Anda di halaman 1dari 2

COMMUNITY OUTREACH

Kelompok 2B :
Intan Hawani Syam Nursal (1710421010), Islami Annisa (1710421012), Yolanda Aghniyanigrum
(1710421013) Reva Aulia Qorri (1710421014), Julita (1710423022), Arif Kurniawan(1710423007),
Jihan Aprilia (1710423027)

Tema : Pengurangan Sampah Plastik Plastik Untuk Bumi yang Lebih Sehat
Sasaran : Anak-anak
Pelaksana : Kelompok 2 kelas B praktikan Biokonservasi diantaranya; Intan Hawani
Syam Nursal (1710421010), Islami Annisa (1710421012), Yolanda
Aghniyanigrum (1710421013) Reva Aulia Qorri (1710421014), Julita
(1710423022), Arif Kurniawan(1710423007), Jihan Aprilia (1710423027),
dan kelompok 1 kelas B praktikan Biokonservasi diantaranya; Lira Wilis
(1710421004), Fani Refiza (1710421006), Zakiatil Fitri (1710421008),
Irnifah Rafika (1710421022), dan Saidina Bima (1710421026).
Bentuk Pelaksanaan : Public Awareness berupa sosialisasi pada Sabtu, 2 November 2019 di
sekolah dasar yaitu SDN 41 Lubuk Minturun atau SDN 22 Lubuk Minturun
yang mana bekerja sama dengan BEM FMIPA UNAND dalam kegiatan
social BEM yaitu ‘adik asuh’. Bentuk kegiatannya yaitu melakukan
penyuluhan dan mengajak siswa-siswi SDN untuk mengurangi sampah
plastik, serta memberi pengetahuan tentang keadaan bumi saat ini dan
dampak yang ditimbulkan dari plastik. Media yang digunakan ialah, poster
gambaran bahaya penggunaan plastik yang berlebihan sehingga tidak baik
terhadap lingkungan, powerpoint atau video saat melakukan sosialisai. Serta
anak anak dari sekolah asuh tersebut akan diajak untuk mempresentasikan
atau mensosialisasikan terkait kenapa penggunaan sampah plastik harus
dikurangi. Selain itu juga dilakukan Public Participation dengan mengajak
adik-adik SDN untuk ikut dalam melakukan kegiatan pemungutan sampah
plastik yang ada disekitaran sekolah.

Bahan yang akan di presentasikan :

Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari polychlorinated
biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik yang sulit untuk diurai
oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Akan memberikan akibat antara
lain:
 Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
 Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan
pengurai di dalam tanah seperti cacing.
 PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan
menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
 Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
 Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah
dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
 Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah
diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
 Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
 Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-
kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
 Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur
menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
 Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan
pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi
proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik
dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin ini
manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf,
hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi. Terus gimana, dong?. Kita memang tidak
mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%, tetapi yang paling
memungkinkan adalah dengan memakai ulang plastik (reuse), mengurangi pemakaian plastik
(reduce), dan mendaur ulang (recycle). Terakhir, mungkin perlu regulasi dari pemerintah
untuk meredam semakin meningkatnya penggunaan plastik

Anda mungkin juga menyukai