Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas Kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah
Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pelaporan Kinerja
Segmen, dan Penetapan Harga Transfer ini dengan baik.Tak lupa Sholawat serta salam kami
panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Arie Apriadi Nugraha,S.E,M.Ak. selaku Dosen mata kuliah Akuntansi
Manajemen, yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Makalah ini telah kami buat dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi tugas Akuntansi
Manajemen.Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tetang Pelaporan Kinerja Segmen, dan Penetapan Harga Transfer.
Demikian yang dapat kami sampaikan,mohon maaf apabila ada salah kata yang kurang
berkenan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, 26 Mei 2019


Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
BAB II (PEMBAHASAN)
PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN DALAM PERUSAHAAN

Tahap-tahap proses Pengendalian Manajemen


Karakteristik utama sistem pengendalian manajemen

AKUTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DAN PUSAT-PUSAT


PERTANGGUNGJAWABAN
PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN DALAM ORGANISASI YANG
MENERAPKAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Bentukbentuk pusat pertanggungjawaban

DESENTRALISASI DAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN


Alasan-alasan untuk melakukan desentralisasi
Divisi-divisi dalam perusahaan yang terdesentralisasi

PENGUKURAN KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN


MENGGUNAKAN LAPORAN LABA RUGI VARIABEL DAN ABSPORSI

Hubungan antara Produksi,Penjualan dan Laba


Perlakuan Overhead Tetap pada perhitungan biaya absorpsi
Mengevaluasi Manajer Pusat Laba
Laporan Laba Rugi Segmen dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Variabel

PENGUKURAN KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN ROI


Pengembalian atas Investasi
Margin dan Perputaran
Keunggulan ROI
Kelemahan pengukuran ROI

MENGUKUR KINERJA PUSAT INVESTASI DENGAN MENGGUNAKAN LABA


RESIDU DAN NILAI TAMBAH EKONOMI
Laba residu

TUJUAN PENENTUAN HARGA TRANSFER


Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara Keseluruhan

Penetapan Harga Transfer

BAB III (PENUTUP)


Kesimpulan

Daftar Pustaka
TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN
PELAPORAN KINERJA SEGMEN DAN TRANSFER PRICING

Kelompok 11 :

Nur Allya CitraNagara 01117119


Mohamad Fiqri F. 01117100
Riska Dwiyanti 01117028
Sovi Desiani 01117029

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN


TAHUN AJARAN 2017/2018
(PENUTUP)
Kesimpulan

Daftar Pustaka
BAB I
(PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
System pengendalian perusahaan, sesuai dengan tentang waktu dan hirerki dalam
organisasi, pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :perencanaan strategis (
strategic planning , pengendalian manajemen ( manajemen control ), dan pengendalian
operasional ( operational control ). Pengendalian strategis merupakan proses penerapan
strategis untuk mencapai tujuan jangka Panjang yang ditetapkan organisai yang biasanya
mencakup sedikitnya 5 tahun ke depan. Sementara itu pengendalian manajemen
merupakan proses yang dilakukan para manajer untuk mrncapai tujuan yang di tetapkan
dalam rencana strategis dengan rentang waktu 1 sampai 5 tahun. Terakhir adalah
pengendalian operasional yang merupakan proses untuk memastikan apakah pekerjaan
teknis tertentu ( specific task ) dilakasanakan secara efisien dan efektif. Pengendalian
operasional menyangkut sedikit pertimbangan manajemen dan interaksi yang relative
jarang diantara para manajer. Buku ini akan memfokuskan pembahasan pada pengendalian
manajemen.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sisitem pengendalian manajemen
2. System akauntansi pertanggungjawaban dan pengendalian biaya
3. Pusat-pusat pertanggungjawaban dalam organisasi yang menerapkan akuntansi
pertanggungjawaban
4. Menjelaskan tentang sistem pelaporan yang perlu dijalankan dalam system
akuntansi pertanggungjawaban
5. Menjelaskan tentang harga transfer dalam perusahaan yang menetapkan pusat laba
dan investasi dalam organisasi
C. Tujuan dan Manfaat

1. Menjelaskan bagaimana dan mengapa perusahaan memilih untuk melakukan


desentralisasi.
2. Menjelaskan perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel,serta
menyiapkan laporan laba rugi segmen.
3. Menjelaskan peran penetapan harga transfer pada perusahaan yang
terdesentralisasi.

BAB II

(PEMBAHASAN)

I. PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN DALAM PERUSAHAAN

Salah satu fungsi manajemen yang penting adalah memastikan aktivitas-aktivitas anggota
organisasi terarah terhadap pencapaian tujuan oraganisasi. Proses yang digunakan untuk itu
disebut pengendalian manajemen yaitu suatu proses dimana manajemen memastikan bahwa
sumber daya diperoleh dan digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
organisasi. Proses pengendalian manajemen menyangkut aspek perilaku dan aspek teknis. Aspek
perilaku dijelaskan secara luas dalam mata kuliah perilaku organisasi, semestara itu kita hanya
akan membahas aspek teknisnya. Namun demikian, bahwa aspek teknis hanya akan mempunyai
makna jika seseorang mengerti bahwa aspek teknis dimaksudkan untuk mempengaruhi tingkah
laku anggota organisasi. Proses pengendalian manajemne sebagian merupakan usaha untuk
mendorong anggota organisasi untuk bertindak sesuai dengan tujuan organisasi dan menghindar
dari tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan organisasi.

A. Tahap-tahap proses Pengendalian Manajemen


1. Budgeting adalah proses penyusunan anggran untuk aktivitas-aktivitas yang akan
segera dilaksanakan pada periode berikutnya.
2. Operating&accounting adalah selama periode pelaksanaan operasi, system akuntansi
harus dirancang agar dapat merekan seluruh transaksi biaya maupun penghasilan
yang dikaitkan pada setiap program maupun pusat-pusat pertanggungjawaban.
3. Repoting & analysis adalah system pengendalian manajemen berfungsi sebagai alat
komunikasi.
B. Karakteristik utama system pengendalian manajemen adalah:
1. Focus pada program dan pusat-pusat pertanggungjawaban
2. Informasi berupa (1) program,budget,standar dan (2) hasil sesungguhnya.
3. Mencakup seluruh aspek operasional perusahaan (total system)
4. Dikembangkan dalam kerangka struktr keuangan.
5. Senantiasa berada dalam keteraturan.
6. Merupakan system yang terintegrasi.

II. AKUTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DAN PUSAT-PUSAT


PERTANGGUNGJAWABAN

Bertanggung jawab adalah suatu sikap hati-hati bawahan dalam menggunakan wewenang yang
dilimpahkan atasan dengan cara melaksanakan tugas yang diembanya untuk mencapai prestasi
terbaik. Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan system akuntansi yang dikaitkan
dengan berbagai pusat pengambilan keputusan dalam struktur organisasi untuk memudahkan
pengendalian yang menjadi tanggung jawat pusat-pusat pertanggungjawaban. Karakteristik utama
akuntansi pertanggungjawaban adalah memfokuskan pada pusat-pusat pertanggungjawaban.
Tujuan utama dari akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi salah satu tujuan
akuntansi biaya yaitu sebagai alat pengendalian biaya.

System akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem yang berusaha menciptakan kondisi


agar rencana yang disusun oleh manajemen dapat terealisir dan mampu mendorong setiap pelaku
organisasi untuk bekerja dengan benar dan bertanggungjawab.

Untuk mencapai hal tersebut maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :
1. Pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban
dalam organisasi yang merupakan focus pengendalian manajemen.
2. Penetapan anggaran dan standar
System akuntansi pertanggungjawaban tradisional menggunakan anggaran dan standar
sebagai dasar untuk pengukurang prestasi.
3. Penilaian prestasi
Dalam system akuntansi pertanggungjawaban, prestasi diukur dengan membandingkan
antara hasil sesungguhnya dengan budget dan standar.
4. Laporan pertanggungjawaban
Dalam penilaian prestasi, diperlukan system pelaporan yang dapat memantau kinerja masing-
masing pusat pertanggungjawaban.

III. PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN DALAM ORGANISASI YANG


MENERAPKAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Struktur organisasi merupakan bagian penting dalam system akuntansi pertanggungjawaban.


System akuntansi yang disusun sesuai (conpetible) dengan struktur organisasi yang distetapkan
yaitu struktur organisasi yang mampu menghubungkan antara wewenang dan tanggungjawab
dalam organisasi dengan tanggungjawab biaya dan penghasilan secara langsung.
A. Bentukbentuk pusat pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu system yang mengukur prestasi dari masing-
masing pusat pertanggungjawaban berdasarkan informasi yang disampaikan dalam
menjalankan kegiatan pusat-pusat pertanggungjawaban. Ada 4 pusat pertanggungjawaban
yaitu :
1. Pusat biaya atau ekspense center
Pusat biaya atau ekspense centerAdalah suatu segmen atau bagian dalam organisasi
dimana manajernya bertanggungjawab atas biaya yang terjadi dalam segmen tersebut.
pusat biaya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Pusat biaya terukur (engineered expense center) yang sebagian besar biaya nya
mempunyai hubungan sebab, akibat dengan outputnya seperti departemen
produksi
2) Pusat biaya tak teratur (discretionary expense center) yang sebagian besar biaya
nya mempunyai hubungan tak langsung dengan outputnya seperti departemen
penelitian dan pengembangan.
2. Pusat penghasilan
Pusat penghasilan Yaitu pusat pertanggungjawaban yang bewenang menentukan
berbagai kebijaksanaan yang sangat mempengaruhi besarnya penghasilan.
3. Pusat laba (profit center)
Pusat laba Adalah suatu bagian dalam organisasi dimana manajernya bertanggungjawab
terhadap penghasilan dan biaya yang terjadi dalam bagiannya.
4. Pusat investasi atau investment center
Sebagi perluasan dari pusat laba merupakan segmen atau bagian dimana manajernya
bertanggungjawab atas penghasilan, biaya dan investasi.

IV. Desentralisasi dan Pusat Pertanggungjawaban

Secara umum,sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis pertanggungjawaban.Ketika


ukuran organisasi bertambah besar,garis pertanggungjawaban ini akan menjadi lebih panjang dan
lebih banyak.Sistem akuntansi pertanggungjawaban(responsibility accounting system) adalah
sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut
informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban
mereka.Sistem akuntansi pertanggungjwaban mencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah
organisasi.

Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjwaban biasanya memilih salah satu
dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan
beragam : tersentralisasi atau terdesentralisasi.Pada pengambilan keputusan
tersentralisasi,berbagai keputusan dibuat pada tingkat manajemen puncak dan manajer pada
jenjang yang lebih rendah bertanggungjawab atas pengimplementasian keputusan-keputusan
tersebut.Sedangkan pengambilan keputusan terdesentralisasi,memperkenankan manajer pada
jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan
penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka.Desentralisasi adalah praktik
pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah.

Semua organisasi berada dalam rentang dari yang sangat tersentralisasi hingga sangat
terdesentralisasi.Kebanyakan perusahaan berada di tengah di antara kedua ujung rentang tersebut
dengan mayoritas cenderung ke arah desentralisasi.

A. Alasan-alasan untuk melakukan desentralisasi


1. Mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal
Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang
tersedia.Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi di pasar dan
area yang berbeda,manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi lokal.Akan
tetapi,para manajer tingkat rendah yang berhubungan dengan kondisi operasional
langsung memiliki akses terhadap informasi ini.Akibatnya,mereka sering berada dalam
suatu posisi yang lebih baik untuk membuat keputusan lokal.
2. Memfokuskan manajemen pusat
Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan operasional,manajemen pusat
bebas menangani perencanaan dan pengembalian keputusan strategis.Keberlangsungan
jangka panjang dari perusahaan harus lebih penting bagi manajemen pusat daripada
operasional sehari-hari.
3. Melatih dan memotivasi para manajer
Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi
manajer jenjang yang lebih tinggi yang keluar untuk mengambil keuntungan dari
peluang yang lain.Manajer-manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah
manajer yang bisa dipromosikan.
4. Meningkatkan daya saing
Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi,margin laba secara keseluruhan mampu
menutupi ketidakefisienan yang terjadi di berbagai divisinya.Perusahaan-perusahaan
besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu mempertahankan suatu divisi
yang tidak berdaya saing.Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kinerja sebuah
divisi atau pabrik adalah memperkenalkannya lebih jauh pada kekuatan-kekuatan
pasar.

B. Divisi-divisi dalam perusahaan yang terdesentralisasi


Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut
divisi.Satu cara pembagian divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang
diproduksi.Divisi-divisi dapat juga diciptakan menurut garis geografis.Kehadiran divisi-divisi
yang membentang di satu atau beberapa wilayah menciptakan kebutuhan akan evaluasi kinerja
yang mampu mempertimbangkan perbedaan lingkungan divisi.
Cara ketiga untuk membedakan divisi adalah berdasarkan jenis pertanggungjawaban
yang diberikan kepada manajer divisi.Saat perusahaan tumbuh,manajemen puncak biasanya
menciptakan berbagai area pertanggungjawaban yang dikenal sebagai pusat
pertanggungjawaban dan menugaskan manajer di bawahnya untuk menangani wilayah
tersebut.Pusat pertanggungjwaban merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya
bertanggungjawab terhadap serangkaain kegiatan-kegiatan tertentu.Hasil-hasil dari pusat
pertanggungjawaban bisa diukur berdasarkan informasi yang dibutuhkan manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjwaban mereka.Berikut jenis utama pusat
pertanggungjawaban :
1. Pusat Biaya (cost center),manajernya bertanggungjawab hanya terhadap biaya.
2. Pusat pendapatan (revenue center),manajernya bertanggungjawab hanya terhadapa
penjualan.
3. Pusat laba (profit center),manajernya bertanggungjawab terhadap penjualan dan
biaya.
4. Pusat investasi (investment center),manajernya bertanggungjawab terhadap
penjualan,biaya dan investasi modal.

Cara pusat-pusat pertanggungjawaban dibebankan mencerminkan situasi aktual dan


jenis informasi yang tersedia bagi manajer.Informasi adalah kunci bagi para manajer yang
bertanggungjawab pada hasil-hasilnya.Pusat investasi menunjukkan tingkat desentralisasi
tertinggi (diikuti oleh pusat laba,akhirnya oleh pusat biaya dan pendapatan) karena
manajernya bebas membuat berbagai keputusan.

Pada beberapa perusahaan,manajer pabrik diberikan tanggungjawab membuat dan


memasarkan produk mereka.Manajer pabrik tersebut mengendalikan biaya dan pendapatan
yang menempatkan mereka pada kendali pusat laba.Oleh karena itu,laba operasi akan menjadi
suatu ukuran kinerja yang penting bagi para manajer pusat laba.

Pada akhirnya,divisi-divisi sering disebut sebagai contoh pusat investasi.Selain


memiliki kendali atas biaya dan keputusan penetapan harga,manajer divisi juga memiliki
kekuasaan untuk membuat keputusan-keputusan investasi,seperti penutupan dan pendirian
pabrik,serta keputusan untuk meneruskan atau menghentikan suatu lini produk.Oleh karena
itu,laba operasi dan beberapa jenis pengembalian atas investasi menjadi ukuran kinerja yang
penting bagi para manajer pusat investasi.
Meskipun manajer pusat pertanggungjawaban memiliki tanggungjawab hanya atas
kegiatan-kegiatan pada pusat pertanggungjawabannya,keputusan yang dibuat manajer
tersebut dapat mempengaruhi pusat pertanggungjawaban lainnya.Pengorganisasian divisi-
divisi sebagai pusat pertanggungjawaban menciptakan peluang untuk mengendalikan divisi-
divisi melalui penggunaan akuntansi pertanggungjawaban.Pengendalian pusat pendapatan
dicapai dengan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari manajer-manajer divisi
berdasarkan pendapatan dari penjualan.

V. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laporan


Laba Rugi Variabel dan Absorpsi
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba rugi.Mengembangkan laba rugi segmen untuk
setiap pusat laba adalah hal yang penting.Dua metode penghitungan laba yang telah
dikembangkan,yaitu satu berdasarkan perhitungan biaya variabel dan yang lainnya berdasarkan
perhitungan biaya penuh atau absorpsi.Keduanya merupakan metode perhitungan biaya karena
berkaitan dengan cara menentukan biaya produk.Perbedaan antara perhitungan biaya variabel dan
absorpsi bergantung pada perlakuan terhadap satu biaya tertentu,yaitu overhead tetap.
Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya manufaktur variabel dan
tetap.Perhitungan biaya variabel yang juga disebut perhitungan biaya langsung,hanya
membebankan biaya manufaktur variabel ke produk ,biaya-biaya ini meliputi bahan baku
langsung,tenaga kerja langsung dan overhead variabel.
Menurut perhitungan biaya variabel,overhead tetap dari suatu periode dipandang habis
pada akhir periode itu dan dibebankan secara total terhadap pendapatan periode tersebut.Akan
tetapi,tidak semua biaya variabel merupakan biaya produk langsung.
Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua baiya manufaktur pada produk.Bahan
baku langsung,tenaga kerja langsung,overhead variabel dan overhead tetap adalah hal-hal yang
menentukan biaya produk.Menurut metode ini,overhead tetap dibebankan pada produk melalui
penggunaan tarif overhead tetap yang diterapkan terlebih dulu dan tidak dibebankan sampai
produk terjual.Dengan kata lain,overhead tetap adalah biaya yang dapat diinvestarisasi.
GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) mensyaratkan perhitungan biaya
absorpsi pelaporan eksternal.FASB (Financial Accounting Standards Boards),IRS (Internal
Revenue Service) dan lembaga pengatur lainnya tidak menerima perhitungan biaya variabel
sebagai metode perhitungan biaya produk untuk pelaporan eksternal.Akan tetapi,perhitungan
biaya variabel mampu memberikan informasi biaya yang penting untuk pengambilan keputusan
dan pengendalian.Untuk tujuan internal,perhitungan biaya variabel merupakan alat material yang
bermanfaat.

A. Hubungan antara Produksi,Penjualan dan Laba


Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut perhitungan
biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan berubah.Jika barang
yang terjual lebih banyak dari yang diproduksi,maka laba menurut perhitungan biaya variabel
akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi.Menurut perhitungan biaya
absorpsi,unit-unit yang keluar dari persediaan mengandung overhead tetap dari periode
sebelumnya.Jumlah beban overhead tetap menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari
overhead tetap periode berjalan,yaitu sebesar jumlah overhead tetap yang keluar dari
persediaan.Laba menurut perhitungan biaya variabel lebih tinggi dari laba menurut
perhitungan biaya absorpsi sebesar jumlah overhead tetap yang mengalir keluar dari
persediaan awal.
Kunci untuk menjelaskan perbedaan di antara kedua laba tersebut adalah analisis
terhadap arus overhead tetap.Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total overhead tetap
periode sebagai beban.Di lain pihak,perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui overhead
tetap yang ada pada unit-unit yang terjual.Jika jumlah yang diproduksi berbeda dari yang
terjual,overhead tetap akan mengalir ke luar atau ke dalam persediaan.Jika jumlah overhead
tetap dalam persediaan meningkat,maka laba menurut perhitungan biaya variabel sebesar
kenaikan bersihnya.Jika overhead tetap persediaan berkurang,maka laba menurut perhitungan
biaya variabel lebih besar daripada laba menurut perhitungan biaya absorpsi sejumlah
penurunan bersihnya.
Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah sama dengan selisih di antara
kedua laba.Perubahan ini dapat dihitung melalui perkalian tarif overhead tetap dengan
perubahan total unit persediaan awal dan akhir(yang merupakan selisih antara produksi dan
penjualan).Selisih antara laba operasi menurut perhitungan biaya absorpsi dan laba bersih
menurut perhitungan biaya variabel dapat dinyatakan sebagai berikut :
Laba menurut perhitungan biaya absorpsi – Laba menurut perhitungan biaya variabel =

Tarif overhead tetap x (Unit diproduksi – unit terjual)

B. Perlakuan Overhead Tetap pada perhitungan biaya absorpsi


Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel terletak pada pengakuan
beban yang berhubungan dengan overhead tetap.Menurut perhitungan biaya
absorpsi,overhead tetap harus dibebankan pada unit yang diproduksi.Hal ini menciptakan dua
masalah.
Pertama,bagaimana kita mengonversi overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan
jam tenaga kerja langsung atau jam mesin terhadap overhead pabrik yang ditetapkan untuk
unit-unit yang diproduksi?Masalah ini bisa diatasi dengan relatif mudah.Misalkan,overhead
pabrik ditetapkan atas dasar jam tenaga kerja langsung.Selanjutnya,misalkan dibutuhkan 0,25
jam tenaga kerja langsung untuk memproduksi satu unit.Jika tarif overhead pabrik tetap adalah
$12 per jam tenaga kerja langsung,maka overhead tetap per unit adalah $3 (0,25 x $12).
Kedua,apa yang dilakukan jika overhead pabrik yang aktual tidak sama dengan
overhead pabrik yang dibebankan?Pertama,kita harus menghitung overhead tetap yang
ditetapkan dan membebankannya pada unit yang diproduksi.Selanjutnya,total overhead yang
ditetapkan dibandingkan dengan overhead overhead tetap aktual.Jika kelebihan atau
kekurangan overhead yang ditetapkan tidak material,maka akan ditutup dalam Harga Pokok
Penjualan.Setiap unti yang masuk dalam persediaan akhir mengandung overhead tetap yang
ditetapkan.Overhead variabel diperlakukan dengan cara yang sama.Jika jumlah yang
ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah itu material,maka dialokasikan di antara barang
dalam proses,barang jadi dan harga pokok penjualan.

C. Mengevaluasi Manajer Pusat Laba


Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unit-unit yang
berada dalam kendali mereka.Laba harus mencerminkan usaha manajerial agar dapat menjadi
petunjuk bermakna.Secara umum,jika kinerja laba diharapkan untuk mencerminakn kinerja
manajerial,maka manajer berhak mengharapkan berlakunya hal-hal berikut :
1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode
berikutnya,sementara faktor-faktor lainnya tetap,maka laba akan meningkat.
2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode
berikutnya,sementara faktor-faktor lainnya tetap,maka laba akan menurun.
3. Kerika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode
berikutnya,sementara faktor-faktor lainnya tetap,maka laba akan tetap tidak berubah.

D. Laporan Laba Rugi Segmen dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Variabel


Perhitungan biaya variabel berguna dalam menyiapkan laporan laba rugi segmen karena
perhitungan ini menyediakan informasi penting mengenai beban variabel dan tetap.Akan
tetapi,dalam laporan laba rugi segmen,beban tetap dibagi menjadi dua kategori :
1. Beban tetap langsung (direct fixed expenses)
Adalah beban tetap yang secara langsung dapat ditelusuri ke suatu segmen.Beban ini
terkadang disebut sebagai beban tetap yang dapat dihindari (avoidable fixed expenses)
atau beban yang dapat ditelusuri (traceable fixed expenses) karena beban ini akan
hilang jika segmen ditutup atau dibungkus.
2. Beban tetap umum (common fixed expenses)
Disebabkan oleh dua atau lebih segmen secara bersamaan.Beban-beban ini tetap
muncul,bahkan ketika salah satu segmen dihapus.

Pembagian tambahan ini menggarisbawahi biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya
yang tidak dapat dikendalikan dengan meningkatkan kemampuan manajer untuk
mengevaluasi kontribusi setiap segmen terhadap kinerja perusahaan secara
keseluruhan.Kontribusi laba yang dihasilkan setiap segmen untuk menutupi biaya tetap umum
perusahaan disebut margin segmen (segment margin).Suatu segmen harus mampu menutup
paling tidak biaya variabel dan biaya tetap langsungnya sendiri.Laba segmen yang negatif
mengurangi total laba perusahaan.Untuk menghapus segmen tersebut,dibutuhkan
pertimbangan.Dengan mengabaikan setiap pengaruh yang dimiliki suatu segmen terhadap
penjualan segmen lainnya,margin segmen dapat mengukur perubahan laba perusahaan yang
mungkin terjadi jika segmen dihapus.

Pembagian seluruh beban tetap dalam dua kategori : beban tetap langsung dan beban
tetap umum,memberikan informasi tambahan bagi manajer.Pembagian tambahan ini
menggarisbawahi biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan
dan meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap kontribusi segmen
terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.Karena beban tetap langsung dapat ditelusuri
ke suatu segmen,beban ini disebabkan oleh keberadaan dari segmen itu sendiri,jika segmen
atau lini produk dihapus,maka beban tetap ini akan hilang.Hal ini memberikan suatu gambaran
yang lebih tepat kepada manajer mengenai profitabilitas segmen.

Di lain pihak,beban tetap umum disebabkan oleh dua atau lebih segmen.Jika salah satu
segmen ini dihapus,beban tetap umum ini tetap ada dan dalam tingkat yang sama dengan yang
sebelumnya.Biaya tetap yang merupakan biaya tetap langsung pada suatu segmen mungkin
dapat menjadi biaya tetap tak langsung atau umum pada segmen lain

VI. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan menggunakan ROI


Pusat-pusat investasi umumnya dievaluasi berdasarkan pengembalian atas investasi.
A. Pengembalian atas Investasi
Divisi-divisi yang merupakan pusat-pusat investasi akan memiliki laporan laba rugi dan
neraca sendiri.Satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah
dengan menghitung pengembalian atas investasi yaitu laba yang diperoleh untuk setiap dolar
investasi.ROI adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi suatu ousat investasi.ROI dapat
didefinisikan sebagai berikut :

ROI = Laba operasi / Aktiva operasi rata-rata


Laba operasi mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak.Aktiva operasi adalah
seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi,termasuk
kas,piutang,persediaan,tanah,gedung dan peralatan.

Aktiva operasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal+Nilai buku bersih akhir)/2

Banyak perusahaan yang menggunakan biaya historis dan nilai buku bersih.Tidak ada
satu cara yang selalu lebih tepat dari cara lainnya dalam penghitungan ROI.Hal yang penting
adalah memastikan satu metode diterapkan secara konsisten sepanjang waktu.Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk membandingkan ROI antarberbagai divisi sepanjang
waktu.

B. Margin dan Perputaran


Cara kedua untuk menghitung ROI adalah memisahkan rumusnya dalam amrgin dan
perputaran.

ROI = Margin x Perputaran

ROI = (Laba operasi / Penjualan) x (Penjualan / Aktiva operasi rata-rata)


Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan.Hal ini menunjukkan jumlah
laba operasi yang dihasilkan dari setiap dolar penjualan.Hal ini menyatakan bagian dari
penjualan yang tersedia untuk bunga,pajak dan laba.Perputaran adalah suatu ukuran lain yang
dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata.Perputaran
menunjukkan jumlah penjualan yang dihasilkan oleh setiap dolar yang diinvestasikan dalam
aktiva operasi.Hal ini menunjukkan produktivitas aktiva yang dinyatakan untuk menghasilkan
penjualan.

C. Keunggulan ROI
1. ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan,beban dan
investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi.
2. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya.
3. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi.

D. Kelemahan Pengukuran ROI


1. ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan
profitabilitas keseluruhan perusahaan.
2. ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.

VII. Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan menggunakan Laba Residu


dan Nilai Tambah Ekonomi
Untuk mengatasi kecenderungan ROI untuk menghalangi investasi yang menguntungkan
bagi perusahaan,tetapi menurunkan ROI divisi,beberapa perusahaan telah menerapkan alternatif
ukuran kinerja seperti,laba residu.Nilai tambah ekonomi adalah cara alternatif untuk menghitung
laba residu yang saat ini digunakan di sejumlah perusahaan.
A. Laba Residu
Laba residu adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian dolar minimum
yang disyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.

Laba Residu = Laba Operasi – (Tingkat pengembalian minimum x Aktiva operasi rata-rata)

Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan hurdle rate
yang disebutkan pada bagian ROI.Jika laba residu lebih besar dari nol,divisi memperoleh lebih
banyak tingkat pengembalian minimum yang diminta (hurdle rate).Jika laba residu kurang
dari nol,divisi memperoleh lebih sedikit tingkat pengembalian minimum yang
diminta.Akhirnya,laba residu yang sama dengan nol menunjukkan divisi memperoleh tepat
sama dengan tingkat pengembalian minimum yang diminta.
1. Keunggulan Laba Residu
Penggunaan laba residu mendorong para manajer untuk menerima proyek apa pun yang
menghasilkan tingkat di atas minimum.
2. Kelemahan Laba Residu
Masalah lainnya dengan laba residu tidak seperti ROI,laba residu adalah ukuran absolut
dari profitabilitas.Jadi,perbandingan langsung dari kinerja pada dua pusat investasi
yang berbeda menjadi sulit karena tingkat investasinya bisa berbeda.

VIII. TUJUAN PENENTUAN HARGA TRANSFER


Harga transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen oleh divisi penjual pada
divisi pembeli perusahaan yang sama.
Pasar Domestik :
1. Otonomi lebih besar
2. Meningkatkan motivasi manajer
3. Penilaian prestasi lebih baik
4. Tujuan yang serasi, selaras, seimbang (gol conguruence) antar bagian.

Pasar Internasional :

1. Mengurangi pajak, tarif dan kewajiban


2. Mengurangi risiko, kurs
3. Memperbaiki posisi bersaing
4. Memperbaiki hubungan pemerintah
A. Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara
Keseluruhan
Ketika satu divisi dari suatu perusahaan menjual pada divisi lain,kedua divisi tersebut
dan perusahaan secara keseluruhan terkena pengaruhnya.Harga yang dikenakan untuk
barang yang ditransfer memengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan divisi
penjual.Artinya,laba kedua divisi tersebut,sebagaimana juga evaluasi dan kompensasi
oara manajer mereka,dipengaruhi oleh harga transfer.
Meskipun harga transfer aktual tidak memengaruhi perusahaan sebagai satu
kesatuan,penetapan harga transfer ternyata mampu memengaruhi tingkat laba yang
dihasilkan perusahaan multinasional melalui pajak badan dan persyaratan hukum lainnya
yang ditetapkan negara tempat berbagai divisi beroperasi.

B. Penetapan Harga Transfer


Perusahaan yang terdesentralisasi memungkinkan lebih banyak wewenang pengambilan
keputusan di tingkat manajemen yang lebih rendah.Hal tersebut akan menjadi kurang
produktif bagi perusahaan yang terdesntralisasi untuk kemudian memutuskan harga
transfer aktual antara dua divisi.akibatnya,manajemen puncak menetapkan kebijakan
penetapan harga transfer,tetapi divisi boleh memutuskan untuk menyetujui transfer
tersebut tidak.
Dalam penyusunan sebuah kebijakan penetapan harga transfer,kedua pandangan dari
divisi penjual dan divisi pembeli harus dipertimbangkan.Pendekatan biaya peluang
mencapai tujuan tersebut dengan mengidentifikasi biaya minimum yang ingin diterima
divisi penjual dan biaya maksimum yang ingin dibayar divisi pembeli.Harga-harga
minimum dan maksimum tersebut sesuai dengan biaya peluang transfer internal.Berikut
harga-harga yang ditetapkan di setiap divisi :
1. Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi
penjual tidak menjadi lebih buruk jika barang dijual pada divisi internal daripada dijual
pada pihak luar.Hal in terkadang disebut “batas bawah (floor)” dari rentang penawaran.
2. Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi
pembeli tidak menajdi lebih buruk-jika suatu input dibeli dari divisi internal daripada jika
barang yang sama dibeli secara eksternal.Hal ini terkadang disebut “batas atas (ceiling)”
dari rentang penawaran.

Transfer internal sebaiknya dilakukan saat biaya peluang (harga minimum) divisi penjual
lebih rendah dari biaya peluang (harga maksimum) divisi pembeli.Dari
definisinya,pendekatan ini menjamin tidak seorang manajer pun yang dirugikan oleh
transfer internal.
Beberapa kebijakan penetapan harga transfer digunakan dalam praktik.Kebijakan metode
penetapan harga transfer ini mencakup : harga pasar,harga transfer berdasarkan biaya dan
harga transfer yang dinegosiasikan.

1. Harga Pasar
Jika terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer,maka
harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar.Pada situasi demikian,berbagai
tindakan manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba perusahaan secara
simultan.Lagi pula,tidak ada divisi yang memperoleh manfaat di atas beban divisi
lain.Bila demikian,manajemen pusat tidak akan tertarik untuk melakukan campur tangan.
Jika tersedia,harga pasar adalah pendektan terbaik untuk penetapan harga transfer.Karena
divisi penjual mampu menjual produknya pada harga pasar,transfer internal pada harga
yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan divisi tersebut merugi.Divisi
pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga pasar mungkin juga tidak akan
bersedia membayar lebih tinggi dari harga pasar untuk barang yang ditransfer secara
internal.

2. Harga Transfer berdasarkan Biaya


Harga pasar luar kerap tidak tersedia.Hal tersebut bisa terjadi karena produk yang akan
ditransfer menggunakan desain hak paten yang dimiliki perusahaan induk.Dalam hal
ini,perusahaan bisa menggunakan pendekatan penetaoan harga transfer berdasarkan
biaya.
3. Harga transfer yang dinegosiasikan
Akhirnya manajemen tingkat atas bisa mengizinkan manajer divisi pembeli dan penjual
untuk menegosiasikan harga transfer.Secara khusus,pendekatan ini berguna saat kondisi
pasar tidak sempurna,seperti kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk menghindari
biaya penjualan dan distribusi.Dalam hal ini,biaya yang dihemat bisa dibagi di antara dua
divisi.

Contoh kasus Harga Pasar :


PT X memiliki Divisi A dan Divisi B. Divisi A menghasilkan suku cadang Q ditransfer
ke Divisi B. Divisi A direncanakan beroperasi pada kapasitas normal 1.000 unit, dengan
taksiran biaya penuh sebagai berikut :
Biaya produksi (T) Rp. 50.000.000
Biaya produksi (V) Rp.150.000.000
Biaya adm.&umum (T) Rp. 40.000.000
Biaya adm.&umum (V) Rp. 10.000.000
Biaya pemasaran (T) Rp. 15.000.000
Biaya pemasaran (V) Rp. 5.000.000 +
Total biaya penuh Divisi A Rp.270.000.000
Total aktiva pada awal tahun anggaran diperkirakan sebesar Rp.1.000.000.000 dan laba
yang diharapkan yang dinyatakan dalam tarif kembalian investasi (rate of return on
investment) sebesar 20%

Pembahasan :
1. Cost-Based Transfer Pricing Pendekatan Full Costing

Perhitungan markup
Biaya adm.&umum Rp.50.000.000
Biaya pemasaran Rp.20.000.000 +
Total biaya nonproduksi Rp.70.000.000
Laba yang diharapkan
20%xRp.1.000.000.000 Rp.200.000.000 +
Jumlah Rp.270.000.000
Biaya produksi Rp.200.000.000 :

1.35 = 135 %
Perhitungan harga transfer
Biaya produksi + markup
= Rp.200.000.000 + (135% xRp.200.000.000)
= Rp.470.000.000
atau
= Rp.470.000 per unit

2. Cost-Based Transfer Pricing Pendekatan Variabel Costing

Perhitungan markup :
Biaya produksi (T) Rp. 50.000.000
Biaya adm.&umum (T) Rp. 40.000.000
Biaya pemasaran (T) Rp. 15.000.000 +
Total biaya tetap Rp.105.000.000
Laba yang diharapkan
20%xRp.1.000.000.000 Rp. 200.000.000 +
Jumlah Rp. 305.000.000
Biaya variabel Rp. 165.000.000 :
= 1.84 = 184%
Perhitungan harga transfer
Biaya variabel + markup
= Rp.165.000.000 + (184% x Rp.165.000.000)
= Rp.468.600.000
atau
= Rp.468.600 per unit

BAB III
(PENUTUP)

Kesimpulan

Inti dari desentralisasi adalah kebebasan pengambilan keputusan. Alasan dilakukannya


desentralisasi karena para manajer lokal mampu membuat keputusan yang lebih baik
berdasarkan informasi lokal.Selain itu manajer lokal juga mampu memberikan tanggapan
secara tepat waktu pada kondisi-kondisi yang berubah. Desentralisasi juga dibutuhkan
karena keterbatasan kognitif,karena tidak mungkin ada orang yang dapat memahami setiap
jenis pasar dan produk secara utuh.Alasan lainnya juga sebagai wadah untuk melatih dan
memotivasi manajer lokal serta membebaskan manajemen puncak dari masalah-masalah
operasional sehari-hari sehingga mereka dapat menggunakan waktunya untuk memikirkan
hal-hal yang bersifat jangka panjang seperti perencanaan strategis.
Perhitungan biaya variabel memperlakukan overhead tetap sebagai beban periode. Oleh
karena itu,biaya unit produksi menurut perhitungan biaya variabel terdiri atas bahan baku
langsung,tenaga kerja langsung dan overhead variabel.Sedangkan perhitungan biaya
absorpsi memperlakukan overhead tetap sebagai biaya produk. Jadi, biaya unit produksi
menurut perhitungan biaya absorpsi terdiri atas bahan baku langsung,tenaga kerja
langsung,overhead variable dan bagian dari overhead tetap.
ROI adalah rasio laba operasi terhada aktiva operasi rata-rata.Rasio ini dibagi dalam 2
komponen,yaitu margin dan perputaran.Laba residu adalah perbedaan antara laba dan
tingkat pengembalian minimum yang diminta perusahaan dikalikan dengan modal yang
dipakai.EVA sangat mirip dengan laba residu,tetapi laba setelah pajak dan persentase
aktual dari biaya modal digunakan dalam perhitungan.Pengembalian atas investasi adalah
ukuran kinerja manajer yang paling lazim pada unit-unit desentralisasi.
Harga transfer adalah pendapatan bagi divisi yang menjual dan biaya bagi divisi yang
membeli. Ada 3 kebijakan penetapan harga transfer yang lazim digunakan, yaitu harga
pasar,harga transfer berdasarkan biaya dan harga transfer yang dinegosiasikan.
DAFTAR PUSTAKA

Hansen,Don R dan Maryanne M. Mowen.Akuntansi Manajerial : edisi 8 buku


1.2012.Jakarta : Salemba Empat.
Robert N. Anthony, Management Control System. Sistem pengendalian manajemen
(BUKU 1); Jakarta, Salemba Empat
Akuntasi Manajemen suatu sudut pandang edisi pertama Drs.bambang
Hariyadi,M.Ec.,Akt.
Akuntansi Manajemen Henry Simamora penerbit Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai