Anda di halaman 1dari 5

PEMASANGAN BIDAI

Skor
No. Aspek yang dinilai
0 1 2 3
1. Pemeriksa menjalin sambung rasa dengan memberi salam,
memperkenalkan diri.
2. Menerangkan secara singkat pemeriksaan yang akan
dilakukan serta tujuan dilakukannya tindakan dan meminta
informed consent.
3. Membebaskan daerah fraktur.
4. Melakukan pemeriksaan fisik regional pada daerah yang
cedera (fraktur):
a. Inspeksi (look):
- Deformitas
- Memar/bengkak
- Luka terbuka/pendarahan aktif
b. Palpasi (feel):
- Nyeri tekan
- Nyeri sumbu
- Krepitasi
c. Move:
Meminta pasien menggerakkan ekstremitas yang cedera
5. Periksa neurovaskular distal daerah fraktur
- Nadi kuat/lemah
- Pengisian kapiler cepat/lambat
- Sensasi raba
6. Melaporkan hasil dan menyimpulkan keadaan pasien
berdasarkan hasil pemeriksaan kepada instruktur.
7. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta tujuan
dilakukannya tindakan dan meminta informed consent.
8. Mempersiapkan alat dan bahan:
(Bidai, kassa gulung, elastik perban no.4 dan no.7, kapas, dan
plester)
- Bidai dengan berbagai ukuran (sesuai dengan ekstremitas
yang cedera) yang panjangnya meliputi 2 sendi dan ukur bidai
pada daerah yang tidak sakit
- Balut bidai dengan kassa gulung
- Letakkan kapas pada bidai sebagai padding khususnya untuk
daerah yang menonjol
9. Lakukan pemasangan bidai
- Bila terdapat gangguan dari neurovaskuler distal dari fraktur,
ekstremitas yang cedera dapat diluruskan secara hati-hati
- Letakkan bidai pada daerah luar dan dalam ekstremitas yang
cedera meliputi 2 buah sendi dari lokasi fraktur
- Balut bidai secara roll on menggunakan elastic perban/kassa
gulung dan fiksasi bagian ujungnya
10. Periksa neurovaskuler distal dari daerah fraktur
TOTAL SKOR 24
HECTING

No. Tindakan yang dilakukan 1 2 3


1. Dokter memperkenalkan diri, menjelaskan keadaan yang
dialami pasien
- Jenis luka
- Tindakan yang diperlukan
2. Menjelaskan prosedur tindakan dan meminta informed consent
kepada pasien
3. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril dengan
benar
4. Mempersiapkan peralatan minor set steril dan menyebutkan
perlengkapan minor set serta fungsinya
5. Melakukan asepsis dan antisepsis daerah luka dengan 2 cairan
dari dalam ke luar
6. Melakukan anestesi lokal infiltrasi dengan lidokain secara
subcutan dan lakukan test nyeri sebelum tindakan
7. Melakukan debridement dan eksisi tepi luka (bila luka tepi
irreguler dan kotor)
8. Memasang doek steril
9. Melakukan penjahitan sederhana dengan teknik simpul tunggal
(minimal 3 jahitan) dengan menggunakan alat dan cara
memegang alat yang benar
10. Menutup luka yang dijahit dengan verband/kassa dan fiksasi
dengan plester
11. Segera rendamperalatan medis setelah dipakai dalam larutan
klorin 0,5% selama 10-15 menit (desinfektan). Seluruh alat
media harus terendam dalam larutan klorin.
12. Bersihkan daerah bekas tumpahan cairan tubuh seperti darah
dengan larutan klorin 0,5% (desinfektan)
13. Buka sarung tangan dan mencuci tangan
JUMLAH
BASIC LIFE SUPPORT (BANTUAN HIDUP DASAR)

Skor
No. Tahapan
0 1 2
1. Pastikan keadaan aman
2. Periksa kesadaran korban (AVPU)
A (Alert): kesadaran baik, orientasi baik daat ditanyakan nama,
tempat, tanggal, waktu
V (Verbal): korban hanya memberi respon jika dipanggil
P (Pain): korban baru memberikan respon jika diberi rangsang
sakit
U (Unresponsive): korban tidak berespon terhadap rangsangan
apapun
3. Meminta pertolongan
4. Perbaiki posisi korban
Bila ditemukan pasien/korban miring atau telungkup
pasien/korban harus ditelentangkan dulu dengan membalikkan
sebagai satu kesatuan yang utuh untuk mencegah
cedera/komplikasi
5. A (Airway Control): Bebaskan jalan nafas
- Membuka jalan nafas: Lakukan head tilt-chin lift atau jaw
thrush manuver
- Bersihkan jalan nafas: Lakukan teknik cross finger
6. B (Breathing Support): Bantuan pernafasan
Look, listen, and feel
7. Bila pasien bernafas: tempatkan pasien pada posisi recovery
position
8. Bila pasien tidak bernafas atau frekuensi nafas <12 kali/menit:
berikan 2x nafas buatan
- Mengambil nafas dalam, letakkan mulut terbuka menutup
seluruh mulut korban agar tersekap rapat
- Menghembuskan udara ke mulut korban selama sekitar 1,5-2
detik
- Mengangkat mulut dengan kedua tangan tetap di posisi
semula untuk menjaga posisi kepala korban
- Sekilas melihat pada dada korban, seharusnya terlihat
mengempis ketika udara meninggalkan paru-paru
- Mengambil nafas kembali lalu menghembuskan nafas kedua
selama 1,5-2 detik
- Lihat kembali dada korban, apakah ada gerakan mengempis
9. Meraba denyut nadi karotis dengan dua jari selama 5-10 detik
10. Bila nadi karotis teraba: periksa pernafasan kemudian berikan
nafas buatan (bila tidak ada nafas/frekuensi nafas <12x/menit
(lakukan selama 2 menit) lalu EVALUASI (periksa respon
korban), adakah nafas spontan?)
Bila ya: Tempatkan pasien pada recovery position
Bila tidak: cek nadi karotis: bila teraba, ulangi bantuan nafas
10-12x per menit, cek nadi karotis tiap 2 menit
Lakukan pemberian nafas bantuan sampai timbul nafas spontan
atau sampai bantuan datang
11. Bila nadi karotis tidak teraba: lakukan RJP (kompresi :
ventilasi) 30 : 2 sebanyak 5 siklus, lalu EVALUASI (cek nadi
karotis): ulangi langkah 5
12. Bila nadi (+), nafas (+): Hentikan RJP namun lanjutkan
pemantauan denyut nadi dan nafas korban sampai datang
bantuan medis: recovery position
13. RJP dihentikan bila:
- Pasien HIDUP kembali (nadi +, nafas +)
- Sampai bantuan datang
- Sampai korban dipastikan meninggal
- Sampai penolong kelelahan

Anda mungkin juga menyukai