Sistem KLHK
Peringatan Dini Kebakaran Hutan
dan Lahan pada daerah berisiko

Terselenggaranya Sistem KEMEN ESDM


Peringatan Dini Erupsi Gunungapi
pada daerah berisiko
Terselenggaranya Sistem KEMENTAN,
Peringatan Dini Kekeringan pada KEMEN PU-PERA
daerah berisiko
Terselenggaranya Sistem KEMEN PU-PERA
Peringatan Dini Banjir Bandang
pada daerah berisiko
Tersedianya Pusdalops PB dengan BNPB
fasilitas minimal mampu
memberikan respon efektif untuk
pelaksanaan peringatan dini dan
penanganan masa krisis

Diterapkannya pembangunan KEMEN PU-PERA


sumur resapan dan/atau biopori
pada kawasan domestik dan
komersil
Diterapkannya bangunan aman KEMEN PU-PERA
Gempabumi pada daerah domestik
dan komersil
Lampiran 1

RUNAN INDEKS RISKO BENCANA INDONESIA

Indikator Penangungjawab
Tesedianya tanaman dan/atau KEMEN PU-PERA,
bangunan penahan gelombang KKP
tsunami
Terselenggaranya revitalisasi KEMEN PU-PERA
tanggul, embung, waduk dan
taman kota
Teselenggaranya restorasi lahan BRG
gambut
Terselenggaranya konservasi KLHK
vegetatif DAS rawan longsor
Dilaksanakannya BNPB
Penyelenggaraan Latihan (geladi)
Kesiapsiagaan secara periodik

Tersedianya Rencana Evakuasi BNPB


Bencana Tsunami beserta fasilitas
yang dibutuhkan

Tersedianya Rencana evakuasi KEMEN PU-PERA


bencana erupsi gunungapi beserta
fasilitas yang dibutuhkan
Terselenggaranya Perbaikan KEMEN PU-PERA
Darurat pada fasilitas publik saat
tanggap darurat bencana

Terselenggaranya pemulihan KEMENDAGRI


pelayanan dasar pemerintah pada
saat tanggap darurat bencana
Lampiran 1

RUNAN INDEKS RISKO BENCANA INDONESIA

Indikator Penangungjawab
Terselenggaranya pemulihan KEMEN PU-PERA
infrastruktur penting pada saat
tanggap darurat bencana
Terselenggaranya pengerahan Tim BNPB
Kaji Cepat ke lokasi bencana
sebagai respon awal laporan
kejadian bencana
Terselenggaranya pengerahan Tim BNPB
Penyelamatan dan Pertolongan
Korban sebagai respon awal
laporan kejadian bencana

Terbangunnya Desa Tangguh BNPB


Bencana

Tersedianya kajian kebutuhan BNPB


peralatan dan logistik
kebencanaan daerah

Teselenggaranya Pengadaan BNPB


kebutuhan peralatan dan logistik
kebencanaan
Tersedianya mekanisme dan BNPB
fasilitas
Penyimpanan/pergudangan
Logistik PB
Terselenggaranya pemeliharaan BNPB
peralatan dan supply chain
logistik yang diselenggarakan
secara periodik
Tersedianya energi listrik untuk KEMEN ESDM
kebutuhan darurat
Lampiran 1

RUNAN INDEKS RISKO BENCANA INDONESIA

Indikator Penangungjawab
Terbangunnya kemampuan KEMENTAN
pemenuhan pangan daerah untuk
kebutuhan darurat
KERANGKA DAN SASARAN PROGRAM PRIORITAS PENANGGULANGAN BENCANA

PN/PP/KP/Proyek 2015 2016 2018


Prioritas Uraian Target Uraian Target Uraian
Program Nasional / Perubahan Iklim Perubahan Iklim Pembangunan Wilayah
Program Lintas
Bidang
Program Prioritas Program penanggulangan bencana Program penanggulangan bencana Pencegahan dan penang
Kegiatan Prioritas 01 Kesiapasiagaan dalam Kesiapasiagaan dalam bencana
Penguatan Kapasitas
menghadapi bencana menghadapi bencana Penanggulangan Bencana
Proyek Prioritas Kegiatan Fasilitasi Kesiapsiagaan 2 Kegiatan Fasilitasi Kesiapsiagaan 25

Rencana Kontinjensi 10 Rencana Kontinjensi 8

Penyusunan Pedoman 2
Kesiapsiagaan Sistem Peringatan
KERANGKA DAN SASARAN PROGRAM PRIORITAS PENANGGULANGAN BENCANA

PN/PP/KP/Proyek 2015 2016 2018


Prioritas Uraian Target Uraian Target Uraian

Kegiatan Prioritas 02 Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemberdayaan Masyarakat dalam Prioritas Sarana dan P
Kesiapan
RelawanMenghadapi Bencana 2000 Kesiapan
RelawanMenghadapi Bencana
penanggulangan bencana 2000 Kebencanaan
yang terfasilitasi
Desa Tangguh 82 Forum pengurangan risiko 8
bencana yang terfasilitasi
Kelompok masyarakat (desa) 200
tangguh bencana
Dokumen pedoman 3
pemberdayaan masyarakat

Kegiatan Prioritas 03 Pencegahan dan pengurangan Pengurangan risiko bencana Prioritas Pemulihan
risiko bencanaPengurangan risiko
Fasilitasi 30 Kajian pengurangan risiko 10 Pascabencana
bencana bencana

Penyusunan Pedoman 5 Pedoman dan standarisai 5


pengurangan risiko bencana pengurangan risiko bencana
KERANGKA DAN SASARAN PROGRAM PRIORITAS PENANGGULANGAN BENCANA

PN/PP/KP/Proyek 2015 2016 2018


Prioritas Uraian Target Uraian Target Uraian
Penguatan Pengurangan Risiko 80
Bencana Daerah
Penerapan Mitigasi Bencana di 28
daerah
Pertukaran Pengetahuan 10
Pengurangan Risiko Bencana
Kegiatan Prioritas 04 Prioritas Penataan Ru
Lingkungan Hidup Berke
KERANGKA DAN SASARAN PROGRAM PRIORITAS PENANGGULANGAN BENCANA

PN/PP/KP/Proyek 2015 2016 2018


Prioritas Uraian Target Uraian Target Uraian
KERANGKA DAN SASARAN PROGRAM PRIORITAS PENANGGULANGAN BENCANA

PN/PP/KP/Proyek 2015 2016 2018


Prioritas Uraian Target Uraian Target Uraian

Kegiatan Prioritas 05 Prioritas Penguatan Lem


Regulasi.
Lampiran 2

RITAS PENANGGULANGAN BENCANA DALAM RKP TAHUN 2015 s.d. 2019

2018 2019
Uraian Target Uraian Target
Pembangunan Wilayah Pengurangan Kesenjangan
Antarwilayah melalui Penguatan
Konektivitas dan Kemaritiman
Pencegahan dan penanggulangan Penanggulangan Bencana
(PN 02)
bencana
Penguatan Kapasitas SDM Penguatan Kapasitas
Penanggulangan Bencana Penanggulangan Bencana
Pembentukan Program Desa 68 Peningkatan kapasitas aparatur 136
Tangguh Bencana dan masyarakat dalam
menghadapi bencana
Pembentukan dan pembinaan 300
Masyarakat Peduli Api (MPA) di
Wilayah Provinsi Rawan Karhutla
Pengembangan Desa Tangguh 294
Bencana
Peningkatan kapasitas TRC 300
daerah
Pelatihan potensi SAR 1400
Penyusunan dokumen pengerahan 34
dan pengendalian operasi SAR

Pelaksanaan Bimbingan Teknis 33


Rencana Tata Ruang dalam
Rangka Pengarusutamaan
Pengurangan Risiko Bencana
Pelaksanaan Gladi 1
Penanggulangan Bencana
Internasional
Lampiran 2

RITAS PENANGGULANGAN BENCANA DALAM RKP TAHUN 2015 s.d. 2019

2018 2019
Uraian Target Uraian Target
Pelaksanaan gladi dan simulasi 3
PB di Kab/Kota
Prioritas Sarana dan Prasarana Peningkatan Sarana dan
Kebencanaan
Pembangunan sarana dan Prasarana
106 PelayananKebencanaan penanganan 136
prasarana pengendali banjir kebencanaan yang terpadu
Fasilitasi pembentukan Regu 5
Brigdalkarhutla dan pembelian
sarpras Dalkarhutla
Pembangunan pengaman pantai 11

Pembangunan pengendali lahar 16


dan sedimen
Pengembangan Sistem Peringatan 20
Dini kebencanaan
Penyebaran informasi 84
kebencanaan-Budaya
Pengembangan Sadar
Pusat Pengendali 20
Bencana
Operasi (Pusdalop) Kebencanaan
Pengembangan Radio Komunikasi 20

Pengadaan peralatan dan logistik 34


kebencanaan
Peningkatan teknologi 4
kebencanaan
Prioritas Pemulihan Daerah Penanganan Darurat dan
Pascabencana
Pendampingan dan pemulihan 10 Pemulihan Pascabencana
Penyelamatan korban bencana
sosial masyarakat di daerah
pascabencana.
Pendampingan dan pemulihan 10 Pemulihan pelayanan publik di
ekonomi masyarakatdaerah daerah pascabencana
pascabencana
Lampiran 2

RITAS PENANGGULANGAN BENCANA DALAM RKP TAHUN 2015 s.d. 2019

2018 2019
Uraian Target Uraian Target

Prioritas Penataan Ruang dan Penguatan Manajemen


Lingkungan Hidup Berkelanjutan Kebencanaan
Pelaksanaan kegiatan integrasi 1 Peningkatan kinerja 136
informasi geospasial tematik penanggulangan bencana
cadangan karbon lahan gambut
skala menengah sebagai dampak
perubahan iklim untuk 1 wilayah

Pembuatan peta rawan banjir. 45


Penyusunan peta digital geologi 19
gunung api dan peta kawasan
rawan bencana geologi.
Pengembangan kawasan pesisir 1
dan pulau-pulau kecil yang
meningkat ketangguhannya
terhadap bencana dan dampak
perubahan iklim

Penanaman mangrove di kawasan 1


pesisir dan pulau-pulau
kecil/pantura jawa yang
direhabilitasi (900.000 batang).
Lampiran 2

RITAS PENANGGULANGAN BENCANA DALAM RKP TAHUN 2015 s.d. 2019

2018 2019
Uraian Target Uraian Target
Patroli Terpadu Pencegahan 731
Karhutla di Wilayah Sumatera dan
Kalimantan (desa)
Patroli Terpadu Pencegahan 50
Karhutla di Wilayah Jawa, Bali,
Nusra, Sulawesi, dan Papua (desa)

Penyusunan Raperpres Rencana 2


Tata Ruang KSN Kawasan
Pangandaran-Kalipucang-Segara
Anakan-Nusakambangan
(Pacangsanak)

Penyusunan Materi Teknis 1


Bantuan Teknik RDTR Kabupaten
Pidie.
Pemadaman kebakaran hutan dan 5000
lahan di darat.
Luas lahan gambut yang 4E+05
difasilitasi restorasi gambut pada
7 provinsi rawan kebakaran hutan.

Sarana dan prasarana 26


pengendalian kebakaran hutan
konservasi nonTaman Nasional
Lampiran 2

RITAS PENANGGULANGAN BENCANA DALAM RKP TAHUN 2015 s.d. 2019

2018 2019
Uraian Target Uraian Target
Sarana prasarana pengendalian 48
kebakaran hutan konservasi di
Taman Nasional.
Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 16800
pada DAS rawan/pascabencana
secara vegetatif
Rehabilitasi hutan dan lahan 3500
rawan/pascabencana secara sipil
teknis.
Prioritas Penguatan Lembaga dan
Regulasi.
Penyusunan Platform Pengelolaan 1
Kawasan Rawan Bencana.
Penyusunan Masterplan Kawasan 1
Rawan Bencana.
Penyusunan dokumen Rencana 26
Penanggulangan Bencana
Penyusunan dokumen Rencana 17
Kontingensi Kesiapsiagaan di
daerah.
Penyusunan dokumen Kajian dan 44
Peta Risiko kab/kota.
No Kegiatan Prioritas
Sekretaris Daerah
1 2 3
1 Internalisasi Pengurangan Risiko Bencana
a Perencanaan Pembangunan Daerah
b Kajian dan Peta Risiko
c Rencana Penanggulangan Bencana
d Rencana Tata Ruang dan Wilayah berbasis PRB
e Kebijakan dan Regulasi Penanggulangan Bencana
f Rencana Kontijensi
2 Keg. Penurunan Tingkat Kerentanan;
a Budaya Sadar Bencana
b Sosialisasi PRB
c Sarana Informasi Kebencanaan
d Kerjasama terkait Penanggulangan Bencana
e Penyelesaian Rehabilitasi Dan Rekonstruksi
f Penataan Lingkungan Daerah Rawan Bencana Alam
g Kearifan Lokal Dalam Mitigasi Bencana
3 Keg. Peningkatan Kapasitas Penanggulangan Daerah
a Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur
b Tata Kelola, Transparansi dan Akuntabilitas Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
c Sistem Peringatan Dini
d
IPTEK dan Pendidikan untuk Pencegahan dan Kesiapsiagaan
e Simulasi dan Gladi Kesiapsiagaan
f Infrastruktur Mitigasi dan Kesiapsiagaan
g Perlindungan bagi Prasaran Vital
h Desa Tangguh Bencana
i Kapasitas Manajemen dan Pendistribusian Logistik
Kebencanaan
JUMLAH

Catatan
Kolom 3 s.d. 9 diisi dengan anggaran kegiatan pada OPD yang terkait dengan keg penanggulangan bencana pa
Kolom 11 s.d. 17 diisi dengan arealisasi kegiatan pada OPD yang terkait dengan keg penanggulangan bencana
Anggaran
BPBD BAPPEDA Dinas PU Dinas Pendidikan
4 5 6 7

keg penanggulangan bencana pada kolom 2


n keg penanggulangan bencana pada kolom 2
Dinas Sosial Dinas Kesehatan Jumlah Sekretaris Daerah
8 9 10 = jumlah 3 s.d. 9 11
Realisasi
BPBD BAPPEDA Dinas PU Dinas Pendidikan
12 13 14 15
Dinas Sosial Dinas Kesehatan Jumlah
16 17 18 = jumlah 11 s.d. 17
No Kegiatan Indikator Parameter

1 Peta dan kajian risiko bencana 1. Tersedianya Peta dan kajian 1. Adanya kebijakan dari pemerintah/ pemerintah daerah
bencana untuk seluruh bahaya yang ditetapkan terkait penyusunan peta dan kajian bencana.
(sesuai IRBI) yang ada di 2. Adanya pola kelembagaan terkait penyusunan peta dan
daerah sesuai dengan standar kajian bencana;
yang telah ditetapkan. 3. Adanya peta risiko bencana per jenis ancaman (sesuai
2. Dimanfaatkannya peta dan IRBI 2013) yang telah memenuhi syarat tingkat kedetailan
kajian bencana dalam proses dimana pada tingkat nasional minimal s.d. kabupaten/kota,
penyusunan dokumen RPB. tingkat provinsi minimal s.d. kecamatan dan tingkat
kabupaten/kota minimal s.d. kelurahan/desa serta skala peta
dimana tingkat provinsi 1:250.000, tingkat kab/kota (Jawa
dan Nusa Tenggara) 1:25.000 dan tingkat kab/kota (selain
Jawa dan Nusa Tenggara) 1:50.000;
4. Adanya dokumen kajian bencana per jenis ancaman
(minimal sesuai IRBI) dengan tingkat kedetailan sama
dengan peta risiko bencana.
5. Adanya dokumen RPB yang terintegrasi dengan kajian
dan peta risiko bencana.
2 Rencana penanggulangan 1. Tersusun dan 1. Adanya kebijakan dari pemerintah/ pemerintah daerah
bencana diimplementasikannya yang ditetapkan terkait penyusunan rencana penanggulangan
Rencana Penanggulangan bencana.
Bencana (RPB) Daerah. 2. Adanya pola kelembagaan terkait penyusunan rencana
2. Terintegrasinya RPB dalam penanggulangan bencana;
RPJMD/RKPD/Renja SKPD. 3. Adanya dokumen RPB yang telah ditetapkan oleh
3. Terintegrasinya RPB dalam pimpinan pemerintahan/pihak berwenang dan disepakati
RTRW dan RDTR. bersama pihak-pihak yang terlibat;
4. Adanya pola koordinasi kegiatan penanggulangan bencana
(termasuk lintas pemerintah daerah);
5. Adanya dokumen pelaporan terkait kemajuan kegiatan
penanggulangan bencana dari masing-masing pihak terlibat;
6. Adanya monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana;
7. Adanya Laporan hasil peninjauan dua tahunan atas
dokumen RPB.
8. Adanya dokumen perencanaan (RPJMN/D, RKP/D, Renja
K/L/D) yang terintegrasi dengan kebijakan dan
strategi/rencana penanggulangan bencana;
9. Adanya dokumen RTRW dan RDTR yang terintegrasi
dengan rencana penanggulangan bencana atau peta risiko
bencana.

3 Anggaran Adanya alokasi anggaran 1. Adanya kebijakan dari pemerintah/ pemerintah daerah
untuk kegiatan-kegiatan yang ditetapkan terkait penganggaran penanggulangan
penanggulangan bencana bencana.
2. Adanya pola kelembagaan terkait penganggaran program
penanggulangan bencana;
3. Adanya alokasi anggaran terkait dengan penanggulangan
bencana dalam APBD/DIPA pihak-pihak yang terlibat;
4. Adanya alokasi anggaran terkait dengan penanggulangan
bencana dalam APBD/DIPA sesuai dengan SPM Sub Urusan
Bencana sesuai Permendagri No 101 Tahun 2018;
5. Adanya alokasi anggaran terkait dana kontijensi, dana siap
pakai dan bantuan sosial berpola hibah untuk tingkat
pemerintah;
6. Adanya alokasi anggaran terkait dengan BTT untuk
tingkat pemerintah daerah.
4 Rencana kontinjensi dan Tersedianya rencana 1. Adanya kebijakan dari pemerintah/ pemerintah daerah
evakuasi kontinjensi daerah untuk yang ditetapkan terkait penyusunan rencana kontinjensi.
seluruh ancaman bencana 2. Adanya pola kelembagaan terkait penyusunan rencana
dalam IRBI 2013 kontinjensi;
Tersedianya rencana dan 3. Adanya rencana kontinjensi per ancaman bencana (sesuai
fasilitas evakuasi IRBI) yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang (Kepala
Dilaksanakannya gladi Daerah);
terhdapa rencana kontijensi 4. Adanya rencana evakuasi per ancaman bencana (sesuai
dan evakuasi IRBI) dalam Rencana Kontinjensi dan/atau terpisah;
5. Adanya jalur dan rambu evakuasi bencana;
6. Adanya shelter/titik kumpul terkait evakuasi bencana;
7. Adanya geladi resik dalam rangka pemahaman terkait
dengan rencana kontijensi yang disusun;
8. Adanya update rencana kontijensi berdasar perubahan data
kebencanaan.

5 Sistem peringatan dini dan Terselenggaranya Sistem 1. Adanya kebijakan dari pemerintah/ pemerintah daerah
penyebaran informasi Peringatan Dini Bencana yang ditetapkan terkait penyelenggaraan sistem peringatan
Terselenggaranya penyebaran dini dan penyebaran informasi bencana;
informasi kebencanaan 2. Adanya pola kelembagaan terkait penyelenggaraan sistem
penringatan dini dan penyebaran informasi bencana;
3. Adanya sistem peringatan dini dalam keadaan baik (dapat
beroperasi);
4. Adanya pemeliharaan terkait dengan sistem peringatan
dini;
5. Adanya SOP penyebarluasan informasi bencana;
6. Adanya sistem penyebarluasan informasi perencanaan;
7. Adanya papan informasi dan rambu kebencanaan;
8. Adanya kerjasama dengan lembaga terkait dengan
penyebarluasan infomasi bencana.
9. Adanya monitoring dan evaluasi penyebaran informasi
kebencanaan
6 Peralatan dan logistik Tersdianya kebutuhan logistik 1. Adanya kebijakan manajemen logistik dan peralatan yang
kebencanaan dan peralatan daerah ditetapkan (perencanaan s.d. pertanggungjawaban);
Adanya sistem pergudangan 2. Adanya kajian terkait kebutuhan minimal peralatan dan
peralatan dan logistik logistik (sesuai Peraturan Kepala BNPB Nomor 17 dan 18
Terpenuhinya kebutuhan Tahun 2009);
pangan untuk kebutuhan 3. Adanya dokumen/laporan kepemilikan peralatan dan
darurat logistik yang tersedia;
4. Adanya rencana pemenuhan/pengadaan peralatan dan
logistik (termasuk sumber pembiayaan dari pihak lain ex:
hibah BNPB).
5. Adanya proses pengadaan peralatan dan logistik sesuai
Perpres 16 Tahun 2018;
6. Adanya pemeliharaan yang memadai terhadap peralatan
dan logistik (alokasi anggaran dan kegiatannya)
7. Adanya gudang logistik dan peralatan yang memenuhi
standar sesuai dengan Peraturan Kepala BNPB Nomor 6
Tahun 2009;
8. Adanya struktur organisasi pengelola gudang logistik dan
peralatan
9. Adanya SOP terkait manajemen pergudangan logistik dan
peralatan;
10. Adanya laporan berkala terkait kegiatan pergudangan.
11. Adanya penetapan jenis dan jumlah pangan pokok
sebagai cadangan pangan pemerintah;
12. Adanya laporan penyelenggaraan cadangan pangan
pemerintah (pengadaan dan pengelolaan);
13. Adanya kecukupan stok cadangan pangan sesuai
penetapan;
14. Adanya kesinambungan antara standar kebutuhan
logistik penanggulangan bencana (Peraturan Kepala BNPB
Nomor 18 Tahun 2009) dengan penetapan jenis dan jumlah
pokok pangan dan stok cadangan pangan.
7 Penanganan darurat Tersedianya Tim Kaji Cepat 1. Adanya struktur organisasi TRC;
pada saat kejadian bencana 2. Adanya surat tugas sesaat setelah (sesuai dengan SOP)
Terselenggaranya kejadian bencana;
penyelematan dan pertolongan 3. Adanya data/informasi kejadian, dampak bencana dan
korban bencana kebutuhan mendesak;
Terselenggaranya perbaikan 4. Adanya loporan awal dan laporan pelaksanaan kaji cepat
darurat saat tanggap darurat oleh TRC;
bencana 5. Adanya struktur organisasi tim penyelamatan dan
pertolongan (Komando tanggap darurat);
6. Adanya daftar tim penyelamatan dan pertolongan;
7. Adanya rencana operasi penyelamatan dan pertolongan;
8. Adanya laporan kegiatan penyelematan dan pertolongan;
9. Adanya rencana operasi pemenuhan kebutuhan dasar pada
korban bencana;
10. Adanya laporan pemenuhan kebutuhan dasar (kebutuhan
dasar tersalur dibanding dengan kajian kebutuhan oleh
TRC);
11. Adanya data infrastruktur fasilitas publik rusak dan
layanan dasar pemerintah;
12. Adanya rencana operasi perbaikan fasilitas publik dan
layanan dasar pemerintah;
13. Adanya laporan kegiatan penanganan darurat.
Referensi
UU PP Peraturan Presiden

UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 21 huruf C


"BPBD bertugas menyusun, menetapkan, dan
menginformasikan peta rawan bencana"
UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 36 ayat (4)
"Perencanaan penanggulangan bencana yang
meliputi pengenalan dan pengkajian ancaman
bencana ditetapkan oleh
pemerintah/pemerintah daerah"
Peraturan Kepala BNPB Nomor 02 Tahun
2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian
Risiko Bencana Hasil pengkajian risiko
bencana terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. Peta Risiko Bencana skala 1:50.000 pada
kabupaten dan skala 1:25.000 untuk kota
2. Dokumen Kajian Risiko Bencana
UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 36 dan PP
Nomor 21 Pasal 2008 "perencanaan
penanggualangan bencana ditetapkan oleh
pemerintah dan pemerintah daerah"
PP Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 6 Ayat
(4,5,6,dan 7) "rencana penanggulangan
bencana ditetapkan oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah dan ditinjau secara berkala
setiap 2 (dua) tahun".
Perka BNPB Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Pedoman Penyusunan RPB "peyusunan RPB
dikoordinasikan oleh BNPB untuk tingkat
nasional dan BPBD untuk tingkat provinsi
dan kabupaten/kota".

UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 6 huruf e


dan f, Pasal 8 huruf d dan Pasal 61 ayat (1)
"Pemerintah dan Pemerimtah Daerah
mengalokasikan anggaran penanggulangan
bencana secara memadai".
PP Nomor 22 Tahun 2008 Pasal 5 ayat (3)
"Anggaran yang bersumber dari APBN terdiri
dari dana kontijensi bencana, dana siap pakai
dan dana bantuan sosial berpola hibah.
PP Nomor 22 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (3)
"Pemerintah Daerah dapat menyediakan dana
siap pakai dalam anggaran penanggulangan
bencana".
Permendagri Nomor 101 Tahun 2018 tentang
Standar Teknis Peayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal Sub-Urusan Bencana
Daerah Kabupaten/Kota
PP Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 17 ayat (3)
"rencana penanggulangan kedaruratan
bencana dilengkapi dengan rencana
kontijensi"
Permendagri Nomor 101 Tahun 2008 Pasal 4
ayat (2) "kegiatan pelayanan pencegahan dan
kesiapsiagaan bencana antara lain memuat
rencana kontinjensi"
Rencana kontinjensi disusun berdasar risiko
bencana sesuai dengan IRBI

PP Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 15


"penyelenggaraan penanggulangan bencana
dalam situasi terdapat potensi terjadi bencana
antara lain ialah peringatan dini"
PP Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 16
"Pemerintah berkewajiban memastikan
terlaksananya tindakan yang cepat dan tepat
pada saat terjadi bencana yaitu diantaranya
pengorganisasian, pemasangan, dan
pengujian sistem peringatan dini"
PP Nomor 21 tahun 2008 "Kegiatan
kesiapsiagaan dan pencegahan menjadi
tanggung jawab Pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat.
Peraturan Menteri Kominfo Nomor 3 Tahun
2014 "sistem peringatan dini bencana alam
pada alat dan perangkat penerima televisi dan
siaran digital
Peraturan Kepala BNPB Nomor 13 Tahun
2008 "Manajamen logistik dan peralatan
penanggulangan bencana meliputi
peencanaan, pengadaan, pergudangan,
pendistribusian, pengangkutan, penghapusan
dan pertanggungjawaban."
Peraturan Kepala BNPB Nomor 17 Tahun
2009 "Standar minimal peralatan
penanggulangan bencana"
Peraturan Kepala BNPB Nomor 18 Tahun
2009 "standar logistik penanggulangan
bencana"
UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 48 "Dalam
rangka penyelenggaraan penanggulangan
bencana pada masa keadaan darurat,
Pemerintah menyediakan dan memberikan
bantuan bencana diantaranya bantuan
pemenuhan kebutuhan dasar"
UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 53
"Kebutuhan dasar terdiri dari penampungan
sementara, bantuan pangan, sandang, air
bersih dan sanitasi serta pelayanan kesehatan"
PP Nomor 17 Tahun 2015 Pasal 9
"Penyaluran cadangan pangan pemerintah
antara lain untuk menanggulangi bencana
alam/sosial"
PP Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 21 ayat (1)
"penyelenggaraan penanggulangan bencana
pada saat tanggap darurat meliputi: kaji cepat,
penentuan status, penyelamatan dan evakuasi,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlidungan
kelompok rentan dan pemulihan sarana
prasarana"
PP Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 22 "kaji
cepat dilakukan terkait data cakupan lokasi
bencana, jumlah korban, kerusakan sarpras,
kemampuan sumber daya dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dan tindakan yang
tepat.
Peraturan Kepala BNPB Nomor 9 Tahun
2008 "Prosedur tetap tim reaksi cepat"
PP Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 51 "Kegiatan
penyelamatan dan evakuasi dilakukan melalui
usaha dan kegiatan pencarian, pertolongan,
dan penyelamatan masyarakat sebagai korban
akibat bencana"
PP Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 52
"Pemenuhan kebutuhan dasar meliputi
bantuan penyediaan: a. kebutuhan air bersih
dan sanitasi; b. pangan; c. sandang; d.
pelayanan kesehatan; e. pelayanan
psikososial; dan f. penampungan serta tempat
hunian.
PP 21 Tahun 2008 Pasal 54 "Pemulihan
dengan segera prasarana dan sarana vital
bertujuan untuk berfungsinya prasarana dan
sarana vital dengan segera, agar kehidupan
masyarakat tetap berlangsung dan dilakukan
oleh instansi/lembaga terkait"
KEBIJAKAN

Peraturan Peraturan Simpulan


Peraturan Daerah SE Kepala SKPD
Menteri/Lembaga Bupati/Walikota Keberadaan

Apakah secara
keberadaan kebijakan
sudah cukup
mengatur?
Apakah secara
keberadaan kebijakan
sudah cukup
mengatur?

Apakah secara
keberadaan kebijakan
sudah cukup
mengatur?
Apakah secara
keberadaan kebijakan
sudah cukup
mengatur?

Apakah secara
keberadaan kebijakan
sudah cukup
mengatur?
Apakah secara
keberadaan kebijakan
sudah cukup
mengatur?
Apakah secara
keberadaan kebijakan
sudah cukup
mengatur?
KELEMBAGAAN

Simpulan Dokumen Simpulan Tugas/


Analisis Keberadaan Analisis Keselarasan
Keselarasan Kelembagaan Wewenang

Analisis keberadaan Apakah antar Analisis keselarasan Sebutkan dokumen Apakah dokumen
kebijakan, penyebab kebijakan yang kebijakan, penyebab yang mengatur tentang kelambagaan sudah
permasalahan mengatur telah permasalahan pihak-pihak yang cukup mengatur jelas
diuraikan selaras?bila belum diuraikan terlibat dan pola pihak-pihak yang
menggunakan metode tuliskan bentuk menggunakan metode kerjanya. terlibat (tugas dan
RCA (minimal 3 ketidakselarasannya. RCA (minimal 3 wewenang)?
tingkat) tingkat)
Analisis keberadaan Apakah antar Analisis keselarasan Sebutkan dokumen Apakah dokumen
kebijakan, penyebab kebijakan yang kebijakan, penyebab yang mengatur tentang kelambagaan sudah
permasalahan mengatur telah permasalahan pihak-pihak yang cukup mengatur jelas
diuraikan selaras?bila belum diuraikan terlibat dan pola pihak-pihak yang
menggunakan metode tuliskan bentuk menggunakan metode kerjanya. terlibat (tugas dan
RCA (minimal 3 ketidakselarasannya. RCA (minimal 3 wewenang)?
tingkat) tingkat)

Analisis keberadaan Apakah antar Analisis keselarasan Sebutkan dokumen Apakah dokumen
kebijakan, penyebab kebijakan yang kebijakan, penyebab yang mengatur tentang kelambagaan sudah
permasalahan mengatur telah permasalahan pihak-pihak yang cukup mengatur jelas
diuraikan selaras?bila belum diuraikan terlibat dan pola pihak-pihak yang
menggunakan metode tuliskan bentuk menggunakan metode kerjanya. terlibat (tugas dan
RCA (minimal 3 ketidakselarasannya. RCA (minimal 3 wewenang)?
tingkat) tingkat)
Analisis keberadaan Apakah antar Analisis keselarasan Sebutkan dokumen Apakah dokumen
kebijakan, penyebab kebijakan yang kebijakan, penyebab yang mengatur tentang kelambagaan sudah
permasalahan mengatur telah permasalahan pihak-pihak yang cukup mengatur jelas
diuraikan selaras?bila belum diuraikan terlibat dan pola pihak-pihak yang
menggunakan metode tuliskan bentuk menggunakan metode kerjanya. terlibat (tugas dan
RCA (minimal 3 ketidakselarasannya. RCA (minimal 3 wewenang)?
tingkat) tingkat)

Analisis keberadaan Apakah antar Analisis keselarasan Sebutkan dokumen Apakah dokumen
kebijakan, penyebab kebijakan yang kebijakan, penyebab yang mengatur tentang kelambagaan sudah
permasalahan mengatur telah permasalahan pihak-pihak yang cukup mengatur jelas
diuraikan selaras?bila belum diuraikan terlibat dan pola pihak-pihak yang
menggunakan metode tuliskan bentuk menggunakan metode kerjanya. terlibat (tugas dan
RCA (minimal 3 ketidakselarasannya. RCA (minimal 3 wewenang)?
tingkat) tingkat)
Analisis keberadaan Apakah antar Analisis keselarasan Sebutkan dokumen Apakah dokumen
kebijakan, penyebab kebijakan yang kebijakan, penyebab yang mengatur tentang kelambagaan sudah
permasalahan mengatur telah permasalahan pihak-pihak yang cukup mengatur jelas
diuraikan selaras?bila belum diuraikan terlibat dan pola pihak-pihak yang
menggunakan metode tuliskan bentuk menggunakan metode kerjanya. terlibat (tugas dan
RCA (minimal 3 ketidakselarasannya. RCA (minimal 3 wewenang)?
tingkat) tingkat)
Analisis keberadaan Apakah antar Analisis keselarasan Sebutkan dokumen Apakah dokumen
kebijakan, penyebab kebijakan yang kebijakan, penyebab yang mengatur tentang kelambagaan sudah
permasalahan mengatur telah permasalahan pihak-pihak yang cukup mengatur jelas
diuraikan selaras?bila belum diuraikan terlibat dan pola pihak-pihak yang
menggunakan metode tuliskan bentuk menggunakan metode kerjanya. terlibat (tugas dan
RCA (minimal 3 ketidakselarasannya. RCA (minimal 3 wewenang)?
tingkat) tingkat)
KELEMBAGAAN IMPLEM

Simpulan Analisis Dokumen


Simpulan Monev Input
Pertanggungjawaban Kelembagaan Implementasi

Apakah dokumen Apakah dokumen Analisis pola Peta risiko per Dana APBD Rp...
kelembagaan sudah kelembagaan telah kelembagaan ancaman bencana Dana APBN (sebutkan
cukup mengatur jelas mengatur fungsi (pembagian tugas dan Kajian risiko per K/L) Rp...
pola koornitar untuk wewenang, ancaman bencana
pertanggungjawaban melakukan monev? pertanggungjawaban,
pihak-pihak yang dan monev), apakah
terlibat? telah ditetapkan,
disosialisasikan dan
dilaksanakan,
penyebab
permasalahan
diuraikan
menggunakan metode
RCA (minimal 3
tingkat)
Apakah dokumen Apakah dokumen Analisis pola Dokumen Rencana Dana APBD Rp...
kelembagaan sudah kelembagaan telah kelembagaan Penanggulangan Dana APBN (sebutkan
cukup mengatur jelas mengatur fungsi (pembagian tugas dan Bencana K/L) Rp...
pola koornitar untuk wewenang, Dokumen
pertanggungjawaban melakukan monev? pertanggungjawaban, RPJMD/RKPD/Renja
pihak-pihak yang dan monev), apakah SKPD
terlibat? telah ditetapkan, RTRW dan RDTR
disosialisasikan dan
dilaksanakan,
penyebab
permasalahan
diuraikan
menggunakan metode
RCA (minimal 3
tingkat)

Apakah dokumen Apakah dokumen Analisis pola APBN/APBD


kelembagaan sudah kelembagaan telah kelembagaan DIPA K/L/SKPD
cukup mengatur jelas mengatur fungsi (pembagian tugas dan
pola koornitar untuk wewenang,
pertanggungjawaban melakukan monev? pertanggungjawaban,
pihak-pihak yang dan monev), apakah
terlibat? telah ditetapkan,
disosialisasikan dan
dilaksanakan,
penyebab
permasalahan
diuraikan
menggunakan metode
RCA (minimal 3
tingkat)
Apakah dokumen Apakah dokumen Analisis pola Rencana kontijensi Dana APBD Rp...
kelembagaan sudah kelembagaan telah kelembagaan Rencana evakuasi Dana APBN (sebutkan
cukup mengatur jelas mengatur fungsi (pembagian tugas dan K/L) Rp...
pola koornitar untuk wewenang,
pertanggungjawaban melakukan monev? pertanggungjawaban,
pihak-pihak yang dan monev), apakah
terlibat? telah ditetapkan,
disosialisasikan dan
dilaksanakan,
penyebab
permasalahan
diuraikan
menggunakan metode
RCA (minimal 3
tingkat)

Apakah dokumen Apakah dokumen Analisis pola Laporan Dana APBD Rp...
kelembagaan sudah kelembagaan telah kelembagaan penyelenggaraan Dana APBN (sebutkan
cukup mengatur jelas mengatur fungsi (pembagian tugas dan sistem peringatan dini K/L) Rp...
pola koornitar untuk wewenang, Laporan
pertanggungjawaban melakukan monev? pertanggungjawaban, penyelenggaraan
pihak-pihak yang dan monev), apakah sistem informasi
terlibat? telah ditetapkan, kebencanaan
disosialisasikan dan
dilaksanakan,
penyebab
permasalahan
diuraikan
menggunakan metode
RCA (minimal 3
tingkat)
Apakah dokumen Apakah dokumen Analisis pola Laporan Dana APBD Rp...
kelembagaan sudah kelembagaan telah kelembagaan penyelenggaraan Dana APBN (sebutkan
cukup mengatur jelas mengatur fungsi (pembagian tugas dan logistik dan peralatan K/L) Rp...
pola koornitar untuk wewenang, Struktur organisasi
pertanggungjawaban melakukan monev? pertanggungjawaban, pergudangan
pihak-pihak yang dan monev), apakah SOP pergudangan
terlibat? telah ditetapkan, Laporan
disosialisasikan dan penyelenggaraan
dilaksanakan, kebutuhan pangan
penyebab
permasalahan
diuraikan
menggunakan metode
RCA (minimal 3
tingkat)
Apakah dokumen Apakah dokumen Analisis pola Peta risiko per Dana APBD Rp...
kelembagaan sudah kelembagaan telah kelembagaan ancaman bencana Dana APBN (sebutkan
cukup mengatur jelas mengatur fungsi (pembagian tugas dan Kajian risiko per K/L) Rp...
pola koornitar untuk wewenang, ancaman bencana
pertanggungjawaban melakukan monev? pertanggungjawaban,
pihak-pihak yang dan monev), apakah
terlibat? telah ditetapkan,
disosialisasikan dan
dilaksanakan,
penyebab
permasalahan
diuraikan
menggunakan metode
RCA (minimal 3
tingkat)
IMPLEMENTASI

Simpulan Analisis
Output Outcome Target
Ketercapaian Implementasi

Peta bencana (per Dokumen peta dan Peta bencana (per Apakah output dan Apabila tidak
ancaman bencana kajian bencana yang ancaman bencana outcome yang terimplementasi
sesuai IRBI) dijadikan pedoman sesuai IRBI) dihasilkan sudah dan/atau tidak
Kajian Bencana (per dalam penyusunan Kajian Bencana (per sesuai dengan tercapai, penyebab
ancaman bencana RPB yang terintegrasi ancaman bencana indikator dan diuraikan
sesuai IRBI) dengan dokumen sesuai IRBI) parameter? menggunakan metode
perencanaan RCA (minimal 3
pembangunan dan tingkat)
RTRW?
Dokumen RPB Dokumen RPB yang Dokumen RPB yang Apakah output dan Apabila tidak
dijadikan pedoman update outcome yang terimplementasi
dalam penyusunan dihasilkan sudah dan/atau tidak
dokumen perencanaan sesuai dengan tercapai, penyebab
pembangunan. indikator dan diuraikan
Dokumen RPB yang parameter? menggunakan metode
dijadikan pedoman RCA (minimal 3
dalam penyusunan tingkat)
dokumen RTRW dan
RDTR.

Pagu DIPA Pemahaman dan Alokasi anggaran Apakah output dan Apabila tidak
penanggulangan persiapan penanggulangan outcome yang terimplementasi
bencana (Rutin) Rp.... penanggulangan bencana di daerah dihasilkan sudah dan/atau tidak
Dana kontijensi Rp... bencana sesuai dengan sesuai dengan tercapai, penyebab
DSP Rp.... Permendagri Nomor indikator dan diuraikan
Hibah RR Rp... 101 Tahun 2018 parameter? menggunakan metode
BTT Rp... (dibuat proyeksi RCA (minimal 3
perhitungan) tingkat)
Rencana kontijensi Pemahaman dan Rencana kontijensi Apakah output dan Apabila tidak
(per ancaman bencana persiapan (per ancaman bencana outcome yang terimplementasi
sesuai IRBI) penanggulangan sesuai IRBI) dihasilkan sudah dan/atau tidak
Rencana evakuasi (per bencana Rencana evakuasi (per sesuai dengan tercapai, penyebab
ancaman bencana ancaman bencana indikator dan diuraikan
sesuai IRBI) sesuai IRBI) parameter? menggunakan metode
Kegiatan gladi terkait Kegiatan gladi terkait RCA (minimal 3
rencana kontinjensi rencana kontijensi dan tingkat)
dan evakuasi evakuasi

Sistem peringatan dini Pemahaman dan Sistem peringatan dini Apakah output dan Apabila tidak
yang diselenggarakan persiapan (per ancaman bencana outcome yang terimplementasi
Sistem informasi penanggulangan sesuai IRBI) dan dihasilkan sudah dan/atau tidak
kebencanaan yang bencana disesuaikan dengan sesuai dengan tercapai, penyebab
diselenggarakan target RPJMN/D. indikator dan diuraikan
Sistem penyebaran parameter? menggunakan metode
informasi (per RCA (minimal 3
ancaman bencana tingkat)
sesuai IRBI) dan
disesuaikan dengan
target RPJMN/D.
Logistik dan peralatan Standar logistik dan Apakah output dan Apabila tidak
yang dimiliki peralatan dan outcome yang terimplementasi
Stok cadangan pangan cadangan makanan dihasilkan sudah dan/atau tidak
yang dimiliki (lakukan sesuai dengan tercapai, penyebab
penghitungan) sesuai indikator dan diuraikan
Perka BNPB No 17 parameter? menggunakan metode
dan 18 tahun 2009 RCA (minimal 3
tingkat)
Laporan TRC Data Apakah output dan Apabila tidak
Laporan korban/terdampak outcome yang terimplementasi
penyelenggaraan untuk mendapatkan dihasilkan sudah dan/atau tidak
penanganan darurat penanganan darurat sesuai dengan tercapai, penyebab
Jumlah dari hasil laporan TRC indikator dan diuraikan
korban/terdampak parameter? menggunakan metode
yang mendapatkan RCA (minimal 3
penanganan darurat tingkat)
No Kegiatan Indikator Parameter

1 Peraturan daerah tentang Tersedianya Peraturan Daerah 1. Adanya perda tentang penyelenggaraan penanggulangan
penyelenggaraan tentang Penyelenggaraan PB bencana
penanggulangan bencana

2 Pembentukan BPBD Tersedianya Peraturan Daerah 1. Adanya perda pembentukan BPBD;


tentang Pembentukan BPBD 2. Adanya struktur organisasi BPBD sesuai dengan
Permendagri Nomor 46 Tahun 2008

3 Forum PRB Dibentuknya Forum PRB 1. Adanya kebijakan pemerintah/ pemerintah daerah yang
ditetapkan terkait forum PRB.
2. Adanya pola kelembagaan terkait forum PRB;
3. Adanyaperaturan tentang pedoman pembentukan forum
PRB
4. Adanya peraturan tentang pembentukan Forum PRB;
5. Adanya laporan pelakasanaan/ notulen pelaksanaan forum
PRB;
6. Adanya laporan evaluasi terkait forum PRB.

4 Pusdalops Tersedianya Pusdalops PB 1. Adanya struktur Pusdalops PB dalam struktur organisasi


dengan fasilitas minimal BPBD;
mampu memberikan respon 2. Struktur Pusdalops PB minimal terdiri dari unit teknis dan
efektif untuk pelaksanaan unit administrasi;
peringatan dini dan 3. terpenuhinya syarat minimal terkait SDM Pusdalops PB
penanganan masa krisis sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala BNPB Nomor
15 Tahun 2012;
4. terpenuhinya syarat minimal terkait sarana dan prasarana
Pusdalops PB sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala
BNPB Nomor 15 Tahun 2012;
5. Adanya laporan terkait informasi kebencanaan (hasil
pengolahan Pusdalops PB)
5 Sekolah dan/atau madrasah Terselenggaranya Sekolah dan 1. Adanya kebijakan terkait penyelenggaraan
aman bencana Madrasah Aman Bencana sekolah/madrasah aman bencana;
(SMAB) 2. Adanya tim gabungan dibawah koordinasi (BNPB/BPBD)
terkait dengan penyelenggaraan sekolah/madrasah aman
bencana;
3. Adanya dokumen perencanaan terkait dengan
penyelenggaraan sekolah/madrasah aman bencana;
4. Adanya kurikulum berbasis bencana;
5. Adanya laporan pertanggungjawaban penerapan
penyelenggaraan sekolah/madrasah aman bencana.

6 Rumah sakit aman bencana Terselenggaranya Rumah 1. Adanya kebijakan terkait penyelenggaraan rumah sakit
Sakit dan Puskemas Aman dan puskesmas aman bencana;
Bencana 2. Adanya tim gabungan dibawah koordinasi (BNPB/BPBD)
terkait dengan penyelenggaraanrumah sakit dan puskesmas
aman bencana;
3. Adanya dokumen perencanaan terkait dengan
penyelenggaraan rumah sakit dan puskesmas aman bencana;
4. Adanya laporan pertanggungjawaban penerapan
penyelenggaraan rumah sakit dan puskesmas aman bencana.

7 Desa tangguh bencana Terbangunnya Desa Tangguh 1. Adanya penetapan desa tangguh bencana;
Bencana 2. Adanya alokasi anggaran pembentukan dan
pengembangan desa tangguh bencana;
3. Adanya peraturan desa terkait PRB desa;
4. Adanya dokumen RPB desa;
5. Adanya Rencana kontinjensi desa;
6. Adanya geladi resik terkait dengan rencana kontijensi
yang disusun;
7. Adanya forum PRB desa;
8. Adanya anggaran alokasi belanja terkait penanggulangan
bencana dalam APBDesa

8 Data kebencanaan Tersedia dan diterapkannya 1. Adanya kebijakan pemerintah/ pemerintah daerah yang
sistem pendataan bencana ditetapkan terkait sistem pendataan bencana.
daerah yang terhubung dengan 2. Adanya pola kelembagaan terkait sistem pendataan
sistem pendataan bencana bencana;
nasional 3. Adanya data pra bencana (profil daerah dan ketersedian
sumber daya);
4. Adanya data tanggap darurat;
5. Adanya data pasca bencana;
6. Adanya Pusdalops;
7. Adanya laporan harian kejadian bencana by Pusdalops;
8. Adanya Laporan triwulanan dan Laporan Semesteran
kejadian bencana;
9. Terhubung dalam laman http://bnpb.cloud/dibi/

9 Pelatihan dan sertfikasi Diselenggarakannya pelatihan 1. Adanya pelatihan untuk aparat PB;
kebencanaan dan sertifikasi terkait 2. Adanya sertifikasi terkait TRC;
kemampuan pengelolaan dan 3. Adanya laporan pelatihan dan sertfikasi PB;
operasional kepada aparat PB 4. Adanya monev terkait pelatihan dan sertifikasi PB.
Realisasi (Unit/Satuan/
Referensi Target (Unit/Satuan/%/Rp)
%/Rp)
UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 5 "Pemerintah dan Perda penyelenggaran Jumlah yang memenuhi
pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam penanggulangan bencana parameter
penyelenggaraan penanggulangan bencana."
UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 9 huruf (a) "penetapan
kebijakan penanggulangan bencana pada wilayahnya"
Peraturan daerah tentang penyelenggaraan penanggulangan
bencana turunan dari PP Nomor 21 Tahun 2008.

UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 18 "pemerintah daerah Perda Pembentukan dan Jumlah yang memenuhi
membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah" Peraturan Bupati tentang parameter
Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 "Badan Penanggulangan BPBD dan tupoksinya
Bencana Daerah, selanjutnya disebut BPBD adalah
perangkat daerah yang dibentuk untuk melaksanakan tugas
dan fungsi penanggulangan bencana di daerah. BPBD terdiri
dari tiga unsur yaitu: Kepala, Unsur Pengarah
Penanggulangan Bencana dan Unsur Pelaksana
Penanggulangan Bencana. Kepala BPBD dijabat secara
rangkap (ex-officio) oleh Sekretaris Daerah.Sedangkan
,susunan organisasi Unsur Pelaksana BPBD terdiri atas: 1)
Kepala Pelaksana; 2) Sekretariat Unsur Pelaksana; 3)
Bidang/Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan; 4)
Bidang/Seksi Kedaruratan dan Logistik; dan 5) Bidang/Seksi
Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

PP Nomor 21 Tahun 2008 "Forum pengurangan risiko Forum PRB yang ditetapkan Jumlah yang memenuhi
bencana adalah suatu forum yang meliputi unsur dari dalam RPJMN/D parameter
Pemerintah, non pemerintah, masyarakat, dan lembaga usaha
yang dikoordinasikan oleh BNPB/BPBD"
PP Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 8 Ayat (3) "Forum PRB
bertugas untuk menyusun Rencana aksi nasional
pengurangan risiko bencana"

Peraturan Kepala BNPB Nomor 15 Tahun 2012 Pasal 1 Pusdalops (1 set) Jumlah yang memenuhi
"Pedoman Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan parameter
Bencana (Pusdalops-PB) merupakan panduan kerja atau
operasional bagi BNPB dan BPBD agar upaya
penyelenggaraan penanggulangan bencana di seluruh
Indonesia dapat dilakukan secara efsien dan efektif
Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2012 "Penerapan Jumlah sekolah TK, SD/MI, Jumlah sekolah TK, SD/MI,
sekolah/madrasah aman dari bencana" SMP/Tsanawiyah, SMA/MA, SMP/Tsanawiyah, SMA/MA,
SE Mendikbud Nomor 70a tahun 2010 SMK di Kabupaten Kota SMK Aman Bencana (sesuai
Petunjuk teknis penerapan SMAB (Kemendikbud dan parameter) di Kabupaten
BNPB) Kota

Pedoman teknis bangunan rumah sakit yang aman dalam Jumlah rumah sakit di Jumlah rumah sakit aman
situasi darurat dan bencana Kabupaten/Kota bencana (sesuai parameter) di
kabupaten/kota

Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) Jumlah desa/kelurahan di Jumlah desa/kelurahan
2010-2014 "bentuk perlindungan kepada masyarakat dan Kabupaten/Kota tangguh bencana di
pengurangan risiko dalam penyelenggaraan penanggulangan Kabupaten/Kota
bencana berbasis masyarakat diantaranya melalui
peningkatan peran LSM dan organisasi mitra pemerintah
salah satunya dengan pembentukan desa tangguh bencana"
Peraturan Kepala BNPB Nomor 1 Tahun 2012 "Pedoman
umum desa/kelurahan tangguh bencana"

Peraturan Kepala BNPB Nomor 8 Tahun 2011 Pasal 1 Adanya profil/data Jumlah yang memenuhi
"Standardisasi Data Kebencanaan merupakan panduan bagi kebencanaan daerah (Sesuai parameter
BNPB dan BPBD agar pencatatan data bencana di seluruh parameter)
Indonesia dapat dilakukan secara efisien dan efektif"
Peraturan Kepala BNPB Nomor 7 Tahun 2012 Pasal 1
"Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Bencana
Indonesia merupakan panduan bagi BNPB dan BPBD agar
pencatatan data bencana di seluruh Indonesia dapat
dilakukan secara efisien dan efektif.

Peraturn Kepala BNPB Nomor 04 Tahun 2016 tentang Seluruh anggota TRC telah Anggota TRC telah
Pendidikan dan Pelatihan PB, mendapatkan sertifikasi tersertifikasi dan/atau
Peraturan Kepala BNPB Nomor 14 tahun 2009 tentang dan/atau pelatihan mendapat pelatihan
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelatihan
Penanggulangan Bencana
Permasalahan (Analisisi
Simpulan Ketercapaian Rekomendasi Keterangan
dengan RCA)
Tidak Tercapai Diisi nomor peraraturan
daerah terkait

Tidak Tercapai Diisi nomor peraraturan


daerah terkait

Tidak Tercapai

Tidak Tercapai
Tidak Tercapai

Tidak Tercapai

Tidak Tercapai

Tidak Tercapai

Tidak Tercapai

Anda mungkin juga menyukai