Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas Kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah
Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pelaporan Kinerja
Segmen, dan Penetapan Harga Transfer ini dengan baik.Tak lupa Sholawat serta salam kami
panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Arie Apriadi Nugraha,S.E,M.Ak. selaku Dosen mata kuliah Akuntansi
Manajemen, yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Makalah ini telah kami buat dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi tugas Akuntansi
Manajemen.Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tetang Pelaporan Kinerja Segmen, dan Penetapan Harga Transfer.
Demikian yang dapat kami sampaikan,mohon maaf apabila ada salah kata yang kurang
berkenan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb.
Daftar Pustaka
TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN
PELAPORAN KINERJA SEGMEN DAN TRANSFER PRICING
Kelompok 11 :
Daftar Pustaka
BAB I
(PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
System pengendalian perusahaan, sesuai dengan tentang waktu dan hirerki dalam
organisasi, pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :perencanaan strategis (
strategic planning , pengendalian manajemen ( manajemen control ), dan pengendalian
operasional ( operational control ). Pengendalian strategis merupakan proses penerapan
strategis untuk mencapai tujuan jangka Panjang yang ditetapkan organisai yang biasanya
mencakup sedikitnya 5 tahun ke depan. Sementara itu pengendalian manajemen
merupakan proses yang dilakukan para manajer untuk mrncapai tujuan yang di tetapkan
dalam rencana strategis dengan rentang waktu 1 sampai 5 tahun. Terakhir adalah
pengendalian operasional yang merupakan proses untuk memastikan apakah pekerjaan
teknis tertentu ( specific task ) dilakasanakan secara efisien dan efektif. Pengendalian
operasional menyangkut sedikit pertimbangan manajemen dan interaksi yang relative
jarang diantara para manajer. Buku ini akan memfokuskan pembahasan pada pengendalian
manajemen.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sisitem pengendalian manajemen
2. System akauntansi pertanggungjawaban dan pengendalian biaya
3. Pusat-pusat pertanggungjawaban dalam organisasi yang menerapkan akuntansi
pertanggungjawaban
4. Menjelaskan tentang sistem pelaporan yang perlu dijalankan dalam system
akuntansi pertanggungjawaban
5. Menjelaskan tentang harga transfer dalam perusahaan yang menetapkan pusat laba
dan investasi dalam organisasi
C. Tujuan dan Manfaat
BAB II
(PEMBAHASAN)
Salah satu fungsi manajemen yang penting adalah memastikan aktivitas-aktivitas anggota
organisasi terarah terhadap pencapaian tujuan oraganisasi. Proses yang digunakan untuk itu
disebut pengendalian manajemen yaitu suatu proses dimana manajemen memastikan bahwa
sumber daya diperoleh dan digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
organisasi. Proses pengendalian manajemen menyangkut aspek perilaku dan aspek teknis. Aspek
perilaku dijelaskan secara luas dalam mata kuliah perilaku organisasi, semestara itu kita hanya
akan membahas aspek teknisnya. Namun demikian, bahwa aspek teknis hanya akan mempunyai
makna jika seseorang mengerti bahwa aspek teknis dimaksudkan untuk mempengaruhi tingkah
laku anggota organisasi. Proses pengendalian manajemne sebagian merupakan usaha untuk
mendorong anggota organisasi untuk bertindak sesuai dengan tujuan organisasi dan menghindar
dari tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan organisasi.
Bertanggung jawab adalah suatu sikap hati-hati bawahan dalam menggunakan wewenang yang
dilimpahkan atasan dengan cara melaksanakan tugas yang diembanya untuk mencapai prestasi
terbaik. Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan system akuntansi yang dikaitkan
dengan berbagai pusat pengambilan keputusan dalam struktur organisasi untuk memudahkan
pengendalian yang menjadi tanggung jawat pusat-pusat pertanggungjawaban. Karakteristik utama
akuntansi pertanggungjawaban adalah memfokuskan pada pusat-pusat pertanggungjawaban.
Tujuan utama dari akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi salah satu tujuan
akuntansi biaya yaitu sebagai alat pengendalian biaya.
Untuk mencapai hal tersebut maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :
1. Pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban
dalam organisasi yang merupakan focus pengendalian manajemen.
2. Penetapan anggaran dan standar
System akuntansi pertanggungjawaban tradisional menggunakan anggaran dan standar
sebagai dasar untuk pengukurang prestasi.
3. Penilaian prestasi
Dalam system akuntansi pertanggungjawaban, prestasi diukur dengan membandingkan
antara hasil sesungguhnya dengan budget dan standar.
4. Laporan pertanggungjawaban
Dalam penilaian prestasi, diperlukan system pelaporan yang dapat memantau kinerja masing-
masing pusat pertanggungjawaban.
Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjwaban biasanya memilih salah satu
dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit dan
beragam : tersentralisasi atau terdesentralisasi.Pada pengambilan keputusan
tersentralisasi,berbagai keputusan dibuat pada tingkat manajemen puncak dan manajer pada
jenjang yang lebih rendah bertanggungjawab atas pengimplementasian keputusan-keputusan
tersebut.Sedangkan pengambilan keputusan terdesentralisasi,memperkenankan manajer pada
jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan
penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka.Desentralisasi adalah praktik
pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah.
Semua organisasi berada dalam rentang dari yang sangat tersentralisasi hingga sangat
terdesentralisasi.Kebanyakan perusahaan berada di tengah di antara kedua ujung rentang tersebut
dengan mayoritas cenderung ke arah desentralisasi.
Pembagian tambahan ini menggarisbawahi biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya
yang tidak dapat dikendalikan dengan meningkatkan kemampuan manajer untuk
mengevaluasi kontribusi setiap segmen terhadap kinerja perusahaan secara
keseluruhan.Kontribusi laba yang dihasilkan setiap segmen untuk menutupi biaya tetap umum
perusahaan disebut margin segmen (segment margin).Suatu segmen harus mampu menutup
paling tidak biaya variabel dan biaya tetap langsungnya sendiri.Laba segmen yang negatif
mengurangi total laba perusahaan.Untuk menghapus segmen tersebut,dibutuhkan
pertimbangan.Dengan mengabaikan setiap pengaruh yang dimiliki suatu segmen terhadap
penjualan segmen lainnya,margin segmen dapat mengukur perubahan laba perusahaan yang
mungkin terjadi jika segmen dihapus.
Pembagian seluruh beban tetap dalam dua kategori : beban tetap langsung dan beban
tetap umum,memberikan informasi tambahan bagi manajer.Pembagian tambahan ini
menggarisbawahi biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan
dan meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap kontribusi segmen
terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.Karena beban tetap langsung dapat ditelusuri
ke suatu segmen,beban ini disebabkan oleh keberadaan dari segmen itu sendiri,jika segmen
atau lini produk dihapus,maka beban tetap ini akan hilang.Hal ini memberikan suatu gambaran
yang lebih tepat kepada manajer mengenai profitabilitas segmen.
Di lain pihak,beban tetap umum disebabkan oleh dua atau lebih segmen.Jika salah satu
segmen ini dihapus,beban tetap umum ini tetap ada dan dalam tingkat yang sama dengan yang
sebelumnya.Biaya tetap yang merupakan biaya tetap langsung pada suatu segmen mungkin
dapat menjadi biaya tetap tak langsung atau umum pada segmen lain
Aktiva operasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal+Nilai buku bersih akhir)/2
Banyak perusahaan yang menggunakan biaya historis dan nilai buku bersih.Tidak ada
satu cara yang selalu lebih tepat dari cara lainnya dalam penghitungan ROI.Hal yang penting
adalah memastikan satu metode diterapkan secara konsisten sepanjang waktu.Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk membandingkan ROI antarberbagai divisi sepanjang
waktu.
C. Keunggulan ROI
1. ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan,beban dan
investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi.
2. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya.
3. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi.
Laba Residu = Laba Operasi – (Tingkat pengembalian minimum x Aktiva operasi rata-rata)
Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan hurdle rate
yang disebutkan pada bagian ROI.Jika laba residu lebih besar dari nol,divisi memperoleh lebih
banyak tingkat pengembalian minimum yang diminta (hurdle rate).Jika laba residu kurang
dari nol,divisi memperoleh lebih sedikit tingkat pengembalian minimum yang
diminta.Akhirnya,laba residu yang sama dengan nol menunjukkan divisi memperoleh tepat
sama dengan tingkat pengembalian minimum yang diminta.
1. Keunggulan Laba Residu
Penggunaan laba residu mendorong para manajer untuk menerima proyek apa pun yang
menghasilkan tingkat di atas minimum.
2. Kelemahan Laba Residu
Masalah lainnya dengan laba residu tidak seperti ROI,laba residu adalah ukuran absolut
dari profitabilitas.Jadi,perbandingan langsung dari kinerja pada dua pusat investasi
yang berbeda menjadi sulit karena tingkat investasinya bisa berbeda.
Pasar Internasional :
Transfer internal sebaiknya dilakukan saat biaya peluang (harga minimum) divisi penjual
lebih rendah dari biaya peluang (harga maksimum) divisi pembeli.Dari
definisinya,pendekatan ini menjamin tidak seorang manajer pun yang dirugikan oleh
transfer internal.
Beberapa kebijakan penetapan harga transfer digunakan dalam praktik.Kebijakan metode
penetapan harga transfer ini mencakup : harga pasar,harga transfer berdasarkan biaya dan
harga transfer yang dinegosiasikan.
1. Harga Pasar
Jika terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer,maka
harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar.Pada situasi demikian,berbagai
tindakan manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba perusahaan secara
simultan.Lagi pula,tidak ada divisi yang memperoleh manfaat di atas beban divisi
lain.Bila demikian,manajemen pusat tidak akan tertarik untuk melakukan campur tangan.
Jika tersedia,harga pasar adalah pendektan terbaik untuk penetapan harga transfer.Karena
divisi penjual mampu menjual produknya pada harga pasar,transfer internal pada harga
yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan divisi tersebut merugi.Divisi
pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga pasar mungkin juga tidak akan
bersedia membayar lebih tinggi dari harga pasar untuk barang yang ditransfer secara
internal.
Pembahasan :
1. Cost-Based Transfer Pricing Pendekatan Full Costing
Perhitungan markup
Biaya adm.&umum Rp.50.000.000
Biaya pemasaran Rp.20.000.000 +
Total biaya nonproduksi Rp.70.000.000
Laba yang diharapkan
20%xRp.1.000.000.000 Rp.200.000.000 +
Jumlah Rp.270.000.000
Biaya produksi Rp.200.000.000 :
1.35 = 135 %
Perhitungan harga transfer
Biaya produksi + markup
= Rp.200.000.000 + (135% xRp.200.000.000)
= Rp.470.000.000
atau
= Rp.470.000 per unit
Perhitungan markup :
Biaya produksi (T) Rp. 50.000.000
Biaya adm.&umum (T) Rp. 40.000.000
Biaya pemasaran (T) Rp. 15.000.000 +
Total biaya tetap Rp.105.000.000
Laba yang diharapkan
20%xRp.1.000.000.000 Rp. 200.000.000 +
Jumlah Rp. 305.000.000
Biaya variabel Rp. 165.000.000 :
= 1.84 = 184%
Perhitungan harga transfer
Biaya variabel + markup
= Rp.165.000.000 + (184% x Rp.165.000.000)
= Rp.468.600.000
atau
= Rp.468.600 per unit
BAB III
(PENUTUP)
Kesimpulan